Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Pada tahun 1970-an, tepatnya di jalan Diponegoro No. 4 ada sebuah gedung tersebut adalah milik Yayasan Kerukunan Aceh Yang mana pemanfaatan gedung tersebut belum maksimal dan hanya sebagai tempat pertemuan-pertemuan anggota Yayasan kerukunan Aceh yang sifatnya tidak rutin. Melihat keadaan gedung yang kurang berdaya tersebut timbul pemikiran di mata anggota Yayasan untuk mencari suatu upaya guna dapat memanfaatkan gedung tersebut lebih efektif dan untuk kepentingan umum. Maka muncullah beberapa usulan untuk menjadikannya Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Ada juga ide agar komplek dan bangunan tersebut dijual atau dikontrakkan kepada konsulat asing dan uangnya dimanfaatkan untuk membeli gedung lain yang lebih sederhana untuk kantor aceh sepakat. Namun setelah mencermati perkembangan kota Medan dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, timbullah gagasan untuk mengubah komplek Yayasan tersebut menadi komplek rumah sakit. Setelah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, kemudian diadakanlah persiapan dan rapat-rapat. Dalam rapat menentukan nama rumah sakit, banyak masukan dan usulan. Muncul beberapa nama dalam forum seperti Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Teungku Di Tiro dan Malahayati. Tetapi setelah melalui seleksi yang ketat peserta rapat setuju untuk memilih nama Malahayati sebagai nama rumah sakit yang akan dibangun. 8 Malahayati merupakan nama seorang laksamana wanita Aceh yang melawan penjajah Portugis. Selain, masih memiliki referensi yang kuat pada daerah Aceh, bila ditinjau dari segi bahasa Arab, kata Malahayati sesungguhnya rangkaian dua kata, yaitu Maal yang berarti harta atau kekayaan dan hayati yang berarti hidupku. Jadi Malahayati adalah kekayaan hidupku. Yang mana yang menjadi kekayaan dalam hidup adalah kesehatan. Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat pada tanggal 10 Mei 1973 di bentuklah Yayasan Rumah Sakit Malahayati dengan Akte Notaris : Kusmulyanto dengan Akte : No.42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolaan oleh sebuah Yayasan bukan sebuah PT,CV,Firma atau badan usaha lain adalah buah dari pemikiran bahwa rumah sakit Malahayati nantinya tetap konsisten sebagai non profit. Dengan pengertian jika nanti ada keuntungan dan peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri. Peletakan batu pertama pembangunan kamar bedah pada tanggal 4 april 1974 yang bertepatan dengan Maulid Nabi SAW, 12 Rabiul-awal 1394 H yang dianggap sebagai mulainya pembangunan Rumah Sakit Malahayati. Hanya berselang beberapa bulan dari peletakan batu pertama, pada tanggal 13 Agustus 1974 Yayasan mulai membuka poliklinik yang diresmikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Medan. Kerja keras pikiran dan tenaga masyarakat akhirnya membuahkan hasil, hanya satu setengah tahun dari berdirinya Yayasan, pada tanggal 14 Agustus 1975 bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1395 H, rumah sakit ini diresmikan oleh GubernurKDH Sumatera Utara, H. Marah Halim Harahap dengan nama Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengembangan demi pengembangan telah dilaksanakan oleh Yayasan dari jumlah 40 tempat tidur sekarang menjadi 120 tempat tidur. Rumah sakit ini bukanlah satu-satunya fasilitas kesehatan yang paling lengkap di kota Medan, akan tetapi menjadi salah satu pelengkap bersama-sama rumah sakit yang lain untuk membantu pemerintah di bidang pelayanan keksehatan masyarakat.

B. Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan