Butt Joint Bevel Joint

penulis telah menganjurkan cara mereparasi dengan permukaan halus dan kasar, dalam hal ini ada empat bentuk reparasi permukaan yang biasa digunakan, yaitu: 1 1. Butt Joint 2. Bevel Joint 3. Rabbet Joint 4. Round Joint Selain dengan bentuk tersebut, dapat juga dilakukan reparasi dengan cara konvensional, cara mereparasinya secara umum adalah: 5,25 1. Dua bagian spesimen akrilik yang akan direparasi dikembalikan ke posisi semula kemudian dipisahkan dan ditempatkan pada kedua sisi indeks perbaikan dengan jarak 5 mm antara kedua spesimen. 2.Kedua permukaan dibuat kasar dengan menggunakan bur. 3. Resin akrilik polimerisasi panas diaduk dalam wadah yang bersih dan pada tahap dough, resin akrilik dimasukkan diantara kedua jarak specimen tersebut. 4.Spesimen yang telah diperbaiki, dikuring pada suhu 70 ⁰C selama 90 menit dan pada 100 ⁰C selama 30 menit 5,25

2.4.3 Bentuk Reparasi

Bentuk reparasi digunakan karena terbukti dapat menambah kekuatan transversal. Modifikasi bentuk permukaan pada bagian yang akan disatukan kembali menambah retensi mekanis pada gigitiruan sehingga membuat kekuatan transversal bertambah dan menyamai kekuatan transversal sebelum terjadi fraktur. 5

2.4.3.1 Butt Joint

Butt joint adalah bentuk reparasi permukaan s lurus. 4 Teknik reparasinya pada ujung kedua specimen basis gigitiruan yang terpisah direparasi dengan jarak pengurangan dikedua ujungnya sehingga nantinya sebagai Universitas Sumatera Utara tempat pengisian bahan resin akrilik polimerisasi panas. Pengurangan dilakukan dengan membuat garis patokan sekitar 1mm dari ujung patahan kemudian direparasi menggunakan bur carbide ataupun menggunakan kertas pasir. 1,25 65 mm 32mm 32mm Gambar 1. Butt Joint

2.4.3.2 Bevel Joint

Bevel joint 1,4,5 Teknik reparasi untuk preparasi dari desain permukaan bentuk bevel dibuat jarak 2mm pada bagian tengah spesimen,kemudian buat garis parallel 2mm dari tepi preparasi. Buat garis patokan bentuk sudut bevel 45 ⁰ , Pada masing-masing kedua bagian dibuat miring 45 ⁰ menggunakan bur carbide. 25 Gambar 2. Bevel Joint 65 mm 31.5 mm 31.5 mm 32.5 mm 32.5 mm Universitas Sumatera Utara

2.4.3.3 Rabbet Joint

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kekuatan Transversal Bahan Basisgigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Ketebalan Yang Berbeda Dengan dan Tanpa Penambahan Serat Kaca

2 77 83

Perbedaan Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Termoplastik Nilon

4 44 64

Pengaruh Penambahan Serat Kaca pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

9 81 84

Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

3 82 58

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

2 52 96

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

0 0 2

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

0 0 7

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

0 0 4

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

0 0 7

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

0 0 15