LANDASAN TEORI
B. Kerangka Pemikiran
Perubahan energi Gibbs dan laju raksi kimia sangat dipengaruhi oleh suhu. Reaksi-reaksi dekomposisi hidrokarbon tidak dapat berlangsung pada suhu kamar karena reaksi dekomposisi pada suhu kamar mempunyai harga ΔG positif sehingga reaksi tidak dapat terjadi secara spontan. Peningkatan suhu akan mengakibatkan harga ΔG menjadi semakin negatif, maka pada suhu tinggi reaksi dekomposisi suatu senyawa hidrokarbon dapat berlangsung.
Tir batubara mengandung hidrokarbon fraksi ringan dan hidrokarbon fraksi berat. Pada dasarnya reaksi dekomposisi juga terjadi pada keduanya. Reaksi yang terjadi adalah reaksi dekomposisi hidrokarbon fraksi berat menjadi hidrokarbon dan reaksi reduksi hidrokarbon fraksi ringan menjadi gas. Suhu dan berat katalis akan mempengaruhi laju reaksi keduanya sehingga dengan variasi suhu dan berat katalis yang digunakan akan diperoleh hidrokarbon fraksi ringan optimum yang dihasilkan dari reaksi perengkahan tir batubara.
C. Perumusan Hipotesa
a. Pembentukan hidrokarbon fraksi ringan dari reaksi perengkahan tir batubara dipengaruhi oleh suhu. Dengan variasi suhu akan diperoleh kondisi optimum terbentuknya hidrokarbon fraksi ringan.
b. Dengan variasi berat katalis maka akan diperoleh kondisi optimum terbentuknya hidrokarbon fraksi ringan pada proses reaksi perengkahan tir batubara.
c. Dengan mengetahui distribusi produk hasil reaksi perengkahan tir batubara dapat diketahui waktu dicapai kondisi optimum reaksi perengkahan terjadi.