DESKRIPSI KONDISI SOSIAL EKONOMI KEPALA KELUARGA YANG BEKERJA DI OBYEK WISATA PANTAI MUTUN DI DESA SUKAJAYA LEMPASING KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI KONDISI SOSIAL EKONOMI KEPALA KELUARGA YANG BEKERJA DI OBYEK WISATA PANTAI MUTUN DI DESA SUKAJAYA

LEMPASING KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013

Oleh

RIRIH PINTOKO JATI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun yang berjumlah 34 kepala keluarga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tabel persentase yang digunakan sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pendidikan formal kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun berpendidikan rendah. (2) Besarnya pendapatan kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun berpendapatan rendah. (3) Jenis usaha yang paling banyak dilakukan kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun yaitu pedagang pakaian, penyewa ban, dan penyewa perahu. (4) Status kepemilikan rumah kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun merupakan milik sendiri. (5) Jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun tinggi yaitu lebih dari 5 orang. (6) Jam kerja kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun tinggi lebih dari 35 jam/minggu. (7) Lama usaha kepala keluarga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun rata-rata 3,8 tahun. (8) Jarak dari rumah kepala keluarga menuju ke tempat bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun <1 km. (9) Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok kepala kelurga yang bekerja di Objek Wisata Pantai Mutun tidak terpenuhi.


(2)

(3)

DESKRIPSI KONDISI SOSIAL EKONOMI KEPALA KELUARGA YANG BEKERJA DI OBYEK WISATA PANTAI MUTUN

DI DESA SUKAJAYA LEMPASING KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN 2013

(Skripsi)

Oleh Ririh Pintoko Jati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ambarawa pada tanggal 22 Februari 1991, dan merupakan putri kedua dari tiga bersaudara pasangan bapak S. Bambang Widodo dan ibu Rusinem.

Pendidikan formal yang diselesaikan adalah:

SD Negeri 1 Sumberagung, diselesaikan pada tahun 2003. SMP Negeri 2 Pringsewu, diselesaikan pada tahun 2006. SMA Negeri 1 Pringsewu, di selesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN pada tahun 2009. Penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan I (KKL I) di Bendungan Batutegi dan Desa Rangga Tri Tunggal yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 April 2011, kemudian mengikuti Kuliah Kerja Lapangan II (KKL II) di Kebumen Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Bali yang dilaksanakan pada tanggal 27 Maret hingga 2 April 2012. Pada bulan Juli hingga September 2012, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Desa Kuto Dalam Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.


(8)

MOTO:

“Bersyukurlah dengan setiap masa masa sulit yang kita alami, dengan itu membuat kita belajar untuk lebih kuat”

(Ririh Pintoko Jati)

“Kebanggaan yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, melainkan bangkit kembali setiap kali terjatuh”


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan tidak mengurangi rasa syukur pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho, dan karunia Nya kepadaku,

maka dengan segala kerendahan hati, ku persembahkan karya kecil ku ini kepada:

Ibu dan Bapak tercinta:

Kepada ibu dan bapakku terimakasih atas segala cintamu, sayangmu, waktumu, dan segala dukungan kalian kepadaku,

Terimakasih atas segala kerja keras kalian untuk membesarkan kami, Terimakasih telah mengajarkan kami banyak hal yang sederhana, namun sangat

bermakna,

Terimakasih atas setiap doa yang selalu kau sisipkan dalam setiap nafasmu demi kebahagian dan keberhasilan putra-putri tercintamu.

Semoga karya kecilku ini dapat membuat kalian bangga.


(10)

ix

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim, dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Deskripsi Kondisi Sosial Ekonomi Kepala Keluarga yang Bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013, dapat diselesaikan dengan segenap kemampuan dan keterbatasan yang ada. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si., selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan masukan-masukan dan pengarahan sekaligus motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi, kepada Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku pembimbing pem- bantu yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sekaligus petunjuk selama penulis menyelesaikan penyusunan skripsi, dan Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah banyak memberikan masuka ide pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.


(11)

Ucapan terima kasih juga tidak lupa dihaturkan kepada semua pihak yang telah membantu, baik moral maupun materil, yaitu kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin yang telah diberikan sehingga penulis dapat memperoleh ilmu di Fakultas ini.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas saran yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi.


(12)

xi

7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

khususnya Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada penulis.

8. Terima kasih kepada Ibu Dra. Masnawati, selaku lurah Desa Sukajaya Lempasing beserta staf jajarannya yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian dan memberikan pelayanan administrasi.

9. Terima kasih kepada kakakku Ruruh Aprilianing Palupi serta adikku Raras Amrih Widodo atas segala dukungan dan doa tulus yang selalu diberikan agar terselesaikannya skripsi ini. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih pada sahabat-sahabatku dan semua mahasiswa Geografi angkatan 2009.

10. Serta kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian studi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya serta membalas kebaikan kita semua. Akhir kata dengan penuh harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan Allah SWT akan selalu memberikan kekuatan kepada kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Juli 2014

Penulis,

Ririh Pintoko Jati 0913034062


(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Pengertian Geografi ... 10

2. Geografi Ekonomi ... 11

3. Kondisi Sosial Ekonomi ... 11

a. Tingkat Pendidikan ... 12

b. Tingkat Pendapatan ... 13

c. Jenis Usaha ... 14

d. Status Kepemilikan Rumah ... 14

e. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 15

f. Jam Kerja ... 16

g. Lama Usaha ... 17

h. Jarak Dari Rumah ke Tempat Bekerja ... 17

i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok ... 18

B. Kerangka Pikir ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 21

B. Populasi ... 21

1. Populasi ... 21


(14)

xiii

xiii

1. Variabel Penelitian ... 22

2. Indikator Penelitian ... 22

a. Tingkat Pendidikan ... 22

b. Tingkat Pendapatan ... 23

c. Jenis Usaha ... 23

d. Status Kepemilikan Rumah ... 23

e. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 24

f. Jam Kerja... 24

g. Lama Usaha ... 25

h. Jarak dari Rumah ke Temapt Bekerja... 25

i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Observasi ... 26

2. Kuesioner ... 27

3. Dokumentasi ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 29

1. Kondisi Geografis Desa Sukajaya Lempasing ... 29

2. Letak Astronomis ... 29

3. Letak Administratif ... 30

4. Keadaan Iklim ... 32

5. Letak Sosial Ekonomi ... 35

6. Luas Wilayah ... 36

7. Keadaan Penduduk Desa Sukajaya Lempasing ... 37

8. Jumlah Persebaran dan Kepadatan Penduduk ... 37

9. Komposisi Penduduk ... 38

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 40

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 44

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 45

10. Kondisi Geografis Desa Sukajaya Lempasing ... 46

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 49

1. Identitas Responden ... 49

a. Umur ... 49

2. Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

a. Tingkat Pendidikan ... 51

b. Tingkat Pendapatan ... 53

c. Jenis Usaha ... 55

d. Status Kepemilikan Rumah ... 57

e. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 59

f. Jam Kerja ... 61

g. Lama Usaha ... 62

h. Jarak dari Rumah ke Temapt Bekerja ... 64

i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok ... 69


(15)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 73 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Wisatawan Obyek Wisata Pantai Mutun Tahun 2010-2013 .. 3 2. Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidht-Ferguson ... 33 3. Data Curah Hujan Bulanan di Kecamatan Padang Cermin ... 34 4. Jenis Penggunaan Lahan di Desa Sukajaya Lempasing

Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2012 ... 37 5. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran Tahun 2012 ... 41 6. Pengelompokan Usia Produktif dan Tidak Produktif Penduduk di

Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

Pesawaran Tahun 2012... 42 7. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa

Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

Pesawaran Tahun 2012... 45 8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

PesawaranTahun 2012... 46 9. Jumlah Kepala Keluarga yang Bekerja di Obyek Wisata Pantai

Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Menurut Kelompok Umur

Tahun 2013 ... 50 10. JumlahKepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

Pesawaran Tahun 2013... 52 11. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Usaha di Obyek Wisata

Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang


(17)

12. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 ... 58 13. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Keluarga di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 ... 60 14. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jam Kerja di Desa Sukajaya

Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran

Tahun 2013 ... 61 15. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Lama Usaha di Obyek

Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 ... 63 16. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jarak Tempuh dari Rumah

Menuju Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 ... 65 17. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Waktu Tempuh dari Rumah

Menuju Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 ... 65 18. Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh Tahun 2013 ... 66 19. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Alat Transportasi yang

Digunakan dari Rumah Menuju Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran

Tahun 2013 ... 67 20. Waktu Tempuh dengan Alat Transportasi Tahun 2013 ... 68 21. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pemenuhan

Kebutuhan Pokok Keluarga di Desa Sukajaya Lempasing


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ... 20 2. Peta Administrasi Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran ... 31 3. Diagram Tipe Curah Hujan Menurut Schmidth-Ferguson ... 35 4. Kondisi Jalan Menuju Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing dari Kota Bandar Lampung ... 47 5. Kondisi Jalan Menuju Masuk Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lem-

pasing ... 48 6. Kondisi Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing ... 48


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 79 2. Rekapitulasi Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2013... 85


(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan aset nasional. Setiap obyek wisata pasti mempunyai ciri khas atau kelebihan daripada obyek wisata yang lain yang membuat pengunjung ingin berkunjung ke obyek wisata tersebut. Obyek wisata alam yang terdapat di Indonesia diantaranya obyek wisata pantai, obyek wisata laut, obyek wisata bawah laut, dll.

Keindahan alam yang terdapat di Indonesia membentang dari Sabang sampai Merauke. Pegunungan, Air Terjun, Pantai, dan sebagainya adalah contoh keindahan alam yang mempunyai potensi dan dapat dijadikan obyek wisata karena kealamiannya dan belum banyak campur tangan manusia di dalamnya. Keindahan alam yang dikelola atau dirawat dengan baik akan menjadi salah satu obyek wisata yang bisa dinikmati oleh orang banyak dan menjadi sumber pendapatan dari suatu daerah.

Provinsi Lampung yang terletak di Pulau Sumatera merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki keindahan pantai yang berpotensi untuk dapat


(21)

dikembangkan menjadi obyek-obyek wisata daerah. Selain untuk dapat dikembangkan, obyek wisata diupayakan dapat menjadi daya tarik wisata, sehingga sektor pariwisata dapat dijadikan salah satu harapan dalam peningkatan pendapatan ekonomi daerah. Potensi wisata yang ada di Provinsi Lampung salah satunya berada di Kabupaten Pesawaran. Pantai-pantai yang terdapat di Kabupaten Pesawaran yaitu Pantai Mutun, Pantai Klara dan Pantai Ringgung.

Salah satu pantai yang terdapat di kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran adalah Pantai Mutun yang terdapat di jalan Pematang Rinjing Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran yang dikelola oleh perorangan yang mulai diresmikan pada tahun 2008. Luas areanya kurang lebih 6 ha sebagai salah satu obyek wisata yang direkomendasikan sebagai salah tujuan wisata di Kabupaten Pesawaran. Para pengunjung dapat menikmati gelombang pantai yang tidak terlalu besar, sehingga pengunjung dapat melakukan aktivitas olahraga air seperti banana boat dan kano. Selain itu, pengunjung juga dapat beristirahat di gubug-gubug yang berada di pinggir pantai yang sengaja disediakan oleh pengelola pantai.

Obyek Wisata Pantai Mutun merupakan obyek wisata yang beroperasi setiap hari yaitu dari hari senin sampai dengan hari minggu. Obyek Wisata Pantai Mutun dibuka setiap hari pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.30 WIB. Dibukanya obyek wisata Pantai Mutun setiap hari membuat para pedagang dapat bekerja atau berusaha setiap hari. Pada hari- hari biasa pengunjung Pantai Mutun tidak terlalu ramai, akan tetapi pada hari hari libur seperti akhir pekan, libur sekolah dan hari-hari besar lainnya Obyek Wisata Pantai Mutun sangat ramai. Pada hari-hari hari-hari libur


(22)

3

seperti itu banyak masyarakat yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan yang banyak. Sehingga per- mintaan akan kebutuhan pengunjung semakin meningkat. Obyek Wisata Pantai M utun dari awal peresmiannya selalu mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jumlah Wisatawan Obyek Wisata Pantai Mutun Tahun 2010-2013

No Tahun Wisata Dalam

Negeri

Wisatawan Luar Negeri

Jumlah (orang)

1 2010 48.195 51 48.214

2 2011 51.983 49 52.032

3 2012 57.161 55 57.260

4 2013 63.187 71 63.258

Sumber: Pengelola Obyek Wisata Pantai Mutun 2013.

Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa jumlah pengunjung pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 selalu mengalami peningkatan. Jumlah pengunjung yang selalu meningkat dapat memberikan harapan kepada para pedagang untuk menjual dagangannya kepada para pembeli.

Sebelum diresmikannya Obyek Wisata Pantai Mutun warga Desa Sukajaya Lempasing memiliki pekerjaan yang beragam antara lain Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, pengusaha kecil dan menengah dan nelayan. Dengan dibangunnya Obyek Wisata Pantai Mutun maka membuat beberapa masyarakat di sekitar kawasan obyek wisata bekerja sebagai pengelola obyek wisata dan juga pedagang di sekitar obyek wisata tersebut. Masyarakat di sekitar Obyek Wisata Pantai Mutun adalah masyarakat yang mencari nafkah di Obyek Wisata Pantai Mutun seperti pedagang makanan, minuman, pakaian, cindera mata, penyewa kano, ban,


(23)

banana boat, perahu, kamar mandi bilas dan pengelola obyek wisata tersebut. Penduduk yang bekerja sebagai pengelola dan pedagang yang berada di Obyek Wisata Pantai Mutun berjumlah 180 orang. Jumlah 180 orang tersebut tidak semua berasal dari desa setempat, akan tetapi ada juga yang berasal dari luar daerah setempat seperti dari Kota Bandar Lampung, Kedondong dan Pringsewu. Selanjutnya dari 180 orang yang bekerja sebagai pengelola dan pedagang di Obyek Wisata Pantai Mutun terdapat 120 orang yang telah berumah tangga, tetapi dari 120 kepala keluarga yang bekerja sebagai pengelola dan pedagang di Obyek Wisata Pantai Mutun hanya 48 kepala keluarga yang berdomisili di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Dalam penelitian ini dari 48 kepala keluarga tersebut yaitu kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun sebagai pedagang dan penyewa. Tetapi, pada penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 Desember Tahun 2013 hanya terdapat 34 kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun. Pedagang yang sudah tidak berdagang di Pantai Mutun beralasan karena sepinya pembeli dan menurunnya jumlah pengunjung, dan ada juga yang berpindah rumah ikut dengan suami merantau ke Pulau Jawa untuk bekerja. Para pedagang ada yang sudah mulai berjualan sejak dibukanya Obyek Wisata Pantai Mutun yaitu pada Tahun 2008, dan ada juga pedagang yang belum lama berjualan di sekitar Obyek Wisata Pantai Mutun. Jenis usaha yang dilakukan di sekitar Obyek Wisata Pantai Mutun antara lain penyewa banana boat, penyewa ban, penyewa kamar bilas, penyewa perahu untuk menyebrang ke Pulau Tangkil, penjual baju, penjual cindera mata dan penjual makanan.


(24)

5

Obyek Wisata Pantai Mutun mudah dijangkau oleh masyarakat umum. Kondisi jalan dari Kota Bandar Lampung menuju Obyek Wisata Pantai Mutun tersebut sudah beraspal dan sangat baik. Lokasi Obyek Wisata Pantai Mutun berada di sebelah barat dari Kota Bandar Lampung yang berjarak 25 km yang dilalui oleh sarana transportasi yang sangat lancar. Pada umumnya, wisatawan yang berkunjung menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Selain itu, banyak juga pengunjung yang menggunakan angkutan umum untuk menuju ke Pantai Mutun. Akan tetapi, jalan masuk menuju pantai yang panjangnya sekitar satu kilometer masih berupa tanah dan bebatuan kasar yang apabila terjadi hujan akan membentuk kubangan-kubangan air.

Keberadaan Obyek Wisata Pantai Mutun ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan, dengan membuka berbagai jenis usaha yang ada di Obyek Wisata Pantai Mutun. Pendapatan yang tinggi diharapkan kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun dapat memenuhi kebutuhan pokok yang masih dalam tanggungan keluarga. Selain itu tingkat pendidikan pada kepala keluarga yang bekerja di sekitar kawasan Obyek Wisata Pantai Mutun diharapkan dapat lebih baik.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam

skripsi tentang “Deskripsi Kondisi Sosial Ekonomi Kepala Keluarga yang

Bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan


(25)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni Kondisi sosial ekonomi kepala keluarga di sekitar Obyek Wisata Pantai Mutun. Dengan demikian, pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah keadaan sosial ekonomi kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran?

1. Bagaimanakah pendidikan formal kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?

2. Berapakah besarnya pendapatan kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun setiap bulannya?

3. Jenis usaha apa yang banyak dilakukan kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?

4. Bagaimanakah status kepemilikan rumah kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?

5. Bagaimanakah jumlah tanggungan keluaraga yang dimiliki oleh kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?

6. Berapakah jam kerja kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?

7. Berapakah lama usaha yang dimiliki oleh kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?

8. Berapakah jarak dari rumah kepala keluarga menuju tempat bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?


(26)

7

9. Bagaimanakah tingkat pemenuhan kebutuhan pokok kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan sosial ekonomi kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

1. Untuk mengkaji tentang tingkat pendidikan kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

2. Untuk mengkaji pendapatan kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

3. Untuk mengkaji jenis usaha apa yang paling banyak dilakukan kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

4. Untuk mengkaji tentang status kepemilikan rumah kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

5. Untuk mengkaji jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

6. Untuk mengakji jumlah jam kerja yang dimiliki kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

7. Untuk mengkaji tentang lama usaha kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.


(27)

8. Untuk mengkaji tentang jarak dari rumah kepala keluarga ke tempat bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

9. Untuk mengkaji tentang pemenuhan kebutuhan pokok kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suplemen mata pelajaran Geografi di SMA Kelas XI semester satu, dengan materi tentang sosial ekonomi masyarakat pedesaan, dengan pokok bahasan tentang pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

3. Sebagai suplemen bahan ajar Geografi SMA Kelas XI Semester dua persebaran lokasi sumber daya alam di Indonesia dan pemanfaatnya materi pokok sumber daya alam.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup obyek penelitian yaitu kondisi sosial ekonomi kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jenis usaha, status kepemilikan rumah, jumlah tanggungan keluarga, jam kerja, lama usaha, jarak dari rumah ke tempat kerja dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok.


(28)

9

2. Ruang lingkup subyek penelitian yaitu kepala keluarga yang bekerja dan berusaha di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

3. Ruang lingkup tempat penelitian yaitu Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. 4. Ruang lingkup waktu penelitian yaitu tahun 2013

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Ekonomi.

Geografi Ekonomi adalah cabang geografi yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk ke dalam bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmadja, 1988: 54).

Dalam penelitian ini digunakan geografi ekonomi sebagai ruang lingkup ilmu karena sesuai dengan penelitian, yaitu meneliti kegiatan ekonomi keluarga di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran dalam usaha memenuhi kehidupan keluarganya (kebutuhan primer).


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003: 3) geografi ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sfat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi bagi kehidupan manusia, dalam konteks ruang dan waktu. Selanjutnya, pengertian geografi menurut Daldjoeni (1997: 19) adalah suatu ilmu yang mempelajari seluk beluk permukaan bumi serta hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan.

Pada hakikatnya geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi, seperti tanah, air dan udara. Sementara geografi manusia mempelajari aspek keruangan gejala di permukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai obyek pokoknya. Geografi manusia sebagai kajian mengenai manusia, yaitu termasuk diantaranya kegiatan manusia itu sendiri baik secara budaya, sosial maupun ekonomi.


(30)

11

2. Geografi Ekonomi

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahwa geografi manusia menelaah mengenai kegiatan manusia di permukaan bumi. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga dalam usahanya tersebut manusia itu sendiri memanfaatkan bumi untuk aktivitas-aktivitas ekonomi.

Geografi ekonomi menurut Budiyono (2003: 9) adalah mempelajari sebagaimana manusia mengeksploitasi sumber daya alam, menghasilkan barang dagangan, juga pola lokasi dan persebaran kegiatan industri serta seluk beluk komunikasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa geografi ekonomi merupakan ilmu yang mengkaji aktivitas-aktivitas ekonomi manusia dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di bumi untuk menghasilkan barang dan jasa yang nantinya digunakan untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Sehubungan dengan penjelasan di atas, penelitian tentang deskripsi kondisi sosial ekonomi kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 termasuk ke dalam kajian geografi ekonomi karena titik beratnya adalah kegiatan manusia di bidang ekonomi, khusunya berdagang.

3. Kondisi Sosial Ekonomi

Menurut I Gusti Ngurah Agung dan Akhir Matua Harahap dalam Aris Ananta (1993: 21) berpendapat bahwa kondisi sosial mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan dan lain sebagainya, dan kondisi ekonomi meliputi


(31)

aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan (occuption), status pekerjaan, lapangan pekerjaan dan pendapatan. Kondisi sosial ekonomi yang dibahas di dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis usaha, status kepemilikan rumah, jumlah tanggungan keluarga, jam kerja, lama usaha, jarak rumah ke tempat bekerja dan pemenuhan kebutuhan pokok.

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pemenuhan kebutuhan hidup suatu masyarakat, apabila tingkat pendidikan suatu masyarakat sudah tinggi maka kebutuhan hidup masyarakat itu juga akan tinggi namun apabila tingkat pendidikan suatu masyarakat rendah maka kebutuhan hidup masyarakat itu juga rendah. Tadjuddin (1995: 15) berpendapat, pendidikan dipandang tidak hanya dapat menambah pengetahuan tetapi dapat juga meningkatkan keterampilan (keahlian) tenaga kerja, pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas. Berdasarkan pendapat tersebut diharapkan melalui pendidikanlah sumber daya yang berkualitas akan dihasilkan agar mempunyai keahlian dan keterampilan.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta


(32)

13

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 17, 18 dan 19 tentang Sisdiknas, bahwa pendidikan dibagi menjadi tiga jenjang pendidikan, yaitu sebagai berikut:

a. pendidikan dasar : SD dan SMP

b. pendidikan menengah : SMA/SMK sederajat c. pendidikan tinggi : Diploma dan Sarjana

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini merupakan pendidikan formal yang telah ditempuh oleh kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun. Pendidikan formal adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan berkesinambungan (Tirtarahardja, 2005: 164).

b. Tingkat Pendapatan

Menurut Masri Singarimbun (1982: 24), Pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat yang merupakan jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan keluarga. Pendapatan ini bisa berupa uang atau barang, baik dari pihak lain atau hasil sendiri.

Setiap tahun Pemerintah Daerah di seluruh wilayah Republik Indonesia menyusun UMP (Upah Minimum Provinsi) dan UMK (Upah Minimum Kabupaten) yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan wilayah masing-masing. Untuk tahun 2014 Provinsi Lampung menetapkan UMP sebesar Rp 1.399.037. Dalam penelitian ini tidak memakai standar pendapatan karena yang diteliti merupakan usaha sendiri yaitu seperti berdagang. Dalam penelitian ini untuk mengukur tinggi


(33)

rendahnya pendapatan kepala keluarga yang bekerja di Pantai Mutun dengan cara menggunakan pendapatan rata-rata mereka sehari-hari dalam satu bulan, maka rata-rata pendapatan per bulan dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. ≥ Pendapatan rata-rata

b. < Pendapatan rata-rata

c. Jenis usaha

Pekerjaan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam mencari nafkah dan pencaharian. Menurut Sisdjiatmo Kusmowidho (1981: 200) menyatakan bahwa jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja.

Jenis usaha yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pedagang makanan, pakaian, cindera mata, penyewa banana boat, penyewa kano, penyewa ban, penyewa kamar bilas dan penyewa perahu.

d. Status Kepemilikan Rumah

Rumah adalah suatu benda atau barang yang sangat berharga yang dimiliki seseorang, karena di rumah itu lah sebagian besar aktifitas rumah tangga berlangsung. Rumah merupakan tempat tinggal yang paling utama. Rumah sebagai tempat tinggal para pedagang statusnya berbeda-beda, ada yang mampu membeli sendiri sehingga statusnya disebut milik sendiri. Untuk milik sendiri juga bisa dengan cara diperoleh oleh pemberian orang tua yang biasanya berupa


(34)

15

warisan, ada pula tempat tinggal yang statusnya bukan milik sendiri, yaitu mengontrak atau menumpang.

Menurut Biro Pusat Statistik (1995: 18) status kepemilikan bangunan tempat tinggal bermacam- macam diantaranya:

a. Milik sendiri yaitu tempat tinggal yang betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau satu anggota rumah tangga.

b. Kontrak yaitu tempat tinggal yang disewa oleh kepala rumah tangga atau salah satu rumah tangga dalam jangka waktu satu atau dua tahun.

c. Rumah milik orang tua/ sanak saudara, jika tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/sanak saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apapun untuk mendiami tempat tinggal tersebut.

Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, karena rumah sebagai pelindung manusia dari segala macam gangguan seperti hujan, terik matahari, dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik rumah. Menurut Soesabdo Marmo Soedjono (1981: 53) tipe kondisi fisik rumah dibedakan atas tiga tipe yaitu:

1. Bangunan non permanen: konstruksi darurat dengan dinding bambu, kerangka bambu, lantai semen atau tanah, atap genteng atau daun dan perlengkapan atas pelaksanaannya seadanya.

2. Banguan semi permanen: konstruksinya sebagian tembok papan atau seluruhnya papan, kerangka kayu, lantai semen atau tegel biasa, atap genteng, bangunannya lengkap dengan dapur, kamar mandi WC dan mempunyai perlengkapan penerangan listrik.

3. Bangunan permanen: konstruksinya dari dinding tembok, kerangka kayu yang baik, lantai tegel atau teras, atap genteng kodok atau sirap, bangunanya lengkap dengan dapur, kamar mandi WC, serta bahan bahan berkualitas baik.

Berdasarkan pengertian tersebut, kondisi fisik rumah pedagang dapat dilihat berdasarkan tiga tipe sebagaimana yang telah dijelaskan dari pendapat di atas.


(35)

e. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan adalah orang atau orang-orang yang masih berhubungan keluarga atau masih dianggap berhubungan keluarga serta hidupnya pun ditanggung (Ridwan Halim, 1990: 12). Jumlah tanggungan adalah banyaknya jumlah jiwa (anggota rumah tangga) yang masih menempati atau menghuni satu rumah dengan kepala rumah tangga, serta masih menjadi beban tanggungan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jumlah tanggungan menurut Abu Ahmadi (2007: 231) dapat digolongkan sebagai berikut :

a. tanggungan besar, apabila jumlah tanggungan ≥ 5 orang

b. tanggungan kecil, apabila jumlah tanggungan < 5 orang

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kelaurga yang jumlah tanggungannya lebih banyak akan cenderung mengkonsumsi kebutuhan lebih banyak pula, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.

f. Jam Kerja

Menurut Komaruddin (1979: 180) jam kerja yaitu lamanya waktu yang digunakan orang untuk bekerja. Jumlah jam kerja adalah banyaknya jam kerja yang digunakan untuk mencari nafkah. Menurut BPS (2004: 10) jam kerja adalah total jam kerja usaha tersebut dalam satu minggu. Jam kerja yang dipakai untuk berproduksi dalam satu minggu. Lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja atau pendapatan. Semakin lama jam kerja yang dipakai seseorang untuk bekerja maka akan semakin tinggi pendapatannya.


(36)

17

Sehubungan dengan pendapat di atas, dalam jam kerja adalah seberapa banyak waktu yang digunakan pekerja dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya dalam satu hari. Menurut BPS (2011: 42) bahwa curahan jam kerja di golongkan menjadi dua yaitu:

a. Tinggi apabila jam kerja ≥ 35 jam per mingggu

b. Rendah apabila ≤ 35 jam per minggu.

g. Lama Usaha

Menurut Swasono (1986: 59) ada suatu dugaan semakin lama seseorang menekuni bidang kegiatan semakin berpengalaman orang tersebut dalam kegiatannya dan memungkinkan semakin berkembangnya usaha yang dilakukan, yang berarti akan semakin besar jumlah pendapatan yang diterima. Secara harfiah “Lama” berarti jenjang waktu yang telah dilewati, sedangkan usaha adalah suatu kegiatan yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Lama usaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang waktu yang telah dilewati oleh pedagang mulai dari saat memulai usaha dilokasi sampai penelitian ini berlangsung yatiu tahun 2013.

h. Jarak dari Rumah ke Tempat Bekerja

Jarak yang dimaksud adalah jauh atau panjangnya ruang sela antara tempat satu dengan tempat tertentu dalam suatu wilayah (KBBI: 1991). Berdasarkan uraian tersebut jarak dalam judul peneltian ini adalah jauhnya/panjang tempat tinggal setiap kepala keluarga yang bekerja dengan Pantai Mutun ke tempat bekerja. Menurut Daldjoeni (1997: 231) :


(37)

Jarak juga dapat dibagi menjadi jarak mutlak dan jarak relatif. Jarak mutlak paling umum diekspresikan dalam unit ukuran fisik seperti mil, kilometer, yard, meter dan sebagainya. Sedangkan jarak relatif adalah waktu yang dibutuhkan untuk sampai ketujuan, ongkos, karcis kendaraan atau tiket, juga kesenangan yang akan dihayati selama perjalanan.

Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jarak mutlak yang ditampilkan dalam ukuran fisik seperti meter dan kilometer. Menurut Hang Kueng (2001: 56) dinyatakan bahwa jarak dikatakan dekat apabila jarak tempuh penduduk 1km, dikatakan jauh apabila lebih dari 1km. Waktu tergolong relatif dikatakan

sebentar apabila 15 menit dan lama apabila ≥ 15 menit.

Untuk menuju Pantai Mutun selain menempuh jarak dan waktu, para pekerja membutuhkan alat transportasi yang dapat berjalan cepat dan murah, untuk memperlancar keberangakatan maupun kepulangan para pekerja dari atau menuju Pantai Mutun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 960), bahwa transportasi adalah alat pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi. Alat transportasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang dagangan maupun pekerja tersebut. Alat transportasi dikategorikan yaitu dengan berjalan kaki dan kendaraan yang meliputi sepeda dan kendaraan bermotor.

i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok

Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah berupa kebutuhan pangan. Kebutuhan akan pangan menunjukkan tingkat kesejahteraan keluarga, karena keluarga yang memiliki penghasilan atau pendapatan yang tinggi


(38)

19

memungkinkan akan dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan gizi yang tercukupi sedangkan keluarga yang memiliki penghasilan atau pendapatan yang rendah dimungkinkan kurang mampu menyediakan konsumsi makanan yang bergizi. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan pokok mempunyai peranan yang penting, dimana dengan terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga, maka anggota keluarga dapat hidup dan tumbuh secara sehat dan cerdas berkualitas.

Menurut Emil Salim (1984: 54) menyatakan bahwa kebutuhan pokok memuat dua unsur penting yaitu: pertama kebutuhan pangan, sandang dan papan, dan yang kedua adalah kebutuhan pendidikan formal anak-anak.

B. Kerangka Pikir

Keberadaan dari suatu Obyek Wisata sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup masyarakat di sekitar kawasan Obyek Wisata tersebut karena dapat di manfaatkan oleh masyarakat untuk bekerja di Obyek Wisata maupun berdagang di dalam Obyek Wisata tersebut. Dalam bidang ekonomi, pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan kesempatan kerja bagi penduduk daerah sekitar Obyek Wisata, meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah Obyek Wisata tersebut, meningkatkan pendapatan nasional dan daerah. Obyek Wisata Pantai Mutun yang berada di Desa Sukajaya Lempasing merupakan salah satu tempat wisata yang menjadi prioritas di Kabupaten Pesawaran. Obyek Wisata Pantai Mutun diharapkan dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat Desa setempat.

Ditinjau dari segi kehidupan para kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin


(39)

Kabupaten Pesawaran, sangat berhubungan erat dengan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, hal yang mempengerahui antara lain yaitu: pendidikan, jenis usaha dan pendapatan yang dapat diharapkan sebagai sumber untuk kehidupan keluarganya, selain bergantung pada pendapatan sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah tanggungan setiap kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Makin besar jumlah tanggungan keluarga maka makin besar pula beban yang harus di tanggung oleh kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.

Gambar. 1 Bagan Kerangka Pikir Kondisi sosial ekonomi

kepala keluarga yang bekerja di sekitar Obyek Wisata Pantai Mutun

1. pendidikan 2. Pendapatan 3. Jenis Usaha

4. Status kepemilikan rumah 5. Jumlah tanggungan

keluarga 6. Jam kerja 7. Lama usaha

8. Jarak rumah ke tempat bekerja

9. Pemenuhan kebutuhan pokok


(40)

21

III.METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. M. Nazir (1986: 63) mengungkapkan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, Suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sfat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Berdasarkan pendapat di atas metode deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah kepada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif situasi.

B. Populasi 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah 34 kepala keluarga yang bekerja dan bertempat tinggal di sekitar Obyek Wisata Pantai Mutun, dari 34 kepala keluarga ada 11 orang perempuan yang berstatus sebagai


(41)

kepala keluarga, alasan dari mereka sebagai kepala keluarga yaitu karena suami meninggal dan bercerai Penelitian ini merupakan penelitian populasi .

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian 1. Variabel penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian. Sering pula variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam penelitian peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000: 72). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 19) bahwa variabel adalah subyek atau obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi kepala keluarga yang bekerja di sekitar Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Indikator dalam penelitan ini meliputi : tingkat pendidikan, pendapatan, jenis usaha, status kepemilikan rumah, jumlah tanggungan keluarga, jam kerja, lama usaha, jarak dri rumah ke tempat bekerja dan pemenuhan kebutuhan pokok.

2. Indiktor Penelitian

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun dalam penelitian ini maksudnya adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang telah ditempuh. Adapun kriteria yang digunakan yaitu sebagai berikut:


(42)

23

a. Pendidikan Dasar : SD dan SMP

b. Pendidikan Menengah : SMA/SMK sederajat c. Pendidikan Tinggi : Diploma/Sarjana

b. Tingkat Pendapatan

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan rata rata pekerja yang mencari nafkah di obyek wisata Pantai Mutun per bulan , maka pendapatan pekerja dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. ≥ pendapatan rata-rata b. < pendapatan rata-rata

Adapun pendapatan rata-rata pencari nafkah di obyek wisata Pantai Mutun yaitu Rp 634.941 (diolah dari hasil penelitian).

c. Jenis Usaha

Jenis usaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis usaha yang dimiliki oleh kepala keluarga yang berada disekitar Obyek Wisata Pantai Mutun selama satu bulan terakhir pada saat penelitian meliputi penjual makanan, baju, cinderamata, penyewa kano, penyewa banana boat, penyewa kamar bilas, penyewa ban dan penyewa perahu.

d. Status Kepemilikan Rumah

Status kepemilikan rumah kepala keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status rumah yang ditempati pada waktu saat ini oleh pedagang, dengan kriteria sebagai berikut:


(43)

a. Milik sendiri ( beli, warisan) b. Kontrak

c. Menumpang ( orang lain, saudara, orang tua )

Kemudian kondisi fisik rumah dibedakan berdasar 3 tipe sebagai berikut : a. Non permanen

b. Semi Permanen c. Permanen

e. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh anggota rumah tangga seperti istri, anak, orang tua, saudara, atau keluarga lain yang menempati satu rumah dan masih menjadi tanggung jawab kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kriteria yang digunakan adalah :

a. Banyak, apabila jumlah tanggungan dalam keluarga ≥ 5 0rang b. Sedikit, apabila jumlah tanggungan dalam keluarga < 5 orang

f. Jam Kerja

Jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total jam kerja kepala keluarga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun dalam satu minggu. Adapun kriteria yang digunakan yaitu sebagai berikut :

a. Tinggi : apabila jam kerja seseorang ≥35 jam dalam seminggu. b. Rendah : apabila jam kerja seseorang < 35 jam dalam seminggu.


(44)

25

g. Lama Usaha

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan lama usaha ialah jangka waktu yang telah dilewati oleh pedagang dari mereka mulai membuka usaha sampai waktu di mana penelitian ini dilakukan dilokasi penelitian. Lama usaha dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Lama bila usaha berjalan lebih dari 5 tahun.

b. Sedang bila usaha yang dijalankan antara 2-5 tahun. c. Baru bila usaha yang dijalankan kurang dari 2 tahun.

h. Jarak Rumah ke Tempat Bekerja

Jarak dalam penelitian ini ialah jarak tempuh dan waktu yang digunakan para pekerja dari tempat tinggal menuju Pantai Mutun, yang dihitung dalam ukuran waktu dan fisik (kilometer dan meter). Jarak dari rumah menuju Pantai Mutun dikategorikan :

a. Dekat apabila jarak tempuh kurang dari atau sama dengan 1 kilometer. b. Jauh apabila jarak tempuh lebih dari 1 kilometer.

Waktu dari rumah menuju Pantai Mutun dikategorikan :

1. Cepat apabila waktu yang ditempuh kurang atau sama dengan 15 menit. 2. Lama apabila waktu tempuh di atas 15 menit.

Jarak tempuh dari rumah menuju Pantai Mutun dikategorikan dengan : 1. Jalan kaki


(45)

i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok

Pemenuhan kebutuhan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kebutuhan yang meliputi sembilan bahan pokok per kapita per tahun yang diuangkan dalam satuan rupiah yang dikemukakan oleh Totok Mardikanto dengan kriteria sebagai berikut:

a. Terpenuhi apabila jumlah pengeluaran kebutuhan pokok per kapita per bulan lebih besar atau sama dengan Rp 222.125,00

b. Tidak terpenuhi apabila jumlah pengeluaran kebutuhan per kapita perbulan kurang dari Rp 222.125,00

D.Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Menurut Idrus (2011:101), observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Selain mengamati, peneliti juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitiannya, sehingga data tersebut nantinya yang akan diolah dalam penelitian dan dituangkan dalam skripsi.

Teknik observasi dalam penelitian ini dilaksanakan dalam rangka mengumpulkan data awal dengan cara mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data tentang keadaan lingkungan Obyek Wisata Pantai Mutun, Jenis


(46)

27

pekerjaan dan jenis usaha yang dilakukan kepala keluarga di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2003: 76). Kuesioner ditujukan kepada pedagang yang berada di Obyek Wisata Pantai Mutun. Data yang diambil meliputi identitas pedagang, kondisi sosial ekonomi kepala keluarga sekitar di Obyek Wisata Pantai Mutun meliputi tingkat pendidikan, pendapatan, jenis usaha, status kepemilikan rumah, jumlah tanggungan keluarga, jam kerja, lama usaha, jarak dari rumah ke tempat bekerja dan pemenuhan kebutuhan pokok.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang sedang kita teliti. Kita memerlukan informasi dari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan obyek yang dipelajari. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang didapat dari suatu instansi yang ada hubungannya dengan obyek yang diteliti. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berupa kondisi umum Obyek Wisata Pantai Mutun, serta banyaknya kepala keluarga keluarga yang berwirausaha di Obyek Wisata Pantai Mutun.


(47)

E. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dinterpretasikan (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989: 263). Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif persentase yaitu dalam bentuk tabel tunggal. Setelah hasil data dipersentasekan, selanjutnya dari hasil penelitian dibuat deskripsi yang sistematis yaitu data tersebut diinterpretasikan dalam bentuk kata kata sehingga hasilnya didapat pengertian yang jelas terhadap data dari tabel kemudian analisis tersebut dijadikan kesimpulan sebagai hasil akhir laporan penelitian. Untuk menentukan jumlah persentase dapat digunakan rumus sebagai berikut:

x 100

Keterangan :

% : Persentase yang diperoleh n : Jumlah jawaban yang diperoleh N : Jumlah seluruh responden


(48)

73

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang Deskripsi Kondisi Sosial Ekonomi Kepala Keluarga yang Bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendidikan formal kepala keluaraga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun masih rendah.

2. Besarnya pendapatan kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun masih rendah yaitu Rp 634. 941 dibandingkan dengan standar UMP yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Lampung sebesar Rp 1.339.047 per bulannya.

3. Jenis usaha yang paling banyak dilakukan kepala keluaraga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun yaitu Pedagang Pakaian, Penyewa Ban dan Penyewa Perahu .

4. Status kepemilikan rumah kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun merupakan milik sendiri.

5. Jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun tinggi yaitu lebih dari 5 orang dalam kepala keluarga.


(49)

6. Jam kerja kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun tergolong tinggi yaitu ≥ 35 jam per minggu..

7. Lama usaha yang dimiliki oleh kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun rata-rata 3,8 tahun.

8. Jarak dari rumah kepala keluarga menuju ke tempat bekerja di obyek wisata Pantai Mutun ≤ 1km.

9. Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun tidak terpenuhi.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka saran untuk

kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun adalah:

1. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun untuk mengangap bahwa sebuah pendidikan itu penting sehingga untuk anak-anaknya nanti dapat bersekolah dibandingkan dengan orang tua mereka.

2. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun untuk lebih bervariasi dalam melakukan usaha sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi karena jam kerja para responden sudah tinggi.

3. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantau Mutun untuk lebih banyak membuka jenis usaha lain yang usaha tersebut terkait dengan wisata pantai sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka,apabila pendapatan mereka tinggi pemenuhan kebutuhan pokok juga dapat terpenuhi.


(50)

75

4. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun untuk lebih bisa mengatur pendapatan yang dipertoleh sehingga dapat membeli rumah sendiri walaupun kondisi fisik rumahnya non permanen, apabila rumah sudah milik sendiri mereka tidak harus membayar sewa rumah setiap bulannya. 5. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun

supaya lebih baik dalam mengolah keuntungan dari usaha yang dilakukan di obyek wisata Pantai Mutun tersebut karena mereka sudah berdagang sudah cukup lama.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2004. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonimus. 2006. Monografi Desa. Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

Anonim. 2011. Statistik Daerah Kecamatan Padang Cermin 2011. Badan Pusat Statistik. Bandar Lampung.

A.Ridwan Halim. 1990. Hukum Perburuan Dalam Tanya Jawab. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Aris Ananta. 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Lembaga Demografi. LPFEUI. Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2012. Kabupaten Pesawaran Dalam Angka. Lampung Bandar Lampung.

. 2011. Indikator Tenaga Kerja Di Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.Bandar Lampung.

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, S. 1979. Metode Analisa Geografi. LP3ES. Jakarta.

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial. Buku Ajar. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Daldjoeni, N. 1977. Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka. Alumni Bandung.

Emil Salim. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan. Inti Idayu Pers. Jakarta.

Gamal Suwantoro. 1997. Dasar Dasar Pariwisata. Yogyakarta: andi Gunarsih Kartasapoetra. 1993. Klimatologi. Bumi Aksara. Jakarta.


(52)

77

Ida Bagus Mantra, 2003. Demografi Umum (Edisi Ke Dua). Pustaka Yogyakarta Johanes Hang Kueng. 2001. Konsumsi Kayu Bakar Peduduk di Desa Kecamatan

Buyu. Laboratorium Politik Ekonomi Sosial Kehutanan. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.

Komaruddin. 1979. Ensiklopedia Menejemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Moh. Nazir. 1986. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Muhammad Ali. 1987. Penelitian Pendidikan Proses dan Strategi. Bina Aksara. Bandung.

Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu sosial. Erlangga. Jakarta.

Nasrudin Anshoriy. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Keruangan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

Said Rusli. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta.

Sudarmi, 2005. Geografi Regional Indonesia (Buku Ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unversitas Lampung. Bandar Lampung.

SISDIKNAS. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Citra Umbara. Bandung.

Soesabdo Marmo, Soedjono. 1981. Peraturan Perundang Undang Perumahan. Bina Aksara. Jakarta.

Subarjo. 2006. Mteorologi Dan Klimatologi. Buku Ajar. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi Suryabrata. 2000. Metodelogi Penelitian. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Swasono. 1986. Struktur Kebijakan Pengembangan Sektor Informal. Balai

Pustaka. Jakarta.

Tadjuddin Noer Effendi. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan. Tiara Wacana Yogya. Yogyakarta.


(53)

Tirta Rahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Rinerka Cipta. Jakarta. Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Jakarta. Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian. PT. Tritunggal Tata Fajar.

Surakarta.

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik (Buku Ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetaguan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang Deskripsi Kondisi Sosial Ekonomi Kepala Keluarga yang Bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendidikan formal kepala keluaraga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun masih rendah.

2. Besarnya pendapatan kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun masih rendah yaitu Rp 634. 941 dibandingkan dengan standar UMP yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Lampung sebesar Rp 1.339.047 per bulannya.

3. Jenis usaha yang paling banyak dilakukan kepala keluaraga yang bekerja di Obyek Wisata Pantai Mutun yaitu Pedagang Pakaian, Penyewa Ban dan Penyewa Perahu .

4. Status kepemilikan rumah kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun merupakan milik sendiri.

5. Jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun tinggi yaitu lebih dari 5 orang dalam kepala keluarga.


(2)

6. Jam kerja kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun tergolong tinggi yaitu ≥ 35 jam per minggu..

7. Lama usaha yang dimiliki oleh kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun rata-rata 3,8 tahun.

8. Jarak dari rumah kepala keluarga menuju ke tempat bekerja di obyek wisata Pantai Mutun ≤ 1km.

9. Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun tidak terpenuhi.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka saran untuk kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun adalah:

1. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun untuk mengangap bahwa sebuah pendidikan itu penting sehingga untuk anak-anaknya nanti dapat bersekolah dibandingkan dengan orang tua mereka.

2. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun untuk lebih bervariasi dalam melakukan usaha sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi karena jam kerja para responden sudah tinggi.

3. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantau Mutun untuk lebih banyak membuka jenis usaha lain yang usaha tersebut terkait dengan wisata pantai sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka,apabila pendapatan mereka tinggi pemenuhan kebutuhan pokok juga dapat terpenuhi.


(3)

4. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun untuk lebih bisa mengatur pendapatan yang dipertoleh sehingga dapat membeli rumah sendiri walaupun kondisi fisik rumahnya non permanen, apabila rumah sudah milik sendiri mereka tidak harus membayar sewa rumah setiap bulannya. 5. Disarankan kepada kepala keluarga yang bekerja di obyek wisata Pantai Mutun

supaya lebih baik dalam mengolah keuntungan dari usaha yang dilakukan di obyek wisata Pantai Mutun tersebut karena mereka sudah berdagang sudah cukup lama.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2004. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonimus. 2006. Monografi Desa. Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

Anonim. 2011. Statistik Daerah Kecamatan Padang Cermin 2011. Badan Pusat Statistik. Bandar Lampung.

A.Ridwan Halim. 1990. Hukum Perburuan Dalam Tanya Jawab. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Aris Ananta. 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Lembaga Demografi. LPFEUI. Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2012. Kabupaten Pesawaran Dalam Angka. Lampung Bandar Lampung.

. 2011. Indikator Tenaga Kerja Di Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.Bandar Lampung.

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, S. 1979. Metode Analisa Geografi. LP3ES. Jakarta.

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial. Buku Ajar. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Daldjoeni, N. 1977. Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka. Alumni Bandung.

Emil Salim. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan. Inti Idayu Pers. Jakarta.

Gamal Suwantoro. 1997. Dasar Dasar Pariwisata. Yogyakarta: andi Gunarsih Kartasapoetra. 1993. Klimatologi. Bumi Aksara. Jakarta.


(5)

Ida Bagus Mantra, 2003. Demografi Umum (Edisi Ke Dua). Pustaka Yogyakarta Johanes Hang Kueng. 2001. Konsumsi Kayu Bakar Peduduk di Desa Kecamatan

Buyu. Laboratorium Politik Ekonomi Sosial Kehutanan. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.

Komaruddin. 1979. Ensiklopedia Menejemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Moh. Nazir. 1986. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Muhammad Ali. 1987. Penelitian Pendidikan Proses dan Strategi. Bina Aksara. Bandung.

Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu sosial. Erlangga. Jakarta.

Nasrudin Anshoriy. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Keruangan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

Said Rusli. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta.

Sudarmi, 2005. Geografi Regional Indonesia (Buku Ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unversitas Lampung. Bandar Lampung.

SISDIKNAS. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Citra Umbara. Bandung.

Soesabdo Marmo, Soedjono. 1981. Peraturan Perundang Undang Perumahan. Bina Aksara. Jakarta.

Subarjo. 2006. Mteorologi Dan Klimatologi. Buku Ajar. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi Suryabrata. 2000. Metodelogi Penelitian. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Swasono. 1986. Struktur Kebijakan Pengembangan Sektor Informal. Balai

Pustaka. Jakarta.

Tadjuddin Noer Effendi. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan. Tiara Wacana Yogya. Yogyakarta.


(6)

Tirta Rahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Rinerka Cipta. Jakarta. Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Jakarta. Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian. PT. Tritunggal Tata Fajar.

Surakarta.

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik (Buku Ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetaguan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas di Kelurahan Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

7 122 122

Dampak Pembangunan Objek Wisata Ancol Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai)

23 202 142

ANALISIS FINANSIAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN REAKTOR BIOGAS DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

0 10 1

DESKRIPSI SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DESA KAMPUNG JAWA YANG BEKERJA DI OBYEK WISATA PANTAI LABUHAN JUKUNG KECAMATAN PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT

0 10 46

DESKRIPSI KONDISI SOSIAL EKONOMI KEPALA KELUARGA YANG BEKERJA DI OBYEK WISATA PANTAI MUTUN DI DESA SUKAJAYA LEMPASING KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013

0 8 51

PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEPADA KEPALA DESA TERHADAP PARTISIPASI POLITIK (Studi Pada Masyarakat Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran)

3 21 148

PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEPADA KEPALA DESA TERHADAP PARTISIPASI POLITIK (Studi Pada Masyarakat Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran)

10 75 74

DESKRIPSI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI SARI RINGGUNG DI DESA SIDODADI KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

5 100 42

ANALISIS PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN NELAYAN JARING INSANG HANYUT DI PANTAI MUTUN DESA LEMPASING KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG.

0 0 5

Pantai Pantai di Lombok yang paling Inda

0 0 5