PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMPN 1 NATAR LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMPN 1 NATAR LAMPUNG SELATAN

OLEH

ANDRY AGUSTINUS

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pemanfaatan media Gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII G pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode penelitian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas deskriptif sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 20 responden.

Teknik pokok pengumpulan data dengan menggunakan angket dan teknik penunjangnya adalah dengan menggunakan dokumentasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media gambar, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII G di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Ini dibuktikan dengan hasil perhitungan yang menggunakan rumus Chi kuadrat bahwa x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, (x2 hit ≥ x2 tab), yaitu 16,73 ≥ 9,49 pada taraf signifikan 5% (0,05) dan taraf signifikan 1% (0,01) diperoleh x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, (x2hit ≥ x2 tab), yaitu 16,73 ≥ 13,3 dengan derajat kebebasan = 4 yakni dengan kontigensi 0,55 dan koefisien kontigen Cmaks = 0,816 terletak pada keeratan pengaruh diatas 0,56 (kategori tinggi). Sehingga dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh pemanfaatan media gambar cetak terhadap hasil belajar siswa kelas VIII G pada mata pelajaran Pendidikan


(2)

Kesimpulannya adalah ada pengaruh pemanfaatan media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII G pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.


(3)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga menuntut orang-orang di dalamnya untuk bekerja sama dan secara penuh bertanggung jawab agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan yaitu mengadakan pembangunan kurikulum ditingkat dasar, menengah, dan tingkat atas.

Proses belajar mengajar agar memperoleh hasil yang optimal, harus dilakukan dengan sabar, sengaja, bertahap dan berkesinambungan. Namun demikian, hambatan dalam proses belajar mengajar tentu dapat terjadi karena masih ada siswa yang belum memiliki kesadaran akan tujuan belajar. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa, sehingga tujuan belajar pun tidak tercapai secara optimal.

Guru sebagai bagian dari sistem pendidikan sekolah mempunyai tanggung jawab yang cukup besar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru dituntut tidak hanya sekedar sebagai penyaji atau penyampai pengetahuan kepada para siswa, melainkan juga dituntut untuk mampu dalam mengembangkan keterampilan


(4)

keterampilan belajar siswa. Kualitas keberhasilan siswa yang dalam hal ini hasil belajar siswa ditentukan pula oleh peran guru di dalam proses pembelajaran di kelas. Peran guru di dalam proses pembelajaran tidak cukup hanya sebagai pengajar atau pun penyampai materi pelajaran. Guru juga berperan sebagai motivator bagi siswa yang berperan dalam memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajarnya serta lebih optimal dalam belajar. Guru yang hanya menjalankan perannya sekedar sebagai penyampai materi saja hanya akan membuat siswa merasa jenuh dalam belajar.

Kelemahan dalam proses pembelajaran adalah ketika guru merasa cara yang paling baik untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan memusatkan perhatian pada materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Hal inilah yang membuat guru jadi cenderung menggunakan model pembelajaran yang sama dalam setiap proses pembelajaran di kelas tanpa memperhatikan bagaimana interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Model pembelajaran yang cenderung sering digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional atau model pembelajaran langsung dimana dalam pembelajaran tersebut guru lebih banyak andil dan menguasai seluruh proses pembelajaran.

Guru hanya berpusat pada materi, dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran tersebut. Penggunaan model pembelajaran inilah yang membuat siswa merasa jadi jenuh dalam menerima materi pelajaran sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan observasi di sekolah di SMPN 1 Natar Lampung Selatan diperoleh informasi hasil belajar mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dari Ujian Tengah Semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yaitu sebagai berikut:


(5)

Tabel 1. Hasil belajar PKn siswa kelas VIII Semester Genap SMPN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Interval/Nilai Banyaknya (fi) Persen (%) Keterangan 1 2 3 79-100 56-65 46-55 30 263 14 9,8 85,7 4,5 Baik Cukup Kurang

Jumlah 307 100

Sumber: Daftar nilai guru pelajaran PKn kelas VIII

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan diketahui bahwa persentase hasil belajar siswa yang menguasai bahan pelajaran mencapai 9,8 % atau jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari 7,50 hanya 30 orang siswa dari seluruh siswa sebanyak 307 orang. Kriteria yang dijadikan sebagai pedoman penilaian penelitian pada tabel adalah penilaian acuan patokan (PAP) dengan sebaran sebagai berikut : baik sekali apabila mencapai nilai 80 ke atas, baik apabila mencapai nilai 66-79, cukup apabila mencapai nilai 56-65, kurang apabila mencapai nilai 46-55, dan sangat kurang apabila mencapai nilai 50 ke bawah (Sudijono, 1995:35). Dilihat dari hasil belajar pada tabel berarti hasil belajar siswa masih tergolong cukup.

Proses pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tercapainya tujuan pembelajaran yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik antara guru yang mengajar dan peserta didik ( murid ) yang belajar. Kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Terkait dengan kemampuan guru dalam mengajar dalam menyajikan materi pembelajaran guru hendaknya dapat mengkombinasikan dengan baik antara pemahaman materi dengan penggunaan media pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk mengenal berbagai jenis media pembelajaran agar terampil dan dapat memilih media


(6)

pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan karena adanya variasi tujuan pembelajaran yang akan dicapai, adanya lingkungan belajar siswa yang bervariasi dan keadaan siswa yang berbeda-beda. Media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan sifat dan hakekat materi pelajaran yang akan disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, karena pemilihan media pembelajaran yang tepat akan membantu tercapainya tujuan pengajaran. Media pembelajaran tidak akan berarti apa-apa, namun media pembelajaran baru berguna jika media pembelajaran dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan belajar dapat disusun menjadi daftar berupa perubahan yang diinginkan yang hendak dicapai, perubahan-perubahan tersebut antara lain, perubahan-perubahan dalam artian pengetahuan (kognitif), perasaan atau sikap (afektif) dan perubahan perbuatan (psikomotor).

Disadari atau tidak dalam satu kelas guru akan menjumpai perbedaan kamampuan awal siswa satu dengan siswa yang lain. Perbedaan ini misalnya dalam kemampuan belajar, cara belajar dan kepribadian masing-masing siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan yang beragam dalam menyerap materi pelajaran. Keanekaragaman kemampuan awal siswa akan berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan hasil belajar siswa.

Sebagian besar pembelajaran yang dilakukan di SMP selama ini adalah dengan menggunakan metode ceramah, keberhasilan metode ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menguasai bahan dan keterampilan bahasa dan intonansi. Penerapan metode ceramah dapat menimbulkan kejenuhan kepada siswa, kurang dapat merangsang perkembangan kreativitas siswa dan proses belajar terjadi hanya satu arah


(7)

dari guru kepada siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukannya adanya pemilihan media pembelajaran secara tepat. Adanya pemilihan media pembelajaran diharapkan dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep belajar siswa sekaligus siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Penguasaan konsep belajar yang diharapkan adalah masuknya informasi atau pesan pada siswa yang relatif lama dan sulit untuk diubah akibat adanya interaksi dengan orang lain dan lingkungan.

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum. Media pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh seorang guru untuk mengadakan proses komunikasi dengan siswa didalam kelas saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat pada saat proses pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984: 26).

Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi,


(8)

gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies.

Namun yang termasuk media gambar, dalam pembahasan skripsi ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan

cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.


(9)

2. Padukan gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian

gambar di dalam proses pembelajaran memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.

3. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak

gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.

4. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu

sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si


(10)

kampung. Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal.

5. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan

didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.

6. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara

umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.

Media gambar cetak diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa yang belum mencapai standar kelulusan. Selain itu juga pemanfaatan media gambar cetak di harapkan akan mempengaruhi pola berpikir dan kreatifitas siswa dalam belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh penggunaan media gambar cetak terhadap hasil belajar siswa? 2. Kemampuan guru dalam mengajar mempengaruhi proses pembelajaran?

3. Media gambar cetak mengembangkan dan membantu para siswa untuk memiliki sikap tanggung jawab,memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, maupun dalam keterampilan proses belajar ?


(11)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh penggunaan media gambar cetak terhadap hasil belajar siswa kelas VIII semester genap pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMPN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pembelajaran 2012/2013”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah ada pengaruh pemanfaatan media gambar cetak terhadap hasil belajar siswa kelas VIII semester ganjil di SMPN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan:

Menjelaskan apakah media gambar dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII semester ganjil pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMPN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.


(12)

F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

1. Penelitian tentang Pengaruh pemanfaatan media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII semester ganjil pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMP N 1 Natar Lampung Selatan. Secara teoritis dapat berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. 2. Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran pada guru mata

pelajaran Pkn tentang alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar Pkn.

3. Memberikan wawasan pengetahuan kepada siswa tentang strategi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Kegunaan Praktis

1. Hasil dari penelitian ini berguna untuk membantu mengarahkan guru dalam meningkatkan kemampuan dalam menggunakan berbagai media pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan media gambar.

2. Bagi siswa dapat memberikan nuansa baru dalam kegiatan proses belajar dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal.

G. Ruang Lingkup Penelitian

a. Ruang Lingkup Objek Penelitian


(13)

b. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subjeknya adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

c. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

d. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk ruang lingkup penelitian ilmu pendidikan, khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang membahas tentang pelaksanaan media gambar cetak dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

e. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan olah Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini selesai.


(14)

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena meneliti masalah-masalah actual yang berlangsung dilapangan khususnya mengenai pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa sehingga penggunaan metode deskriptif kuantitatif sangat tepat untuk menggambarkan serta menemukan apakah ada pengaruh yang berarti antara penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa yang dianalisis dalam bentuk angka atau perhitungan kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Subagyo (1997:23), populasi adalah obyek penelitian sebagai sarana untuk mendapatkan dan mengumpulkan data. Sedangkan Nawawi (2004:141), populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai-nilai tertentu atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan suatu pengertian bahwa populasi adalah totalitas dari suatu obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII F dan VIII G di


(15)

SMPN 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 61 orang.

2. Sampel Penelitian

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (1998: 107), sampel adalah “Sebagai atau wakil populasi yang diteliti dalam menentukan sampel untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, penelitian ini merupakan penelitian populasi”. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 2 kelas yaitu kelas VIII G dengan jumlah 31 siswa dan VIII F dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen yaitu VIII G, sedangkan kelas VIII F sebagai kelas kontrol di SMPN 1 Natar Lampung Selatan. Adapun data jumlah siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Sampel penelitian pada siswa kelas VIII F dan VIII G SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VIII F 17 13 30

2 VIII G 18 13 31

Jumlah 35 26 61

Sumber : Daftar nilai guru pelajaran Pkn kelas VIII

Berdasarkan teori tersebut, maka penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII F dan VIII G yang keseluruhannya berjumlah 61 orang.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : 1. Variabel Bebas (X) : Penggunaan Media gambar.


(16)

2. Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa SMPN 1 Natar Lampung Selatan

1. Definisi Operasional Variabel a. Pemanfaatan Media Gambar.

Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi dan foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan pembelajaran.

Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984).

Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepda gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies.


(17)

b. Prinsip-prinsip Pemakaian Media Gambar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.

2. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.

3. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi


(18)

gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.

4. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si kampung. Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal

5. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.


(19)

Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.

6. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.

c. Memilih gambar yang baik dalam pengajaran

Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.

2. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.

3. Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.


(20)

4. Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa

akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.

5. Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.

6. Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai

Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar.


(21)

d. Beberapa kelebihan yang lain dari media gambar adalah : MenurutHamalik (dalam Azhar Arsyad, 1996: 91), ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari media gambar, yaitu:

1. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok

masalah dibanding dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.

3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.

5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.


(22)

Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu :

1. Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.

2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

e. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dalam bentuk angka serta pula dapat berupa indeks yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam proses belajar mengajar yang mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.

Adapun indikator hasil belajar siswa adalah hasil tes mulai dari pre tes, tes formatif sampai dengan tes sumatif.

D. Rencana Pengukuran Variabel

Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan Media Gambar

Pengukurannya dapat dilakukan dengan apa yang dapat dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan, untuk mengetahui media gambar yang dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan yaitu dengan melihat masing-masing besaran


(23)

tingkat kontribusi dari langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan Media Gambar terhadap hasil belajar siswa.

2. Hasil Belajar Siswa

Untuk mengkategorikan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan variabel yang akan diukur dan bagaimana cara pengukurannya. Yang diukur adalah indikator hasil belajar siswa, adapun indikator hasil belajar siswa yaitu, Ranah proses berpikir (cognitive domain), Ranah nilai atau sikap (affective domain), Ranah keterampilan (psychomotor domain).

Cara pengukurannya dengan melihat tingkat hasil belajar siswa dengan kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik.

Table 1. Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

Nomor Kelas Interval Kategori

1 10-49 Kurang Baik

2 50-69 Cukup Baik

3 70-89 Baik

4 90-100 Sangat Baik

E. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu cara dalam melengkapi penelitian ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap yang nantinya dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian.


(24)

Usaha dalam pengumpulan data penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pokok a. Tes

Tes disajikan dalam bentuk pertanyaan, tes disusun penulis sesuai dengan sub pokok bahasan yang disajikan selama eksperimen.

b. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung.

Jenis angket ada dua yaitu:

1. Angket tertutup mempunyai bentuk-bentuk pertanyaan: (ya-tidak, pilihan ganda, skala penelitian, dan daftar cek). 2. Angket terbuka mempunyai bentuk pertanyaan:

Jawaban singkat atau uraian singkat (bentuk isian). Penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup

c. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi-informasi tambahan yang dirasakan perlu untuk menunjang data penelitian wawancara dilakukan terhadap guru PKn di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.


(25)

2. Teknik Penunjang a. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data sekunder yang berupa keterangan-keterangan, catatan-catatan dan laporan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Kepustakaan

Teknik kepustakaan merupakan teknik pendukung dalam suatu penelitian. Penulis menggunakan teknik kepustakaan untuk mempelajari literatur-literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Selain itu teknik kepustakaan juga berguna untuk mencari relevansi antara masalah penelitian dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan oleh peneliti.

F. Uji Instrument 1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2001:168), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesohihan suatu instrument”. Dengan demikian untuk menentukan validitas isi yaitu akan dilihat dari bentuk dan susunan soal pre tes, pos tes, dengan cara konsultasi dengan pembimbing dan diadakan perbaikan.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2001:178), bahwa untuk menumbuhkan kemantapan alat pengumpul data maka akan diajukan uji coba tes. Reliabilitas


(26)

menunjukan bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data instrument karena instrument tersebut sudah baik dengan teknik belah dua.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden 2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam item ganjil dan item genap

3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment, yaitu

Rxy =

  

                  

n y y n x x n y x xy 2 2 2 2 Keterangan:

rxy = Koofisien korelasi antara gejala x dan y xy = Product dari gejala x dan y

N = Jumlah populasi

(Suharsimi Arikunto, 1997:256)

4. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh kuisioner digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

rxy =

 

gg gg r r  1 2 Keterangan:

rxy = Koofisien reliabilitas seluruh tes

rgg = Koofisien korelasi item ganjil dan genap instrument (Suharsimi Arikunto, 1992:37)


(27)

5. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas, dengan kriteria sebagai berikut:

0,09 1,00 = Reliabilitas tinggi 0,50 0,89 = Reliabilitas sedang 0,00 0,49 = Reliabilitas rendah

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan mengidentifikasi data, menyeleksi dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data kemudian menyusun data. Adapun tekniknya sebagai berikut: Menentukan klasifikasi skor menggunakan rumus interval, yaitu:

I =

K NR NT

Keterangan: I = interval NT = nilai tertinggi NR = nilai terendah K = kategori

(Sutrisno Hadi, 1986:12)

Pengujian keeratan pengaruh digunakan dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:

x2 =

2

1 1



 

b

i k

j Eij

Eij Oij


(28)

Keterangan:

x2 = Chi Kuadrat

k

i 1

= Jumlah Baris

k

j 1

= Jumlah Kolom

Oij = Banyaknya data yang diharapkan terjadi Eij = Banyaknya data hasil pengamatan (Sudjana, 1996:280)

Dengan kriteria uji sebagai berikut:

a. Jika hitung lebih besar atau sama dengan table dengan taraf signifikan 5% maka hipotesis diterima.

b. Jika hitung lebih kecil atau sama dengan table dengan taraf signifikan 5% maka hipotesis ditolak.

Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefisien kontingensi, hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa, yaitu:

c =

n x

x

2 2

Keterangan:

C = Koefisien kontingen x2 = Chi Kuadrat

n = Jumlah Sampel (Sudjana, 1996:280)


(29)

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Cmaks =

M M 1

Keterangan:

Cmaks = Koefisien kontingen maksimum

M = Harga minimum antara banyak baris dan kolom dengan kriteria uji pengaruh makin dekat dengan harga Cmaks makin besar derajat asosiasi antar faktor.

(Sutrisno Hadi, 1989:317).

A. Uji T-test

Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa angka-angka oleh karena itu teknik analisis data menggunakan teknik analisis data T-test. Test „t‟/”t” test, adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran/kepalsuan hipotesa nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah Mean sample yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat suatu perbedaan yang signifikan. (Sutrisno Hadi, 1988:276)

Rumus teknik analisis data T-test sebagai berikut:

t =

SDMk SDMe

k rkee

SDMk



SDMe

M

M

2

2

2  


(30)

Dalam mana :

SD2Mk=

1 2  k k N SD SD 1 2 2   Nk SDk Me SD 1 2 2

2

e e M N SD r



 2 2 e k ke ke

k = kelompok kontrol e = kelompok eksperimen (Sutrisno Hadi, 1988:277)

Kriteria:

T0 ttabel : hipotesis kerja diterima T0 ttabel : hipotesis kerja diterima

B. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah uji dua rata-rata. Rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

S2 =

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1      n n S n S n

Setelah itu dilanjutkan dengan uji ttest, rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:


(31)

thit =

2 2

1 1

n n S

(Sudjana, 1999:239)

Kriteria uji tolak hipotesis H0 jika: thit > ttabel (1-α)(dk = n1+n2-2) keterangan:

S2 : Variansi dari sampel

N1 : Besar sampel pada kelas yang diajar dengan media peta N2 : Besarnya sampel pada kelas yang diajar dengan media peta X1 : Rata-rata kelompok yang diajar dengan media peta

X2 : Rata-rata kelompok yang diajar tanpa media peta S12 : Variansi kelas yang diajar dengan media peta S22 : Variansi kelas yang diajar tanpa media peta

Hipotesis statistik adalah sebagai berikut: 1. Hiotesis I

Hp1 : Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar bidang studi PKn yang diajar dengan menggunakan media gambar dengan yang tidak diajar menggunakan media

gambar.

H0 : X1X2


(32)

2. Hipotesis II

Hp1 : Hasil belajar bidang studi PKn yang diajar dengan menggunakan media gambar

lebih baik dibandingkan dengan yang tidak diajar menggunakan media gambar

H02 : X1  X2

HA2 : X1X2

Kriteria: Terima HA2 jika HA2 > H02, tolak HA2 jika HA2, H02

Keterangan :

Hp : Hipotesis penelitian H0 : Hipotesis nol HA : Hipotesis Alternatif

X1 : Pengajaran memakai media peta

X2 : Pengajaran tanpa media peta : Skor/nilai rata-rata


(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Hasil belajar disekolah dalam kurun waktu tertentu ditunjukan atau dinyatakan dengan angka yang diperoleh setelah diadakan evaluasi. Hasil belajar memiliki arti penting dalam proses belajar mengajar disekolah, yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Nana Sudjana ( 1989:111 ) hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi


(34)

hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebtu adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. b. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. (2009,www.google.com)

Sedangkan menurut Dimyati ( 1999:3 ) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan puncak proses belajar. Jadi hasil belajar dapat diperoleh siswa berkat tindakan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran perwujudannya dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa setiap mengikuti tes. Pengukuran yang dilakukan dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering menggunakan simbol-simbol angka. Angka-angka tersebut


(35)

menggambarkan usaha dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Ngalim Purwanto (1986:104 Dalam Hartono, 1997:21) Mengatakan Bahwa: 1. Hasil Belajar sangat baik bilamana siswa dapat menguasai materi pelajaran antara 90%-100%.

2. Hasil belajar baik bilamana siswa dapat menguasai materi pelajaran antara 80%-90%.

3. Hasil belajar cukup baik bilamana siswa dapat menguasai materi pelajaran antara 65%-79%.

4. Hasil belajar kurang baik bilamana siswa dapat menguasai pelajaran antara 55%-64%.

Kriteria yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini adalah Penelitian Acuan Patokan (PAP) yang terdapat dalam buku Evaluasi Belajar untuk SMP, dengan sebaran nilai sebagai berikut: baik sekali apabila mencapai 9,0-10, baik apabila mencapai 6,5-7,8, kurang apabila 5,5-6,4, dan sangat kurang apabila 0-5,4 (Dekdikbud).

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah media pembelajaran. Karena setiap media yang dipilihdan digunakan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian hasil yang diharapkan. Dampak langsung adalah tujuan yang secara langsung akan dicapai melalui pelaksanaan program pengajaran yang dilaksanakan guru setelah selesai suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif. Sedangkan dampak tidak langsung biasanya berkenaan dengan sikap dan nilai.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siwa dalam bentuk angka yang menentukan keberhasilan seseorang dalam proses pembelajaran dan perubahan nilai tingkah laku yang mencerminkan hasil yang diperoleh siswa dalam periode tertentu.


(36)

2. Media Pembelajaran

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.

Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “ medium “ yang berarti “ pengantar atau perantara “, dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Banyak orang yang memberikan batasan tentang media Asosiasi teknologi dan komunikasi dan komunikasi pendidikan (Associatioan of Edocation and Communication Technologiy/AECT di Amerika misalnya, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan informasi. Arif S. Sadiman, (1990 : 6)

Menurud Gegne (1870) menyatakan bahwa media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Asosiasi Pendidikan nasional (National Edocation Association /NEA). Dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik dicetak maupun diaudio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanupulasi, dapat dilihat, didengar dibaca. Dari teori tersebut, adalah


(37)

persamaan-persamaan di antaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

(Hamalik, 1994 : 6) guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi :

a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar

b. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan c. seluk-beluk proses belajar

d. hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan e. nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran f. pemilihan dan penggunaan media pendidikan

g. berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan h. media pendidikan dalam setiap mata pelajaran i. usaha inovasi dalam media pendidikan.

Gerlach & Erly (1971: 275-279) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.


(38)

3. Kegunaan Media Pengajaran

Pemanfaatan media secara umum mempunyai beberapa tujuan. Jerold E. Kemp (1985: 17) mengemukakan tiga tujuan dalam pemamfaatan media, yaitu :

a) Memotivasi (to motivate)

b) Menyampaikan informasi (to inform) c) Maksud pengajaran (to instruct)

Pemanfaatan media dapat memotvasi terjadinya perilaku yang positif dari penggunaannya. Untuk tujuan memotivasi, pemamfaatan media mencangkup tujuan mempengaruhi sikap, nilai, emosi. Media audio visual, seperti halnya video.

Media dapat dimanfaatkan untuk mempersentasikan atau menyajikan informasi kepada individu atau kelompok (group). Untuk maksud penyajian inforamasi, media dapat mengkomunikasikan pesan yang bersifat umum. Media yang digunakan untuk maksud menyajikan informasi biasanya tidak menuntut pemakai atau permirsanya memberikan respon (tanggapan) aktif terhadap informasi yang diterimanya.

Pemanfaatan media seringkali berkaitan dengan kegitan pengajaran atau instuksional. Media dalam hal ini dapat dipandang sebagai alat bantu dalam proses mengajar. Media media mampu mengaktifkan mental penguna agar tujuan pengajaran (instuctional goal) dan pencarian informasi dapat tercapai. Bahan ajar yang terdapat di dalam sebuah medium, apapun jenisnya, harus dirancang secara sistematis agar dapat menciptakan proses belajar yang efektif. Benny Agus Pribadi dan Yuni Katrin, (1996 : 11)

Pengalaman-pengalaman belajar bisa di peroleh oleh siswa melalui suatu media, baik media nyata, media pengganti atau media visual, di sini seorang guru harus pandai memilih media yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi yang ada.


(39)

Penggunaan media terkadang dianggap oleh guru sebagai suatu yang mewah dan terlalu merepotkan, sehingga siswa dituntut untuk menghayal fantasinya sendiri terhadap suatu yang titerangkan oleh guru.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

2. Media dapat mengatasi ruang kelas.

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan linkunganya

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menamakan konsep dasar yang benar, konkrit dan realitis.

6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakn media, horizon pengalaman anak semakin luas perpeksi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan untuk belajar selalu timbul.

7. Minat dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar. 8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang kongkrit

sampai kepada yang abstrak.

Media berfungsi sebagai pembuka batas pengalaman siswa kepada yang lebih nyata sehingga siswa memiliki persamaan pengamatan dan persepsi tentang materi.


(40)

Salah satu hasil penelitian yang menujukan dampak positif dari penggunaan media di kemukakan oleh kemp dan Dayton (1985:3-4) yakni media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan, kejelasan dan keruntukan pesan, daya tarik, image yang berubah-ubah, penggunaan efek yang kesemuanya yang menunjukan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. Azhar Arsyad, (2000 : 23)

4. Proses Penggunaan Media Pembelajaran

Prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media pengajaran mengikuti taksonomi Leshin, dan kawan-kawan (1992: 206) yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegitan kelompok, dan lain-lain), media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja,/latihan, dan lembaran lepas), media berbasis visual (buku, chants, grafik, peta, gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media berbasis audio visual (video, slide bersama tipe, televisi), dan media ber basis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan lcd proyektor). Azhar Arsyad, (2000 : 79-80)

Materi berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembar lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yatitu konsisten, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong. Untuk menarik perhatian dan minat pada media berbasis cetakan adalah warna, hurup dan kotak. Azhar Arsyad, (2000 : 85)


(41)

Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya di tempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksidengan visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya proses informasi.

Berikut penggolongan jenis media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (1971:287-289).

1. Penyajian verbal

Kategori ini meliputi bahan cetak, seperti buku teks, buku kerja, LKS, dan surat kabar majalah dan Koran. Termasuk juga catatan di papan tulis, judul papan bulletin dan setiap bentuk kata tertulis untuk menyatakan ide tertentu adalah merupakan kategori jenis media ini.

2. Penyajian grafik

Meliputi hal-hal seperti grafik, chart, peta, diagram, gambar yang dibuat dengan maksud untuk mengkomunikasikan suatu ide. Penyajian grafik ini dapat dijumpai dalam buku teks, dll.

3. Gambar diam

Foto setiap benda atau peristiwa apapun adalah merupakan contoh dari gambar diam. Gambar-gambar foto mungkin terlibat sebagai ilustrasi dalam teks book, sebagai bahan papan bulletin, slides, filmstrip atau transfaransi.

4. Gambar bergerak

Gambar hidup atau bergerak atau rekaman video tape adalah gambar yang bergerak dalam warna atau pun hitam putih yang dihasilkan dari tindakan


(42)

langsung atau dari penyajian grafis yang dianimasikan. Gerakan mungkin ditujukan secara normal, atau dalam gerakan lambat, berhenti dan sebagainya. Bias dengan suara atau tanpa suara. Suara bias sinkron dengan gambarnya, bisa pula dinarasikan saja.

5. Rekaman suara

Rekaman ini dibuat pada pita magnetic, atau pada piringan hitam, atau pada jalur suara film. Salah satu jenis rekaman audio yang terpenting adalah bahan verbal.

6. Simulasi

Adalah tiruan situasi nyata yang telah dirancang mendekati sedekat mungkin peristiwa atau proses yang nyata. Contohnya adalah penggunaan posisi pengemudi mobil yang disimulasikan. Dengan kondisi jalan diproyeksikan kelayar. Permainan pendidikan yang mensimulasikan kondisi ekonomis atau geografis menuntut pengambilan keputusan secara aktif dipihak pembelajar.

Rudi Bretz (1971: 87) menggolongkan semua media menjadi 7 kelas yaitu: 1. Media audio visual gerak

2. Media audio visual diam 3. Media audio semi gerak 4. Media visual gerak 5. Media visual 6. Media audio 7. Media cetak


(43)

B. Kerangka Pikir

Hasil belajar yang baik tentunya sangat diharapkan oleh setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tinggi rendahnya hasil yang dicapai oleh siswa ditentukan oleh faktor intern yakni dari dalam diri siswa itu sendiri serta faktor ekstern. Tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar disini tentunya berkaitan juga dengan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru. Perencanaan yang baik akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh suatu hasil belajar yang sesuai dengan harapan maka dibuatlah suatu langkah pembelajarannya.

Langkah-langkah tersebut terdiri dari (4) empat tahapan yaitu: a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi Siswa

b. Menyajikan Informasi

c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Gambar 2. Kerangka Pikir

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi Siswa

b. Menyajikan Informasi

c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Hasil Belajar Siswa (Y):

Baik

Cukup


(44)

C. Hipotesis

1. Ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan media gambar dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media gambar.

2. Tidak Ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan media gambar dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media gambar.


(45)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pembahasan hasil penelitian khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penulis dapat menyampaikan bahwa:

Ada pengaruh antara pemanfaatan media gambar cetak terhadap hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII G di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data dari 20 siswa yang dijadikan responden, kurang lebih 9,1% yang mempunyai hasil belajar rendah dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media gambar cetak, dan kurang lebih 40,9% mempunyai hasil belajar cukup dan 50% mempunyai hasil belajar baik dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Media gambar di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.


(46)

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin menyarankan bahwa:

1. Kepada para pendidik disekolah agar lebih bisa membuat inovasi baru yaitu dengan diadakannya kegiatan portofolio, kegiatan diskusi mengenai isu-isu politik yang sedang terjadi dan mengumpulkan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat dalam bentuk kliping yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas, sehingga siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti dan melaksanakan strategi pembelajaran di kelas.

2. Kepada para siswa diharapkan untuk lebih aktif dan kreatif didalam mengikuti kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelas baik melalui kegiatan diskusi kelompok misalnya berani berargumentasi menyampaikan pendapat atau menanggapi pendapat orang lain maupun melalui tanya jawab misalnya berani bertanya baik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa serta aktif didalam menjawab pertanyaan. Sehingga kegiatan pembelajaran didalam kelas dapat berjalan secara efektif.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Hasil belajar yang tinggi akan berdampak pada hasil belajar


(47)

yang baik, jadi semakin tinggi hasil belajar maka semakin tinggi pula hasil yang di dapat.

4. Para pendidik harus dapat mengarahkan kepada siswa agar kreatif untuk menangkap isi, makna, pesan, dari pelajaran yang menggunakan media gambar.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta

Arends.1997. Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw. (www.http.www.google.com) Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

PT Rineka Cipta, Jakarta. 37 Hal

---. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta, Jakarta. 256 Hal

---. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta, Jakarta. 107 Hal

---. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta, Jakarta. 130 Hal

Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. 215 Hal Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

277 Hal

---. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. 317 Hal

---. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. 223 Hal

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 95 Hal Lie, A. 1994. Pembelajaran Kooperatif. (http.www.Google.com 2009)


(49)

Sudjana.1989. Statistik. Tarsito. Bandung. 111 Hal

---.1996. Metode Statistik. Tarsito. Bandung. 280 Hal ---.1999. Metode Statistik. Tarsito. Bandung. 239 Hal

Wahab, A.A. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta. Bandung. 158 Hal.


(1)

C. Hipotesis

1. Ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan media gambar dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media gambar.

2. Tidak Ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan media gambar dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media gambar.


(2)

80

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pembahasan hasil penelitian khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penulis dapat menyampaikan bahwa:

Ada pengaruh antara pemanfaatan media gambar cetak terhadap hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII G di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data dari 20 siswa yang dijadikan responden, kurang lebih 9,1% yang mempunyai hasil belajar rendah dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media gambar cetak, dan kurang lebih 40,9% mempunyai hasil belajar cukup dan 50% mempunyai hasil belajar baik dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Media gambar di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.


(3)

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin menyarankan bahwa:

1. Kepada para pendidik disekolah agar lebih bisa membuat inovasi baru yaitu dengan diadakannya kegiatan portofolio, kegiatan diskusi mengenai isu-isu politik yang sedang terjadi dan mengumpulkan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat dalam bentuk kliping yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas, sehingga siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti dan melaksanakan strategi pembelajaran di kelas.

2. Kepada para siswa diharapkan untuk lebih aktif dan kreatif didalam mengikuti kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelas baik melalui kegiatan diskusi kelompok misalnya berani berargumentasi menyampaikan pendapat atau menanggapi pendapat orang lain maupun melalui tanya jawab misalnya berani bertanya baik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa serta aktif didalam menjawab pertanyaan. Sehingga kegiatan pembelajaran didalam kelas dapat berjalan secara efektif.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Hasil belajar yang tinggi akan berdampak pada hasil belajar


(4)

82

yang baik, jadi semakin tinggi hasil belajar maka semakin tinggi pula hasil yang di dapat.

4. Para pendidik harus dapat mengarahkan kepada siswa agar kreatif untuk menangkap isi, makna, pesan, dari pelajaran yang menggunakan media gambar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta

Arends.1997. Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw. (www.http.www.google.com) Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

PT Rineka Cipta, Jakarta. 37 Hal

---. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta, Jakarta. 256 Hal

---. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta, Jakarta. 107 Hal

---. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta, Jakarta. 130 Hal

Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. 215 Hal Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

277 Hal

---. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. 317 Hal

---. 1989. Metode Research. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. 223 Hal

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 95 Hal Lie, A. 1994. Pembelajaran Kooperatif. (http.www.Google.com 2009)


(6)

Lundgren, Linda. 2009. Pembelajaran Kooperatif. (http.www.Google.com 2009) Sudjana.1989. Statistik. Tarsito. Bandung. 111 Hal

---.1996. Metode Statistik. Tarsito. Bandung. 280 Hal ---.1999. Metode Statistik. Tarsito. Bandung. 239 Hal

Wahab, A.A. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta. Bandung. 158 Hal.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Grafis (Gambar) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama islam (Quasi eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat)

2 43 140

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 68

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 17 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN MANDAH KEC. NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 31

PENGARUH KEGIATAN KEPRAMUKAAN DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PENGARUH KEGIATAN KEPRAMUKAAN DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD NEGERI II SENDANG WONOGIRI

0 1 17

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR DASAR TEKNIK DI SMK NEGERI 1 CILAKU CIANJUR.

0 2 57

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK.

2 5 39

(ABSTRAK) PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA MASSA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI.

0 0 3

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA MASSA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI.

1 13 118

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA E-LEARNING DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMPN 1 GAMPING.

0 0 157