Pembibitan ikan lele Kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan Dusun

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran yang dilakukan petani ikan lele Kolam Harapan di Dusun Gemenggeng, Kelurahan Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan hasil temuan yang diperoleh saat peneliti melakukan penelitian di lapangan.

1. Pembibitan ikan lele Kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan Dusun

Gemenggeng. Salah satu mata pencaharian masyarakat Dusun Gemenggeng adalah menjadi petani bibit ikan lele. Pembibitan ikan lele di Dusun Gumenggeng masih tradisional, karena dalam usaha pembibitan ikan lele petani belum banyak menggunakan teknologi-teknologi moderen. Alat-alat yang digunakan masih sederhana, antara lain menggunakan sikat untuk membersihkan kolam, membuat kolam induk ikan lele dengan menggunakan cangkul, mencari cacing sutra dilakukan dengan tangan manusia. Cacing sutra adalah salah satu pakan bibit ikan lele yang harus diberikan secara terus menerus pada saat bibit ikan lele berumur 0-15 hari. Cacing sutra pada akhir-akhir ini sulit dicari dan jika beli harganya cukup mahal karena keberadaannya yang semakin langka. Padahal untuk saat ini petani belum menemukan pakan pengganti untuk bibit ikan lele. Bibit lele dahulu dijadikan pakan ikan lohan. Bibit ikan lele yang digunakan untuk pakan ikan lohan adalah bibit ikan lele ukuran satu. Lama-kelamaan pembibitan ikan lele ini mulai dikenal oleh masyarakat sekitar Dusun Gemenggeng yang awalnya belum mengetahui usaha pembibitan ikan lele ini. Bibit ikan lele dari petani tersebut dibeli oleh petani ikan lele pembesaran dan ikan lele yang sudah besar tersebut untuk dikonsumsi manusia. Petani bibit ikan lele pada saat itu ragu kalau bibit ikan lele nantinya tidak akan laku karena adanya kabar dikalangan masyarakat bahwa ikan lele itu jorok karena diberi pakan kotoran. Seiring dengan berkembangnya jaman terdapat perusahaan yang memproduksi pakan ikan lele yang sesuai standart yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Standar tersebut adalah jika ikan lele diberi pakan 1kg maka akan membuat berat ikan lele 1kg. Dalam kurun waktu 7 tahun, mulai dari tahun 2002-2009 peluang pasar semakin menjanjikan. Petani ikan lele di Dusun Gemenggeng pada awal tahun 2001 hanya terdapat 2 orang, yaitu Bapak Darmanto dan Bapak Siswo. Berjalan kurang lebih 1 tahun Bapak Sarjan, Bapak Pramono, Bapak Prayitno, Bapak Teguh Sugiyarto, dan Bapak Muhammad tertarik dengan usaha pembibitan ikan lele. Kelima petani tersebut pertama kali melakukan pembibitan ikan lele di lahan Bapak Sarjan. Mereka mengawinkkan sepasang induk kemudian telur ikan lele dibagi diberbagai kolam yang tersedia untuk ditetaskan. Pembagian tugas dilakukan untuk mengelola keempat kolam tersebut. Tugas untuk mencari cacing ditugaskan kepada Bapak Sarjan dan Bapak Prayitno, kemudian yang lainnya diberi tugas untuk perawatan kolam dan bibit sampai masa panen. Hasil panen pertama dari kelima petani tersebut ternyata kurang maksimal sehingga mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan usaha tersebut. Kurang lebih 6 bulan Bapak Pramono dan Bapak Muhammad berdiri sendiri dalam melakukan usaha pembibitan ikan lele. Hasil panen bibit ikan lele dari kedua petani tersebut berhasil. Pada tahun 2003 Bapak Sarjan mulai kembali melakukan usaha pembibitan ikan lele. Tahun 2004 usaha pembibitan ikan lele ini mendapat sorotan oleh Dinas Kabupaten Semarang dan Dinas Kelautan dan disarankan untuk membuat kelompok tani. Petani pembibitan ikan lele kemudian membuat kelompok tani bibit ikan lele “Sumber Rejeki”. Jumlah anggota kelompok tani bibit ikan lele Sumber Rejeki adalah 33 petani. Bapak Siswo adalah ketua kelompok tani bibit ikan lele Sumber Rejeki dan bagian pemasaran diserahkan kepada Bapak Sarjan. Petani yang lain adalah pembudidayapembibitan. Kelompok ini hanya berjalan kurang lebih selama 4 tahun. Setelah itu aggota kelompok tani bibit ikan lele Sumber Rejeki berkurang dan hanya tinggal 7 petani. Tahun 2011 angota kelompok tani bibit ikan lele Sumber Rejeki tinggal 4 petani yang masih bertahan hingga saat ini. Awal tahun 2014 kelompok tani bibit ikan lele Sumber Rejeki merubah namanya menjadi kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan. Pemasaran dilakukan dengan melihat peluang pasar terlebih dahulu. Petani bibit ikan lele melihat peluang pasar di daerah Magelang dan Muntilan. Petani mencari tahu ukuran bibit ikan lele yang banyak diminati oleh kosumen. Ukuran bibit ikan lele yang paling lakudiminati konsumen adalah ukuran 7 yaitu bibit ikan lele yang panjangnya 5-7cm. Setelah itu petani melakukan pembibitan ikan lele untuk mencapai ukuran 7. Petani sulit melakukan pembibitan untuk mencapai ukuran seperti yang diinginkan konsumen, karena petani hanya memilki modal sedikit dan mental usaha petai bibit ikan lele yang belum kuat. Petani bibit ikan lele hanya mampu melakukan pembibitan mencapai ukuran 6. Tahun- ketahun ada konsumen dari kota Salatiga yang mau membeli bibit ikan lele ukuran 6. Akhirnya petani mejual bibit ikan lele dengan ukuran 6. Tahun 2004 harga bibit ikan lele untuk ukuran 6 adalah Rp55,- ekor, sedangkan jika dihitung biaya pembibitan ikan lele itu Rp35,- ekor dari 0-30 hari. Petani bibit ikan lele masih mendapatkan untung Rp20,- ekor. Petani bibit ikan lele rata-rata tidak memilki tenaga kerja lain selain petani itu sendiri. Hanya saja para petani saling gotong royong apabila petani ada yang memiliki pekerjaan berat. Petani bibit ikan lele yang menggunakan jasa pegawai maka ada dua sistem kerja sama. Sistem kerjasama yang pertama adalah dengan sistem kerja sama bagi hasil sebesar 50 : 50 dari jumlah laba bersih, dengan catatan pemodal menyiapkan induk ikan lele, kolam, cacing sutra, pakan, alat. Sistem kerjasama yang kedua adalah bagi hasil 60 : 40. Laba 60 untuk pegawai dan 40 untuk pemodal dari jumlah laba bersih, dengan catatan pemodal menyiapkan induk ikan lele, kolam, pakan, alat dan pegawai yang menyediakkan cacing sendiri. Pelanggan tetap tersebut berasal dari daerah sekitar. Petani hanya mampu memenuhi permintaan konsumen sekitar kurang lebih 6.000 bibit ikan lele setiap bulannya. Petani bibit ikan lele juga sudah memilki pelanggan tetap. Petani juga masih kekurangan bibit dalam menyediakan permintaan pasar. Petani hanya mampu menyediakn bibit untuk kalangan rumah tangga. Perijinan utuk usaha pembibitan yang dilakukan dilingkungan masyarakat ini tidak ada masalah, karena tidak mengganggu kehidupan masyarakat sekitar. Kegiatan petani lele dalam usaha pembibitan ikan lele mulai dari menyediakan kolam untuk induk maupun bibit ikan lele, proses pemijahan, proses perawatan, dan proses penjualan. Langkah pertama yang dilakukan petani bibit ikan lele adalah pembuatan kolam. Pembuatan kolam itu ada dua macam yaitu kolam untuk induk ikan lele dan kolam untuk bibit ikan lele. Proses pembuatan Kolam induk dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a Gali tanah dengan kedalaman air 1 meter, 1 x 3 meter. b Buat dinding dengan batako setinggi 2 meter. c Buat kolam induk sebanyak 2 atau 3 kolam. Dengan isi 1 kolam 3 pejantan 5 betina. Kolam yang kedua adalah kolam untuk bibit ikan lele. Kolam bibit ikan lele dapat dibuat secara permanen ataupun semi permanen. Kolam bibit ikan lele permanen akan menghabiskan biaya yang lebih mahal dibandingkan biaya untuk pembuatan kolam permanen. Walaupun kolam permanen biayanya lebih mahal tetapi kolam bibit ikan lele permanen dapat lebih awet dibandingkan kolam bibit ikan lele semipermanen. Proses pembuatan kolam bibit ikan lele semipermanen dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a Buat tiang dari beton cor ukuran 10cm persegi, panjang 80 cm. b Buat bilah bambu dengan pajang 2meter dan 3 meter. Kemudian tata bilah bambu menjadi dinding kolam setinggi 50cm. c Pasang tiang cor dikeempat sudut kolam, dengan ketinggian 50cm dengan lebar 2 x 3 meter. d Terapkan dinding bambu ketiang cor dan diikat dengan kawat blendrat. e Buat dasaran kolam rata dan dibuat miring 5 cm. f Lapisin permukaan kolam menggunakan plastik UV atau Terpal ukuran 3 x 4 meter. Pembuatan kolam permanen dapat dilakukan engan langkah-langkah sebagai berikut : a Buat dinding menggunakan batako dengan ukuran tinggi 50 cm, lebar 2 x 3 meter. b Haluskan dinding kolam dengan semen acian. c Ratakan permukaan kolam dengan kemiringan 5 cm. d Lapisin permukaan kolam menggunakan plastik UV atau Terpal ukuran 3 x 4 meter. Langkah kedua yang harus dilakukan petani bibit ikan lele adalah proses pe,bersihan kolam. Proses pembersihan kolam ada 2 versi yaitu pembersihan kolam yang dilakukan pada waktu awal pemijahan dan pembersihan kolam pada waktu kolam sudah berisis bibit. Pembersihan kolam pada waktu awal pemijahan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a Sikat permukaan kolam dengan menggunakan kain karamba atau sikat cuci. b Bersihkan hingga tidak ada lumut yang masih menempel. c Sabun dengan sabun cuci cair. d Bilas hingga bersih dengan air bersih. e Keringkan satu hari. Sedangkan untuk pembersihan kolam pada waktu kolam sudah berisis bibit dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a Kurangi volume air hingga seperempat tinggi kolam. b Bersihkan permukaan kolam dari kotoran dan lumut yang menempel. c Buat sirkulasi air keluar dan masuk hingga bersih. d Tambah volume air keposisi semula. e Tambahkan air hijau dari kolam sebelah sebanyak 3 ember. Langkah ketiga yang dilakukan petani bibit ikan lele dalam usaha pembibitan ikan lele adalah proses pemijahan. Petani harus dapat memilih induk ikan lele yang berkualitas agar mendapatkan bibit ikan lele yang berkualitas. Ciri – ciri induk yang berkualitas dapat dilihat dengan ciri-ciri yang ada pada induk ikan lele tersebut. Induk ikan lele jantan yang berkualitas dapat dilihat dengan ciri-ciri : badan induk ikan lele agak kecil memanjang, warna kulit agak kemerahan, kelamin memanjang ujungnya merah. Induk ikan lele betina yang berkualitas dapat dilihat dengan ciri-ciri : perut induk ikan lele besar memanjang, kulitnya tipis, kelaminnya berwarna merah kebiruan. Setelah memilih sepasang bibit induk ikan lele yang berkualitas petani akan melakukan pemijahan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a Siapkan beberapa kolam bibit yang sudah berisi air bersih. Dengan ketinggian air 30 cm. b Pasang beberapa kakaban, kemudian berikan pemberat pada kakaban agar kakaban tenggelam. c Masukkan sepasang induk ikan lele. d Tutup pinggiran kolam dengan bilah bambu agar induk tidak loncat. e Diamkam selama satu malam. f Keesokan harinya setelah bertelur, angkat induk kembalikan induk ke kolam induk. g Bagi kakaban menjadi beberapa kolam bibit yang sudah disediakan. h Setelah telur menetas angkat kakaban. Langkah keempat dalam usaha pembibitan ikan lele adalah proses perawatan. Proses perawatan meliputi pemberian pakan, penggantian air, dan penyaringan bibit ikan lele. Proses pemberian pakan ini bertahap, jenis pakan yang diberikan untuk bibit ikan lele sesuai dengan umur bibit ikan lele yaitu pada awal bibit ikan lele berumur 3 hari diberi pakan berupa cacing sutra. Pemeberian pakan cacing sutra diberikan secara terus menerus sampai bibit berumur 15 hari. Bibit ikan lele berumur 16 hari diberi pakan Fengli FL1 Crumble, 1 hari 3x pagi, siang, malam. Bibit ikan lele berumur 20 hari diberi pakan PF 500, 1 hari 3x pagi, siang, malam. Bibit ikan lele berumur 25 hari diberi pakan PF 800, 1 hari 3x pagi, siang, malam. Bibit ikan lele berumur 30 hari diberi pakan PF 1000, 1 hari 3x pagi, siang, malam. Proses perawatan selajutnya adalah proses penggantian air. Penggantian air pertama kali dilakukan biasanya bibit berumur 7 – 10 hari, setelah itu penggantian air bila air rusak. Ciri – ciri air rusak yaitu : nafsu makan bibit ikan lele berkurang, bibit berada dipermukaan air kolam. air berwarna hijau keruh, air berbau menyengat. Penggantian air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Kurangi volume air hingga seperempat tinggi kolam. b. Bersihkan permukaan kolam dari kotoran dan lumut yang menempel. c. Buat sirkulasi air keluar dan masuk hingga bersih. d. Tambah volume air keposisi semula. e. Tambahkan air hijau dari kolam sebelah sebanyak 3 ember. Proses selanjutnya adalah penyaringan bibit ikan lele. Penyaringan bibit ikan lele dilakukan agar bibit ikan lele yang memilki ukuran yang sama dijadikan satu kolam. Penyaringan bibit ikan lele dapat dilakuka dengan langkah-langkah sebagai berikut : a Siapkan 4 kolam bibit ikan lele kosong, kemudian isi dengan air bersih. b Siapkan bak saring ukuran 1, 2, 3, 4. c Kuras air kolam bibit yang akan disaring. d Masukkan bibit ikan lele kedalam bak saring ukuran 1, pidahkan ke kolam bibit kosong. Bibit yang menerobos bak saring kuran 1 namanya Rete. Bibit ikan lele yang masih berada di dalam bak saring ukuran 1 dimasukkan kedalam bak saring ukuran 2. e Masukkan bibit ikan lele kedalam bak saring ukuran 2, pidahkan ke kolam bibit kosong. Bibit yang menerobos bak saring kuran 2 namanya bibit ukuran 1. Bibit ikan lele yang masih berada di dalam bak saring ukuran 2 dimasukkan kedalam bak saring ukuran 3. f Masukkan bibit ikan lele kedalam bak saring ukuran 3, pidahkan ke kolam bibit kosong. Bibit yang menerobos bak saring kuran 3 namanya bibit ukuran 2. Bibit ikan lele yang masih berada di dalam bak saring ukuran 3 dimasukkan kedalam bak saring ukuran 4. g Masukkan bibit ikan lele kedalam bak saring ukuran 4, pidahkan ke kolam bibit kosong. Bibit yang menerobos bak saring kuran 4 namanya bibit superan. Perkembangan usaha bibit ikan lele kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan dari tahun 2004 – 2014 mengalami pasang surut, hingga akhirnya jumlah anggota kelompok tani bibit ikan lele mengalami penurunan yang signifikan. Kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan pada waktu masih jaya dapat memperluas area pembibitan dan penjualan, bahkan mampu mengajak petani lain untuk bergabung dalam memasarkan bibit ikan lele. Berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki oleh kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan, petani berbagi ilmu tersebut kepada petani pemula. Petani pemula tersebut membudidayakan bibit ikan lele dilahannya sendiri, tetapi untuk pemasarannya petani pemula bergabung bersama kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan. Upaya petani dalam meningkatkan jumlah penjualan adalah dengan menjaga kualitas bibit ikan lele. Kualitas yang baik maka akan mampu menarik konsumen untuk membeli produk. Kelompok tani bibit ikan lele Kolam Harapan tidak menggunakan media elektronik, media cetak atau yang lainnya, tetapi hanya dari mulut ke mulut dalam mempromosikan produknya. Limbah ikan lele hampir dikatakan tidak ada. Kotoran ikan lele lama-kelamaan mengurai, bercampur dengan air dikolam hingga berwarna hijau. Air yang telah berwarna hijau tersebut apabila dialirkan kesawah atau ladang dapat membatu pemupukan. Hal tersebut akan berdampak positif bagi masyarakat sekitar yang memiliki sawah atau perkebunan.

1. Pelaksanaan bauran pemasaran pada Kelompok tani bibit ikan lele Kolam

Dokumen yang terkait

Business Plan Pembibitan Ikan Lele

5 46 61

Analisis Finansial Budidaya Pembibitan Lele Studi Kasus pada Kelompok Tani Unit Pembibitan Rakyat Mina Dalem Sari di Kota Denpasar.

0 1 16

Analisis Finansial Budidaya Pembibitan Lele: Studi Kasus pada Kelompok Tani Unit Pembibitan Rakyat Mina Dalem Sari di Kota Denpasar.

0 0 13

Analisis Finansial Budidaya Pembibitan Lele Studi Kasus pada Kelompok Tani Unit Pembibitan Rakyat Mina Dalem Sari di Kota Denpasar.

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bauran Pemasaran Pembibitan Lele pada Kelompok Tani Pembibitan Lele Kolam Harapan di Dusun Gemenggeng Kabupaten Semarang

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bauran Pemasaran Pembibitan Lele pada Kelompok Tani Pembibitan Lele Kolam Harapan di Dusun Gemenggeng Kabupaten Semarang T1 162010022 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bauran Pemasaran Pembibitan Lele pada Kelompok Tani Pembibitan Lele Kolam Harapan di Dusun Gemenggeng Kabupaten Semarang T1 162010022 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bauran Pemasaran Pembibitan Lele pada Kelompok Tani Pembibitan Lele Kolam Harapan di Dusun Gemenggeng Kabupaten Semarang T1 162010022 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bauran Pemasaran Pembibitan Lele pada Kelompok Tani Pembibitan Lele Kolam Harapan di Dusun Gemenggeng Kabupaten Semarang

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Bauran Pemasaran Sayuran Organik pada Kelompok Tani Tranggulasi T1 522008026 BAB IV

0 0 15