Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit Terolah Secara Amoniasi dan Fermentasi Terhadap Performans Sapi Aceh

LAMPIRAN
Lampiran1 : Proses Amoniasi
Pelepah Kelapa Sawit

Dicoper

Ditimbang

Dikeringkan dengan sinar
matahari / dengan oven 600C
(suhu penyimpanan)

Diperciki dengan larutan urea
sebanyak 3 %

Dimasukkan kedalam plastik
secara perlahan-lahan

Diikat dengan kuat agar kedap
udara


Disimpan selama 14 hari

Diangin-anginkan selama 2 jam

Amoniasi pelapah kelapa sawit
dapat diberikan kepada ternak

Sumber : Harahap (2010).

Lampiran 2 : Proses Fermentasi
Cacah pelepah kelapa sawit 1 kg

Molases 100 g, campur dengan air
kemudian siramkan pada cacahan

Biomol 35 g, kemudian
ditaburkan
Masukkan dalam plastik dan
padatkan secara berlahan


Lalu biarkan selama 14 hari

Diangin-anginkan selama 2 jam

Silase pelepah kelapa sawit dapat
diberikan kepada ternak

Sumber : Pusat penelitian kelapa sawit (2012).

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.A.N., R.R Noor, H. Martojo, D.D. Solihin, dan , E. Handiwirawan,
2006. Keragaman Fenotipik Sapi Aceh di Nanggroe Aceh Darussalam.
Alimon, A.R. and M. Hair-Bejo. 1996. Feeding system based on oil palm byproduct in Malaysia. In: Proc. of the First International Symposium on the
Integration of Livestock to Oil Palm Production. Ho, y.w., m.k. Vidyadaran
and m.d. Sanchez (Eds.). 25 – 27 May 1995, Kuala Lumpur, Malaysia.
Balai Penelitian Ternak. 2003. Perkebunan Kelapa Sawit Dapat Menjadi Basis
Pengembangan Sapi Potong. Bogor.
Bamualim. 1994. Usaha Peternakan Sapi Perah di Nusa Tenggara Timur.
Prosiding Seminar Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian
Peternakan dan Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Sub Balai Penelitian

Ternak Lili/Balai Informasi Pertanian Noelbalki Kupang 1-3 Februari
1994..
Blakely j, Bade DH. 1992. Ilmu Peternakan, Edisi Ke-empat. Terjemahan
B.Srigandono. UGM-Press, Yogyakarta.
Dahlanuddin D.V., J.B Tien, Liang and D.B Adams, 2003. An exploration of risk
factor for Bovine Spongiform enceplolopathy in Ruminant Production
System in the Tropics. Rev. Sci. Tech. of Int. Epiz 22 : 271-281.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Kelapa Sawit
Indonesia. Jakarta.
Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan, 2009. Data Base Peternakan Provinsi
Aceh. Banda Aceh.
Diskeswannak Aceh., 2011. Profil Sapi Aceh. Dinas Kesehatan Hewan dan
Peternakan Provinsi Aceh. Banda Aceh.
Devendra,C. 1990. Roughage Resources for Feeding in The Asean Region, The
First Asean Workshop on Technology of Animal Feed Production Utility
Food Waste Material.
Elisabeth, J., dan S. P. Ginting. 2003. Pemanfaatan Hasil Samping Industri
Kealapa Sawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Prosidng
Lokakarya Nasional : Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 910Septmber 2003. P. 110-119.
Frandson, R.D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada UniversityPress, Yogyakarta.

Ginting, S. P. dan J. Elizabeth, 2013. Teknologi Pakan Berbahan Dasar Hasil
Sampingan Perkebunan Kelapa Sawit. Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa

Sawit-Sapi. Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih PO BOX 1 Galang
Sumatera Utara; Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Jl. Brigjen Katamso 51
Medan
Hanafi, N. D. 2004. Perlakuan Silase dan Amoniasi Daun Kelapa Sawit Sebagai
Bahan Baku Pakan Domba. Program Studi Produksi Ternak Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Harahap, N., 2010. Uji Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, Kadar NH3 dan
VFA pada Jerami Jagung, Pelepah Daun Sawit dan Pucuk Tebu Terolah
Pada Sapi Secara In vitro. Skripsi. Program Studi Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Hardjosworo, P.S dan Rukmiasih, M.S., 2000. Meningkatkaan Produksi Daging.
Penebar Swadaya, Yogyakarta.
Hassan, O.A. and M. Ishida. 1992. Status of utilization of selected fibrous crop
residues and animal perfoemance with special emphasis on processing of
oil palm frond (OPF) for ruminant feed in Malaysia. Malaysia.
Jafar, M.D. and A.O.Hassan, 1990. Optimum Steaming Condition of PPF for feed
utilization. Processing and utilization of oil palm by-products for ruminant.

Mardi-Tarc Collaborative Study. Malaysia.
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia.
Kanisius, Yogyakarta.
Laboratorium Ilmu Makanan Ternak. 2005. Departemen Peternakan FP USU,
Medan.
Laboratorium Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih (2014). Medan
Mathius, I.W., D. Sitompul, RJ. Manurung dan Aani. 2003. Produk samping
tanaman dan pengolahan buah kelapa sawit sebagai bahan dasar pakan
komplit untuk sapi : suatu tinjauan. Prosiding Lokakarya Sistem
Integrasi Kelapa SawirSapi. Bengkulu. 9-10 September 2003.
Departemen Pertanian Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi
Bengkulu dan PT. Agricinal.
Mathius, I. W. 2003. Perkebunan Kelapa Sawit dapat menjadi Basis
Pengembangan Sapi Potong. Warta Litbang. Pertanian.
Martawidjaya, M. B. dan S. sitorus, 1999. Pengaruh Tingkat Protein Energi
Ransumg Terhadap Kinerja Produksi Sapi dan Kambing Kacang Muda.
Balai Penelitian Ternak, Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4(3).
Maynard, L. A., et al., 1981. Animal Nutrition, Seventh Edition. Tata McGrawHill Publishing Company Limited, New Delhi.

Noor, RR., 2004. Genetika Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Noviati A. 2002. Fermentasi Bahan Pakan Limbah Industri Pertanian dengan
Menggunakan T. Harzianum [Skripsi]. Bogor : Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB.
Novirma, J. 1991. Penyediaan Pemanfaatan dan Nilai Gizi Limbah Pertanian
Sebagai Makanan Ternak di Sumatera Utara. Pusat Penelitian,
Universitas Andalas, Padang.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.
Pane, I. 1986. Pemeliharaan Ternak Sapi. Penerbit PT. Gramedia Jakarta.
Pasaribu, T., T. Purwadaria, A.P. Sinurat, J. Rosida dan D.O.D. Saputra. 2001.
Evaluasi nilai gizi lumpur sawit hasil fermentasi dengan Aspergillus niger
pada berbagai perlakukan penyimpanan. JITV 6(4): 233 –238.
Piliang, G. W., 1997. Strategi Penyediaan Pakan Ternak Berkelanjutan Melalui
Pemanfaatan Energi Alternatif, Orasi Ilmiah. Fakultas Pertanian IPB
Bogor.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2012. Perkebunan Kelapa Sawit Dapat Menjadi
Basis Pengembangan Sapi Potong. Indonesia.
Pond, W.G., D.C. Church, and K.R. Pond, 1995. Basic Animal Nutrition and
Feeding. Fourth edition. John Wiley & Sons, New York.
Rosida, I. 2006. Analisis Potensi Sumber Daya Peternakan Kabupaten

Tasikmalaya Sebagai Wilayah Pengembangan Sapi Potong. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Sarwono B. dan Arianto H. B, 2007. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Situmorang, P,T,G, 2010. Pemanfaatan Pelepah Dan Daun Kelapa Sawit
Fermentasi Dengan Aspergillus Niger Terhadap Pertambahan Bobot
Badan Sapi Bali. USU-Press. Medan.
Siregar, S.B. 2008.Penggemukan Sapi. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Smith and Mangkoewidjojo, 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis.Universitas Indonesia-Press,
Jakarta.
Soeparjo. 2004. Degradasi komponen lignoselulosa oleh kapang pelapuk putih.
(Online) Jajo66.wordpress.com [Diakses November 2011].

Sony. 2012. Material Safety Data Sheet (MSDS). Banyumas Raya.
Sugeng, B. 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutardi,T. 1979. Ketahanan Protein Bahan Makanan Ternak terhadap Degradasi
oleh Mikroba Rumen dan Manfaatnya bagi Peningkatan Produksi Ternak.
Procceding Seminar dan Penunjang Peternakan. LPP. Bogor.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadimodjo dan S. Prawiryokusumo., 1993.

Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.
Tomaszewska, M. W., T. D. Chaniago and I.K. Sutama. 1993. Reproduction in
Relation to Animal Production in Indonesia. Institut Pertanian Bogor Australia Project. Bogor.
Wahyono, D. E. 2000. Pengkajian Teknologi Complate Feed Pada Usaha
Penggemukan Domba. Laporan Hasil Pengkajian BPTP Jawa Timur,
Malang.
Wan Zahari, M., O. Abu Hassan, H.K. Wong and J.B Liang 2003. Utilization oil
palm frond based diet for beef cattle production in Malaysia. Asian-Aust.
Widayati. E. dan Widalestari, Y. 1996. Limbah Untuk Pakan Ternak. Trubus
Agrisorana, Surabaya.
Winarno, f. G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Gramedia, Jakarta.
Yasin, S. dan Dilaga. 1993. Peternakan Sapi Bali dan Permasalahan. Bumi
Aksara, Jakarta.
Yunika, K, 2008. Uji Ransum Berbasis Pelepah Daun Sawit, Jerami Padi dan
Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium
terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole.USU-press. Medan
Yunilas, 2009. Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan
Pakan Ternak Ruminansia. Karya Ilmiah Departemen Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.


BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program
Studi Peternakan Fakultas Pertanian Jalan Prof. Dr. Sofyan No.3 Universitas
Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan, dimulai dari bulan
maret sampai dengan bulan juni 2015.

Bahan dan Alat Penelitiaan
Bahan
Sapi Aceh yang digunakan sebagai objek penelitian sebanyak 4 ekor.
Bahan pakan yang diberikan terdiri dari : pelepah daun kelapa sawit, bungkil inti
sawit,biomol, dedak padi, ultra mineral, garam dan urea. Obat – obatan sperti obat
cacing wormzol – B, rodalon sebagai desinfektan dan vitamin B – kompleks
sebagai suplemen tambahan. Air minum diberi secara ad libitum.
Alat
Kandang individu 4 unit beserta perlengkapannya, tempat pakan sebagai
wadah pakan. Timbangan sebagai alat untuk penimbangan bobot sapi, chopper
sabagai alat pencincang pelepah kelapa sawit dan mixer sebagi alat pencampuran
berbagai bahan pakan. Ember 4 buah sebagai wadah atau tempat air minum.

Timbangan duduk kapasitas 500 kg sebagai alat penimbang bobot badan sapi.
Timbangan dengan kapasitas 10 kg sebagai alat penimbang bahan pakan. Karung
sebagai tempat bahan pakan, sapu dan sekop sebagai alat pembersih kandang, alat
tulis sebagai alat pecatat data selama penelitian, kereta sorong sebagai alat
pengangkut bahan pakan dan juga lampu sebagai alat penerang kandang.

Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan bujur sangkar
latin 4 x 4. Perlakuan yang diteliti adalah :
P0

= Pelepah Kelapa Sawit Terolah secara fisik

P1

= Pelepah Kelapa Sawit Terolah secara fisik + Amoniasi

P2

= Pelepah Kelapa Sawit Terolah secara fisik + Fermentasi


P3

= Pelepah Kelapa Sawit Terolah secara fisik + Amoniasi + Fermentasi

1

= Sapi pertama

2

= Sapi kedua

3

= Sapi ketiga

4

= Sapi keempat

Periode
Pelaksanaan
(bulan)

Sapi Aceh ke
1

2

3

4

I

S1P2

S2P3

S3P1

S4P0

II

S1P3

S2P1

S3P0

S4P2

III

S1P1

S2P0

S3P2

S4P3

IV

S1P0

S2P2

S3P3

S4P1

Jadi terdapat 4 sapi Aceh jantan jenis sama (1,2,3,dan4)
4 perlakuan ransum (P0,P1,P2 dan P3)
4 periode pengukuran (I,II,III dan IV).
Model matematika yang digunakan adalah

Yi j k = μ + βi + ‫ﻻ‬j + ‫ז‬k + εi j k
Periode
Sapi
Ransum
Dimana :

i= I, II,…IV
j= 1, 2,…4
k=A, B,…D

Y ijk

= Hasil pengamatan dari perlakuan ke-i, baris ke-j dan kolom ke-k

‫ז‬k

= Pengaruh ransum (perlakuan) ke-k

βi

= Pengaruh sapi (baris) ke-j

‫ﻻ‬j

= Pengaruh sapi (kolom) ke-j

µ

= Nilai tengah umum

€ ijk

= Pengaruh acak pada periode ke-i, baris ke-j, dan kolom ke-k

Tabel 4. Fromulasi ransum sapi
Nama Bahan
pepelah sawit terolah secara fisik
pelepah sawit terolah fisik + amoniasi
pelepah sawit terolah fisik + fermentasi
pelepah sawit terolah amoniasi + fermentasi
BIS
Dedak
Molases
Ultra Mineral
Garam
Urea
kandungan nutrisi
PK
SK
LK
TDN

P0(%)
40
37
17
3
1.5
1
0.5

P1(%)
40
37
17
3
1.5
1
0.5

P2(%)
40
37
17
3
1.5
1
0.5

P3(%)
40
37
17
3
1.5
1
0.5

13.6407 13.9167 13.9327 13.9407
25.4844 23.0284 20.4084 21.4884
2.7324 2.7204 2.7124 2.6404
74.66 73.817 70.637 72.583

Parameter Penelitian
Konsumsi Pakan (g)
Tingakat konsumsi adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak, bila
pakan tersebut diberi secara adlibitum. Kesehatan ternak juga dapat berpengaruh
terhadap konsumsi pakan. Pada keadaan suhu lingkungan lebih tinggi dari yang
dibutuhkan, nafsu makan akan berturun dan konsumsi air minum akan meningkat.

Akhirnya, otot-otot daging dapat membesar dan daya tahanpun menurun
(Hardjosworo dan Rukmiansih,2001).
Konsumsi pakan dihitung berdasarkan selisih antara jumlah pakan yang
diberikan dikurangi dengan jumlan pakan yang sisa.
Konsumsi Pakan = Pakan yang diberikan – Pakan sisa.
Pertambahan Bobot Badan (g)
Pertambahan berat badan dapat dikatakan pertumbuhan (Maynard et al.,
1981). Parakkasi (1999), menyatakan pertumbuhan adalah pertambahan dalam
bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, otak,
jantung dan semua jaringan tubuh (kecuali jaringan lemak) serta alat-alat tubuh
lainnya.
Pertambahan bobot badan yang di peroleh dengan menghitung selisih
bobot badan akhir dengan selisih bobot awal. Dimana penimbangan dilakukan
setiap 1 minggu sekali.
Pertambahan Bobot Badan = Bobot Badan Akhir – Bobot Badan Awal
Feed Convertion Ratio (FCR)
konversi pakan adalah perbandingan atau rasio antara jumlah pakan yang
dikonsumsi oleh ternak dengan produk yang dihasilkan oleh ternak (Pane, 1986).
Konversi pakan merupakan ratio antara konsumsi pakan dengan pertambahan
bobot badan.
��� =

Konsumsi Pakan
Pertambahan Bobot Badan

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Kandang
Kandang yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan didesinfektan.
Kandang yang digunakan adalah kandang individual dan semua peralatan yang
digunakan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan juga didesinfektan.

Pemberian Pakan dan Air Minum
Pakan yang diberikan adalah pakan perlakuan. Pakan perlakuan diberikan
ad libitum. Sisa pakan yang diberikan ditimbang keesokan harinya untuk
mengetahui kosumsi ternak tersebut. Pemberian air minum diberikan secara tidak
terbatas. Air minum diganti setiap hari dan tempat nya dicuci dengan air bersih.
Pemberian Obat-obatan
Ternak akan diberikan obat seperti obat cacing wormzol – B sebanyak 1
tablet setiap ekor dan juga vitamin B-kompleks. Obat lain juga seperti terramycin
sebanyak 1 ml/ 10 kg bobot badan jika ternak mengalami sakit.
Pengambilan data
Konsumsi pakan dihitung setiap hari. Pakan yang sisa ditimbang dan
dikurangi dengan pakan yang telah diberikan. Penimbangan berat sapi dilakukan
dengan selang waktu 1 minggu sekali.
Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis, dan jika perlakuan berbeda nyata
(P