Pengaruh Penggunaan Media Grafis (Gambar) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama islam (Quasi eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat)

(1)

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Quasi Eksperimen SMP PGRI 1 Ciputat )

Disusun oleh:

Nurul Fitri

(109011000152)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2014


(2)

(3)

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” (Quasi Eksperimen SMP PGRI 1 Ciputat ) disusun oleh Nurul Fitri, NIM 109011000152 telah disajikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian munaqasah tanggal 14 April 2014 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islan (PAI).

Jakarta, 27 April 2014 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)

Abdul Majid Khon, M.Ag NIP. 19580707 198703 1 005

Sekertaris (Sekertaris Jurusan PAI) Marhamah Saleh, Lc, M.A NIP. 19720313 200801 2 010 Penguji I

A.Basuni, M.Ag

NIP. 19491126 197901 1 001 Penguji II

Dra. Manerah

NIP. 19680323 199403 2 002

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dra. Nurlena, MA, Ph.D


(4)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurul Fitri NIM : 109011000152

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Kp. Jambu Ds. Sampir Kec. Waringinkurung Kab. Serang

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen :

Nama Pembimbing : Siti Khadijah, M.A

NIP : 19700727 199703 2 004

Demikian Surat Pernyataan Ini Saya Buat Dengan Sesungguhnya dan Saya Siap Menerima Segala Konsekuensi Apabila Terbukti Bahwa Skripsi Ini Bukan Hasil Karya Sendiri.

Jakarta, 8 April 2014 Yang Menyatakan

Nurul Fitri NIM : 109011000152


(5)

Nurul Fitri (109011000152):Pengaruh Penggunaan Media Grafis terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Quasi Eksperimen Di SMP PGRI 1 Ciputat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan Media Grafis dengan yang tidak menggunakan media pada materi pelajaran PAI tentang Perilaku Tercela. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yang bertempat di SMP PGRI 1 Ciputat, Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimen.

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 43 siswa yang diambil secara purposive sampling dari seluruh siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014. Dari 43 Siswa tersebut dibagi menjadi 2 Kelompok, yaitu 22 siswa untuk kelompok eksperimen dan 21 siswa untuk kelompok kontrol.

Untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan Media Grafis dengan siswa yang tanpa menggunakan Media, diambil dari hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal.

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara yang menggunakan media Grafis dengan siswa yang tanpa menggunakan media pada materi pelajaran PAI tentang Perilaku Tercela (Ananiah, Ghadab, Hasad, Ghibah dan Namimah). Perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu kelompok eksperimen sebesar 78.2 dan kelompok kontrol sebesar 69. Sehingga dari perolehan nilai rata-rata yang didapat masing-masing kelompok, dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media grafis dengan siswa yang tanpa menggunakan media.


(6)

Islamic Education Subjects (Quasi-Experiments In SMP PGRI 1 Ciputat)

This researh aims to know the effect of student learning outcomes and the difference between the use of media that do not use the media graphics on the subject PAI Disgraceful Behavior. The research was conducted for approximately two months, which is housed in the SMP PGRI 1 Ciputat, South Tangerang. The method used in this research is a quasi-experimental research methods.

Subjects in this research amounted to 43 students were taken by purposive sampling of all eighth grade students in Academic Year 2013/2014. 43 students were divided into 2 groups, namely 22 students for the experimental group and 21 students for the control group.

To know the effect of student learning outcomes and the difference between the use of Media Graphics with students without the use of media, taken from the results of the pretest and posttest were given to the students the experimental group and the control group. The instrument used is an objective test of 20 multiple choice questions.

This research shows that there are differences in student learning outcomes significantly between the use of media graphics with students without the use of the media on the subject PAI Disgraceful Behavior (Ananiah, Ghadab, Hasad, Ghibah and Namimah). The difference in student learning outcomes experimental and control groups can be seen from the average value of the experimental group and the control group was 78.2 at the 69th So from the acquisition of the average value obtained each group, it can be said there are significant differences between the results of learning students who use graphic media with students without the use of media.


(7)

Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Alla SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhamad SAW, Keluarga, Sahabat dan pengikutnya yang setia dan istiqomah.

Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Laporan skripsi ini membahas tentang Pengaruh Penggunaan Media Grafis terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Quasi Eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat).

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun atas bimbingan-Nya dan Motivsi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Prof. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Marhamah Shaleh, Lc, M.A., Wakil Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Khadijah M.A., Pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, tenaga untuk membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan pemikiran kepada penulis demi terselesakannya penyusunan skripsi ini dengan baik. Terima kasih ibu atas bimbingannya.

5. Pimpinan perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan pimpinan perpustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Jakarta beserta staf-stafnya, yang juga telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi kepustakaan. 6. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribadi penulis dan para mahasiswa pada umumnya.


(8)

penelitian di SMP PGRI 1 Ciputat.

8. Siswa dan Siswi SMP PGRI 1 Ciputat yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

9. Teruntuk Bapakku tercinta Bapak Saefuddin dan ibuku tercinta Holisah terima kasih atas kasih sayang yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang, yang tak henti-hentinya memberikan Do’a kepada penulis, serta dorongan dan Motivasi baik moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula kedua adiku Fikri Zufri dan Agung Diki Maulan yang kadang suka bikin sebel penulis tapi tetep teteh sayang.

10.Teruntuk kekasihku Mukhlis yang tak henti-hentinya menyuport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teruntuk sahabat-sahabatku Septara Putri dan Khaleda Zia Rajak yang telah memberikan motivasi support, do’a, yang selalu mendukung, menyemangati dan mendampingi penulis selama ini.

12.Teruntuk semua teman-teman PAI angkatan 2009 yang selalu bersama-sama baik suka maupun duka, terimakasih atas support dan motivasinya.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. Smoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, 8 April 2014


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah 1

B.Identifikasi Masalah 4

C.Pembatasan Masalah 5

D.Perumusan Masalah 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori

1. Hakikat Media

a. Pengertian Media Pembelajaran 7

b. Fungsi Penggunaan Media 9

c. Pengertian Media Gambar 10

d. Fungsi Media Grafis (Gambar) 10

e. Karakteristik Media Grafis (Gambar) 12 f. Kelebihan dan Kelemaha Media Grafis (Gambar) 14 2. Hakekat Hasil Belajar PAI

a. Pengertian Hasil Belajar 16

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 17

c. Klasifikasi Hasil Belajar 21

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam 24

B. Hasil penelitian yang Relevan 25

C. Kerangka Berfikir 26


(10)

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 30

C. Populasi dan Sample 31

D. Prosedur Penelitian 32

E. Teknik Pengumpulan Data 34

F. Instrumen Penelitian 35

G. Teknik Pengolahan Data 38

H. Teknik Analisis Data Hasil Belajar 44

I. Hipotesis Statistik 48

BAB VI HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat 49

B. Hasil Penelitian 54

C. Pembahasan 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 65


(11)

Tabel 3.1 Desain Penelitian 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar 36

Tabel 3.3 Kriteria Indeks Korelasi 40

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas 41

Tabel 3.5 Indekstaraf Kesukaran Soal 43

Tabel 3.6 Klarifikasi Daya Pembeda 44

Tabel 3.7 Kategorisasi Perolehan Nilai Gain 47

Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Prettest dan

Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 59

Tabel 4.2 Uji Normalitas 60

Tabel 4.3 Uji Homogenitas 60

Tabel 4.4 Hasil Uji-t 61

Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain 62


(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktifitas oprasional kependdikan dilaksanakan oleh para tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajara. Menurut undang-undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar itu adalah guru untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah dan dosen untuk jenjang pendidikan tinggi. 1

Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha untuk mentransfer pesan kepada siswa. Namun untuk menghasilkan perubahan perilaku sebagaimana yang diharapkan dalam proses pembelajaran tidaklah mudah. Karena untuk mendapatkan pemahaman yang sama antara guru dengan siswa tentang makna pesan yang disampaikan bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar mudah diterima oleh siswa.

Proses pembelajaran yang terjadi selama ini di sekolah dinilai monoton atau membosankan karena guru menyampaikan informasi kepada anak didik hanya dengan berbicara (verbalisme). Keterbatasan komunikasi dengan kata-kata sering menimbulkan kesulitan dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik. Kadang guru tidak sadar sehingga maju terus dengan kata-kata yang diucapkannya tanpa memperhatikan murid. Hal ini dapat mengakibatkan murid-murid menjadi pasif, bahkan tidak jarang terjadi murid “mimpi di siangbolong”, mata dan telinga mengikuti pelajaran, sedangkan ingatan mereka melayang-layang tidak menentu. Proses belajar mengajar murid tidak hanya mempelajari hal-hal yang ada sekarang ini tetapi juga

1


(13)

peristiwa-peristiwa masa lampau. Penyampaian materi yang berasal dari pengalaman nyata itu diperlukan pengganti yakni dengan mengikut sertakan media pengajaran dalam proses belajar mengajar.2

Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pengajara. Kegiatan belajar mengajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima). Tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pengajar) dan si penerima (siswa), namun lebih dari itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen yang satu dengan lainnya, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.3

Dalam pembelajaran menggunaiakn media menuntut guru relative berbeda dari pembelajaran konvensional. Agnew dan Kellram (1996) yang dikutip oleh Munir mengemukakan bahwa elemen gambar digunakan untuk mendeskrpsikan sesuatu lebih jelas. Gambar digunakan dalam presentasi atau penyajian multimedia karena lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingankan dengan teks.4 Gambar sebagai media pendidikan akan berhasil dengan efektif, apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dan teknik penggunaan dalam situasi belajar.5

Grafis atau gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapka dengan kata-kata.

Hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga

2

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Cet. 1 (Jakarta: Ciputat Press, Juni 2002), h.5.

3

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran…, h.7-8.

4

Munir, Multimedia Konsep & Apliksi dalam Pendidikan, (Bandung: ALFABETA CV. 2012), h.17 .

5


(14)

menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.6

Selanjutnya hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur berdasarkan pada jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.

Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi penyampaian pelajaran kurang tepat.Dalam hal ini guru mungkin kurang atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMP PGRI 1 Ciputat, diketahui bahwa model pembelajaran yang sering digunakan guru PAI adalah ceramah dan pemberian tugas. Model pembelajaran ini menekankan peran guru yang lebih dominan dibandingkan siswa selama proses belajar, sehingga siswa cenderung pasif dan jenuh dalam belajar. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar siswa. Melihat kondisi tersebut, hendaknya guru menerapkan model pembelajaran yang lebih variatif dan menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Oleh karena itulah dari latar belakang diatas, penulis merasa berminat dan tertarik untuk meneliti bagaiman Pengaruh Penerapan Media Grafis terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI 1 Ciputat.

Dengan demikian penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS (GAMBAR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Quasi Eksperimen kelas VIII-1 dan VIII-5 PGRI 1 Ciputat )

6


(15)

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang muncul,dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya Minat siswa dalam belajar PAI 2. Pembelajaran PAI belum menggunakan Media.

3. Kurangnya komunikasi yang jelas antara Murid dan Guru

C. PembatasanMasalah

Agar lebih terarah dan terfokus, penulis membatasi permasalahan pada dua titik fokus yaitu:

1. Hasil belajar siswa diukur dari hasil belajar pada ranah kognitif.

2. Penggunaan media grafis disini Pokok bahasan yang diukur hanya pada pembahasan Perilaku Tercela.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan ini dapat dirumuskan:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar dan yang tidak menggunakan media dalam mata pelajaran PAI pada pokok bahasan Perilaku Tercela.

2. Apakan penggunaan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang belajar menggunakan media grafis dengan siswa yang tidak belajar dengan media pada pelajaran PAI.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar pada mata pelajaran PAI terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ciputat.


(16)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Menarik perhatian siswa supayah lebih giat membaca pelajaran PAI yang disajikan berbentuk gambar.

2. Sebagai suatu kajian ilmiah yang dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya pagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi para praktisi dunia pendidikan.

3. Menyajikan suatu wawasan tentang pengaruh media grafis terhadap prestasi belajar siswa.

4. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme khususnya dalam memanfaatkan metode dan media pembelajaran.

5. Memberikan peluang bagi siapa saja untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori yang belum digunakan dalam penelitian ini.

6. Dapat menjadi sumbangsih bagi para guru dan calon guru dalam mengajar pendidikan agama terutama pada mata peajaran pendidikan Islam.


(17)

6

KAJIAN TEORITIS

1. Hakikat Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.1 Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Menurut Heinich, dan kawan-kawan yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gamabar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu mebawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.2

AECT (Assosiation of Education and Communication Technology,) memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sedangkan NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

1

Arief Sadiman, dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,

(Jakarta: PT.RajaGrafindo), 2003, h.6

2


(18)

perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.3

Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, Kaset, Video Kamera, Video Recorder, Film, Slide, Foto, Gambar Grafik, Televisi dan Komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instrksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.4

Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Rudi Bertz yang dikutip oleh Arief Sadiman mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu:

1. Suara 2. Visual dan 3. Gerak

Visual sendiri dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: 1. Gambar atau grafis,

2. Garis (line graphic) 3. Symbol.5

Beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan: a. Gambar, diantaranya: sketsa, lukisan, dan photo.

b. Grafik diantaranya: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran dan grafik simbol. c. Diagram

d. Bagan e. Peta 6

3

Arief Sadiman, dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,…,

h.7

4

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, …,h.5. 5

Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya …, h. 20.

6


(19)

Dari berbagai Penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

2. Fungsi Penggunaan Media

a. Sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dll

b. Untuk meningkatkan keserasiaan dalam penerimaan informasi c. Juga untuk mengatur langkah-langkah kemajuan

d. Untuk memberikan umpan balik.

Menggunakan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa.

2. Media dapat mengatasi ruang kelas.

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. 4. Media menghasilkan keseragamaan pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsiang siswa untuk belajar. 8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai

kepada yang abstrak. 7

3. Pengertian Media Grafis (Gambar)

Media Grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Secara khusus media grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau

7


(20)

menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. 8

4. Fungsi Media Grafis (Gambar)

Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :

a. Fungsi edukatif, artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan

b. Fungsi sosial, artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.

c. Fungsi ekonomis, artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal.

d. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.

e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern.

Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut :

1. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah pegunungan.

2. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang diruang kelas.

3. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera

4. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.

8

Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya …,


(21)

5. Menyederhanakan kompleksitas meteri.

6. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar.9

Gamabar yang bisa Digunkan tentu yang ada hubungannya dengan pelajaran atau permasalahan yang sedang dihadapi. Guru harus dapat mengarahkan minat siswa yang sedang melihat gambar untuk mendaptkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Gambar harus dapat merangsang perhatian siswa agar siswa dapat memahami dan mampu menciptakan gambar dapat lahir ide-ide kreatif siswa tentang permasalahan yang dibicarakan.

5. Karakteristik Media Grafis (Gambar)

Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis:

a. Sketsa atau biasa disebut sebagai gambar garis (stick figura), yakni gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek tanpa detail.

b. Lukisan merupakan gambar hasil representasi simbolis dan artistik seseorang tentang suatu objek atau situasi.

c. Photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi. 10

Menurut blogspot Muhammad Faiq Jenis-Jenis Media Gambar dalam Pembelajaran diantaranya adalah:

1. Poster

Poster adalah media pembelajaran berbentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan, dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik perhatian, dan isi atau kandungannya berupa bujukan, memotivasi, atau mengingatkan suatu gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Gagasan tadi disampaikan dengan kata-kata singkat namun padat dan jelas.

2. Kartun

9

Budiono, dkk, http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media-gambar.html, 05 oktoer 2013.

10


(22)

Kartun merupakan sebuah media unik untuk mengemukakan gagasan. Kartun dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat dipakai untuk memotivasi siswa dan memberikan ilustrasi secara komunikatif. Kartun dibuat dalam bentuk lukisan atau karikatur.

3. Komik

Komik adalah media pembelajaran berbentuk gambar selain kartun yang juga bersifat unik. Bedanya, pada komik terdapat karakter yang memerankan suatu cerita dalam urutan (rangkaian seri). Komik memiliki keunggulan tersendiri sebagai media pembelajaran dalam bentuk gambar, karena komik sangat akrab dengan keseharian siswa.

4. Gambar Fotografi

Gambar fotografi merupakan media pembelajaran yang sangat mudah dibuat pada era digital sekarang ini. Berbagai macam gadget yang ada di sekitar kita biasanya dilengkapi dengan fitur kamera yang memungkinkan kita membuat gambar fotografi. Gambar fotografi karena langsung berisi foto nyata objek atau situasi atau peristiwa, maka ia merupakan media pembelajaran gambar yang sangat realistik (konkret).

5. Bagan

Bagan adalah kombinasi media grafis dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan suatu fakta pokok atau gagasan dengan cara yang logis dan teratur. Fungsi utama bagan sebagai media gambar adalah untuk memperlihatkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi, dan organisasi.

6. Diagram

Diagram adalah gambar yang digunakan untuk media pembelajaran dalam bentuk gambaran sederhana yang dibuat dengan tujuan memperlihatkan bagian-bagian, atau hubungan timbal balik, biasanya dengan menggunakan garis-garis dan keterangan bagian atau hubungan yang ingin ditunjukkan.


(23)

Grafik adalah media gambar untuk tujuan penyajian data berupa angka-angka. Grafik memberikan informasi inti suatu data, berupa hubungan antar bagian-bagian data. Ada bermacam-macam bentuk media gambar grafik yang dapat disajikan sebagai media pembelajaran kepada siswa, misalnya grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik bergambar. Setiap jenis grafik mempunyai kekhususan dalam hal jenis data yang ditampilkan.11

6. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis (Gambar) Kelebihan Media Grafis adalah:

a. Sifatnya konkrit

b. Gambar dapat membatasi ruang dan waktu.

c. Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indera kita.

d. Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahan pemahaman.

e. Media gambar, lebih murah harganya, mudah didapat dan digunakan.

f. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.

g. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa. Kelemahan Media Grafis adalah:

1. Gambar hanya menekankan persepsi indra mata

2. Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

11

A.k.a. Suhadi Mukhan (Guru IPA SMPN 4 Amuntai, Kalimantan Selatan),

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/media-gambar-dalam-pembelajaran.html


(24)

4. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.12

Media cetakan dan grafis di dalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol.

Menurut Oemar Hamalik penggunaan media gambar akan efektif apabila gambar disesuikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna, dan latar belakang yang perlu untuk penafsiran dijadikan alat untk pengalamaan kreatif untuk memperkaya fakta dan memperbaiki kekurang jelasan. Ini merupakan kelebihan media gambar. Akan tetapi ada juga kelemahannya yaitu media gambar menjadi tidak efektif apabila terlalu sering digunakan dalam satu waktu tertentu. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas. Gambar-gambar dapat digunakan untuk suatu maksud dalam hubungan dengan suatu pembelajaran, memberikan pengalaman dalam bahasa, ilustrasi, menjelaskan konsep-konsep dan sebagainya. 13

B. Hakekat Hasil Belajar PAI 1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. 14

12

Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya …,

h.29.

13

Oemar Hamalik, Media Pendidikan,…h.66. 14


(25)

Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu. Menurut waktunya dibedakan dalam rentang: satu pertemuan (tes akhir pertemuan), satu pokok bahasan (tes akhir pokok bahasan), satu minggu (tes mingguan), setengah catur wulan/semester (tes akhir catur wulan/ tengah semester), satu cawu atau satu semester (tes akhir catur wulan/ akhir semester), satu jenjang pendidikan (tes atau ujian akhir pendidikan). Tes hasil belajar juga dibedakan menurut materi yang diukur, sesuai dengan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari, seperti tes: matematika, kimia, biologi, bahasa, sejarah, geografi, dll.

Menurut tujuan atau fungsinya tes hasil belajar ini juga dibedakan antara tes diagostik, penempatan, formatif, dan sumatif. Tes diagnostik ditujukan untuk mengukur/mendiagnosis kelemahan atau kekurangan siswa dan digunakan untuk memberikan perbaikan. Tes penempatan mengukur penguasaan atau keunggulan siswa, digunakan untuk menempatkan siswa sesuai dengan tingkat penguasaan atau keunggulannya. Tes formatif mengukur tingkat penguasan siswa dan posisinya baik antar teman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Hasil tes formatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran. Tes sumatif ditujukan mengukur penguasaan siswa pada akhir periode pendidikan, akhir cawu, semester atau tahun, dan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam periode waktu tersebut. 15

Dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menenrima pengalaman belajar. Hasil belajar ini digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini biasa tercapai apa bila siswa sudah memahami belajar kemudian diiringi dengan perubahan tingkah laku yang lebih baik. .

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada beberapa faktor, adapun faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi golongan.

15

Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 223.


(26)

a. Faktor internal (faktor dalam dari diri siswa), yakni kondisi atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa

yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.16

Menurut Yudhi Munadi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar diantaranya:

1) Faktor Internal a. Faktor fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.

Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Misalnya, seorang yang minum minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar.17

a. Faktor Psikologis

Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat, dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

16

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 130.

17


(27)

Pertama, intelegensi. Mengartikan intelegensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali.

Kedua, Perhatian. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan obyek.

Ketiga minat dan bakat. Minat diartikan oleh Higard sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Keempat, motif dan motivasi. Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti seni mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Kelima, kognitif dan daya nalar. Pembahasan mengenai hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana seseorang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui pengalamannya di masa lampau. Sedangkan nalar adalah kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan penilaian.

2) Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.

Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik berupa wujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seringkali guru dan para siswa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar, hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar dan lain-lain juga akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.


(28)

b. Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor- faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.18

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang meliputi faktor internal dan eksternal diatas bila dikemukakan akan tampak seperti pada bagan berikut:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

(Sumber: Yudhi Munadi, 2008)

3. Klasifikasi Hasil Belajar

18


(29)

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah, yakni ranah kogtiitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

1. Ranah Kogintif

Ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

a. Tingkat Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan di sinі diartikan kemampuan seseoarng dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh. Siswa dapat menyebutkan kembali bagan-bagan geometri yang berdimensi tiga.

b. Tingkat Pemahaman (Comprehension). Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh: Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.

c. Tingkat Penerapan (Application). Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh. Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga jika diketahui sudut-sudut lainnya.

d. Tingkat Analisis (Analysis). Analisis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahun dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh. Siswa dapat mengolah data mentah melalui statistik, sehingga dapat diperoleh harga-harga range, interval kelas dan standar deviasinya.

e. Tingkat Sintesis (Synthesis). Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh. Siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan kebijakan yang berlaku di sekolah.


(30)

f. Tingkat Evaluasi (Evaluation). Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya. Contoh. Siswa dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temannya berdasarkan kemampuan dirinya.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Secara lebih rinci akan dijelaskan pada pembahasan dibawah ini :

a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.

b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

c. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu pendapat orang lain.

d. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, mendapatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.

e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni :

a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal keruskan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.


(31)

b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari.

c. G e r a k t e r b i m b i n g , mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari, membuat lingkaran di atas pola. d. G e r a k a n y a n g t e r b i a s a , mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerkan tanpa

contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.

e. G e r a k a n k o m p l e k s , yang mencakup kemampuan melakukn gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat. Misalnya, bongkar-pasang peralatan secara tepat.

f. P e n y e s u a i a n p o l a g e r a k a n , yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, keterampilan bertanding.

g. K r e a t i v i t a s , mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi baru.19

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk mengetahui tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminologi. Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.20

Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan

19

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.49-59. (bisa dilihat juga di Sukardi Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oprasionalnya h.74-78).

20

W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,1984), h. 250.


(32)

kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.21

Tayar Yusuf yang dikutip oleh Abdul Majid dkk mengartikan pendidikan agama sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.22 Omar Muhammad al-toumy al-syaibany menyatakan bahwa dasar pendidikan islam identik dengan dasar tujuan islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Quran dan Hadis. 23

Dalam buku Muhaimin pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan, atau pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Quran dan Hadis. 24

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.

Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

21

Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h. 172.

22

Abdul Majid dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung, PT. Remaja Rosdarya, 2004) h.130.

23

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) h. 82.

24

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) h. 6.


(33)

D. Hasil penelitian yang Relevan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang pengaruh media grafis terhadap hasil belajar PAI siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan di antaranya:

1. Nur Hikmah (2008) dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan media grafis kartun terhadap hasil belajar matematika siswa. Memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan menggunakan media grafis kartun lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang diajar tidak menggunakan media grafis kartun.

2. Lina Rahmawati (2008) dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan media gambar kartun terhadap hasil belajar siswa. Memberikan kesimpulan pembelajaran menggunakan media gambar kartun dalam pembelajara fisika dalam sub pokok bahasan usaha dan daya pada kelompok eksperimen ada pengaruhnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibanding kelompok kontrol yang dalam pembelajaran tidak menggunakan media gambar kartun. Artinya, pemberian media gambar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

E. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teoritis sebagaiman telah dipaparkan dimuka, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagi berikut:

Proses pembelajaran PAI yang tidak menarik membuat siswa merasa jenuh dan bosan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi para guru atau pengajar untuk memberikan bentuk pengajaran yang berbeda dalam rangka meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar PAI. Dalam hal ini guru memiliki peran yang cukup penting, bagaimana mengidentifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan solusi yang terbaik dalam pnyelesaian masalah tersebut.

Di era modern seperti ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat. Ada beragam media yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara khusus pembelajaran PAI. Tentunya pemilihan media tersebut haruslah tepat dan


(34)

efektif. Guru harus betul-betul memahami media pembelajaran yang digunakan dan memiliki kemampuan mengolah media tersebut. Agar tujuan pembelajaran benar-benar tercapai.

Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap proses penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapakan hasil belajar PAI siswa semakin baik.

Pembelajaran PAI berbentuk media Grafis diharapkan mampu menjadi referensi bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan materi pelajaran PAI namun menyenangkan, dinamis dan interaktif sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) dan Hipotes nihil (Ho) dengan:

1. Hipotesis Alternative (Ha): Pembelajaran Menggnakan Media Grafis berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar PAI pada konsep Perilaku Tercela.

2. Hipotes Nihil (Ho): Pembelajaran Menggunakan Media Garfis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar PAI pada konsep Perilaku Tercela.


(35)

24

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Agustus sampai Oktober 2013, kemudian Tempat Penelitiannya adalah Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen (eksperimen semu) dimana dalam rancangan ini melibatkan 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan, pengaruh dari perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukur awal dan pengukur akhir.

Dalam metode ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok kontrol diberi perlakuan tanpa menggunakan media sedangkan kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media grafis.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-tesT Treatmen PostesT

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Pre-test diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.


(36)

O2 = Post-test diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah diberikan perlakuan.

X1 = Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa pembelajaran PAI dengan menggunakan media grafis.

X2 = Perlakuan terhadap kelas kontrol berupa pembelajaran PAI tanpa menggunakan media.

C. Populasi dan Sample 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi penelitian ini menggunakan seluruh siswa SMP PGRI 1 Ciputat Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Sample

Sample adalah bagian dari populasi, menurut Suharsimi Arikuto, sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang terpilih. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan peneliti.1 Yakni pengambilan sampel berdasarkan waktu atau jadwal pelajaran PAI yang ada di sekolah yang memungkinkan penulis untuk melakukan eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-5 Sebanyak 22 siswa sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan Media Grafis dan kelas VIII-1 sebanyak 21 siswa sebagai kelas kontrol tanpa menggunakan Media.

1

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta :PT Rineka Cipta, 1987) h.139.


(37)

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan sebelum penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa persiapan awal, yaitu:

a. Langkah awal yang penulis lakukan pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian adalah pengurus surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurua (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Langkah selanjutnya adalah melihat karakteristik populasi yang akan diteliti. c. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive

sampling.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI dengan menggunakan media grafis pada materi Perilaku Tercela.

e. Menyusun kisi-kisi soal untuk instrument penelitian.

f. Menyusun instrument penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat. g. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai RPP dan

instrumen yang telah dibuat.

h. Setelah RPP dan Instrumen penelitian telah disusun, langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk uji coba di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

i. Setelah melakukan uji coba, mengolah data dengan hasil uji coba dengan mencari validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran butir soal, dan reabilitas instrument.

j. Menentukan butir soal yang layak untuk dijadikan instrument penelitian.

2. Tahap pelaksanan penelitian

a. Langkah awal tahap pelaksanan penelitian adalah menentukan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrument penelitian.


(38)

b. Setelah tes awal (pretest) dilaksanakan pada kedua kelompok penelitian, kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan untuk kelompok eksperimen diberi perlakukan berupa penggunaan media grafis, sedangkan kelompok kontrol diajarkan tanpa menggunakan media.

c. Setelah dari perlakukan diadakan tes akhir (postest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika dilakukan tes awal (pretest).

3. Tahap akhir penelitian

Setelah tahap pelaksanaan kegiatan berhasil dilakukan, tahap selanjutnya adalah mengolah hasil penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan, yaitu:

a. Melakukan analisis data hasil tes awasl (pretest) kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik.

b. Menganalisis data hasil tes akhir (postest) kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik

c. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam pengumpulan data terdapat beberapa tahapan, diantaranya:

a. Persiapan

1. Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata pelajaran PAI SMP PGRI 1 Ciputat Kelas VIII.

2. Menentukan materi pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan media grafis. Pada penelitian ini konsepnya Perilaku Tercela.

b. Pelaksanaan


(39)

2. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran PAI menggunakan media grafis pada konsep Perilaku Tercela untuk kelompok eksperimen dan pembelajaran tanpa menggunakan media pada kelompok kontrol.

3. Pemberian posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. c. Tahap pengolaha data

Mengolah data hasil belajar siswa yang telah dilakukan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data. Penelitian yang dapat menunjang sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal untuk mengukur kemampuan pembelajaran PAI siswa.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumet penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum satuan pendidikan untuk tingkat SMP

b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator pembelajaran PAI. c. Membuat soal-soal instrumen sesuai dengan kisi-kisi instrument.

d. Instrumen yang telah di buat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi.

e. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian. f. Analisis validitas dan reabilitas.

Alat ukur tes sebelum diberikan kepada siswa perlu diketahui terlebih dahulu apakah tes tersebut baik dan sudah siap diberikan kepada siswa untuk diambil datanya. Pada penelitian ini sebelum digunakan soal (tes) tersebut diuji cobakan, guna mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi standar persyaratan validitas dan reabilitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

Tes berperan untuk menjaring konsep awal dan konsep akhir siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan. Kisi-kisi untuk soal dibuat berdasarkan


(40)

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada aspek Perilaku Tercela pada semester 1 tahun pelajaran 2012-2013, Penjabaran konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan kompetensi dasar, materi dan indikatornya.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar

No. Kompetensi Dasar Materi Indikator No Butir soal 1. Menjelaskan

pengertian

Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah

perilaku tercela 1. Siswa mampu Memilih

pengertian

Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah

1, 30, 23, 24

2. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri Ananiah, gadab, hasad,

gibah, dan

namimah.

3, 16, 6, 22

2. Menampilkan contoh Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah

perilaku tercela 1. Siswa mampu memilih contoh-contoh perilaku Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah

2,12,13, 9 21


(41)

2. Siswa mampu menunjukkan sebab-sebab perbuatan

Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah

20,19, 25,29,15

3. Siswa mampu mengetahui akibat buruk Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.

4, 14, 10, 26

4. Menghindari perilaku Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari

perilaku tercela 1. Siswa mampu mengidentifikasi cara Menghindari perilaku Ananiah, gadab, hasad,

gibah, dan

namimah dalam kehidupan sehari-hari.

5, 7,11, 27,8

2. Siswa mampu mengetahuni cara


(42)

mengatasi sifat Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Uji Validitas

Menurut iqbal hasan Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur, artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau subjek yang ingin diukur.2 Rumus yang digunakan untuk menguji validitas tes objek adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar dibantu dengan software anates. Rumus ini digunakan karena skor tiap item sama yaitu item benar diberi skor satu dan item salah diberi skor nol.

Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :

=

  

2

 

2

2

 

2

 

y

y

n

x

x

n

y

x

xy

n

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y n = Jumlah siswa

∑x = Skor tiap butir soal

∑y = Skor total

∑xy= Jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan

∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

2


(43)

∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y. 3

Untuk menguji signifikan tidaknya koefisien korelasi validitas digunakan distribusi kurva normal dengan menggunakan uji skor-t

t hitung = √

keterangan:

t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy = Koefisien korelasi tiap butir soal N = Jumlah siswa uji coba

Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan t dari tabel pada signifikan 5 % (ɑ = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusannya jika t hitung > t tabel berarti valid. Sebaliknya jika t hitung < t tabel berarti tidak Valid. Jika instrument itu valid, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Indeks Korelasi

Rentang Keterangan

0.80 < r < 1.00 0.60< r < 0.80 0.40 < r < 0.60 0.20 < r < 0.40 0.00 < r < 0.20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

2. Uji Reabilitas

3

Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), h.58.


(44)

Reabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetapi akan memberikan hasil yang sama. Jadi, reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama. 4 Untuk mengukur reabilitas soal rumus yang digunakan adalah Kuder Richardson-20 (KR-20) dengan bantuan software anates:

r11 = [ ][ ] keterangan:

r 11 = Koefisien reliabilitas instrument

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n = Banyakanya item

s = Standar deviasi dari tes

Untuk mengetahui keberartian koefisien reabilitas dilakukan uji-t dengan rumus: t hitung = √

keterangan:

t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy = Koefisien korelasi tiap butir soal N = Jumlah siswa uji coba

Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan t dari tabel pada signifikan 5 % (ɑ = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusannya jika t hitung > t tabel maka instrument dikatakan baik dan dapat dipercaya. Jika instrument itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya sebagai berikut:

4


(45)

Tabel 3.4

Kriteria Reliabilitas

Rentang Keterangan

0.80 < r 11 < 1.00 0.60< r 11 < 0.80 0.40 < r 11 < 0.60 0.20 < r 11 < 0.40 0.00 < r 11 < 0.20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

3. Taraf Kesukaran

Anas Sudijono mengatakan, butir-butir item hasil belajar dapat dinyatakan baik apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.5 Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus dengan bantuan software anates:

P = Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun Kriteria indeks taraf kesukaran soal tersebut adalah:

Tabel 3.5 Indeks Kesukaran

5


(46)

Indeks Keterangan 0,00 – 0,30

0,31 – 0,70 0,71 - 1,00

Soal kategori Sukar Soal kategori Sedang Soal kategori Mudah

4. Daya Pembeda

Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.6 Rumus yang digunakan dengan bantuan software anates:

D = - Keterangan:

D = Daya pembeda soal

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

6

Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes implementasi kurikulum 2004,…h.23.


(47)

Rentang Keterangan 0,00 – 0,20

0,21 – 0,40 0,41 – 0,71 0,71 – 1,00

Buruk Cukup Baik Baik Sekali

H. Teknik Analisis Data Hasil Belajar

Analisis Data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Dalam teknik analisis data dilakukan beberapa pengujian dengan urutan sebagai berikut:

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdidtribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji liliefors.7

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar 2. Menentukan nilai Z dari tiap-tiap data dengan rumus

Z =

3. Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dan sebut dengan F (Z) = 0,5± Z

4. Menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z dan disebut dengan S (Z)

5. Tentukan nilai Lo dengan rumus Lo = F (Z) – S(Z)

6. Ambil nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga diperoleh nilai Lo

7. Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt (nilai yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors) dengan aturan:

7


(48)

a. Hipotesis

Ho = sampel berdistribusi normal HI = sampel berdistribusi tidak norml

b. Jika L o< L t maka sampel berdistribusi normal Jika L o > L t maka sampel berdistribusi tidak normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel tersebut homogeny (sama) atau tidak. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini adalah pengujian mengenai sama tidaknya variasi-variasi dari dua buah distribusi.8 Uji homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher.

rumus:

F = =

Keterangan:

S12 x = Nilai standar deviasi pretest yang nilainya paling besar S22 x = Nilai standar deviasi posttest yang nilainya paling besar Tentukan Kriteria pengujian:

a. Jika Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.

b. Jika Fhitung< Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen.

8

Ruseffendi, Statistik Dasar: untuk penelitian pendidikan Cet.1 (Bandung: IKIP Bandung Press, Mei 1998) h. 294.


(49)

Untuk taraf signifikan (ɑ) = 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb-1 serta penyebut dk = nk-1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil.

3. Uji Hipotesis

Menganalisis data pretest dan posttes secara statistik untuk mengetahui apakah kenaikan hasil belajar PAI tersebut signifikan atau tidak. Dalam hal ini digunakan uji-t karena data tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikasi ɑ = 0,05 untuk itu menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:

t hitung = ̅

dengan dsg = √

( )

Keterangan:

x1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen x2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

v1 = Standar deviasi nilai posttest kelas eksperimen yang dikuadratkan v2 = Standar deviasi nilai posttest kelas kontrol yang dikuadratkan.

Adapun kriteria ttabel jika:

t hitung < ttabel maka Ho diterima dan Ho ditolak t hitung > ttabel maka Ho diterima dan Ho diterima


(50)

Gain adalah selisih antara posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau pengusaha konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. 9 Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normalitas gain. Rumus normal Gain menurut Meltzer, yaitu:

Ngain =

Tabel 3.7 Kategorisasi Perolehan nilai Gain Rentang nilai Keterangan

1 > 0,70 0,70 ≥ 0,30

0 < 0.30

G-Tinggi G-Sedang G-Rendah

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain atara dua kelompok dilakukan uji-t sebagai berikut:

t hitung = ̅

dengan dsg = √

kemudian hasil t-hitung diatas dibandingkan dengan nilai t tabel pada signifikasi 5 % (ɑ = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = (n1-1)+(n2-2). Jika ttabel < t hitung maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan norml gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika t hitung ≤ t tabel atau t tabel ≤ t hitung, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

9

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA,FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2006). Hal.70.


(51)

I. Hipotesis Statistik

Hiptesis Statistik yang digunakan adalah:

Ha : Pemebelajaran Menggunakan Media Grafis berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa Pada pembelajaran PAI pada konsep Perilaku Tercela.

Ho : Pemebelajaran Menggunakan Media Grafis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa Pada pembelajaran PAI pada konsep Perilaku Tercela.


(52)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat 1. Sejarah Sekolah

SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jalan pendidikan No.30 Ciputat. dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara, Bapak A. Mursyidi, B.A. dan Bapak S. Danuwardoyo serta Bapak R.A. Sakri Gandadipura (Kepala Sekolah Kelas Pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir 1974 siswanya semakin berkurang hanya satu kelas kecil. Maka beliau berempat sepakat untuk mendirikan sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) dengan Kepala Sekolah yang pertama yaitu Bapak R.A. Sakri Gandadipura.


(53)

Sampai sekarang SMP PGRI 1 CIPUTAT telah mengalami tiga kali pergantian kepala sekolah antara lain:

a. Pada Tahun 1975 -1980 : R.A. Sakri Gandadipura b. Pada tahun 1980 - 2000 : Drs. Sukandi Kuswara c. Pada tahun 2000 – Sekarang : Cartam, S.Pd., M.Pd.

Visi : Menjadi Sekolah Unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta Berwawasan Lingkungan Budaya.

Misi : 1. Tersusunnya Kurikulum Satuan Pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni). 2. Terlaksananya proses pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning.

3. Menyiapkan generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan Teknologi dengan landasan iman dan taqwa.

4. Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampil dan berbudi luhur.

5. Menjadikan lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Terpenuhinya pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dalam bidangnya.

7. Terpenuhinya sarana prasarana pendidikan secara proporsional. 8. Terwujudnya lulusan yang prestatif, kreatif dan kompetitif, yang

berakhlaqul karimah, berkarakter dan berbudaya bangsa.

9. Terwujudnya manajemen sekolah yang kolaboratif, transparan dan akuntabel.


(54)

Prestasi yang dicapai oleh SMP PGRI 1 Ciputat dapat dilihat dari presentase lulusan siswa di bawah ini :

2010/2011 2011/2012 2012/2013

100% 100% 100%

2. Gambaran Siswa

Gambaran siswa SMP PGRI 1 Ciputat tahun pengajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Data Jumlah Kelas, Robel dan Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013

Tahun Pelajaran

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Jml Total Siswa (Kelas I+II+

II) Jml

Siswa

Jml

Rombel Jml Siswa Jml Rombel

Jml Siswa

Jml

Rombel Siswa Rombel

Tahun 2009/2010 334 8 330 8 357 9 1023 25

Tahun 2010/2011 458 10 335 8 323 8 1.116 26

Tahun 2011/2012 383 8 364 8 428 10 1157 26

Tahun 2012/2013 394 9 378 8 355 8 1175 25

3. Gambaran Guru

Untuk mengetahui gambaran guru SMP PGRI 1 Ciputat dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.


(55)

Jenjang Pendidikan Dan Status Guru a. Kepala Sekolah

b. Guru

Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah

Dari Tabel di atas dapat dilihat jenjang pendidikan guru SMP PGRI 1 Ciputat mayoritas telas menempuh jenjang pendidikan S1 bahkan ada guru yang menempuh jenjang S2 Dan S3. Adapun jumlah guru dan statusnya dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :

Jabatan Nama

Jenis

Kelamin Usia Pend.akhir Masa Kerja LL PP

Kepala Sekolah Cartam,S.Pd.M.

Pd. L

46

Thn S2

23 H

NO Tingkat Pendidikan

Jumlah dan status Guru

Jumlah GT / PNS GTT/GTY

L P L P

1 S3/S2 1 1 2

2 S1 4 5 14 10 33

3 D3/Sarmud 1 1 2

4 D2

5 D1

6 SMA/Sederajat 1 1


(56)

Jumlah Guru dengan Tugas mengajar sesuai dengan latar belakang Pendidikan ( Keahlian)

No Bid.Studi

Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai

dengan tugas mengajar

Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang tidak

sesuai dengan tugas mengajar

JML

D1/D 2

D3 S1/D 4

S2 D1/D 2

D3 S1 S2

1 IPA 4 4

2 Matematika 2 2 4

3 Bahasa Indonesia 2 2 1 5

4 Bahasa Inggris 2 3 5

5 Pendidikan Agama 1 1 2

6 IPS 6 6

7 Penjaskes 2 2

8 Seni Budaya 2 2

9 PKn 2 1

10 TIK/Ketermpilan 1 1 2

11 BK 1 1 2

Lainnya PKK 1 1


(57)

B. Hasil Penelitian

Sesuai dengan judul yang digarap oleh peneliti, peneliti telah terjun langsung ke lapangan (kelas) dalam proses belajar mengajar di kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol, dengan bidang studi pendidikan agama islam. Penelitian eksperimen ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan lamanya dengan lima kali pertemuan. Dan aspek yang diambil adalah aspek aqidah akhlak pada materi bab: perilaku tercela (ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah).

Disini peneliti bertindak sebagai pelaku eksperimen yang terjun langsung ke kelas untuk melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan. Sebelumnya, seluruh siswa kelas VIII-1 dan VIII-5 telah diberikan soal pretest. Lalu kedua kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan Media Grafis. Sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan tanpa menggunakan media.

Kemudian kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan sebanyak tiga kali pertemuan.Untuk kelompok eksperimen, pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diberikan perlakuna dengan Media Grafis. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak menggunakan media. Kemudian pada pertemuan berikutnya, kedua kelompok diberikan soal posttest yang sama dan pada waktu yang sama (soal pretest dan posttest adalah soal yang sama dengan jumlah yang sama).

Selama penelitian ini berlangsung terdapat pula kendala-kendala dalam penerapan media grafis, seperti:

1. Kurangnya watu pembelajaran, terbatasnya media, dan sikap siswa belum terbiasa dengan media grafis.

2. Oleh karena itu, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan pada penelitian ini dan harus ditinjau kembali lebih lanjut.


(58)

a. Hasil pretest kelas Eksperimen dan Kelas Kontol

Hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Gamabar 4.1 Diagram Batang

Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari diagram batang diatas, hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu sebanyak 5 siswa mendapat sekor terendah pada interval 15-22. Skor terbanyak berada pada interval 23-30 dan 31-38 yaitu berjumlah 6 siswa dan skor tertingi pada interval 55 -62 sebanyak 1 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 4 siswa mendapat skor terendah pada interval 15-22. Sebanyak 8 siswa mendapat skor terbanyak pada interval 23-30 dan sebanyak 2 siswa mendapat skor tertinggi pada interval 47-54.

Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang

5

6 6

3

1 1

4

8

2

5

2

0

15-22 23-30 31-38 39-46 47-54 55-62


(59)

diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.2 Diagram Batang

Ukuran Pemusatan dan Penyebaran data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan diagram diatas, ukuran pemusatanan penyebaraan data hasil pretest untuk kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 60 dan nilai minimum 15. Mean sebesar 32 mediansebesar 12 modus sebesar 26dan SD sebesar 10,7. sedangkan hasil pretest untuk kelas kontrol memperoleh nilai maksimum 50, nilai minimum 15. Mean sebesar 32 median sebesar 10 modus sebesar 30.1 dengan simpangan baku sebesar 10.

0 10 20 30 40 50 60

60

15

32

12

26

10,7 50

15

32

10

30

10


(60)

b. Hasil posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hasil posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang berikut ini:

Gamabar 4.3 Diagaram Batang

Hasil Posttest Kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol

Dari diagaram batang diatas, hasil posttest untuk kelas eksperimen yaitu sebanyak 6 siswa mendapat skor terendah pada interval 63-71. Skor terbanyak berada pada interval 72-80 yaitu berjumlah 7 siswa dan skor tertinggi berada pada interval 90-98 sebanyak 4 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 1 siswa mendapat skor terendah pada interval 45-53 Sebanyak 9 siswa mendapat skor terbanyak pada interval 63-71 dan sebanyak 1 siswa mendapat skor tertinggi pada interval 81-89.

Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang

0 0

6

7

5

4

1

4

9

6

1

0 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

45-53 54-62 63-71 72-80 81-89 90-98


(61)

diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.4 Diagram Batang

Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan diagram diatas, ukuran pemusatanan penyebaraan data hasil posttest untuk kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 90 dan nilai minimum 65. Mean sebesar 78.2, median sebesar 69, modus sebesar 76 dan SD sebesar 8.5, sedangkan hasil posttest untuk kelas kontrol memperoleh nilai maksimum 85, nilai minimum 45. Mean sebesar 69, median sebesar 58, modus sebesar 69 dengan simpangan baku sebesar 8,7.

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test dan post-tes kelas eksperimen dan kontrol.

0 20 40 60 80 100

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Mean Median Modus SD

90

65

78,2

69 76

8,5 85

45

69

58

69

8,7


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

"PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESETA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS X-l SMA 2 MEI TANGERANG SELATAN",

6 103 116

Pengaruh kedisplinan guru terhadap prestasi belajar siswa pada pendidikan agama islam di SMP PGRI I Ciputat

4 16 103

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Efektifitas penggunaan media audio visual terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMK al-Hidayah Lebak Bulus

1 37 93

Pengaruh pemanfaatan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa(kelas II SMP YAPIA Ciputat

0 4 127

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

Pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan problem centered learning terhadap hasil belajar matematika siswa : quasi eksperimen di SMP Pgri 1 ciputat

1 8 160

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII DI SMP AL HIKMAH SURABAYA.

0 0 161