Prosedur Penetapan Pendapatan Dan Biaya Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PROSEDUR PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

SKRIPSI MINOR Diajukan Oleh :

MAHMUDAH

NIM : 052102081

Jurusan : Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR

Nama : MAHMUDAH

N I M : 052102081

Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi Minor : PROSEDUR PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI

MEDAN

Tanggal : ... 2008 Dosen Pembimbing

( Drs. Syahyunan, M.Si )

NIP. 131 964 560

Tanggal : ... 2008 Ketua Program Studi D III Akuntansi

( Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak )

NIP. 131 568 370

Tanggal : ... 2008 Dekan Fakultas Ekonomi

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec )


(3)

Lembar Persembahan

ユΒェゲャや

リヨェゲャや

ぶや

ユジよ

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah

memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam

malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan

sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

( Q.S. 31 : 29 )

“Tak wajarlah bagi orang yang bodoh, berdiam diri atas

kebodohannya. Dan tak wajarlah bagi orang yang berilmu, berdiam

diri atas ilmunya”.

( Al – Hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani dan Abu Na’im)

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan

skripsi minor ini kepada :

Ayahanda : Drs. Ismail Yahya

Ibunda

: Dra. Darwisah Matta

Adinda

: Shafwan Ismail


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat terutama nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi minor ini dengan judul “PROSEDUR PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN”.

Dalam penulisan skripsi minor ini ada banyak pihak yang telah membantu memberikan dukungan secara moril maupun materil, maka dari itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran untuk kebaikan isi skripsi minor ini. 4. Bapak Dr. Isfanuddin Nyak Kaoy, Sp JP, selaku direktur

RSI.MALAHAYATI MEDAN, Ibu Dr.T.Yenni Febrina, Bapak Drs. H. Adenin Nyak Mad, Bapak Taufik Hidayat, MRA, kak Yusra Hayati M.Aziz, beserta seluruh staf dan karyawan RSI MALAHAYATI MEDAN yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.


(5)

5. Orang tua penulis, Buya (Drs.Ismail Yahya), Umi (Dra.Darwisah Matta), adek (Shafwan Ismail), yang telah memberikan segenap kasih sayang, perhatian, pengorbanan, dan tak bosan-bosan memberikan dukungan setiap waktu dalam keadaan suka maupun duka, dan seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak membantu dan memberikan semangat, semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita… Amiin.

6. Seluruh rekan yang telah memberikan dukungan, Silvana Rambe, Umi Darni Lubis, Nova Rina,dan Yulia, serta teman-teman stambuk ’05 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi minor ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi minor ini. Dan semoga segala bantuan dan dorongan yang diberikan mendapatkan nilai yang berlipat ganda di sisi Allah SWT.Amiin.

Medan, 21 Mei 2008 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metode penelitian... 4

BAB II PROSEDUR PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Malahayati Medan... 6

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 8 C. Sumber-sumber Pendapatan... 14

D. Penggunaan Biaya... 21

E. Prosedur Penetapan Pendapatan dan Biaya... 28

BAB III ANALISA DAN EVALUASI A. Penetapan Pendapatan... 35


(7)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 39 B. Saran... 40


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi dan informasi seperti saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang muncul, sehingga menambah ketatnya persaingan di dunia usaha. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan dagang, tidak akan terlepas dari masalah pendapatan dan biaya. Pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda dan ini tergantung pada bidang usahanya masing-masing. Setiap jenis usaha menginginkan laba maksimal dan menekan biaya seminimal mungkin, demi kelangsungan usahanya.

Peranan manager perusahaan sangat besar dalam hal menetapkan target laba yang diperoleh dari operasi, sebab laba yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu tolak ukur dari perkembangan suatu perusahaan. Semakin meningkatnya laba dari tahun ke tahun menunjukkan kemajuan atau perkembangan suatu perusahaan, maka sebaliknya jika perusahaan mengalami kemunduran laba dari tahun ke tahun menunjukkan kemunduran suatu perusahaan.

Agar memperoleh laba maksimal dibutuhkan suatu perencanaan pendapatan dan biaya dimasa yang akan datang. Perencanaan haruslah merumuskan langkah-langkah untuk tujuan yang akan dicapai. Perencanaan dapat dibuat dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang keuangan.


(11)

Perencanaan didalam bidang keuangan lazim disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan rencana yang dijabarkan dalam bentuk kualitatif tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Anggaran yang baik akan sangat membantu manager dalam melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Oleh karena itu, manager memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya sehingga memungkinkan manager menentukan pilihan yang baik.

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Dimana pendapatan merupakan hasil yang diperoleh perusahaan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Sedangkan biaya merupakan alat yang digunakan dalam memperoleh pendapatan. Pendapatan dan biaya dapat diketahui jumlahnya hanya apabila sudah ditetapkan sebagai pendapatan dan biaya melalui prosedur yang telah ditentukan. Dalam dua tahun terakhir ini, RSI Malahayati Medan menunjukkan adanya peningkatan biaya yang berbanding dengan peningkatan pendapatan, sehingga laba yang diperoleh perusahaan cenderung stabil.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai hal penetapan pendapatan dan biaya yang dilaksanakan perusahaan, dan akan memaparkannya melalui paper ini dengan judul : “PROSEDUR PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN”.


(12)

B. Perumusan Masalah

Setiap perusahaan mempunyai cara tersendiri dalam menetapkan pendapatan dan biaya didalam perusahaanya sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Maka perumusan masalah yang akan dipaparkan dalam paper ini adalah : “apakah prosedur yang digunakan RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN dalam menetapkan Pendapatan dan Biaya”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui prosedur penetapan pendapatan dan biaya pada RSI Malahayati Medan.

b. Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan sampai sejauh mana perkembangan RSI Malahayati Medan melalui penetapan pendapatan dan biaya.

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen RSI Malahayati Medan dalam mengambil keputusan untuk menetapkan Pendapatan dan Biaya.

b. menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis mengenai masalah prosedur penetapan pendapatan dan biaya pada RSI Malahayati Medan.


(13)

D. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yang bertempat di Jl P.Diponegoro 2-4 Medan. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Maret 2008 sampai dengan Bulan April 2008.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara dengan bagian personalia pada RSI Malahayati Medan.

b. Data sekunder ialah data yang diperoleh dengan mengumpulkan dokumen-dokumen dari Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yang berupa sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi, sumber pendapatan, penggunaan biaya, dan prosedur penetapan pendapatan dan biaya.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung kepada bagian Personalia Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

b. Studi Dokumentasi yaitu studi yang dilakukan dengan mengumpulkan berupa sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi, sumber pendapatan, penggunaan biaya, dan prosedur penetapan pendapatan dan biaya pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.


(14)

Metode analisa data yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif yaitu data-data yang dikumpulkan, disusun, di interprestasikan dan dianalisis untuk memberikan gambaran mengenai prosedur penetapan pendapatan dan biaya pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.


(15)

PROSEDUR PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Pada tahun 1970-an, tepatnya di jalan Diponegoro No.4 ada sebuah gedung tersebut adalah milik Yayasan Kerukunan Aceh. Yang mana pemanfaatan gedung tersebut belum maksimal dan hanya dipakai sebagai tempat pertemuan-pertemuan anggota Yayasan Kerukunan Aceh yang sifatnya tidak rutin.

Melihat keadaan gedung yang kurang berdaya tersebut timbul pemikiran di antara anggota Yayasan untuk mencari suatu upaya guna dapat memanfaatkan gedung tersebut lebih efektif dan untuk kepentingan umum. Maka muncullah beberapa usulan untuk menjadikannya Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Ada juga ide agar komplek dan bangunan tersebut dijual atau dikontrakkan kepada konsulat asing dan uangnya dimanfaatkan untuk membeli gedung lain yang lebih sederhana untuk kantor aceh sepakat. Namun setelah mencermati perkembangan kota Medan dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, timbullah gagasan untuk mengubah komplek Yayasan tersebut menjadi komplek rumah sakit.

Setelah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, kemudian diadakanlah persiapan dan rapat-rapat. Dalam rapat menentukan nama rumah sakit, banyak masukan dan usulan. Muncul beberapa nama dalam forum seperti Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Teungku Di Tiro dan Malahayati. Tetapi setelah melalui seleksi yang ketat peserta rapat setuju untuk memilih nama Malahayati sebagai nama rumah sakit yang akan dibangun.


(16)

Malahayati merupakan nama seorang laksamana wanita Aceh yang melawan penjajah Portugis. Selain, masih memiliki referensi yang kuat pada daerah Aceh, bila ditinjau dari segi bahasa Arab, kata Malahayati sesungguhnya rangkaian dua kata, yaitu Maal yang berarti harta atau kekayaan dan hayaati yang berarti hidupku. Jadi Malahayati adalah kekayaan hidupku. Yang mana yang menjadi kekayaan dalam hidup adalah kesehatan.

Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat pada tanggal 10 Mei 1973 di bentuklah Yayasan Rumah Sakit Malahayati dengan Akte Notaris : Kusmulyanto dengan Akte : No.42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolaan oleh sebuah Yayasan bukan sebuah PT, CV, Firma atau badan usaha lain adalah buah dari pemikiran bahwa rumah sakit Malahayati nantinya tetap konsisten sebagai usaha non profit. Dengan pengertian jika nanti ada keuntungan yang dihasilkan, maka keuntungan tersebut akan dipergunakan untuk perluasan dan peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri.

Peletakan batu pertama pembangunan kamar bedah pada tanggal 4 April 1974 yang bertepatan dengan Maulid Nabi SAW, 12 Rabiul-awal 1394 H yang dianggap sebagai mulainya pembangunan Rumah Sakit Malahayati.

Hanya berselang beberapa bulan dari peletakan batu pertama, pada tanggal 13 Agustus 1974 Yayasan mulai membuka poliklinik yang diresmikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Medan.

Kerja keras pikiran dan tenaga masyarakat akhirnya membuahkan hasil, hanya satu setengah tahun dari berdirinya Yayasan, pada tanggal 14 Agustus 1975 bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1395 H, rumah sakit ini


(17)

diresmikan oleh Gubernur/KDH Sumatera Utara, H. Marah Halim Harahap dengan nama Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengembangan demi pengembangan telah dilaksanakan oleh Yayasan dari jumlah 40 tempat tidur sekarang menjadi 120 tempat tidur. Rumah sakit ini bukanlah satu-satunya fasilitas kesehatan yang paling lengkap di Kota Medan, akan tetapi menjadi salah satu pelengkap bersama-sama rumah sakit yang lain untuk membantu pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat.

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Struktur organisasi adalah suatu kerangka atau bagan yang menggambarkan hubungan kerja yang bersifat formal yang menunjukkan kedudukan dan jabatan serta hierarki yang menggambarkan dengan jelas garis wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi dalam suatu organisasi. Adanya struktur organisasi di suatu perusahaan bertujuan untuk membagi kegiatan yang besar menjadi kecil, dan para pihak dapat mempertanggungjawabkan tugas dan kewajibannya sesuai dengan tugas dan kedudukannya didalam perusahaan tersebut, serta menjaga agar tidak terjadinya kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.

Dari bagan organisasi (terlampir) Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dapat dilihat bahwa perusahaan ini menganut sistem organisasi lini dan staf.

Perincian tugas tiap bagian dari struktur organisasi dapat dilihat fungsinya sebagai berikut :


(18)

Fungsi Direktur Rumah Sakit, yaitu :

a) Menjabarkan kebijakan Yayasan Rumah Sakit Islam Malahayati kedalm kebijakan operasional Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

b) Melakukan koordinasi pelaksanaan fungsi manajemen agar dapat berhasil guna dan berdaya guna.

c) Mengambil keputusan tertinggi.

d) Melakukan koordinasi penjagaan mutu pelayanan.

e) Mengawasi, koordinasi pemeliharaan akidah, syariah dan akhlakul karimah.

f) Melaksanakan fungsi dan peranan Rumah Sakit secara Terpadu, efektif, efisien dan kreatif.

2. Kepala Bagian Medis

Fungsi Kepala Bagian Medis, yaitu :

a) Melakukan fungsi-fungsi manajemen untuk menghasilkan pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Kamar Bedah, Haemodialyse, dan Gawat Darurat yang profesional, islami dan bermutu serta berhasil dan berdaya guna.

b) Menempatkan tenaga non-medis.

I. Dokter Jaga

Dokter jaga bertugas memberikan perobatan kepada pasien dikarenakan tidak ada dokter selain dia.


(19)

II. Kepala keperawatan / Menko

Kepala keperawatan mempunyai tugas mengatur dan menyediakan pelayanan perawatan per unit fungsional rumah sakit yang meliputi :

a) Perawatan ICU

b) Perawatan kamar bersalin c) Perawatan TA/NA/MEUTIA d) Perawatan PHA

e) Perawatan PHB f) Perawatan anak g) Poliklinik/UGD

III. Penunjang Medis

Penunjang medis bertugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan pelaksanaan fungsional secara langsung/tidak langsung dalam memperlancar kegiatan.

3. Kepala Bagian Administrasi Umum

Bagian ini menyelenggarakan administrasi umum organisasi dan ketatalaksanaan terhadap seluruh unsur lingkungan Rumah Sakit. Adapun fungsi dari bagian ini adalah :

a) Menyiapkan dan menyusun program dan lporan tentang seluruh satuan organisasi Rumah Sakit.


(20)

c) Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan tata usaha mulai dari penyuratan sampai dengan pengarsipan dan penyebaran informasi kepada seluruh pegawai Rumah Sakit.

d) Mengatur urusan dalam pemeliharaan kebersihan dan pengangkutan, kamar cuci, keamanan, ketertiban dalam lingkungan Rumah Sakit, pemeliharaan sarana Rumah Sakit, pencatatan medis para penderita, laporan medis Rumah Sakit serta Inventarisasi barang.

4. Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi

Adapun fungsi kepala bagian keuangan dan akuntansi adalah :

a) Menggerakkan, mengkoordinasi, mengevaluasi proses pengelolaan tugas dari bagian keuangan dan pembukuan serta sarana penunjang Rumah Sakit.

b) Bertanggung jawab kepada atasan dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

c) Melakukan koordinasi dengan bagian/unit yang terkait.

d) Mengawasi bawahannya, dan bila terjadi penyimpangan agar peserta mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

I. Bagian Pembukuan

Bagian pembukuan dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertanggungjawab atas pencatatan seluruh transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada unit-unit usaha. Selanjutnya secara teratur kepala bagian pembukuan melaporkan minimal 1 bulan sekali. Ikhtisar dari pada transaksi-transaksi dalam


(21)

bentuk laporan keuangan. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari kepala bagian pembukuan dibantu oleh :

a) Bagian Hutang dan Piutang

Kepala bagian hutang dan Piutang bertanggung jawab atas pencatatan hutang dan piutang ke dalam buku tambahan dan secara priodik menyusun laporan hutang dalam bentuk analisa umur piutang.

b) Bagian Anggaran Pajak

Bagian Anggaran pajak membantu kepala bagian keuangan dalam menyusun anggaran pajak.

II. Bagian Keuangan

Bagian keuangan dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan di bawah ini :

a) Administrasi masuk dan keluarnya uang. b) Penagihan.

c) Perencanaan keuangan.

Dan selanjutnya melaporkan pekerjaan-pekerjaan diatas secara priodik kepada kepala bagian keuangan dan akuntansi.

III. Bagian Kasir

Kasir bertanggung jawab atas administrasi masuk dan keluarnya uang untuk kepentingan unit usaha. Selanjutnya kasir harus melapor secara priodik tentang administrasi kas kepala bagian keuangan.


(22)

Bagian ini bertanggung jawab atas pembuatan kewitansi atas jasa yang telah dilakukan. Selanjutnya bagian ini melaporkan hasil pekerjaannya kepada kepala bagian keuangan secara priodik.

V. Bagian Penagihan

Bagian penagihan bertanggungjawab atas kelancaran penagihan, kwitansi dari hasil usaha dan melaporkannya secara priodik kepada kepala bagian keuangan.

C. Sumber-sumber Pendapatan

Sebelumnya penulis akan mengemukakan pengertian pendapatan terlebih dahulu.

1. Pengertian pendapatan

Dari Bab Pendahuluan, Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan perusahaan. Pengertian pendapatan bermacam-macam, tergantung dari segi mana kita melihat pengertiannya. Dalam paper ini, penulis akan membatasi pengertian pendapatan dari segi :

Pengertian Pendapatan Menurut Akuntansi

Di dalam akuntansi istilah pendapatan berkaitan erat dengan konsep return on investment, yang berarti perusahaan melakukan investasi berupa sumber-sumber dalam suatu usaha atau kegiatan dengan harapan untuk memperoleh return dari usaha atau kegiatan tersebut. Secara konseptual pendapatan didefenisikan sebagai aliran masuk sumber-sumber atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas dari penyerahan barang, penyediaan jasa, atau


(23)

aktivitas lain yang merupakan operasi berkelanjutan atau usaha pokok dari entitas terkait.

Menurut Thomas R. Dycman, Roland E. Dukes, Carles C. Davis (2000 ; 234) adalah sebagai berikut :

“Pendapatan (Revenue) adalah arus masuk atau peningkatan nilai aktiva entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu priode dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung.”

Untuk memperjelas pengertian pendapatan diatas, maka penulis akan mengemukakan terlebih dahulu penjelasan berikut :

a. Perusahaan Industri

Perusahaan industri adalah suatu perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk dijual kepada konsumen. Dalam perusahaan industri, pendapatan yang diperoleh berasal dari penjualan akan barang yang diproduksinya. Jadi, setiap barang yang dijual di pasar merupakan pendapatan dari perusahaan tersebut.

b. Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang menjual barang dagangan yang telah dibelinya dari perusahaan industri. Pada perusahaan ini, pendapatan diperoleh dari penjualan barang dagangannya, sejumlah harga beli ditambah laba


(24)

yang diharapkan. Perusahaan ini umumnya bertindak sebagai distributor atau penyalur bagi konsumen akhir.

c. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dimana perusahaan ini memberi jasa kepada konsumen dan memperoleh imbalan dari jasa yang diberikan.

Pengertian Pendapatan Menurut M. Rusjdi (2006; 29) adalah :

“Pendapatan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indeonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.”

Pengertian Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002 ; 23.1) :

“Pendapatan adalah arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengekibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi dari penanam modal.”


(25)

Pendapatan dapat dialokasikan dengan beberapa cara, yaitu : a. Pendapatan dari pekerjaan

Pendapatan dari pekerjaan yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan karyawan yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan, sehingga menimbulkan pendapatan bagi perusahaan yang bersangkutan.

b. Pendapatan dari kegiatan usaha

Pendapatan dari kegiatan usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan utama perusahaan, yang mana kegiatan-kegiatan tersebut tergantung kepada ruang gerak perusahaan yang bersangkutan, dan kegiatan tersebut menimbulkan laba bersih perusahaan.

c. Pendapatan dari modal

Pendapatan dari modal yaitu pendapatan yang diperoleh dari modal berupa harta bergerak Misalnya : bunga, deviden, royalti, dll. Dan pendapatan dari modal berupa harta tak bergerak Misalnya : pendapatan yang diperoleh dari hasil penyewaan rumah, tanah, dll.

d. Pendapatan lain-lain

Pendapatan lain-lain yakni semua pendapatan yang tidak termasuk ke dalam kelompok pendapatan nomor 1 sampai dengan 3 diatas, misalnya : penghasilan karena pembebasan hutang, pemberian hadiah, perolehan tunjangan hidup yang dibayar secara berkala, dll.


(26)

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan memperoleh pendapatan dari penggunaan aktiva, sumber ekonomis perusahaan, yang diperoleh dari masyarakat yang menggunakan tenaga dan pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Pendapatan yang diperoleh berbeda-beda sesuai dengan besarnya pelayanan jasa kesehatan yang diperoleh dari setiap bagian dan sub bagian yang ada, dan lama waktu penggunaan pelayanan jasa kesehatan rumah sakit tersebut.

Sumber pendapatan yang ada pada rumah sakit ini, terdiri dari : 1. Pendapatan Rawat Inap

Tabel 1

Pendapatan Rawat Inap

NO. KAMAR BIAYA/HARI

1 VIP A Rp;325.000,-

2 VIP B Rp;275.000,-

3 VIP C Rp;225.000,-

4 VIP Anak Rp;225.000,-

5 Kelas I Rp;175.000,-

6 Kelas I Anak Rp;175.000,-

7 Kelas II Rp;125.000,-

8 Kelas III Rp; 65.000,-

9 Kelas III Anak Rp; 65.000,-

10 Bayi Rp; 75.000,-

11 I.C.U Rp;360.000,-


(27)

a. Klinik Umum/Unit Gawat Darurat

Pendapatan yang berasal dari pasien yang memerlukan rawat lanjutan. b. Klinik Spesialis

Pendapatan yang berasal dari pasien yang menerima pelayanan spesialis, yang meliputi :

a) Spesialis Penyakit Dalam b) Spesialis Anak

c) Spesialis OBGYN d) Spesialis Bedah Umum e) Spesialis Bedah Orthopedi f) Spesialis Kardiologi g) Spesialis Urologi h) Spesialis Mata i) Spesialis THT

j) Spesialis Kulit dan Kelamin k) Spesialis Saraf

l) Dokter Gigi

m)Spesialis Bedah Saraf 3. Kamar Bedah

Pendapatan yang berasal dari pasien yang memerlukan pelayanan di kamar bedah, seperti bedah umum, bedah saraf, bedah THT, dll.


(28)

Pendapatan yang berasal dari pasien yang menerima pelayanan karena melahirkan.

5. Laboratorium

Pendapatan yang berasal dari pemeriksaan darah, air seni, tinja, dan bahan PA (patologi anatomi). Bahan PA terdiri dari : kultur cairan berupa dahak, kultur jaringan berupa bagian daging, tumor, dll.

6. Radiologi

Pendapatan dari pasien yang melakukan poto torat, bahan kontras dan tidak kontras.

7. Haemodialise

Pendapatan yang diperoleh dari pasien yang melakukan cuci darah. 8. Unit Gawat Darurat

Pendapatan yang berasal dari pasien yang dirawat pada pertolongan pertama.

9. Instalasi Gizi

Pendapatan yang diperoleh dari pasien yang memeriksakan gizi dengan menimbang berat badan, mengukur lebar kepala, dll.

10.Elektric Kardiograf

Pendapatan yang diterima dari pasien yang memeriksakan keadaan jantungnya.


(29)

Pendapatan yang diperoleh dari pasien yang memeriksakan keadaannya akibat stroke, seperti pemeriksaan darah / tensi.

12.Ambulance

Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan jasa ambulance, seperti penjemputan pasien ke rumah sakit apabila diminta, dll.

4. Faktor-faktor yang mengurangi pendapatan

Pada Rumah Sakit Islam Malahayati, terdapat 3 faktor yang dapat mengurangi pendapatan, yaitu :

a. Diskon yang diberikan kepada keluarga yang tidak mampu berupa Askeskin.

b. Pulang atas permintaan sendiri. c. Pasien kabur.

Dari uraian diatas, maka pendapatan yang diperoleh rumah sakit berasal dari pemberian pelayanan jasa kesehatan kepada pasien yang menerima atau memperoleh pelayanan jasa kesehatan tersebut.

D. Penggunaan Biaya

Untuk mengelola perusahaan dengan baik, diperlukan informasi biaya yang sistematis, lengkap, dan komperatif. Adapun biaya dalam pengertian sehari-hari adalah suatu pengorbanan yang dilakukan untuk suatu barang dan jasa, atau dengan kata lain yakni suatu pengorbanan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


(30)

Pengertian biaya dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, tergantung dari para ahli yang mengemukakannya. Biaya dapat pula diartikan sebagai beban secara langsung atau tidak langsung yang telah dimanfaatkan di dalam usaha, guna mendapatkan suatu penghasilan atau laba.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 ; 18) :

“Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.”

Selain dari pengertian diatas, menurutArmanto Witjaksono( 2000 ; 6):

“Biaya didefenisikan sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat di masa kini atau masa yang akan datang.”

Menurut Kholmi, Masiyah, Yuningsih (2004 ; 11) :

“Biaya adalah pengurangan pada aktiva netto sebagai akibat digunakannya jasa-jasa ekonomi untuk menciptakan penghasilan.”


(31)

“Beban adalah arus kas atau penggunaan aktiva lainnya atau terjadinya suatu kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung.”

Terdapat dua kategori biaya yang utama: biaya pengeluaran (outlay cost) dan biaya peluang (apportunite cost). Biaya pengeluaran adalah arus kas keluar masa lampau, sekarang atau yang akan datang, yang mencakup pengeluaran-pengeluaran sebagai berikut:

1. Pengeluaran dalam bentuk harta, misalnya untuk pembelian dan semua biaya produk.

2. Pengeluaran dalam bentuk pemindahan kekayaan, misalnya pembayaran dengan barang-barang tukar tambah.

3. Pengeluaran dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang akan diperoleh, misalnya ongkos angkot, biaya penyimpanan, dll.

Sedangkan biaya peluang adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika suatu alternatif dipilih dari beberapa alternatif.

Secara terminologi biaya dapat dibedakan antara biaya (cost) dengan beban (Expenses). Cost merupakan pengorbanan sumber ekonomi perusahaan yang digunakan untuk memperoleh barang atau jasa. Contoh: pembelian bahan baku, sedangkan expense adalah pengorbanan sumber ekonomi perusahaan yang


(32)

digunakan untuk mengarahkan penghasilan. Beban ini terjadi dalam periode terjadinya transaksi dan dapat langsung memberi manfaat pada periode yang bersangkutan, contoh: beban penjualan, beban sewa, dll. Dalam akuntansi setiap expense adalah cost, namun tidak setiap cost merupakan expense. Dengan demikian pertanyaannya adalah kapan cost akan berubah atau diakui sebagai expense? Jawabannya adalah ketika cost dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan manfaat sesuai prinsip ‘matching’ (dapat saling ditandingkan) antara pengorbanan dengan manfaat.

2. Alokasi Biaya

Alokasi biaya adalah proses pembebanan biaya bersama kepada dua atau lebih objek biaya. Contohnya adalah pembebanan biaya overhead pabrik kepada dua macam jenis produk untuk kepentingan penyusunana laporan keuangan. Proses alokasi biaya sendiri merupakan hal rumit baik dari sisi biaya maupun waktu, dengan demikian hal ini hanya dilakukan apabila membawa manfaat. Biaya dapat dialokasikan dengan beberapa tahap :

1) Alokasi biaya kepada pusat pertanggungjawaban, dengan cara: a. Identifikasi objek biaya.

b. Akumulasi biaya yang hendak dialokasikan.

c. Memilih dasar alokasi. Dasar alokasi yang umum digunakan adalah : 1. Biaya bersama berkenaan dengan Tenaga Kerja, seperti jam kerja,

jumlah pegawai, atau kriteria lainnya.

2. Biaya bersama berkenaan dengan mesin, seperti jam mesin, nilai mesin, dan jumlah mesin, dsb.


(33)

3. Biaya bersama berkenaan dengan ruang usaha, seperti luas ruangan, jumlah ruangan, dsb.

4. Biaya bersama berkenaan dengan konsumsi jasa, seperti penggunaan komputer, jam kerja bagian personalia, listrik, dsb.

5. Jumlah output, seperti jumlah produksi. 2) Melakukan alokasi biaya itu sendiri.

3. Klasifikasi Biaya

Menurut Carter dan Usry, klasifikasi biaya merupakan ikhtisar atas daya biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini :

a. Produk

b. Volume Produksi

c. Departemen, proses, pusat biaya, atau subsidivisi lain dari manufaktur d. Periode Akuntansi

e. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi. (2004 ; 40)

4. Penggunaan Biaya

Penggunaan biaya maksudnya adalah segala pengeluaran, baik secara langsung ataupun tidak, yang berhubungan atau berkaitan dengan hasil pemasaran atau penjualan produk atau jasa.

Adapun penggunaan biaya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, adalah :


(34)

Biaya usaha terdiri dari : a. Jasa/honor Dokter b. Gaji perawat c. Obat-obatan d. Konsumsi Pasien e. Gizi

f. Transfusi Darah g. UPM Laboratorium h. UPM Radiologi i. EKG

j. Haemodialise k. Monitoring l. Respiratori m. Gas

2. Biaya Kantor

Biaya kantor yang terdiri dari : a. Gaji Pegawai

b. Kesejahteraan Pegawai c. Lembur Pegawai d. Perlengkapan Kantor e. Loundry/cucian f. Perlengkapan Pasien


(35)

Biaya energi dan perawatan terdiri dari : a. Biaya Listrik

b. Biaya Air c. Biaya Genset d. Biaya Telephone

e. Pemeliharaan Bangunan f. Pemeliharaan Peralatan

4. Biaya Transportasi

Biaya transportasi terdiri dari: a. Minyak/Premium

b. Perawatan Transportasi, STNK, dan biaya lainnya.

5. Biaya Administrasi dan Umum

Biaya administrasi biaya dan umum terdiri dari: a. Surat-surat Izin

b. Asuransi

c. Perjalanan Dinas

d. Pajak Bumi dan Bangunan e. Pajak Penghasilan

f. Administrasi Bank g. Biaya Bunga Bank

6. Biaya di Luar Usaha


(36)

E. Prosedur Penetapan Pendapatan dan Biaya

Penulis akan mengemukakan dahulu mengenai pengakuan pendapatan dan biaya :

1. Pengakuan Pendapatan

Menurut Thomas R. Dycman, Roland E. Dukes, Charles J. Davis (2000 ; 234) dijelaskan sebagai berikut :

“Pengakuan merupakan pencatatan suatu item dalam akun-akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah, di mana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.”

Menurut standar atau prinsip akuntansi yang lazim, untuk dapat diakui, pendapatan harus sudah direalisasikan atau dapat direalisasikan dan sudah diperoleh. Pendapatan dapat direalisasikan ketika kas diterima untuk barang atau jasa yang dijual. Pendapatan sudah diperoleh ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait.

Pendapatan dari penjulan produk umumnya diakui pada tanggal penjualan, yang berarti tanggal produk itu dikirim ke pelanggan. Pendapatan dari jasa yang telah dilaksanakan diakui sama seperti ketika jasa telah dilaksanakan. Hal ini adalah metode titik penjualan, yang kadang kala disebut juga metode penjualan


(37)

atau metode pengiriman dari pengakuan pendapatan. Secara umum, pendapatan tidak diakui sebelum titik penjualan terjadi karena :

1. Janji pembayaran yang sah dari pelanggan belum diterima. 2. Perusahaan belum memberikan produk atau jasanya.

Menurut K. Fred Skousen, Earl K. Stice dan James D. Stice dalam bukunya akuntansi keuangan menengah ada dua kategori waktu yang luas dari pengakuan pendapatan dapat diidentifikasikan :

1. Pendapatan diakui sebelum pengiriman produk atau jasa.

Dalam situasi tertentu, pendapatan dapat dilaporkan sebelum barang jadi dikirim atau kontrak jasa diselesaikan untuk tujuan tertentu. Biasanya hal ini terjadi ketika periode konstruksi aktiva yang dijual atau periode pemberian jasanya relatif panjang, misalnya lebih dari satu tahun.

GAAP memperbolehkan dua metode akuntansi untuk pendapatan atas kontrak jangka panjang :

a. Metode Kontrak Selesai

Metode kontrak selesai yaitu metode akuntansi yang mengakui pendapatan pada kontrak konstruksi jangka panjang hanya ketika kontrak telah diselesaikan.

b. Metode Persentase Penyelesaian

Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengna acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi yang sering disebut dengan metode persentase penyelesaian yaitu metode akuntansi yang mengakui pendapatan suatu kontrak sesuai dengan kemajuan tingkat penyelesaiannya. Hasil


(38)

suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :

a) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

b) Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal, dan

d) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

2. Pendapatan diakui setelah pengiriman produk atau jasa.

Dalam hal ini, pengakuan tidak boleh diakui sebelum proses pendapatan benar-benar selesai pada saat penyerahan barang/ pelaksanaan jasa, namun dalam hal tertentu, timbul keadaan-keadaan yang sangat tidak pasti, yang meliputi suatu transaksi pendapatan, yaitu mengenai penerimaan kas yang memberi kesan bahwa pengakuan pendapatan harus menunggu penerimaan kas yang sebenarnya. Disebabkan karena adanya pertimbangan mengenai jumlah pendapatan yang akan direalisasi.

Setidaknya ada tiga pendekatan berbeda terhadap pengakuan pendapatan yang bergantung pada penerimaan kas yaitu :


(39)

Dalam metode penjualan cicilan pendapatan diakui sebagai kas ketika telah ditagih bukan pada saat penjualan.

b. Metode Pemulihan Biaya

Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada pengakuan pendapatan pada penjualan hingga biaya dari barang-barang yang dijual diperoleh kembali melalui penerimaan kas.

c. Metode Kas

Metode kas jarang diterapkan untuk penjualan barang dagangan, akan tetapi metode kas mungkin tepat untuk kontrak pelayanan yang biaya awalnya tinggi dan ketidakpastian dalam penagihannya pun tinggi. Dalam metode kas, semua pengeluaran dibebankan sebagai biaya ketika muncul dan pendapatan diakui ketika penagihan dilakukan. (K. Fred Skousen, Earl K. Stice, dan James D. Stice, 2001: 469, 473 & 474)

2. Pengakuan Biaya

Biaya merupakan pengorbanan yang dapat dinilai dengan uang dan dapat diukur secara andal.

Biaya merupakan suatu kontrak yang terdiri dari : 1) Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak.

Biaya ini meliputi : biaya lapangan, biaya bahan, biaya penyusutan sarana dana peralatan yang digunakan dalam pelayanan, biaya penyewaan sarana dana peralatan, dll. Biaya-biaya ini dapat dikurangi dengan ketentuan yang bersifat insidental, yaitu keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya keuntungan dari penjualan kelebihan barang.


(40)

2) Biaya yang dapat didistribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut.

Biaya ini meliputi: biaya asuransi, biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelayanan tertentu, biaya overhead yang meliputi: biaya-biaya seperti: penyiapan dan pemrosesan gaji karyawan.

3) Biaya lain yang secara khusuh dapat ditagih ke pemberi kerja sesuai dengan isi kontrak.

Biaya ini meliputi: biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam pelayanan jasa, biaya pemasaran umum, biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam pelayanan jasa, dan penyusutan sarana dan peralatan yang menganggur yang tidak dapat digunakan pada pelayanan jasa tertentu.

Pengakuan biaya pada Rumah Sakit Malahayati Medan, berkaitan erat dengan pengakuan pendapatan. Biaya dapat diakui sebagai biaya, bila total biaya dapat dihitung dan dapat dipertanggungjawabkan, serta dapat dilaporkan dalam laporan laba rugi, selama masa periode akuntansi. Selisih lebih total biaya pelayanan terhadap total pendapatan, segera diakui sebagai beban.


(41)

Yang menjadi masalah pokok dalam paper ini adalah bagaimana prosedur yang digunakan dalam menetapkan pendapatan dan biaya pada rumah sakit yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan kepada masyarakat.

Sebagaimana talah diuraikan di atas, pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, pendapatan usaha yang utama adalah pendapatan yang berasal dari pelayanan jasa kesehatan masyarakat, berupa: pendapatan rawat inap, pendapatan rawat jalan, kamar bersalin, kamar bedah, laboratorium, radiologi, EKG, ambulance, dan pendapatan lainnya.

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan menetapkan bahwa pendapatan yang diterima, akan diakui sah sebagai pendapatan saat selesai kegiatan pelayanan jasa kepada pemakai jasa dan diterbitkan fakturnya, walaupun uang pembayaran belum diteima oleh bagian keuangan Rumah sakit.

Selain pendapatan, pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, biaya juga diadakan penetapannya. Pengeluaran diakui sebagai biaya berdasarkan pemakaian-pemakaian, dan biaya yang muncul seketika serta biaya yang terencana. Adapun kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen dalam menentukan biaya-biaya yang akan dikeluarkan dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Berdasarkan Pasar

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan menetapkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan perlu dipertimbangkan kondisi pasar pada saat itu. Kondisi pasar sangat besar pengaruhnya kepada biaya-biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Pihak manajemen harus dapat menentukan baiya tersebut sesuai dengan keadaan pasar agar segala kegiatan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik.


(42)

2. Berdasarkan Alat-alat yang digunakan

Rumah Sakit Malahayati Medan menetapkan biaya harus memperhatikan pemakaian alat-alat yang mendukung kegiatan seperti: alat-alat medis maupun non medis.

3. Berdasarkan meningkatnya gaji

Meningkatnya gaji para karyawan juga dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam hal menetapkan biaya yang akan dikeluarkan. Sehingga perlu dipertimbangkan peningkatan gaji sebagai salah satu faktor meningkatnya biaya yang dikeluarkan. Untuk itu pihak perusahaan harus dapat mengestimasi peningkatan gaji yang terjadi agar dalam penetapan biaya tidak terjadi pemborosan yang sangat besar.

Biaya yang dikeluarkan didukung dengan bukti-bukti yang sah walaupun uang pembayaran belum dikeluarkan oleh bagian keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

BAB III


(43)

A. Penetapan Pendapatan

Pendapatan dan biaya merupakan dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kelangsungan hidup rumah sakit tergantung kepada pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan dan biaya dapat juga dikatakan sebagai alat ukur keberhasilan atau kemunduran perusahaan.

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah Sakit Islam Malahayati Medan akan menetapkan pendapatan yang diterima dari jasa usahanya, dimana pendapatan tersebut diakui, ditetapkan di muka, walaupun pembayaran/penyetoran uang belum dilakukan oleh pasien, namun ketika pelayanan diberikan, sudah dihitung sebagai pendapatan perusahaan.

Penetapan pendapatan yang dilakukan, sudah dapat dikategorikan baik, dan penulis akan menuliskan analisanya sebagai berikut :

Pada saat sekarang ini pola berpikir masyarakat sudah semakin maju, sehingga menambah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Semakin maju dan berkembangnya pola pikir masyarakat dipengaruhi oleh keadaan tekhnologi yang sudah semakin maju, yang mana suatu perusahaan harus dapat melakukan segala aktivitas seefisien mungkin untuk menghindari pemborosan yang tidak perlu. Untuk dapat mengatasi masalah dengan baik dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, perusahaan ini harus terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan yang baik, tanpa ada unsur-unsur yang merugikan para pengguna jasa, seperti dalam hal tidak memperlambat


(44)

penanganan masyarakat yang ingin berobat, atau tidak memungut bayaran yang lebih besar melebihi ketentuan rumah sakit.

Dari uraian di atas, maka Rumah Sakit Islam Malahayati Medan harus mengutamakan kualitas, baik pelayanan kepada pasien meupun pada karyawan, dan juga kejujuran serta keadilan dalam menjalankan aktivitas usahanya. Rumah Sakit Islam Malahayati Medan akan menerima pendapatan yang lebih tinggi, jika masyarakat merasa senang akan pelayanan yang diberikan.

Kesimpulan dari analisa di atas adalah Rumah Sakit Islam Malahayati Medan akan mengakui pendapatan yang diterima dari jasa pelayanan kesehatan masyarakat, dimana pendapatan tersebut diakui pada saat selesainya kegiatan pelayanan jasa kepada pemakai jasa dan diketahui perhitungannya, walaupun uang pembayaran belum diterima oleh bagian keuangan rumah sakit islam malahayati medan, misalnya dalam rangka seorang pasien yang akan menggunakan jasa pelayanan di rumah sakit islam malahayati medan dari pendaftaran hingga mendapatkan pelayanan dokter, maka diakui sebagai pendapatan dari jasa dokter, walaupun uang pembayaran belum diterima.

B. Penetapan Biaya

Selain menetapkan pendapatan, Rumah Sakit Islam Malahayati Medan juga menetapkan biaya, yakni kapan saat biaya yang dikeluarkan diakui sebagai biaya kegiatan operasi atau biaya-biaya yang ada hubungannya dengan kegiatan rumah sakit islam malahayati medan.

Penetapan biaya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Islam Malahayati Medna adalah pada saat rincian biaya yang diketahui, walaupun kas belum


(45)

dikeluarkan. Ini dilakukan dengan menetapkan 3 kebijaksanaan yang diambil pihak manajemen dalam mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan, yaitu:

1. Berdasarkan harga pasar.

2. Berdasarkan alat-alat yang digunakan. 3. Berdasarkan peningkatan gaji pegawai.

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, dalam hal pencatatan data harian, baik pendapatan maupun pengeluaran-pengeluaran yang biasa terjadi, dicatat sebelumnya dengan menggunakan anggaran. Hal ini sangat baik dalam mengontrol biaya, sehingga penyimpangan-penyimpangan terhadap biaya dapat diawasi dan berjalan lancar.

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan biaya tersebut harus mempunyai sistem dan prosedur, sbb :

1. Semua biaya yang dikeluarkan, yang ada hubungannya dengan aktiva rumah sakit, disetujui dan diketahui oleh pihak keuangan.

2. Biaya-biaya yang rutin dan berjumlah kecil, disediakan kas kecil.

3. Pengeluaran non-rutin dan dalam jumlah besar dibayar melalui giro atau cek. Pendapatan dan biaya harus diperhatikan dengan teliti, sebab kesalahan dalam pencatatan pendapatan dan biaya akan mempengaruhi kelangsungan hidup rumah sakit dan juga terhadap kewajaran neraca dan laba rugi rumah sakit.

Apabila pencatatan pendapatan terlalu tinggi dan biaya terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang terlalu tinggi dan sebaliknya bila pencatatan pendapatan terlalu rendah dan pencatatan biaya terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan laba yang terlalu kecil.


(46)

Dari uraian diatas, maka penulis dapat menganalisa bahwa pencatatan yang dilakukan sudah baik.


(47)

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan dari penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan dan biaya sangat penting diperhatikan di dalam suatu perusahaan. Karena tanpa mengetahui pendapatan dan biaya di dalam suatu perusahaan, maka akan sulit mengetahui keadaan dari perusahaan mengenai keberhasilan atau kemunduran perusahaan. Keberhasilan atau kemunduran perusahaan akan dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya yang saling berkaitan, apabila pencatatan pendapatan terlalu tinggi dan biaya terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang terlalu tinggi, dan sebaliknya apabila pencatatan pendapatan terlalu rendah dan pencatatan biaya terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan laba yang terlalu kecil.

2. Sumber-sumber pendapatan yang ada pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah pendapatan rawat inap, pendapatan rawat jalan, kamar bersalin, kamar bedah, laboratorium, radiologi, unit gawat darurat, unit stroke, haemodialise, elektric kardiograf, instalasi gizi, dan ambulance. Penggunaan biaya yang ada pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah biaya usaha, biaya kantor, biaya energi dan perawatan, biaya transportasi, biaya administrasi dan umum, dan biaya luar usaha.

3. Struktur organisasi yang ada di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah menggunakan sistem lini dan staf.


(48)

4. Penetapan pendapatan diakui ketika pelayanan jasa sudah diberikan, walaupun pendapatan (kas) belum diterima, dan penetapan biaya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah pada saat rincian biaya diketahui, walaupun kas belum dikeluarkan. Ini dilakukan dengan menetapkan 3 kebijaksanaan yang diambil manajemen dalam mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan, yaitu :

a) Berdasarkan harga pasar

b) Berdasarkan alat-alat yang digunakan c) Berdasarkan peningkatan gaji pegawai

Demikian secara singkat kesimpulan yang penulis ungkapkan dari hasil penelitian pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

B. Saran

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan diatas, maka penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan apa-apa yang terdapat pada uraian-uraian diatas.

Adapun saran-saran yang akan diberikan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan perbaikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan dan aktivitas rumah sakit, diperlukan pelayanan dan fasilitas-fasilitas yang baik terhadap pasien. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Islam Malahayati Medan lebih meningkatkan kualitas pelayanannya, karena kualitas yang lebih baik akan menarik minat dan perhatian masyarakat untuk


(49)

melakukan pelayanan kesehatan dengan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

2. Didalam pendapatan dan biaya operasional perlu dilakukan suatu pengawasan yang lebih baik agar penggunaan pendapatan dan biaya tersebut dapat mengurangi terjadinya kecurangan.

3. Perlu diangkat wakil direktur yang membantu direktur dalam mengawasi setiap bagian-bagian yang ada dalam organisasi.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, Akuntansi Keuangan Menengah, Cetakan Ketujuh, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2001

Carter, william K. dan Milton F Usry, Akuntansi Biaya, Terjemahan Krista, Edisi Ketigabelas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004

Dycman, Thomas R., Roland E.Dukes, dan Charles J. Davis, Akuntansi Intermediate, Terjemahan Munir Ali, Edisi ketiga, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000

Efferin, Sujoko, Yulia, dan Stevanus Hadi Darmadji, Metode Penelitian untuk Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Bayumedia, Jakarta, 2002

Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 2003/2004, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2003

Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,2002

Kieso, Donald E., Jerry J Weygandt, dan Terry D Warfield, Akuntansi

Intermediate, Terjemahan Emil Salih, Edisi Kesepuluh, Jilid pertama,

Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002

Kholmi, Masiyah, Yuningsih, Akuntansi Biaya, Cetakan Keempat, Penerbit UMM Press, Malang, 2004

Maksum, Azhar, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Pertama, Bartong Jaya, Medan, 2004

Rusjdi, Muhammad, PPH Pajak Penghasilan, Edisi Ketiga, Penerbit SMKG Desa Putera, 2006

Skousen, K.Fred dan stice, Akuntansi Keuangan Menengah, Penerbit Dian Mas Cemerlang, Jakarta, 2001

Witjaksono, Armanto, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006


(1)

dikeluarkan. Ini dilakukan dengan menetapkan 3 kebijaksanaan yang diambil pihak manajemen dalam mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan, yaitu:

1. Berdasarkan harga pasar.

2. Berdasarkan alat-alat yang digunakan. 3. Berdasarkan peningkatan gaji pegawai.

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, dalam hal pencatatan data harian, baik pendapatan maupun pengeluaran-pengeluaran yang biasa terjadi, dicatat sebelumnya dengan menggunakan anggaran. Hal ini sangat baik dalam mengontrol biaya, sehingga penyimpangan-penyimpangan terhadap biaya dapat diawasi dan berjalan lancar.

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan biaya tersebut harus mempunyai sistem dan prosedur, sbb :

1. Semua biaya yang dikeluarkan, yang ada hubungannya dengan aktiva rumah sakit, disetujui dan diketahui oleh pihak keuangan.

2. Biaya-biaya yang rutin dan berjumlah kecil, disediakan kas kecil.

3. Pengeluaran non-rutin dan dalam jumlah besar dibayar melalui giro atau cek. Pendapatan dan biaya harus diperhatikan dengan teliti, sebab kesalahan dalam pencatatan pendapatan dan biaya akan mempengaruhi kelangsungan hidup rumah sakit dan juga terhadap kewajaran neraca dan laba rugi rumah sakit.

Apabila pencatatan pendapatan terlalu tinggi dan biaya terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang terlalu tinggi dan sebaliknya bila pencatatan pendapatan terlalu rendah dan pencatatan biaya terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan laba yang terlalu kecil.


(2)

Dari uraian diatas, maka penulis dapat menganalisa bahwa pencatatan yang dilakukan sudah baik.


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan dari penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan dan biaya sangat penting diperhatikan di dalam suatu perusahaan. Karena tanpa mengetahui pendapatan dan biaya di dalam suatu perusahaan, maka akan sulit mengetahui keadaan dari perusahaan mengenai keberhasilan atau kemunduran perusahaan. Keberhasilan atau kemunduran perusahaan akan dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya yang saling berkaitan, apabila pencatatan pendapatan terlalu tinggi dan biaya terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang terlalu tinggi, dan sebaliknya apabila pencatatan pendapatan terlalu rendah dan pencatatan biaya terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan laba yang terlalu kecil.

2. Sumber-sumber pendapatan yang ada pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah pendapatan rawat inap, pendapatan rawat jalan, kamar bersalin, kamar bedah, laboratorium, radiologi, unit gawat darurat, unit stroke, haemodialise, elektric kardiograf, instalasi gizi, dan ambulance. Penggunaan biaya yang ada pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah biaya usaha, biaya kantor, biaya energi dan perawatan, biaya transportasi, biaya administrasi dan umum, dan biaya luar usaha.

3. Struktur organisasi yang ada di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah menggunakan sistem lini dan staf.


(4)

4. Penetapan pendapatan diakui ketika pelayanan jasa sudah diberikan, walaupun pendapatan (kas) belum diterima, dan penetapan biaya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah pada saat rincian biaya diketahui, walaupun kas belum dikeluarkan. Ini dilakukan dengan menetapkan 3 kebijaksanaan yang diambil manajemen dalam mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan, yaitu :

a) Berdasarkan harga pasar

b) Berdasarkan alat-alat yang digunakan c) Berdasarkan peningkatan gaji pegawai

Demikian secara singkat kesimpulan yang penulis ungkapkan dari hasil penelitian pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

B. Saran

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan diatas, maka penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan apa-apa yang terdapat pada uraian-uraian diatas.

Adapun saran-saran yang akan diberikan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan perbaikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan dan aktivitas rumah sakit, diperlukan pelayanan dan fasilitas-fasilitas yang baik terhadap pasien. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Islam Malahayati Medan lebih meningkatkan kualitas pelayanannya, karena kualitas yang lebih baik akan menarik minat dan perhatian masyarakat untuk


(5)

melakukan pelayanan kesehatan dengan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

2. Didalam pendapatan dan biaya operasional perlu dilakukan suatu pengawasan yang lebih baik agar penggunaan pendapatan dan biaya tersebut dapat mengurangi terjadinya kecurangan.

3. Perlu diangkat wakil direktur yang membantu direktur dalam mengawasi setiap bagian-bagian yang ada dalam organisasi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, Akuntansi Keuangan Menengah, Cetakan Ketujuh, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2001

Carter, william K. dan Milton F Usry, Akuntansi Biaya, Terjemahan Krista, Edisi Ketigabelas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004

Dycman, Thomas R., Roland E.Dukes, dan Charles J. Davis, Akuntansi Intermediate, Terjemahan Munir Ali, Edisi ketiga, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000

Efferin, Sujoko, Yulia, dan Stevanus Hadi Darmadji, Metode Penelitian untuk Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Bayumedia, Jakarta, 2002

Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 2003/2004, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2003

Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,2002

Kieso, Donald E., Jerry J Weygandt, dan Terry D Warfield, Akuntansi Intermediate, Terjemahan Emil Salih, Edisi Kesepuluh, Jilid pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002

Kholmi, Masiyah, Yuningsih, Akuntansi Biaya, Cetakan Keempat, Penerbit UMM Press, Malang, 2004

Maksum, Azhar, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Pertama, Bartong Jaya, Medan, 2004

Rusjdi, Muhammad, PPH Pajak Penghasilan, Edisi Ketiga, Penerbit SMKG Desa Putera, 2006

Skousen, K.Fred dan stice, Akuntansi Keuangan Menengah, Penerbit Dian Mas Cemerlang, Jakarta, 2001

Witjaksono, Armanto, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006