SIKAP KONSUMEN TERHADAP VARIAN RASA PRODUK EMPING JAGUNG KWT TRIMANUNGGAL KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

(1)

SKRIPSI

Disusun oleh :

Anna Rahmawati

2011 022 0008

Program Studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA


(2)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

INTISARI ... vii

I.PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan ... 5

D.Kegunaan Penelitian ... 5

II.KERANGKA PENDEKATAN TEORI ... 6

A.Tinjauan Pustaka ... 6

B.Kerangka Penelitian ... 17

III.METODE PENELITIAN... 19

A.Metode Dasar Penelitian ... 19

B.Tempat Penelitian dan Pengambilan Sampel ... 19

C.Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 20

D.Pembatasan Masalah ... 20

E.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 21

F. Teknis Analisis Data ... 23

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

A.Deskripsi Identitas Responden ... 27

B.Sikap Konsumen Terhadap Varian Rasa Emping Jagung ... 29

V.KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A.Kesimpulan ... 43

B.Saran ... 44


(3)

(4)

vii

Anna Rahmawati

Dr.Ir.Widodo, MP/Ir.Diah Rina Kamardiani, MP Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

SIKAP KONSUMEN TERHADAP VARIAN RASA PRODUK EMPING JAGUNG KWT TRIMANUNGGAL KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL . 2011. (Skripsi dibimbing oleh Dr. Ir. Widodo. MP dan Ir. Diah Rina Kamardiani, MP). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap konsumen potensial terhadap berbagai atribut varian emping jagung, membandingkan sikap konsumen potensial terhadap empat varian emping jagung dan mengetahui minat beli konsumen potensial terhadap produk emping jagung. Responden pada penelitian ini berjumlah 80 orang yang diambil secara nyaman yaitu mahasiswa dan pegawai di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan objek penelitian berupa emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado, keju dan ukuran yang berbeda yaitu 10 gram dan 20 gram. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi sikap konsumen terhadap berbagai atribut emping jagung meliputi atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan dengan menggunakan perhitungan sikap model Fishbein kemudian untuk membandingkan perbedaan sikap pada keempat varian emping jagung melalui uji Paired sample t-test berdasarkan atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan. Hasil penelitian menunjukkan sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan uji Paired sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam sikap konsumen pada empat varian rasa yang dibandingkan. Sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan analisis minat konsumen menunjukkan mayoritas konsumen potensial berminat untuk membeli emping jagung.


(5)

vi

KABUPATEN BANTUL . 2011. (Skripsi dibimbing oleh Dr. Ir. Widodo. MP dan Ir. Diah Rina Kamardiani, MP). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap konsumen potensial terhadap berbagai atribut varian emping jagung, membandingkan sikap konsumen potensial terhadap empat varian emping jagung dan mengetahui minat beli konsumen potensial terhadap produk emping jagung. Responden pada penelitian ini berjumlah 80 orang yang diambil secara nyaman yaitu mahasiswa dan pegawai di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan objek penelitian berupa emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado, keju dan ukuran yang berbeda yaitu 10 gram dan 20 gram. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi sikap konsumen terhadap berbagai atribut emping jagung meliputi atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan dengan menggunakan perhitungan sikap model Fishbein kemudian untuk membandingkan perbedaan sikap pada keempat varian emping jagung melalui uji Paired sample t-test berdasarkan atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan. Hasil penelitian menunjukkan sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan uji Paired sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam sikap konsumen pada empat varian rasa yang dibandingkan. Sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan analisis minat konsumen menunjukkan mayoritas konsumen potensial berminat untuk membeli emping jagung.


(6)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan, biokimia, kosmetika, industri kimia dan farmasi. Biji jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Sebagian besar berada pada endospermium. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin, berikut ini akan dijelaskan kandungan gizi jagung dalam 100 gram.

Tabel 1. Kandungan gizi jagung dalam 100 gram.

Komponen Kadar

Air (g) 24

Kalori (kal) 307

Protein (g) 7,9

Lemak (g) 3,4

Karbohidrat (g) 63,6

Ca (mg) 9

P (mg) 148

Fe (mg) 2,1

Vitamin A (SI) 440

Vitamin B1 (mg) 0,33

Sumber: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Bogor

Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Bantul jumlah produksi tanaman jagung cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun jika dilihat dari ketersediaan bahan baku jagung untuk diolah menjadi produk olahan jagung dapat dikatakan cukup memadai di Kabupaten Bantul. Hal ini dapat


(7)

dilihat pada tabel produksi dan produktivitas tanaman jagung di Kabupaten Bantul tahun 2010-2013 sebagai berikut :

Tabel 2. Produktivitas dan produksi tanaman jagung.

Tahun Produktivitas(ku/ha) Produksi(ton)

2010 53,48 29,539

2011 59,30 23,081

2012 54,91 23,304

2013 56,59 19,077

Sumber : Badan pusat statistik kabupaten Bantul 2013

Tingginya tingkat produksi jagung tidak memberikan dampak yang berarti jika tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan petani. Harga sebagai insentif produksi sangat menentukan upaya pencapaian peningkatan produksi jagung. Harga jual jagung dalam bentuk biji mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun peningkatan tersebut masih terbilang cukup murah bagi petani, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Perkembangan harga jagung tahun 2005-2011

Harga Produsen (Rp/Kg) Harga Konsumen(Rp/Kg)

2005 1668 2001

2006 1802 2220

2007 1894 2604

2008 1986 3123

2009 2671 3590

2010 2153 3732

2011 3400 3800

Sumber : Badan pusat statistik 2005-2011

Oleh karena itu pentingnya dilakukan upaya-upaya peningkatan nilai tambah jagung melalui pengolahan pada tingkat sentra-sentra produksi menjadi bahan pangan, sehingga petani mendapatkan tambahan pendapatan.


(8)

Menurut Purwono (2010), sebagai bahan pangan, jagung biasanya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, kering maupun dalam bentuk tepung. Jagung pada umumnya dapat diolah menjadi nasi jagung, pati jagung, tepung jagung, marning jagung, emping jagung. Salah satu produk olahan jagung yang bernilai cukup tinggi adalah emping jagung. Emping jagung adalah sejenis makanan ringan dengan rasa yang gurih dan bertekstur renyah sebagai bentuk cemilan yang dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan yang sederhana serta memiliki harga jual di pasaran cukup tinggi yaitu Rp 30.000,- per kilogramnya (Anonim, 2011).

Industri kecil merupakan kelompok industri yang paling bertahan dalam menghadapi krisis perekonomian Indonesia. Pengembangan industri kecil mampu menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, industri kecil juga bermanfaat sebagai upaya variasi hasil-hasil pertanian yang biasanya diolah dengan cara monoton kemudian dimodivikasi menjadi berbagai macam makanan olahan dengan menggunakan teknologi dan dikemas dengan kemasan yang menarik sehingga dapat memberikan nilai ekonomis yang tinggi. Perkembangan industri kecil di tanah air tidak selamanya berjalan mulus, ada berbagai kendala yang sering menghambat kegiatan industri kecil antara lain kurangnya modal usaha, sulitnya mencari bahan baku produksi, kurang optimalnya tugas dari masing-masing anggota usaha, strategi pemasaran yang kurang optimal dan lain-lain.


(9)

Kelompok Wanita Tani (KWT) Trimanunggal yang berdiri pada tahun 2005 dan terletak di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul merupakan salah satu home industry yang bergerak dibidang pengolahan pangan berbahan baku tanaman lokal seperti jagung. Produk awal yang dibuat oleh kelompok ini adalah emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju. Seiring dengan perkembangan pasar, kelompok ini mulai melakukan pengembangan diversivikasi dengan berbahan baku lokal seperti membuat emping garut, keripik gadung, keripik ketela, rambak jagung, kerupuk jagung, geplak jahe dan instan jahe.

Wilayah pemasaran emping jagung ini pada tahun 2005 sudah sampai ke Lampung, Palembang dan Riau. Namun pada tahun 2013 pemasaran ke Lampung sudah berhenti dikarenakan mitra sudah memiliki alat pembuat emping dan bisa memproduksi emping jagung sendiri. Saat ini wilayah pemasaran emping jagung KWT Trimanunggal ini hanya terdapat di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Disamping wilayah pemasaran yang saat ini terbilang tidak terlalu luas, KWT Trimanunggal juga sedang mengalami penurunan produksi dan penjualan emping jagung terutama divarian rasa barbeque, keju dan balado.

Dalam upaya pengembangan atau perluasan pasar, penulis ingin mengetahui bagaimana sikap dan minat beli masyarakat terutama konsumen potensial terhadap berbagai varian rasa produk emping jagung, sehingga nantinya dapat diketahui sikap dan minat beli konsumen terhadap produk emping jagung dengan berbagai varian rasa.


(10)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sikap konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal?

2. Adakah perbedaan sikap konsumen potensial antar varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal?

3. Bagaimana minat beli konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal?

C. Tujuan

1. Mengetahui sikap konsumen potensial pada masing-masing varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal.

2. Mengetahui perbedaan sikap konsumen potensial antar varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal.

3. Mengetahui minat beli konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada produsen emping jagung KWT Trimanunggal untuk merencanakan strategi bauran produk berdasarkan pada varian rasa dan peluang pasar baru untuk emping jagung empat varian rasa.


(11)

6

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman jagung

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan, biokimia, kosmetika, industri kimia dan farmasi. Biji jagung mengandung pati 54,1–71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6 –12,0%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Sebagian besar berada pada endospermium.

Terdapat beberapa jenis jagung yang dapat ditanam di Indonesia, yaitu dent corn (jagung gigi kuda-Zea mays indentata) dan flint corn (jagung mutiara-Zea mays indurata). Jenis jagung lain, seperti sweet corn (jagung manis-Zea mays saccharata) dan pop corn (jagung berondong-Zea mays everta) juga sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Kandungan gizi yang terdapat pada jagung berupa kalori 355 kalori, protein 9,2 gram, lemak 3,9 gram, karbohidrat 73,7 gram, kalsium 10 miligram, fosfor 256 miligram, ferrum 2,4 miligram, vitamin A 510 SI, vitamin B1 0,38 miligram dan air 12 gram. Di Indonesia banyak makanan yang dibuat dari jagung, seperti nasi jagung, bubur jagung, sweetcorn, puding jagung, es krim jagung dan olahan lainnya. Di bidang industri, biasanya jagung dapat di olah menjadi tepung, sirop, gula jagung, minyak dan dekstrin. (Purwono, 2010)


(12)

2. Sikap konsumen

Sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain (Kanuk, 2004)

Pengukuran sikap yang populer digunakan oleh para peneliti perilaku konsumen adalah model multi atribut sikap dari Fishbein. Model sikap menurut Fishbein (Simamora, 2002) menjelaskan bahwa sikap seseorang dapat dibentuk oleh komponen kepercayaan (beliefs) dan perasaan (feelings). Model ini dapat menjelaskan dua jenis sikap berdasarkan objek sikap, yaitu sikap terhadap objek (attitude toward object) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Model sikap multi atribut yaitu model sikap yang bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan sikap dan memperkirakan sikap. Sikap terhadap objek menurut objek Fishbein dapat dijelaskan dalam rumus berikut :

Attitude 0 (Ao) = biei Keterangan :

Ao = sikap terhadap objek

bi = tingkat kepercayaan bahwa objek sikap memiliki atribut tertentu (atribut ke-n...)

ei = dimensi evaluatif terhadap ke-n... yang dimiliki objek sikap  = mengidentifikasikan adanya beberapa atribut yang dikenal (salient attribut). Dimana melalui atribut tersebut. Kombinasi bi dan ei dijumlahkan.


(13)

Model dari Fishbein yaitu model attitude ini terdiri dari tiga komponen, diantaranya adalah :

a) Atribut

Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Komponen atribut yang digunakan adalah model, nyaman, harga, mudah dicari, warna dan kemasan (Simamora, 2002). Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai attribute-object beliefs.

b) Evaluasi Atribut

Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen (ei). Konsumen akan mengidentifikasikan atribut – atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi.

c) Kepercayaan

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu (b). Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya.

Menurut (Widodo, 2010) The attitude toward object model digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan atau jasa) atau berbagai merek produk. Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh obyek tersebut. Model multiatribut menekankan adanya salience of attribute. Salience artinya tingkat kepentingan


(14)

yang diberikan oleh konsumen kepada sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oleh dua hal, yaitu kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek(komponen bi), dan evaluasi pentingnya atribut produk tersebut(komponen ei).

3. Minat dan perilaku konsumen

Minat (intention) merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap obyek. Menurut Dwityanti (2008) dalam (Bachriansyah, 2011) minat beli konsumen adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat konsumen merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan tindakan pembelian atau kegiatan penggunaan suatu barang atau jasa. Minat terkait dengan sikap dan perilaku, minat mengindikasikan seberapa keras seseorang memiliki kemauan untuk mencoba. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan minat berhubungan dengan perilaku.

Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting dilakukan. Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa. Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan merek


(15)

atau jasa tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang akan datang.

Menurut Faturrahman (2004) dalam (Bachriansyah, 2011) lebih lanjut menjelaskan bahwa pada saat seorang konsumen melakukan evaluasi terhadap merek atau jasa, konsumen cenderung akan menggunakan merek atau jasa yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi. Perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. (Prasetijo, 2005)

Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku konsumen, dalam istilah asing perilaku konsumen sering disebut consumen behaviour. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada perssiapan dan penentuan kegiatan tersebut. Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan, mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli, dimana, kapan, bagaimana, berapa jumlah dan mengapa membeli produk tersebut. Unit-unit pengambil keputusan beli (decision units) menurut Kotler (1991) terdiri dari : konsumen individu yang membentuk pasar konsumen (consumer market) dan konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis (business market).


(16)

Konsumen secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu : konsumen riel atau yang biasa disebut dengan pelanggan. Pelanggan adalah seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut. Konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang. (Hamdani, 2006)

4. Proses keputusan pembelian

Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen tentu melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, mereka membalik tahap-tahap tersebut.

Sumber : (Keller, 2009) a. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Pengenalan

masalah

Pencairan informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku purna pembelian


(17)

b. Pencarian informasi

Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.

c. Evaluasi alternatif

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu. d. Keputusan pembelian.

Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti : pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. e. Perilaku purna pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku


(18)

berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi. (Kanuk, 2004)

5. Konsep pemasaran

Asosiasi pemasaran Amerika dalam Kotler 2009 mengatakan bahwa pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya. Tugas pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk digunakan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tampil dalam semua bentuk, ada empat kelompok besar yang disebut dengan bauran pemasaran yang terdiri dari empat P : product(produk), price(harga), place(tempat) dan promotion(promosi).


(19)

6. Hasil - hasil penelitian sebelumnya

Penelitian (Nurdini, 2005), tentang perbedaan sikap konsumen terhadap merek bakpia pathok yang dihasilkan oleh produsen dari daerah Patuk dan bukan Patuk di Kota Yogyakarta. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap bakpia yang dihasilkan dari daerah Patuk menunjukkan bahwa konsumen sangat suka pada atribut kelembutan isi, keamanan produk dan kesegaran. Sedangkan untuk bakpia dari daerah yang bukan Patuk menunjukkan bahwa konsumen sangat suka pada atribut banyaknya isi, kelembutan isi, keamanan produk, kesegaran dan aroma.

Penelitian (Wahyuni, 2008) dengan judul penelitian : Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Kawasan Surabaya Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian membuktikan bahwa motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek honda.

Penelitan (Suryani, 2004), tentang sikap konsumen terhadap produk pangan olahan berlabel perguruan tinggi pertanian. Dari analisis data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap produk kripik pisang (Ao) secara keseluruhan adalah kurang baik, walaupun terdapat perbedaan skor sikap pada produk yang diberi label PTP sebagai pembina. Kepercayaan (bi) konsumen terhadap atribut produk adalah baik, terutama atribut rasa dan kerenyahan. Sedangkan untuk atribut yang mendapatkan penilaian rendah adalah kemasan dan


(20)

bentuk. Kepentingan (ei) konsumen terhadap atribut adalah penting. Terutama untuk atribut rasa dan kerenyahan. Untuk produk berlabel perguruan tinggi pertanian cenderung disikapi lebih baik dibanding produk tanpa lebel perguruan tinggi pertanian.

Penelitian (Mawey, 2013) dengan judul penelitian : Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk PT. Rajawali Nusindo Cabang Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian membuktikan bahwa motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk PT. Rajawali Nusindo Cabang Manado.

Penelitian (Chairy, 2010) dengan judul penelitian : Pengaruh Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kembali Smartphone Blackberry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, persepsi, pembelajaran, serta sikap terhadap keputusan pembelian kembali konsumen. Hasil penelitian membuktikan bahwa psikologi konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian kembali produk Blackberry. Dari keempat variabel ditemukan bahwa seluruh variabel yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta sikap berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Penelitian (Hanggi, 2012) dengan judul penelitian : Sikap Konsumen Terhadap Citra Toko Distro Inspired Di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap konsumen yang meliputi keyakinan dan evaluasi pada citra Distro Inspired Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap


(21)

konsumen terhadap citra Distro Inspired Malang adalah positif, artinya konsumen telah memberikan penilaian terhadap variabel keyakinan maupun variabel evaluasi pada citra Distro Inspired Malang adalah baik dengan nilai indeks keseluruhan sebesar (8,82).

Penelitian (Ferianto, 2002) dengan judul penelitian : Sikap Konsumen Terhadap Produksi Pangan Yang Diberitakan Menggunakan Formalin di DIY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama siklus pemberitaan formalin berlangsung, sikap konsumen terhadap produk tahu dan bakso berubah secara nyata, sedangkan sikap konsumen terhadap mie tidak berbeda secara signifikan berdasarkan hasil uji cochran.


(22)

B. Kerangka Penelitian

Kelompok Wanita Tani (KWT) Trimanunggal yang terletak di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul merupakan salah satu home industry yang bergerak dibidang pengolahan pangan berbahan baku tanaman lokal seperti jagung. Produk awal yang dibuat oleh kelompok ini adalah emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju.

Sikap merupakan perasaan yang menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap atribut produk atau ciri khas suatu produk. Produk dalam penelitian ini adalah emping jagung yang dihadirkan dalam empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju.

Analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi sikap konsumen terhadap berbagai atribut emping jagung meliputi atribut rasa, atribut warna, atribut label, atribut harga, atribut ukuran dan atribut kerenyahan dengan menggunakan perhitungan analisis model sikap Multi Atribut Fishbein yang berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini mengidentifikasi dua faktor utama untuk memprediksi sikap yaitu faktor pertama kepercayaan seseorang bahwa atribut memiliki ciri khas. Hal ini diketahui dalam bentuk pertanyaan seperti seberapa suka atau tidak suka bahwa emping jagung memiliki atribut rasa, warna, label, harga, ukuran dan kerenyahan. Faktor kedua adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut yang menonjol, dimana diukur seberapa penting atau tidak penting keyakinan mereka terhadap atribut-atribut emping.


(23)

Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu produk. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat minat konsumen dilihat dari keinginan untuk membeli dan tidak membeli produk emping jagung empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Atribut produk emping

jagung : a. Rasa b. Warna c. Label d. Ukuran e. Harga f. Kerenyahan

Varian produk emping jagung

1. Original 2. Barbeque 3. Keju 4. Balado

Sikap konsumen terhadap emping jagung.

Pendekatan sikap multi atribut : 1. Kekuatan kepercayaan (bi) 2. Evaluasi (ei)

Minat beli konsumen terhadap produk emping jagung.

Indikator minat : 1. Membeli 2. Tidak membeli


(24)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode eksperimental dengan desain eksperimen yang digunakan adalah experiment. Metode eksperimental merupakan metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, (Sugiyono, 2009)

B. Tempat Penelitian dan Pengambilan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dilakukan pada tanggal 13 Oktober sampai dengan 28 November 2015. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 80 orang yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel nyaman atau convenience sampling. Teknik pengambilan sampel nyaman atau convenience sampling adalah teknik pengambilan sampel yang biasanya responden dipilih karena berada pada tempat dan waktu ketika peneliti melakukan pengambilan data.


(25)

C. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah semua data yang didapat langsung dari obyek penelitian yaitu mahasiswa dan pegawai UMY yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, data primer diambil dengan cara membagikan kuisioner.

Penelitian ini menggunakan emping jagung yang dibuat menjadi empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju. Penelitian ini dilakukan kepada pegawai dan mahasiswa UMY yang tersebar dikampus bagian utara dan selatan dengan meminta kesediaan kepada mereka yang sedang berada diluar jam kerja dan perkuliahan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Kemudian responden diminta untuk mencoba empat varian rasa emping jagung tersebut dan diminta memberi tanggapan terhadap masing-masing varian rasa dan menyatakan responnya dengan menjawab pertanyaan pada kuisioner yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh peneliti.

D. Pembatasan Masalah

1. Produk emping jagung yang digunakan yaitu emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju yang diproduksi oleh KWT Trimanunggal.

2. Responden merupakan pegawai dan mahasiswa UMY yang bersedia untuk mencicipi keempat varian rasa dan memberikan tanggapan mengenai atribut yang dimiliki oleh produk emping jagung produksi KWT Trimanunggal. 3. Evaluasi atribut pada penelitian ini tidak berdasarkan masing masing varian


(26)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Varian produk emping jagung merupakan berbagai rasa dari produk emping jagung yang diolah dengan berbahan baku jagung yang diproduksi oleh Kelompok Wanita Tani Trimanunggal dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, keju dan balado.

2. Atribut produk adalah ciri yang terdapat pada suatu produk, dalam penelitian ini meliputi rasa, warna, label, harga, ukuran dan kerenyahan. a. Rasa adalah pendapat responden mengenai rasa suatu produk makanan

yang dapat dirasakan melalui indera pengecap.

b. Warna adalah bagian dari suatu produk yang dapat menambah nilai estetik dan artistik dari produk itu sendiri.

c. Label adalah bagian dari suatu produk yang berisi informasi verbal mengenai produk emping jagung. Label pada kemasan emping jagung berupa stiker.

d. Ukuran adalah berat emping jagung dalam setiap kemasan. Ukuran emping jagung dalam penelitian ini terdiri dari 5 jenis yaitu : 10 gram, 20 gram, 30 gram, 40 gram dan 50 gram.

e. Harga adalah jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan suatu produk. Harga emping jagung dalam penelitian ini terdiri dari 5 tingkatan yaitu : Rp 500,- , Rp 1.000,- , Rp 1.500,- , Rp 2.000,- dan Rp 2.500,- per bungkusnya.

f. Kerenyahan adalah kualitas tertentu permukaan dari produk emping jagung.


(27)

3. Sikap (Ao) adalah ekspresi yang mencerminkan perasaan apakah seseorang suka atau tidak suka terhadap semua atribut yang dimiliki produk emping jagung. Sikap konsumen terhadap emping jagung dikatagorikan menjadi lima katagori. Semakin besar nilainya maka katagori sikap semakin suka. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok variabel yaitu variabel evaluasi dan variabel kepercayaan.

a. Variabel kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa emping jagung dengan empat varian rasa memiliki atribut tertentu yaitu rasa, warna, label, harga, ukuran dan kerenyahan. Pengukuran kepercayaan konsumen (bi) merupakan penilaian terhadap baik buruknya suatu karakteristik produk. Pengukuran kepercayaan menggunakan skor yang ditampilkan pada Tabel 4. Semakin tinggi nilai skor yang dicapai, maka semakin baik tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk.

Tabel1. Pengukuran tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk emping jagung.

b. Variabel evaluasi adalah variabel yang menggambarkan tingkat kepentingan suatu atribut emping jagung pada empat varian rasa menurut konsumen. Pengukuran tingkat kepentingan produk (ei) merupakan penilaian konsumen tentang kepentingan atribut produk. Evaluasi atau

Atribut Skor

1. Rasa Sangat buruk 1 2 3 4 5 Sangat baik 2. Warna Sangat buruk 1 2 3 4 5 Sangat baik 3. Label Sangat buruk 1 2 3 4 5 Sangat baik 4. Harga Sangat buruk 1 2 3 4 5 Sangat baik 5. Ukuran Sangat buruk 1 2 3 4 5 Sangat baik 6. Kerenyahan Sangat buruk 1 2 3 4 5 Sangat baik


(28)

kepentingan diukur dengan menggunakan skor yang ditampilkan pada Tabel 5. Semakin tinggi nilai skor yang dicapai, maka semakin baik kepentingan atau evaluasi konsumen terhadap produk.

Tabel 2. Pengukuran tingkat kepentingan atribut bagi konsumen

Atribut Skor

1. Rasa Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

2. Warna Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

3. Label Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

4. Harga Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

5. Ukuran Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

6. Kerenyahan Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

Total 6 30

4. Minat adalah perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana keinginannya untuk melakukan pembelian terhadap produk emping jagung. Tingkat pengukuran minat menggunakan skoring yaitu jika membeli maka mendapatkan skor 2 dan jika tidak membeli maka mendapatkan skor 1.

F. Teknis Analisis Data

Sikap dianalisis dengan menghitung rata-rata skor dan mengkatagorikan dalam 5 katagori yang diperoleh interval sebesar 0,8 pada Tabel 6.

Rumus interval : −

� = 5−1

5 = 0,8

Keterangan :

M : skor tertinggi atribut N : skor terendah atibut


(29)

Tabel 3. Penentuan katagori tingkat kepercayaan dan kepentingan atribut produk.

Skor rata-rata Katagori

Kepercayaan Kepentingan Per atribut

1,00-1,80 Sangat buruk Sangat tidak penting

1,81-2,60 Buruk Tidak penting

2,61-3,40 Cukup baik Cukup penting

3,41-4,20 Baik Penting

4,21-5,00 Sangat baik Sangat penting Keseluruhan atribut

6,00-10,80 Sangat buruk Sangat tidak penting

10,81-15,60 Buruk Tidak penting

15,61-20,40 Cukup baik Cukup penting

20,41-25,20 Baik Penting

25,21-30,00 Sangat baik Sangat penting

Analisis sikap konsumen terhadap produk diukur dengan menggunakan model multiatribut dari Fishbein dengan rumus Ao = bi ei. Rumus multi atribut ini adalah :

�� = ∑ �� ��

� �=�

Keterangan :

Ao = sikap terhadap objek

bi = kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = evaluasi mengenai atribut i

n = jumlah atribut yang menonjol i = 1, 2, ...,6


(30)

Sikap konsumen terhadap kepercayaan dan kepentingan atribut merupakan perkalian antara skor kepercayaan dengan tingkat kepentingan suatu atribut. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :

Tabel 4. Penentuan katagori sikap terhadap emping jagung

Skor per atribut Skor keseluruhan atribut Katagori 1,00- 5,80 6,00- 34,80 Sangat tidak suka 5,81-10,60 34,81- 63,60 Tidak suka 10,61-15,40 63,61- 92,40 Cukup suka 15,41-20,20 92,41-121,20 Suka 20,21-25 121,21-150 Sangat suka

Perbedaan sikap antar varian produk emping jagung akan dianalisis menggunakan teknik analisis Paired sample t-test(uji beda dua sampel berpasangan) yaitu uji beda dua sampel berpasangan terhadap subjek yang sama namun mengalami perlakuan berbeda, dalam penelitian ini subjek yang sama yaitu emping jagung dengan perlakuan rasa yang berbeda yaitu original, barbeque, balado dan keju.

Adapun rumus yang dipergunakan untuk memperoleh nilai t sampel berhubungan adalah sebagai berikut :

t =

�̅ � �̅

�̅ : rata-rata hitung perbedaan semua pasangan � �̅ : simpangan baku perbedaan kedua pasangan


(31)

Dengan demikian, untuk mendapatkan nilai t terlebih dahulu harus dihitung besarnya rata-rata hitung perbedaan semua pasangan (�̅ dan simpangan baku perbedaan kedua pasangan (� �̅ . Rumus yang dipergunakan untuk menghitung rata-rata hitung perbedaan semua pasangan (�̅ adalah sebagai berikut :

(

D N

(D̅ : rata-rata hitung perbedaan semua pasangan

D : jumlah perbedaan antara setiap pasangan (X1 – X2 = D)

Adapun untuk mencari simpangan baku perbedaan kedua pasangan (s D̅ dipergunakan rumus sebagai berikut :

(

s D̅

=

Σ �−D̅ 2


(32)

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Identitas Responden

Deskripsi karakteristik responden dapat memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini maka akan dapat diketahui profil responden. Deskripsi identitas responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, umur responden, tingkat pendidikan, jurusan, pekerjaan dan pendapatan atau jumlah kiriman uang per bulan.

Karakteristik konsumen yang telah diperoleh sebagai responden adalah sebagian besar merupakan mahasiswa yang sedang menempuh perguruan tinggi 86,3% dan mayoritas berumur 18th-22th. Tabel 8 menunjukkan bahwa responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yakni 68,8%, lebih dari 50% responden berasal dari pulau Jawa dan sekitar 88,8% responden memiliki pendapatan berkisar dari Rp.500.000 sampai dengan Rp.1.499.999 yang terdiri dari persentase terbesar yaitu 42,5% dengan pendapatan berkisar dari Rp.500.000 sampai dengan Rp.999.999.


(33)

Tabel 1. Profil responden

Uraian Jumlah Persen (%)

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total 25 55 80 31,3 68,8 100

Umur 18th-22th

23th-27th 28th-32th 33th-37th Total 68 8 3 1 80 85 10 3,8 1,2 100 Pekerjaan Mahasiswa

Karyawan tetap UMY Karyawan kontrak UMY Total 69 1 10 80 86,3 1,2 12,5 100 Fakultas Pertanian

Agama Islam Bahasa

Kedokteran & Ilmu kesehatan Teknik Isipols Hukum Ekonomi Pasca sarjana Total 27 9 9 10 3 3 1 4 3 69 33,7 11,3 11,3 12,6 3,7 3,7 1,2 5 3,7 86,3 Asal daerah Jawa

Sumatera Kalimantan Sulawesi Total 41 30 5 4 80 51,3 37,5 6,2 5 100 Pendapatan < Rp 500.000

Rp 500.000-Rp 999.999 Rp 1000.000-Rp 1.499.999 Rp 1.500.000-Rp 1.999.999 >Rp 2.000.000 Total 18 34 19 5 4 80 22,5 42,5 23,8 6,2 5 100


(34)

B. Sikap Konsumen terhadap Varian Rasa Emping Jagung

Sikap merupakan ekspresi yang mencerminkan perasaan (inner feeling) apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu dan lain-lain (Kanuk, 2004). Semakin baik sikap konsumen terhadap produk semakin tinggi kemungkinan konsumen menggunakan produk tersebut sehingga dengan mempelajari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan oleh produsen. Sikap konsumen terhadap varian rasa emping jagung dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model Fishbein yang menggabungkan antara kepercayaan dan evaluasi terhadap atribut-atribut pada varian rasa emping jagung. Atribut-atribut meliputi rasa, warna, label, harga, ukuran dan kerenyahan.

1. Kepercayaan konsumen terhadap emping jagung

Sikap konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk dipengaruhi oleh kepercayaan atau keyakinan konsumen terhadap produk tersebut, sehingga kepercayaan terhadap atribut produk akan menentukan sikap konsumen terhadap keputusan dalam mengkonsumsi suatu produk.


(35)

30 Tabel 2 Rata-rata skor kepercayaan (bi) pada atribut emping jagung

Atribut

Varian Rasa

Keju Original Balado Barbeque

Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori

Rasa 3,85 Baik 3,67 Baik 3,92 Baik 4,15 Baik

Kerenyahan 4,20 Baik 4,20 Baik 4,18 Baik 4,21 Sangat baik

Warna 3,67 Baik 3,70 Baik 3,77 Baik 3,72 Baik

Ukuran 3,93 Baik 3,91 Baik 3,96 Baik 3,92 Baik

Harga 4,12 Baik 4,11 Baik 4,13 Baik 4,13 Baik

Label 3,72 Baik 3,72 Baik 3,71 Baik 3,71 Baik

Total 23,31 Baik 23,32 Baik 23,70 Baik 23,86 Baik


(36)

Tabel 9 menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap produk emping jagung baik. Hal ini dapat dilihat dari total skor yang diperoleh pada masing-masing varian yaitu keju sebesar 23,31 kemudian original sebesar 23,32 lalu balado sebesar 23,70 dan varian yang memiliki total skor tertinggi yaitu barbeque sebesar 23,86 dengan masing-masing kategori baik.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut rasa pada empat varian emping jagung menunjukkan katagori baik. Bila dilihat dari masing-masing atribut sikap ada kecenderungan yang berbeda. Skor atribut rasa pada varian original sebesar 3,67 kemudian varian keju sebesar 3,85 lalu varian balado sebesar 3,92 dan varian barbeque sebesar 4,15. Hal ini menunjukkan bahwa rasa original memiliki skor terendah dibanding ketiga rasa lainnya, ini berarti bahwa ketiga rasa baru yang dihadirkan dapat diterima oleh konsumen dengan baik.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut kerenyahan pada empat varian emping jagung menunjukkan katagori baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor atribut kerenyahan varian balado sebesar 4,18 varian original sebesar 4,20 kemudian pada varian keju sebesar 4,20 dan varian barbeque sebesar 4,21. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen emping jagung berdasarkan tingkat kerenyahan sudah baik dan atribut kerenyahan dapat menjadi salah satu atribut unggulan yang perlu dipertahankan sebagai ciri khas emping jagung dengan empat varian rasa.


(37)

Kepercayaan konsumen terhadap atribut warna keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang ditunjukkan dari perolehan skor atribut warna varian keju sebesar 3,67 varian original sebesar 3,70 varian barbeque sebesar 3,72 dan varian balado sebesar 3,77 yang berarti bahwa atribut warna keempat varian emping jagung dinilai sudah menarik bagi konsumen sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut dan perlu untuk dipertahankan sebagai ciri khas emping jagung dengan empat varian rasa.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut ukuran keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang dapat dilihat dari perolehan skor atribut ukuran varian original sebesar 3,91 varian barbeque sebesar 3,92 varian keju sebesar 3,93 dan varian balado sebesar 3,96 yang menunjukkan bahwa atribut ukuran keempat varian emping jagung dinilai konsumen sudah sesuai dengan harga yang dibayarkan konsumen untuk memperoleh sebungkus emping jagung pada tiap kemasannnya.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut harga keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang dapat dilihat dari skor yang diperoleh atribut harga varian original sebesar 4,11 varian keju sebesar 4,12 varian barbeque sebesar 4,13, dan varian balado sebesar 4,13. Hal ini menunjukkan bahwa atribut harga keempat varian emping jagung sudah dinilai sesuai dengan ukuran emping jagung pada setiap kemasannya yaitu kemasan 10 gram seharga Rp 500,- per bungkus, kemasan 20 gram seharga Rp 1.000,- per bungkus, kemasan 30 gram seharga Rp 1.500,- bungkus, kemasan 40 gram seharga Rp 2.000,- per bungkus dan kemasan 50 gram seharga Rp 2.500,- per bungkus.


(38)

Kepercayaan konsumen terhadap atribut label keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang dapat dilihat dari skor yang diperoleh atribut label varian barbeque sebesar 3,71 varian balado sebesar 3,71 varian original sebesar 3,72 dan varian keju sebesar 3,72. Hal ini menunjukkan bahwa atribut label yang tertera dikemasan emping jagung keempat varian sudah dinilai jelas bagi konsumen, namun masih ada informasi yang kurang tertera pada label seperti alamat produksi, keterangan harga, dan label halal produk.

2. Evaluasi konsumen terhadap atribut emping jagung

Sikap konsumen dalam pengambilan keputusan pada sebuah produk dipengaruhi seberapa besar kepercayaan konsumen terhadap atribut produk. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap produk dapat dipengaruhi oleh pengalaman konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini berkaitan dengan sikap evaluasi yang dihasilkan oleh konsumen terhadap produk.

Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen (ei). Konsumen akan mengindentifikasikan atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi.

Tabel 3. Tingkat kepentingan (Ei) atribut emping jagung

Atribut Skor rata-rata Katagori

Rasa 4,32 Sangat penting

Kerenyahan 4,51 Sangat penting

Warna 3,80 Penting

Harga 4,20 Penting

Ukuran 4,20 Penting

Label 3,98 Penting


(39)

Tabel 10 menunjukkan konsumen menganggap penting semua atribut yang diteliti yaitu meliputi atribut rasa, kerenyahan, warna, harga, ukuran dan label. Rata-rata skor evaluasi keseluruhan atribut emping jagung mencapai 25,02 dari kisaran 6-30 yang termasuk dalam katagori penting, tetapi bila dilihat dari masing-masing atribut, atribut rasa dan kerenyahan termasuk kedalam katagori sangat penting.

Rata-rata skor per atribut menunjukkan bahwa atribut kerenyahan dan rasa memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 4,51 dan 4,32 yang berarti bahwa atribut kerenyahan dan rasa menjadi sangat penting dalam pemilihan produk emping jagung yang memiliki tekstur renyah dan rasa yang gurih pada umumnya. Kemudian skor atribut harga sebesar 4,20 dan skor atribut ukuran sebesar 4,20 adalah skor tertinggi ketiga dan keempat setelah atribut rasa dan kerenyahan. Hal ini dikarenakan sebagian konsumen merupakan mahasiswa dengan pendapatan per bulan berkisar antara Rp 500.000 - Rp 999.999 sehingga konsumen memandang bahwa atribut harga dan ukuran pada setiap kemasan emping jagung penting untuk diperhatikan sebelum membeli produk emping jagung dengan empat varian rasa.

Tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut warna dan label adalah penting. Atribut warna dan label tidak menjadi sangat penting dalam memilih produk emping jagung dengan empat varian rasa. Rata-rata skor per atribut menunjukkan bahwa keenam atribut produk emping jagung yang dievaluasi konsumen atribut label sebesar 3,98 dan warna sebesar 3,80 memiliki nilai terkecil dibanding dengan atribut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa atribut


(40)

label dan warna penting dalam pemilihan produk emping jagung namun tingkat kepentingannya menjadi pilihan akhir dibandingkan dengan atribut kerenyahan, rasa, harga dan ukuran.

3. Sikap Konsumen Terhadap Emping Jagung

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih suatu produk. Sikap merupakan kecenderungan yang dapat dipelajari, hal ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Sikap mungkin dapat dihasilkan dari perilaku namun sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.


(41)

36 Tabel 4 Hasil analisis sikap multi atribut fishbein untuk emping jagung

Atribut

Varian Rasa

Original Keju Balado Barbeque

Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori

Rasa 15,90 Suka 16,63 Suka 17,05 Suka 18,05 Suka

Kerenyahan 19,06 Suka 19,05 Suka 18,98 Suka 19,08 Suka

Warna 14,28 Cukup suka 14,26 Cukup suka 14,61 Cukup suka 14,35 Cukup suka

Harga 17,16 Suka 17,03 Suka 17,08 Suka 17,08 Suka

Ukuran 16,53 Suka 16,67 Suka 16,78 Suka 16,58 Suka

Label 14,88 Cukup suka 14,88 Cukup suka 14,82 Cukup suka 14,82 Cukup suka


(42)

Tabel 11 menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap keempat varian rasa emping jagung semuanya suka. Namun dari sisi minat konsumen lebih menyukai rasa barbeque, balado dan keju dibandingkan original yang dapat dilihat pada total skor pada varian barbeque sebesar 99,98, varian balado sebesar 99,35, varian keju sebesar 98,55 dan original sebesar 96,21 lebih rendah dibanding dengan skor pada varian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa di Kantin UMY yang berada di gedung sisi utara lebih menyukai emping jagung rasa barbeque, balado dan keju. Rasa baru dapat menjadikan emping jagung ini lebih bervariasi sehingga menjadi alternatif bagi konsumen untuk menikmati emping jagung dengan pilihan rasa yang bercita rasa manis, pedas dan asin.

Rasa barbeque paling disukai oleh mayoritas konsumen dibanding ketiga rasa lainnya yang ditunjukkan pada skor atribut rasa barbeque sebesar 18,05, rasa balado sebesar 17,05, rasa keju sebesar 16,63 dan rasa original sebesar 15,90. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan karyawan cenderung lebih menyukai rasa barbeque karena memiliki perpaduan rasa asin, manis dan gurih yang membuat mereka tidak bosan untuk menjadikan emping jagung sebagai cemilan disela-sela kesibukan mereka dikampus.

Atribut kerenyahan balado memperoleh skor yang rendah dibanding rasa lainnya yang dapat dilihat dari skor atribut kerenyahan barbeque sebesar 19,08, kerenyahan original sebesar 19,06, kerenyahan keju sebesar 19,05 sedangkan balado hanya sebesar 18,98 yang dikarenakan pada varian balado menggunakan dua jenis bumbu perasa yaitu bubuk cabai dan bumbu atom yang membuat tingkat


(43)

kerenyahan pada emping varian balado menjadi berkurang dibanding varian lainnya yang hanya menggunakan satu jenis bumbu perasa.

4. Perbedaan sikap konsumen antar varian rasa pada produk emping jagung

Tabel 5 Perbedaan sikap konsumen antar varian rasa pada produk emping jagung

Varian yang dibandingkan t-hitung Signifikansi (2 arah)

1 Original – barbeque -4,482 0,000

2 Original – balado -3,904 0,000

Original – keju -2,881 0,005

4 Barbeque – balado ,946 0,347

5 Barbeque – keju 2,603 0,011

6 Balado – keju 1,078 0,284

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa pada varian original-barbeque memiliki nilai t-hitung sebesar -4,482 dan tingkat signifikansi 1%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap yang sangat nyata antara varian original dengan barbeque. Rata-rata skor sikap barbeque lebih tinggi dibandingkan original yaitu barbeque sebesar 99,98 sedangkan original sebesar 96,23.

Varian original-balado memiliki nilai t-hitung sebesar -3,904 dan tingkat signifikansi 1%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap yang sangat nyata antara varian original dengan balado. Rata-rata skor sikap balado lebih tinggi dibandingkan original yaitu balado sebesar 99,35 sedangkan original sebesar 96,23.


(44)

Varian original-keju memiliki nilai t-hitung sebesar -2,881 dan tingkat signifikansi 1%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap yang sangat nyata antara varian original dengan keju. Rata-rata skor sikap keju lebih tinggi dibandingkan original yaitu keju sebesar 98,55 sedangkan original sebesar 96,23.

Pada varian barbeque-balado dengan nilai t-hitung sebesar 0,946 dan tidak signifikan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap antara varian rasa barbeque dengan balado. Rata-rata skor sikap konsumen terhadap rasa barbeque adalah sebesar 99,98 dengan katagori suka dan balado sebesar 99,35 dengan katagori suka.

Varian barbeque-keju dengan nilai t-hitung sebesar 2,603 dan tingkat signifikan 5%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap varian rasa barbeque dengan keju ada perbedaan. Rata-rata skor sikap barbeque adalah sebesar 99,98 dengan katagori suka dan keju sebesar 98,55 dengan katagori suka.

Varian balado-keju dengan nilai t-hitung sebesar 1,078 dan tidak signifikan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap konsumen antara varian rasa balado dengan keju. Rata-rata skor sikap balado adalah sebesar 99,35 dengan katagori suka dan keju sebesar 98,55 dengan katagori suka.


(45)

5. Minat beli konsumen terhadap emping jagung

Minat (intention) merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap obyek. Minat beli konsumen adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat konsumen merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana keinginannya untuk melakukan tindakan pembelian atau kegiatan penggunaan suatu jasa.

Minat terkait dengan sikap dan perilaku, minat mengindikasikan seberapa besar seseorang memiliki kemauan untuk mencoba. Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting dilakukan. Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa. Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan merek atau jasa tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang akan datang.

Tabel 6. Minat beli konsumen terhadap emping jagung

Minat beli konsumen Jumlah responden Persentase (%)

Membeli 78 97,5

Tidak membeli 2 2,5


(46)

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebesar 97,5 % dari total keseluruhan responden menyatakan akan membeli produk emping jagung dengan empat varian rasa. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap emping jagung dengan empat varian rasa sangat tinggi, hal ini dikarenakan emping jagung dengan empat varian rasa ini memiliki cita rasa yang gurih, asin, manis, pedas dan sangat cocok untuk dijadikan cemilan oleh sebagian besar responden yang pada umumnya mahasiswa. Kemudian responden yang menyatakan tidak membeli dikarenakan responden berasal dari Sulawesi dan Kalimantan, berjenis kelamin perempuan berusia 19 dan 20 tahun, yang berpendapat bahwa jagung sudah umum dikonsumsi di daerah mereka, sehingga cita rasa emping jagung sudah bukan hal yang baru untuk kedua responden ini.

Tabel 7. Frekuensi pembelian konsumen potensial emping jagung dalam 1 bulan kedepan

Tingkat pembelian Jumlah responden Persentase (%)

Satu kali 10 12,5

Dua kali 28 35

Tiga kali 13 16,3

Empat kali 4 5

>Empat kali 23 28,8

Total 78 97,6

Tabel 14 menunjukkan tingkat pembelian responden atau calon konsumen potensial dalam satu bulan kedepan, dapat dilihat bahwa sebesar 35 % responden akan membeli sebanyak tingkat pembelian dua kali, 28,8 % responden akan membeli sebanyak tingkat pembelian lebih dari empat kali dan 16,3 % responden akan membeli sebanyak tingkat pembelian tiga kali dalam satu bulan kedepan.


(47)

Tabel 8. Pilihan varian emping jagung yang diminati konsumen potensial Jenis varian Jumlah responden Persentase (%)

Original 3 3,8

Barbeque 19 23,8

Balado 11 13,8

Keju 6 7,5

Original & barbeque 2 2,5

Original & balado 3 3,8

Barbeque & balado 19 23,8

Barbeque & keju 7 8,8

Balado & keju 1 1,3

Ori, barbeque & keju 2 2,5

Ori, balado & keju 3 3,8

Barbeque, balado & keju 1 1,3

Keempat varian 1 1,3

Total 78 97,6

Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa varian rasa barbeque lebih diminati oleh konsumen dibanding dengan varian rasa balado, keju dan original. Hal ini dapat dilihat pada tingkat persentase varian rasa barbeque 23,8%, sedangkan varian balado 13,8%, varian keju 7,5% dan varian original hanya 3,8%,.

Untuk varian yang lebih dari satu varian, varian barbeque – balado lebih diminati dibanding dua pilihan varian lainnya. Hal ini dapat dilihat pada perolehan persentase varian barbeque – balado sebesar 23,8%, sedangkan varian barbeque – keju sebesar 8,8%, varian original – balado sebesar 3,8% dan varian original – barbeque hanya 2, 5% dari total keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumen potensial terhadap kedua rasa barbeque dan balado lebih besar dibanding rasa lainnya, ini dapat dikarenakan varian rasa pada suatu produk makanan menjadi trend bagi anak muda atau konsumen potensial pada saat ini.


(48)

43

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan beberapa hal berikut : 1. Sikap konsumen potensial di lingkungan kampus UMY terhadap atribut

rasa, kerenyahan, warna, ukuran, harga dan label emping jagung menunjukkan kepercayaan yang baik dan menganggap keenam atribut yang ada pada emping jagung penting, namun atribut kerenyahan dan rasa dianggap sangat penting dibanding atribut lainnya.

2. Konsumen potensial pada umumnya menyukai keempat rasa emping jagung. Namun dilihat dari sikap pada masing–masing rasa menunjukkan bahwa rasa barbeque lebih disukai dibanding ketiga rasa lainnya, rasa balado lebih disukai dibanding keju dan original, rasa keju lebih disukai dibanding original sehingga terdapat perbedaan sikap konsumen pada keempat rasa yaitu konsumen lebih menyukai rasa barbeque, balado dan keju dibanding rasa original.

3. Mayoritas konsumen berminat untuk membeli emping jagung, tetapi rasa barbeque, balado dan keju lebih diminati daripada original dengan frekuensi pembelian yaitu sebanyak dua kali dan lebih dari empat kali dalam waktu satu bulan.


(49)

B. Saran

1. Atribut kerenyahan dan rasa dianggap sangat penting bagi konsumen potensial dibanding atribut lainnya yang berarti bahwa kedua atribut tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi produsen emping jagung KWT Trimanunggal untuk mempertahankan sebagai ciri khas produk emping jagung empat varian rasa.

2. Varian barbeque, balado dan keju lebih disukai dibanding original dan mayoritas konsumen potensial berminat untuk membeli emping jagung yang berarti bahwa dapat menjadi rekomendasi kepada produsen emping jagung khususnya KWT Trimanunggal untuk mengembangkan kembali ketiga varian rasa barbeque, balado dan keju kemudian memperluas pemasaran emping jagung di lingkungan kampus UMY.


(50)

Swadaya, Jakarta.

Anonim. 2011. Potensi bisnis olahan jagung cukup menjanjikan. http://www.umkm.com diakses 25 Juni 2015.

Bachriansyah, R.A.2011. Analisis pengaruh kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga terhadap minat beli konsumen pada produk ponsel nokia di kota Semarang. Unsoed, Semarang.

Burhan Nurgiyantoro,G.M. 2009. Statistik terapan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Gadjah Mada university press, Yogyakarta.

Chairy. 2010. Pengaruh psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian kembali smartphone blackberry. Jurnal manajemen dan teori penerapan 128-143.

Ferianto,G. 2002. Sikap konsumen terhadap produksi pangan yang diberitakan menggunakan formalin di DIY. UMY, Yogyakarta.

Hamdani, L. 2006. Manajemen pemasaran jasa. Salemba empat, Jakarta.

Hanggi,A. 2012. Sikap konsumen terhadap citra toko distro inspired di Kota Malang. STIE Asia, Malang

Kanuk, L. S. 2004. Perilaku konsumen edisi ketujuh. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.

Keller, P. K. 2009. Manajemen pemasaran. Macanan jaya cemerlang, Jakarta. Mawey, H.E. 2013. Motivasi, perpespi dan sikap konsumen terhadap keputusan

pembelian produk PT Rajawali Nusindo Cabang Manado. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Nawami, P. 1990. Metode penelitian bidang sosial. Gadjah mada university press, Yogyakarta.

Nurdini, D. 2005. Perbedaan sikap konsumen terhadap merek bakpia pathok yang dihasilkan oleh produsen dari daerah patuk dan bukan patuk di kota Yogyakarta. AgrUMY, Yogyakarta.


(51)

perguruan tinggi pertanian. UMY, Yogyakarta.

Wahyuni, D. 2008. Pengaruh motivasi persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di kawasan Surabaya barat. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, 30-37. Universitas Brawijaya, Surabaya.

Widodo. 2010. Analisis sikap konsumen terhadap bakpia pathok dengan menggunakan confirmatory factor analysis pada model multiatribut, hlm. 9-21. AgrUMY. Yogyakarta.


(52)

(53)

Gambar 1 Emping jagung kemasan 20 dan 10 gram

Gambar 2 Emping jagung kemasan 30, 40 dan 50 gram


(54)

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 total sikap ori - total sikap barbeque

-3,7500 7,48416 ,83675 -5,4155 -2,0845 -4,482 79 ,000

Pair 2 total sikap ori - total sikap balado

-3,1125 7,13166 ,79734 -4,6996 -1,5254 -3,904 79 ,000

Pair 3 total sikap ori -

total sikap keju -2,3125 7,18048 ,80280 -3,9104 -,7146 -2,881 79 ,005

Pair 4 total sikap

barbeque - total sikap balado

,6375 6,02578 ,67370 -,7035 1,9785 ,946 79 ,347

Pair 5 total sikap

barbeque - total sikap keju

1,4375 4,93975 ,55228 ,3382 2,5368 2,603 79 ,011

Pair 6 total sikap

balado - total sikap keju


(1)

44

B. Saran

1. Atribut kerenyahan dan rasa dianggap sangat penting bagi konsumen potensial dibanding atribut lainnya yang berarti bahwa kedua atribut tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi produsen emping jagung KWT Trimanunggal untuk mempertahankan sebagai ciri khas produk emping jagung empat varian rasa.

2. Varian barbeque, balado dan keju lebih disukai dibanding original dan mayoritas konsumen potensial berminat untuk membeli emping jagung yang berarti bahwa dapat menjadi rekomendasi kepada produsen emping jagung khususnya KWT Trimanunggal untuk mengembangkan kembali ketiga varian rasa barbeque, balado dan keju kemudian memperluas pemasaran emping jagung di lingkungan kampus UMY.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Purwono. 2010. Budidaya 8 jenis tanaman pangan unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anonim. 2011. Potensi bisnis olahan jagung cukup menjanjikan. http://www.umkm.com diakses 25 Juni 2015.

Bachriansyah, R.A.2011. Analisis pengaruh kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga terhadap minat beli konsumen pada produk ponsel nokia di kota Semarang. Unsoed, Semarang.

Burhan Nurgiyantoro,G.M. 2009. Statistik terapan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Gadjah Mada university press, Yogyakarta.

Chairy. 2010. Pengaruh psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian kembali smartphone blackberry. Jurnal manajemen dan teori penerapan

128-143.

Ferianto,G. 2002. Sikap konsumen terhadap produksi pangan yang diberitakan menggunakan formalin di DIY. UMY, Yogyakarta.

Hamdani, L. 2006. Manajemen pemasaran jasa. Salemba empat, Jakarta.

Hanggi,A. 2012. Sikap konsumen terhadap citra toko distro inspired di Kota Malang. STIE Asia, Malang

Kanuk, L. S. 2004. Perilaku konsumen edisi ketujuh. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.

Keller, P. K. 2009. Manajemen pemasaran. Macanan jaya cemerlang, Jakarta. Mawey, H.E. 2013. Motivasi, perpespi dan sikap konsumen terhadap keputusan

pembelian produk PT Rajawali Nusindo Cabang Manado. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Nawami, P. 1990. Metode penelitian bidang sosial. Gadjah mada university press, Yogyakarta.

Nurdini, D. 2005. Perbedaan sikap konsumen terhadap merek bakpia pathok yang dihasilkan oleh produsen dari daerah patuk dan bukan patuk di kota Yogyakarta. AgrUMY, Yogyakarta.


(3)

Simamora, B. 2002. Panduan riset perilaku konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono, P. D. 2009. Statistika untuk penelitian. CV Alfabeta, Bandung.

Suryani, D. 2004. Sikap konsumen terhadap produk pangan olahan berlabel perguruan tinggi pertanian. UMY, Yogyakarta.

Wahyuni, D. 2008. Pengaruh motivasi persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di kawasan Surabaya barat. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, 30-37. Universitas Brawijaya, Surabaya.

Widodo. 2010. Analisis sikap konsumen terhadap bakpia pathok dengan menggunakan confirmatory factor analysis pada model multiatribut, hlm. 9-21. AgrUMY. Yogyakarta.


(4)

(5)

Gambar 1 Emping jagung kemasan 20 dan 10 gram

Gambar 2 Emping jagung kemasan 30, 40 dan 50 gram


(6)

Lampiran 1 Analisis Paired sample t-tes perbedaan antar varian emping jagung Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 total sikap ori - total sikap barbeque

-3,7500 7,48416 ,83675 -5,4155 -2,0845 -4,482 79 ,000

Pair 2 total sikap ori - total sikap balado

-3,1125 7,13166 ,79734 -4,6996 -1,5254 -3,904 79 ,000

Pair 3 total sikap ori -

total sikap keju -2,3125 7,18048 ,80280 -3,9104 -,7146 -2,881 79 ,005

Pair 4 total sikap

barbeque - total sikap balado

,6375 6,02578 ,67370 -,7035 1,9785 ,946 79 ,347

Pair 5 total sikap

barbeque - total sikap keju

1,4375 4,93975 ,55228 ,3382 2,5368 2,603 79 ,011

Pair 6 total sikap

balado - total sikap keju