11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Pemanduan Bakat
Pemanduan bakat merupakan tahap awal untuk menjaring calon- calon atlet yang sangat potensial dan mampu berprestasi tinggi di masa
yang akan datang. Terkait hal tersebut, maka pemanduan bakat ini sangat diperlukan sejak usia dini. Berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh
Bompa 1994, pemanduan bakat dapat dilakukan dalam tiga tahap. Adapun tahapan tersebut dijelaskan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1 : Tahapan pemanduan bakat olahraga THE PRIMARY PHASE
THE SECONDARY PHASE
THE FINAL PHASE PRE-PUBERTY 3-10
TH Perempuan = 10-15
TH Laki-laki = 10-17 TH
NATIONAL TEAM CANDIDATE
3 MAIN CONCEPT : - BIOMETRIC
- LEVEL OF PHYSICAL
DEVELOPMENT - GENETIC
DOMINAN; HEIGHT
- BIOMETRIC - TECHNIQUES
- PHYSIOLOGICAL
PARAMETER - PSYCHOLOGICA
L - PERIODICAL
MEDICAL HEALTY - PSYCHOLOGICAL
TRAINING TEST - PHYSIOLOGICAL
ADAPT TRAINING STRESS
Referensi : Bompa, 1994. Teory and Methodology of Training TIM APORI 2014
12 Pemanduan bakat merupakan salah satu alat bantu untuk
mempermudah atlet dalam memilih dan menentukan cabang olahraga yang lebih tepat dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Selain itu,
dengan diadakan program pemanduan bakat, pelatih dapat lebih mudah dalam mengarahkan dan memfokuskan latihan pada atlet sesuai dengan
bakat dan kemampuan terhadap cabang olaraga tertentu. Dalam pemanduan bakat istimewa olahraga ini melibatkan unsur biometrik,
motor capacity, dan skill sebagai indikator keberbakatan. Berdasarkan kajian akademis, unsur psikologis juga memberikan
kontribusi dalam keberbakatan. Dengan demikian unsur psikologis ini dapat dijadikan salah satu hal yang dipertimbangkan dalam pemanduan
bakat istimewa olahraga. Berkaitan dengan seleksi bakat, Bompa 1999: 277
mengemukakan bahwa ada 2 metode untuk seleksi bakat, yaitu: 1 seleksi alam; dan 2 seleksi ilmiah. Seleksi alamiah adalah seleksi
dengan cara mengembangkan kemampuan seorang atlet dalam olahraga mengikuti perkembangan alam. Seleksi ini menganggap bahwa seorang
atlet berpartisipasi pada cabang olahraganya karena situasidan kondisi setempat.
Seleksi yang dilakukan secara ilmiah adalah cara untuk memilih calon atlet yang memiliki potensi dalam olahraga, sehingga