PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVC SD NEGERI 4 METRO TIMUR

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGIACTIVE LEARNINGTIPEEVERYONE IS A

TEACHER HEREUNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVC SD NEGERI 4

METRO TIMUR

Oleh MELDA SARI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas IV C SDN 4 Metro Timur yang diketahui dari hasil observasi dan wawancara. Persentase siswa yang mendapat nilai ≥66 dengan kategori “baik” dan “sangat baik” hanya mencapai 28,75% dari 28 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi dan soal- soal tes. Data yang didapat dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik pada ranah sikap, keterampilan maupun pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang mendapatkan nilai sikap belajar pada siklus I memperoleh memperoleh Cukup, meningkat pada siklus II memperoleh Baik, kemudian meningkat kembali pada siklus III memperoleh kategori Sanggat Baik. Siswa dengan nilai keterampilan belajar pada siklus I memperoleh dengan kategori Cukup Terampil, meningkat pada siklus II memperoleh kategori Terampil, kemudian meningkat kembali pada siklus III memperoleh kategori Sanggat Terampil, dan nilai hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh kategori cukup, meningkat pada siklus II dengan kategori baik, kemudian meningkat kembali pada siklus III dengan kategori baik.


(2)

(3)

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNINGTIPEEVERYONE IS A

TEACHER HEREUNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVC SD NEGERI 4

METRO TIMUR

(Skripsi)

Oleh Melda Sari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Siklus dalam PTK ... 39

2. Siswa berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran ... 166

3. Siswa diabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran ... 166

4. Siswa diberikan penjelasan tentang gambar dipapan tulis ... 167

5. Siswa Menyimak penjelasan guru ... 167

6. Siswa diberi penjelasan tentang kartu indeks ... 168

7. Siswa dibgikan kartu indeks ... 168

8. Siswa Menuliskan Soal dikartu indeks ... 169

9. Siswa mengumpulkan kembali kartu indeks ... 169

10. Siswa dibagikan kembali kartu indeks, guru memastikan siswa tidak menerima soal yang ditulis sendirir ... 170

11. Siswa diberikan kesempatan untuk maju kedepan kelas ... 170

12. Siswa berperan sebagai guru ... 171

13. Siswa lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan ... 171

14. Siswa mengerjakan soal-soal dari buku siswa ... 172


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL LUAR ... i

ABTRAK... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHUKUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Belajar... 9

2. Pengertian Pembelajaran... 10

B. Kinerja Guru... 11

C. Hasil Belajar ... 14

1. Pengertian Hasil Belajar ... 14

2. Penilaian Hasil Belajar... 15

D. Pembelajaran Aktif ... 19

1. Pengertian Pembelajaran... 19

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif... 21

3. Tujuan Strategi Pembelajaran Aktif ... 22

4. Karakteristik Strategi Pembelajaran Aktif ... 22


(6)

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Aktif ... 25

E. Pembelajaran Aktif Tipe Semua Bisa Jadi Guru... 25

1. Pengertian Semua Bisa Jadi Guru... 25

2. Kelebihan dan Kekurang Tipe Semua Bisa Jadi Guru ... 27

3. Langkah-langkah Tipe Semua Bisa Jadi Guru ... 27

F. Pembelajaran Tematik dan PendekatanSaintifik... 29

1. Pembelajaran Tematik ... 29

2. PendekatanSaintifik... 30

G. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III Metode Penelitian... 32

A. Jenis Penelitian... 32

B. Setting Penelitian ... 33

C. Subjek Penelitian... 34

D. Teknik Pengumpulan Data... 34

E. Alat Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data... 36

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 41

1. Siklus I ... 41

2. Siklus II ... 44

3. Siklus III... 46

H. Indikator Keberhasilan ... 47

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 48

A. Profil Lokasi Penelitian... 48

B. Prosedur Penelitian ... 49

1. Deskripsi Awal... 49

2. Refleksi Awal... 49

C. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil PTK... 50

1. Siklus I ... 51

a. Tahap Perencanaan... 51

b. Tahap Pelaksanaan ... 51

c. Tahap Pengamatan Siklus I... 54

d. Tahap Refleksi Siklus I ... 63

e. Saran Perbaikan untuk Siklus II... 64

2. Siklus II ... 66

a. Tahap Perencanaan... 66

b. Tahap Pelaksanaan ... 67

c. Tahap Pengamatan Siklus II ... 70

d. Tahap Refleksi Siklus II... 77

e. Saran Perbaikan untuk Siklus III ... 79

3. Siklus III... 80

a. Tahap Prencanaan ... 80

b. Tahap Pelaksanaan ... 83

c. Tahap Refleksi Siklus III ... 90

D. Pembahasan... 95


(7)

2. Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru ... 96

3. Peningkatan Hasil Belajar Sikap Siswa ... 98

4. Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Siswa... 99

5. Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Siswa ... 101

BAB V Kesimpulan ... 103

A. Kesimpulan... 103

B. Saran. ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. SURAT

a. Penelitian Pendahuluan ... 109

b. Izin Penelitian dari Fakultas ... 110

c. Surat Keterangan dari Fakultas... 111

d. Izin penelitian dari Sekolah ... 112

e. Penelitian dari Sekolah ... 113

f. Pernyataan Teman Sejawat... 114

II. RENCANA PERANGKAT PEMBELAJARA RPP Siklus I ... 115

RPP Siklus II ... 122

RPP Siklus III... 129

III. ANALISIS KINERJA GURU a. Lembar Instrumen Kinerja Guru Siklus I ... 136

b. Lembar Instrumen Kinerja Guru Siklus II ... 140

c. Lembar Instrumen Kinerja Guru Siklus III ... 144

IV. ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA a. Lembar Aspek Sikap ... 148

b. Lembar Aspek Pengetahuan ... 154

c. Lembar Aspek Keterampilan... 160


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Nilai Ulangan Harian Pelajaran Tematik ... 4

2. Kategori Kinerja Guru... 37

3. Kriteria Sikap Siswa... 38

4. Kriteria Keterampilan Siswa ... 39

5. Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ... 40

6. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Tiap Siklus... 50

7. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 55

8. Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru Siklus I ... 56

9. Nilai Belajar Sikap Siswa Siklus I ... 58

10. Nilai Belajar Keterampilan Siswa Siklus I... 60

11. Distribusi Frekuensi Nilai Pengetahuan Siswa Siklus I... 62

12. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 70

13. Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru Siklus II... 72

14. Nilai Belajar Sikap Siswa Siklus II ... 73

15. Nilai Belajar Keterampilan Siswa Siklus II ... 75

16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Siklus II ... 77

17. Hsil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 84

18. Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru Siklus III ... 85

19. Nilai Belajar Sikap Siswa Siklus III... 86

20. Nilai Belajar Keterampilan Siswa Siklus III ... 88

21. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Siklus III ... 90

22. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I,II,III... 91

23. Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru Tiap Siklus ... 92

24. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Aspek Sikap Tiap Siklus... 93

25. Rekapitulaasi Hasil Belajar Siswa Aspek Keterampilan Tiap Siklus ... 94


(10)

(11)

(12)

MOTO

Bersaing pada diri sendiri Jangan bersaing pada orang lain


(13)

(14)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Ku persembahkan karya ini khusus untuk yang teristimewa dalam hidupku :

Papa Bandarsyah Yusuf dan Mama Dariah

Wujud cinta dan kasih sayangmu sepanjang masa, takkan terbayarkan oleh apapun. Karya kecil ini sebagai tanda baktiku kepadamu papa dan mama, yang

telah mendidikku dan mengajarkanku segala hal. Aku bukanlah apa-apa tanpa ridho papa dan mama karena ridho orangtua ialah ridho-Nya. Seribu kata terimakasih dan kasihsayang yang terucap pun takkan mampu melukiskan betapa

sangat berharganya kalian dihidupku’ terimakasih Papa dan Mama

Abang Khairul, Idaman Nora, Uhti Mutia, Sejatoi

Fery, Ahy Hendra, Daying Agus dan Adek

Sudarma Romadon

Kuucapakan terimakasih banyak karena selalu memberiku motivasi serta semangat yang luar biasa dalam hidupku. Selalu ada disaat aku membutuhkan

tempat untuk berbagi.

Sahabat-sahabatku

Aku bersyukur karena Allah telah mempertemukanku dengan kalian yang setia mendampingiku, mengajarkan pengalaman yang luar biasa, dan selalu

memberikan suasana yang hangat.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tanggal 21 Mei 1992, sebagai anak kelima pasangan Bapak Bandarsyah Yusuf dan Ibu Dariah.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SD Negeri 01 Karta Sari dan berpindah sekolah di SD Negeri 02 Kartaraharja diselesaikan pada tahun 2004. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Tulang Bawang Udik dan diselesaikan pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tumijajar dan diselesaikan pada tahun 2010. Setelah itu pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).


(16)

x

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayat serta nikmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi Active Learning Tipe Everyone Is A Teacher Hereuntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur”, sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., Rektor Universitas Lampung, yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan pengesahan terhadap skripsi ini sehingga dapat membantu peneliti dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah menyetujui skripsi ini sehingga dapat membantu peneliti dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan.


(17)

xi

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan, saran, serta masukan demi kebaikan seluruh mahasiswa PGSD UUP Metro.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., Ketua UUP PGSD Metro yang telah memberikan dukungan, saran, serta masukan demi kebaikan seluruh mahasiswa PGSD UUP Metro.

6. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Dosen Pembimbing I sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu membimbing, dan memberikan saran serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

7. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H., Dosen Pembimbing II yang telah membantu membimbing, dan memberikan saran serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd., Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 9. Seluruh dosen dan staf PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah

memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada penulis.

10. Ibu Hj. Kuswinarti, S.Pd.I., Kepala SD Negeri 4 Metro Timur yang memberikan saran dan membantu penulis dalam penelitian.

11. Ibu Zubaidah, S.Pd., Guru kelas IV C SD Negeri 4 Metro Timur dan teman sejawat atas bimbingan dan kerjasama sehingga penelitian dapat berjalan lancar.

12. Siswa-siswi Kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur, terima kasih atas partisipasi sehingga penelitian ini dapat terlaksanakan dengan baik.


(18)

xii

13. Keluarga KKN Pekon Kembahan Ibu Pazdalen, selaku kepala sekolah SDN 2 Kembahan, Batu Brak dan teman-temanku Ayu, Ma’su, Rika, Fahmi, Egi, Andri, Depi, Neni, Tono, Verydiana, Mulyani terima kasih teman-temanku yang senagtiasa selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. 14. Seluruh rekan-rekan senasip dan seperjuangan, mahasiswa Program S-1

PGSD angkatan 2010, Ayu Silvia, Meylisa, Rita, Faridhatul, Fenti, Dian, Andi, Devi, Renny, Deasy, Anisa, Fitri, Andel, Lady, Diah Nuraini, Meri, Rena, Asri, Diah Susanti, Brigita, Astri, Indah, Leni, Eni, Disna, Ami, Dwi, Ayu Pakarti, Sandi, Rio, Habibi, Dayat, Fajar, Andri, Joni, Fery, yang telah bersama-sama belajar, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

15. Sahabat-sahabat tercinta Mela Ferdika Arta, Mira Anggraini, Cyintia, Adinda, Abang Sona Eka Sepriyandi, terima kasih atas semangat, motivasi dan doanya yang telah diberikan kepada penulis.

16. Adik-adik Kosku, Ely, Ine, Nadia, Deden, Dian, Linda, Ega, Dayu, Yeni, Riska.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini mungkin belum memenuhi kesempurnaan, akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih pada keilmuan pendidikan. Aamiin.

Metro, 21 Juni 2014


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan tersebut dapat terlaksanakan dengan adanya suasana belajar dan proses pembelajaran yang terencana dengan baik.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini sejalan dengan Musfah (2012: 3) pendidikan dimanapun sejatinya berorientasi pada pembentukan manusia seutuhnya yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, maka manusia akan cerdas dan terampil, serta menjalankan keluhuran budi pekerti dalam menjalankan hidup ini. Tegasnya, pendidikan selalu berorientasi pada pembentukan manusia yang beradab, terampil, serta cerdas.


(20)

2

Pendidikan di SD adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk anak-anak yang umumnya antara berusia 7-11 tahun pada rentang usia ini tahap intelektual anak. Hal ini sebagaimana dengan Piaget dalam (Trianto 2012 : 71-72) anak usia tersebut berada pada tahap perkembangan operasional konkret, pada tahap ini siswa mulai untuk dapat memandang dunia secara objektif dan berorientasi secara konseptual. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, berhitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan Susanto (2013: 85).

Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan. Menurut Bloom (Susanto, 2013: 19) tujuan pembelajaran dapat dipilah menjadi tujuan yang bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Sederajat pencapaian tujuan pembelajaran ini merupakan indikator kualitas pencapaian tujuan dan hasil perbuatan belajar siswa. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang SNP No. 32 Th. 2013 Pasal 19, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sejalan dengan pandangan konstruktivistik dalam (Budiningsih, 2005: 58) suatu proses konstruksi pengetahuan, pembentukan


(21)

3

ini harus dilakukan oleh orang yang belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran di SD sudah menggunakan prinsip belajar tematik, yaitu pembelajaran yang menggunakan tema. Tema dalam pembelajaran ini berfungsi sebagai sumber belajar yang utama dalam mengembangkan pembelajaran tematik. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic). Prastowo (2013: 126) bahwa pembelajaran tematik menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran tematik siswa akan aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah sehingga akan menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda dengan yang lainnya. Pernyataan di atas sejalan dengan teori Konstruktivisme salah satu faham bahwa murid membina sendiri pengetahuannya atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sedia ada. Dalam proses ini, murid akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan sedia ada untuk membina pengetahuan baru. Hernawan (2007: 129) pembelajaran tematik memberi peluang kepada anak untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan yang meliputi sikap, wawasan kognitif, dan keterampilan. Oleh sebab itu, pembelajaran tematik dan prosesnya mengarah kepada pendekatan saintifik,


(22)

4

dimana dalam kegiatan pembelajaran siswa diberi kesempatan seluas-luasnya dalam menggali potensi yang ada untuk selanjutnya dikembangkan oleh guru.

Berdasarkan prasurvei yang dilakukan peneliti pada pembelajaran di kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur, ditemukan beberapa kekurangan, seperti: guru belum optimal menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru, pembelajaran masih perpusat pada guru (teacher center), guru belum maksimal dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang belum dipahami pada saat pembelajaran dan guru belum optimal dalam memanfaatkan media pelajaran. Siswa kurang berani bertanya kepada guru, siswa belum aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa. Selain observasi dan wawancara, penulis juga melakukan studi dokumentasi. Berdasarkan studi dokumentasi diketahui hasil ujian mid semester siswa pada pembelajaran tematik kelas IVC belum maksimal. Nilai yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 : Nilai ulangan harian pelajaran Tematik Nilai Frekuensi Keterangan

70 69 68 60 55 45 45 2 3 3 6 5 4 5 Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Jumlah siswa 28 Tuntas = 8

Tidak tuntas = 20 Sumber : Wali Kelas VIC SD Negeri 4 Metro Timur


(23)

5

Berdasarkan data di atas, diketahui dengan Ktriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu ≥ 66 sebanyak 8 orang siswa (28,75%) dari 28 orang siswa telah tuntas, dan selebihnya belum tuntas. Depdiknas dalam (Suryosubroto, 2009: 47) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah memenuhi kriteria keberhasilan minimal sebesar 75%.

Dari masalah-masalah di atas, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan diadakannya perbaikan dalam proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat dicapai secara maksimal. Menurut Winataputra (2008: 140) bahwa kegiatan pembelajaran seharusnya mengacu pada penggunaan model, pendekatan, strategi dan media dalam rangka membangun proses belajar dengan membahas materi dan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Selain itu penggunaan strategi pembelajaran memungkikan siswa lebih aktif, dan hasil belajar akan maksimal.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah penerapan strategi belajar aktif. Menurut Silberman (2006: 183) strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru merupakan cara mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Dalam penelitian ini selanjutnya strategi active learning tipe everyone is a teacher here digunakan istilah Bahasa Indonesia menjadi strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru. Dengan strategi ini siswa dilatih untuk membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat di depan teman-temannya, siswa juga dapat melatih dirinya berbicara di depan umum dan


(24)

6

menjelaskan dengan bahasa sendiri mengenai pemahaman yang mereka terima. Selanjutnya, Silberman (2006: 184) menyebutkan, keunggulan pembelajara aktif tipe semua bisa jadi guru terdiri dari 3 macam yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) siswa menemukan bukan menerima pembelajaran, (3) sangat menyenangkan dan mengoptimalkan potensi siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center).

2. Guru belum optimal menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

3. Guru belum maksimal dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang belum dipahami pada saat pembelajaran. 4. Guru belum optimal dalam memanfaatkan media pelajaran.

5. Siswa kurang berani bertanya kepada guru. 6. Siswa belum aktif dalam proses pembelajaran. 7. Rendahnya hasil belajar.


(25)

7

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah peningkatan hasil belajar melalui Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru pada siswa kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil belajar melalui strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru pada siswa kelas IVC SC Negeri 4 Metro Timur.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian kelas yang dilaksanakan di kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur diharapkan memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur.

2. Bagi Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai pembelajaran aktif dalam pelajaran tematik di SD Negeri 4 Metro Timur sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.


(26)

8

3. Bagi Sekolah

Dapat menjadi bahan masukan dan memberikan kontribusi yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru pada pembelajaran tematik, sehingga akan tercipta guru yang profesional guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.


(27)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting dalam kehidupan masyarakat, karena dengan belajar seseorang akan menentukan pengetahuan baru walaupun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang yang dilakukan secara sadar dan bersifat menetap.

Menurut R. Gagne (Susanto, 2013: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berupa prilakunya sebagai akibat penglaman. Sementara menurut E. R. Hilgard (Susanto, 2013: 3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh daari latihan (pengalaman).

Pandangan kontruktivisme berhasil tidaknya sebuah pembelajaran bukan hanya tergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan makna oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat dan dengar. Menurut pandangan konstruktivistik (Budiningsih, 2005:58) belajar adalah suatu proses


(28)

10

konstruksi pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh orang yang belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Dari beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkan belajar adalah proses pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang yang dilakukan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan secara sadar dan menetap.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran diidentikkan dengan kata “mengajar” yang berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar, menurut Susanto (2013: 16). Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 (Susanto, 2013: 19) pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan.

Menurut Susanto (2013: 19) pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik.


(29)

11

Berdasarkan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didik untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan penbentukan sikap yang dimiliki oleh peseta didik.

B. Kinerja Guru

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Menurut Susanto (2013: 29) menjelaskan bahwa kinerja guru ialah prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dalam pembelajaran.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Th. 2007 (Rusman, 2012: 51-56) menjelaskan tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar Kompetensi guru dikembangkan secara utuh ke dalam empat Kompetensi, yaitu :

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi: (1) pemahaman wawasan terhadap atau landasan kependidikan; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3) pengembangan kurikulum/ silabus; (4) perancangan pembelajaran; (4) perancangan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6)


(30)

12

pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi hasil belajar; dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: (1) mantap; (2) stabil; (3) dewasa; (4) arif dan bijaksana; (5) beribawa; (6) berakhlak mulia; (7) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (8) secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan (9) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi komponen untuk: (1) berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat; (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan tentang penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya: (1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan; (2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan; (3) kemampuan dalam penguasaan


(31)

13

materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya; (4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran; (5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang; (9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berfikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.

Dengan demikian guru melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG).

Berdasarkan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru adalah ujuk kerja guru untuk mencapai hasil atau kemampuan yang diinginkan dalam melaksanakan tugasnya baik dalam pendidikan maupun pembelajaran, dengan menggunakan empat kopetensi guru yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.


(32)

14

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran adalah hasil belajar yang merupakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh siswa pada mata pembelajaran yang telah diujikan. Menurut Nana sudjana (Kunandar, 2010: 276) hasil belajar adalah suatu akibat proses dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terancana, bentuk tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan, menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 250) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Gagne (Sofan Amir, 2013:20) kemampuan manusia sebagai tujuan belajar dibedakan menjadi 5 kategori, yaitu: (1) Informasi verbal, berupa kapabilita untuk mengungkapkan pengetahuan melalui bahasa, baik secara lisan maupun tulisan, (2) Keterampilan intelektual, berupa kecakapan yang berfungsi untuk berinteraksi dengan lingkungan. Keterampilan ini antara lain berupa kemampuan memahami konsep, kaidah ataupun prinsip, (3) Strategi kognitif berupa kemampuan strategi dlam mengunakan konsep, kaidah ataupun teori guna pemecahanmasalah yang dihadapi, (4) Ketrampilan motorik, berupa kemampuan untuk melakukan ragam kegiatan yang sifatnya fisik atau jasmani, (5) Sikap, yaitu antara lain direfleksikan dalam kemampuan menerima atau menolak suatu objek berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan.


(33)

15

Berdasarkan beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkan pengertian hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah proses belajar meliputi: perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan siswa, baik diperoleh dari lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial sehingga siswa menjadi lebih baik dari pada sebelum siswa mengikuti proses belajar.

2. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Kurikulum 2013 (Kunandar, 2013: 36) mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang diminta oleh peserta didik. Selanjutnya menurut Stiggins (Nurgiyantoro, 2008 : 30) penilaian autentik merupakan penilaian kinerja yang meminta pembelajar untuk mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya.


(34)

16

Dari beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang berdasarkan proses dan hasil serta peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata.

a. Penilaian Autentik di SD

Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Menurut Kunandar (2013: 99-253) Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1) Sikap

Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.

(a) Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran.


(35)

17

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

(c) Penilaian Antarteman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

(d) Jurnal Catatan Guru

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

2) Pengetahuan

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: (a) Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. (b) Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian.


(36)

18

Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

(c) Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

3) Keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

(a) Kinerja atau Performance adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, dan menari, menurut Kunandar (2013: 257).

(b) Projek yaitu penilaian projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir


(37)

19

kreatif) peserta didik. Misalnya membuat laporan pemanfaatan energi di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman, menurut Kunandar (2013: 279).

(c) Portofolio penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik, menurut Kunandar (2013: 286).

Pada penjelasan di atas peneliti menyimpulkan, penelitian ini menggunakan bentuk penilaian hasil belajar siswa dengan teknik tes tertulis untuk ranah kognitif, dan observasi untuk menilai hasil belajar afektif dan teknik kinerja atau performance untuk menilai hasil belajar psikomotor siswa. Pada pembelajaran tematik dengan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

D. Strategi Pembelajaran Aktif

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Kata strategi mempunyai pengertian yang terkait dengan hal-hal kemenangan, kehidupan, atau daya juang. Artinya menyangkut hal-hal


(38)

20

yang berkaitan dengan mampu tidaknya perusahaan atau organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari dalam maupun dari luar. Pendapat Kasali (2013: 24). Strategi adalah suatu rencana jangka panjang dan sebagai penentu tujuan jangka panjang, yang kemudian diikuti dengan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Strategi berguna untuk mengarahkan suatu organisasi mencapai suatu tujuan. Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan ke dalam medan tempur dalam posisi yang paling menguntungkan.

Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Sanjaya (Hamruni, 2011: 2) istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai banyak dalam konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam banyak konteks belajar-mengajar, strategi bearti pola namun aktivitas guru-peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar.

Menurut Kemp (Hamruni, 2011: 2) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara afektif dan efisien. Selanjutnya menurut Cropper (Hamruni, 2011: 3) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pemebalajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang


(39)

21

diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.

Dari beberapa di atas, peneliti menyimpulkan strategi pembelajaran merupakan rencana serangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksutkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksutkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Menurut Zaini (2008: xiv) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Peserta didik diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental juga melihat fisik. Sedangkan menurut Silbermen (2006: 116) Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan, dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif).

Dari beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkn bahwa strategi pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep


(40)

22

dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan agar perhatian siswa tetap tertuju pada proses pembelajaran.

3. Tujuan Strategi Pembelajaran Aktif

Pencapaian hasil belajar yang baik, merupakan harapan bagi setiap guru. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan. Menurut Silberman, (2006: 32) kegiatan belajar aktif sudah dapat menyenangkan siswa dan memotivasi mereka untuk menguasai pembelajaran yang paling menjenuhkan. Kegiatan-kegiatan yang menuntut siswa berpartisipasi aktif agar siswa dapat mengetahui, memahami dan mampu mempraktekan apa yang dipelajari.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif dapat mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

4. Karakteristik Strategi Pembelajaran aktif

Setiap strategi memikili karakteristis, begitu pula dengan pembelajaran aktif yang memiliki beberapa karekteristik. pendapat Setya (2013:13) pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:


(41)

23

a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. b. Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif

tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.

c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.

d. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.

e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Di samping karakteristik di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal yaitu:

Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap peserta didik sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.


(42)

24

5. Macam-macam Pembelajaran Aktif

Sama halnya dengan model-model pembelajaran yang memiliki banyak tipe dan jenis, strategi pembelajaran aktif juga memiliki banyak jenis atau disebut juga dengan macam-macam strategi pembelajaran. Macam-macam strategi ini dapat dikembangkan oleh guru dalam suatu proses belajar mengajar di dalam kelas. Silberman (2006: 64-292) mengungkapakan macam-macam strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan tipe-tipenya, antara lain:

a. Strategi pembentukan tim; b. Strategi belajar bersama; c. Strategi belajar secara mandiri; d. Strategi peninjauan kembali; e. Strategi pengajaran sesama siswa.

Dari berbagai tipe pembelajaran aktif di atas, penulis memilih untuk melakukan penelitian dengan mengambil strategi pengajaran sesama siswa dimana didalam strategi tersebut terdapat salah satu tipe semua bisa jadi guru.

6. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan untuk mengatasi masalah belajar siswa, sehingga pembelajaran akan mudah untuk dipahami. Pendapat Tiyana (2013: 14) sebagai berikut:


(43)

25

Kelebihan strategi pembelajaran aktif: a) berpusat pada siswa.

b) menemukan bukan menerima pembelajaran. c) sangat menyenangkan.

d) mengoptimalkan potensi siswa.

Kelemahan strategi pembelajaran aktif:

a) peserta didik sulit untuk mengoriantasikan pemikirannya. b) ketika tidak didampingi oleh pendidik.

c) pembahasan terkesan kesegala arah dan tidak terfokus.

E. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Semua Bisa Jadi Guru

1. Pengertian Pembelajaran Aktif Tipe Semua Bisa Jadi Guru

Strategi pembelajaran semua bisa jadi guru merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merenkontruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.

Menurut Zaini, (2008: 60) semua bisa jadi guru ini merupakan strategi yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.


(44)

26

Menurut Silberman (2006: 183) strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh siswa kelas dan pertanggungjawaban induvidu. Strategi ini memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Pernyataan di atas diperkuat dengan adanya penelitian sebelumnya yaitu Hendra Kd (2012), Dini Rahma P. (2014), Kurniawati Evi S. (2013) dan Yastri Dora (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, strategi active learning tipe everyone is a teacher heremampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru adalah strategi yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya dan membuat peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Aktif Tipe Semua Bisa Jadi Guru

Setiap strategi pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian juga dengan pembelajaran aktif semua bisa jadi guru. Pendapat Rieska (2013:20) kelebihan dan kekurangan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru sebagai berikut:


(45)

27

Kelebihan Pembelajaran Aktif Tipe Semua Bisa Jadi Guru: a. Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun

kelompok untuk menjawab pertanyaan yang dibuat oleh kawan-kawannya.

b. Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang disampaikan.

c. Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya. Kelemahan Pembelajaran Aktif Tipe Semua Bisa Jadi Guru: a. Pertanyaan pada hakikatnya sifatnya hanya hafalan.

b. Proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari. c. Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak

mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Semua Bisa Jadi Guru: Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru menurut Zaini ( 2008: 60) sebagai berikut:

a. Bagikan secarik kertas/kartu indeks kepada seluruh peserta didik. Minta mereka untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.

b. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap peserta didik. Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang ditulisnya sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.

c. Minta peserta didik secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.

d. Setelah jawaban diberikan, mintalah peserta didik lainnya untuk menambahkan.


(46)

28

e. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.

f. Minta peserta didik untuk menuliskan dalam kertas tersebut pendapat dan hasil pengamatan mereka tentang materi pelajaran yang diberikan.

Menurut Silberman (2006: 183-184) langkah-langkah pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru sebagai berikut:

a. Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari dikelas (misalnya, tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas.

b. Kumpulkan kartu, kemudian kocoklah dan bagikan satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.

c. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan memberikan jawabannya.

d. Setelah memberikan jaawaban, perintahkan siswa lain untuk memberikan tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.

e. Lanjutkan prosedur ini bila memungkinkan. Variasi dari langkah-langkah diatas:

1. Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah sebuah panel responden. Baca tiap kartu dan perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah anggota panel sesering mungkin.


(47)

29

2. Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau hasil pengamatan mereka tentang materi pelajaran pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk mengungkapkan kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap pendapat atau pengamatan tersebut.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru yang dijabarkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa semua bisa jadi guru merupakan strategi pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru diharuskan mengoptimal menyusun rencana pembelajaran. berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti memilih untuk menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Zaini.

F. Pembelajaran Tematik dan PendekatanSaintifik 1. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik saat ini sudah tidak asing lagi untuk dibicarakan terutaman dikalangan guru SD. Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema atau topik pembahasan. Menurut Sutrijo dan Sri Istuti Mamik dalam (Suryosubroto, 2009 : 133) bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.


(48)

30

Pendapat ini sejalan dengan pendapat suryosubroto (2009 : 133) bahwa pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam sutu tema atau topik pembahasan. Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Dari beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi yang di dalamnya terdapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari beberapa mata pelajaran menjadi satu tema atau topik.

2. Pendekatan Ilmiah (Saintifik)

Menurut Kemendikbud (2013) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksutkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari


(49)

31

mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Pendekatan saintifikdalam pembelajaran disajikan sebagai berikut: mengamati, menanya, menalar, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan dan mengumpulkan informasi untuk semua mata pelajaran. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvesional. Beberapa model pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan ilmiah, antara lain model:

(1) Problem Based Learling; (2) Project Based Learning; (3) Discovery atau Inkuiri; dan (4)Group Investigation.

Dari pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis dengan tahapan mengamati, menanya, menalar, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan dan mengumpulkan informasi.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu, “Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Semua Bisa Jadi Guru siswa kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur”.


(50)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan kepada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah gabungan definisi tiga kata, penelitian, tindakan, dan kelas sehingga PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto. S, dkk, 2012 : 57). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur. Harapan penting dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melalui strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan pembelajaran di kelas. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan pembelajaran di kelas. Daur dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), melaksanakan tindakan


(51)

33

(action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observer and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. (Arikunto. S, 2012: 74). Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Arikunto Suharsimi, (2012: 74)

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Metro Timur. Yang berlokasi di Jln. Jend. AH. Nasution No 214 Yosodadi Metro Timur Kota Metro.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS III

Refleksi


(52)

34

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 selama tuju bulan (bulan Februari sampai dengan Agustus). Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian tindakan kelas adalah guru dan siswa kelas IVC SD Negeri 4 Metro Timur dengan jumlah 28 orang siswa yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahapan ini, peneliti mengumpulkan keseluruhan data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, dengan teknik non tes dan teknik tes. 1. Teknik Non Tes

Teknik non tes dilaksanakan melalui observasi. Teknik ini digunakan untuk observasi kinerja guru, sikap dan keterampilan siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik menggunakan penerapan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

2. Teknik Tes

Tes adalah sekumpulan pernyataan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh induvidu atau kelompok. Arikunto (2006:150). Pada


(53)

35

penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar pada ranah kognitif melalui tes pada setiap akhir siklus.

E. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid, yang dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Lembar yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Instrumen dalam penelitian ini, meliputi 3 instrumen yaitu:

a. Intrumen Penilaian Kinerja guru (IPKG), instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru, aspek yang ingin diamati adalah Prapembelajaran, membuka pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data kinerja guru dapat dilihat dilampiran no.

b. Instrumen Penilaian Sikap Siswa, instrumen untuk memperoleh data hasil belajar afektif. Aspek yang ingin diamati adalah pertama keperayaan diri meliputi indikator : 1) Berani mengemukakan pendapat, 2) Berani mengkomunikasikan hasil belajar, 3) Berani bertanta, 4) Mengerjakan tugas tanpa mencontek. Aspek kedua kerjasama meliputi indikator : 5) Berperan aktif dalam diskusi kelompok, 6) Mengajak teman untuk berpertisipasi aktif dalam kelompok, 7) Bermusyawarah dalam


(54)

36

memecahkan masalah, 8) Mendengarkan ketika teman sedang berbicara. Instrumen yang digunakan selengkapnya dapat dilihat dilampiran no. c. Instrumen Penilaian Keterampilan Siswa, instrumen ini untuk

memperoleh data hasil belajar psikomotor siswa. Aspek yang ingin diamati adalah pertama aspek bertanya meliputi indikator : 1) Pengungkapan pertanyaan jelas dan singkat, 2) Pertanyaan berisi informasi yang relevan (terfokus pada masalah), dan 3) Merespon pertanyaan dengan kata-kata positif dan santun. Aspek yang kedua mengumpulkan data meliputi indikator : 1) menuliskan informasi dari sumber data atau pengalaman pribadi, 2) Mengajukan pertanyaan kepada guru atau teman untuk memperoleh informasi, 3) Menuliskan informasi dengan bahan yang jelas dan singkat. Instrumen yang digunakan dapat dilihat di lampiran no.

2. Tes hasil belajar

Instrumen ini digunakan untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran serta mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran denga menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Adapun penjelasannya sebagai berikut:


(55)

37

1. Analisis Kualitatif

Menurut Majid (2009: 223) analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama. Dalam penelitian ini untuk data kualitatif peneliti menggunakan lembar observasi. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalis sikap siswa, keterampilan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Kinerja Guru

x SM

R

NP 100

Keterangan:

N = Nilai yang dicari atau diharapkan. R = Skor mentah yang diperoleh siswa. SM = Skor maksimum

100 = bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2012: 102)

Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru dalam menerapkan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru sebagai berikut:

Tabel 2. Kategori Kinerja Guru.

No. Peringkat Nilai

1. Sanggat baik (A) 90 <AB≤100

2. Baik (B) 75 <B≤90

3. Cukup (C) 60 <C≤75

4. Kurang (K) ≤ 60


(56)

38

b. Sikap Siswa

Untuk menentukan sikap siswa menggunakan rumus: Keterangan:

NP = Nilai sikap SP = Skor diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

(Sumber: Kunandar, 2013: 129).

Tabel 3. Kriteria Sikap Siswa.

Angka Kategori

86–100

Sangat Baik 81–85

76–80

Baik 71–75

66–70 61–65

Cukup 56–60

51–55 46–50

Kurang 0–45

(Sumber: Kemendikbud 2013: 131)

c. Keterampilan Siswa

Keterangan:

NK = Nilai Keterampilan SP = Skor perolehan SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

(Sumber: Kunandar, 2013: 264). 100 X SP SM N 100 × SM SP NK


(57)

39

Tabel 4. Kriteria Keterampilan Siswa.

Angka Kategori

86–100

Sangat Terampil 81–85

76–80

Terampil 71–75

66–70 61–65

Cukup Terampil 56–60

51–55 46–50

Kurang Terampil 0–45

(Sumber: Kemendikbud 2013: 131) 2. Analisis Kuantitatif

Selain analisis data kualitatif terdapat juga analisis data kuantitatif. Menurut Majid (2009: 223) analisis kuantitatif adalah analisis yang dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrumen tersebut. Data kuantitatif merupakan data dari hasil tes pembelajaran melalui strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru pada setiap siklus. Tes digunakan untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran tematik terhadap tujuan yang telah ditentukan dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif ini didapatkan


(58)

40

dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

a. Nilai pengetahuan siswa diperoleh melalui rumus:

Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

b. Nilai rata-rata kelas diperoleh melalui rumus:

=

Keterangan:

X = nilai Rata-Rata yang dicari Σx= jumlah nilai siswa

n = banyaknya siswa

(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 40)

c. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal.

Tabel 5. Kriteria ketuntasan belajar siswa dalam %. Tingkat Keberhasilan (%) Arti

> 80% 60-79% 40-59% 20-39% > 20%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)


(59)

41

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1. Bersama guru, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum 2013 sesuai dengan tema, dan lain-lain. Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru dengan tema tempat tinggalku. Peneliti bersama guru berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

2. Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam penelitian (lembar observasi, baik untuk guru maupun untuk siswa).

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Langkah tindakan ini merupakan kegiatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti. Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap


(60)

42

perencanaan. Berikut merupakan pelaksanaan tindakan pembelajarannya dengan menggunakan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

1. Kegiatan awal

a) Salam pembuka, doa, absensi, mengkondisikan siswa, mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran.

b) Guru menginformasikan bahwa selama beberapa minggu pembelajaran akan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru.

c) Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran tema “Tempat Tinggalku”, subtema Aku Bangga dengan Tempat Tinggalku.

2. Kegiatan Inti

a) Guru mengarahkan perhatian siswa kepada gambar yang akan diamati. b) Siswa mengamati dua gambar lingkungan pantai yang berbeda,

linkungan pantai yang bersih dan linkungan pantai yang kotor.

c) Siswa mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya.

d) Siswa diminta untuk mengemukakan pendapat tentang kedua gambar yang diamati. Serta membaca teks tentang lingkungan pantai. Kemudian siswa diberikan pertanyaan tentang “Bagaimanakah kondisi daerah pantai?”, “Apa perbedaan daerah pantai dengan tempat tinggalmu?’, “Pekerjaan apa saja yang ada di daerahmu?”, “Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu tingal di pantai?.


(61)

43

f) Siswa dibagi secarik kertas/kartu indeks.

g) Siswa diminta untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi yang sudah disampaikan oleh guru.

h) Siswa mengumpulkan kembali kertas yang telah dibagikan kepada guru. i) Guru mengacak kertas tersebut kemudian membagikan kepada setiap

siswa. Guru memastikan siswa tidak menerima soal yang ditulis sendiri. j) Siswa diminta untuk menjawab soal tersebut, kemudian minta siswa

untuk sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.

k) Siswa lain diminta untuk memberikan pendapat tentang jawaban yang telah diberikan.

l) Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.

m)Minta peserta didik untuk menuliskan dalam kertas tersebut pendapat dan hasil pengamatan mereka tentang materi pelajaran yang diberikan. 3. Kegiatan Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil temuan.

b) Guru memberikan soal latihan atau evaluasi kepada siswa (post test). Setelah itu siswa mengumpulkan lembar jawaban kepada guru.

c) Tindak lanjut, yaitu menberikan tugas rumah sebagai pendalaman. d) Pembiasaan nilai spiritual, berdoa ketika pembelajaran telah usai dan


(62)

44

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang hasil belajar siswa dan kinerja guru diamati dengan cara memberi skor pada lembar observasi berdasarkan instrumen yang telah dibuat.

d. Tahap Refleksi (Reflcting)

Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selam proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dianalisis adalah kinerja guru selama proses pembelajaran serta hasil belajar siswa. Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Hasil analisis juga digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus berikutnya dengan membuat rencana tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan pada siklus II ini dibuat dengan membuat rencana pembelajaran secara kolaborasi antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus I. Pada siklus II, secara umum tahap perencanaan sama dengan siklus I yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, lembar evaluasi, sumber).


(63)

45

b. Tahapan pelaksana (action)

Pada siklus II, tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan sama seperti yang dilakukan pada siklus I berdasarkan dengan hasil refleksi siklus I, namun materi pembelajaran yang menbedakan.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang hasil belajar siswa dan kinerja guru diamati dengan cara memberi skor pada lembar observasi berdasarkan instrumen yang telah dibuat.

d. Tahap Refleksi (Reflcting)

Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selam proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dianalisis adalah kinerja guru selama proses pembelajaran serta hasil belajar siswa. Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Hasil analisis juga digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus berikutnya dengan membuat rencana tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi.


(64)

46

Siklus III

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan pada siklus III ini dibuat dengan membuat rencana pembelajaran secara kolaborasi antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus II. Pada siklus III, secara umum tahap perencanaan sama dengan siklus I dan II yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, lembar evaluasi, sumber).

b. Tahapan pelaksana (action)

Pada siklus III, tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan sama seperti yang dilakukan pada siklus II berdasarkan dengan hasil refleksi siklus II, namun materi pembelajaran yang menbedakan.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang hasil belajar siswa dan kinerja guru diamati dengan cara memberi skor pada lembar observasi berdasarkan instrumen yang telah dibuat.

d. Tahap Refleksi (Reflcting)

Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selam proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dianalisis adalah kinerja guru selama proses pembelajaran serta hasil belajar siswa. Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan digunakan


(65)

47

sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Hasil analisis juga digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus berikutnya dengan membuat rencana tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi.

I. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru, pada penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila hasil belajar siswa mencapai yaitu ≥75% dari setiap ranahnya secara sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta adanya peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai pada setiap siklusnya.


(66)

103

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru pada isiwa kelas IVC SD Negeri Metro Timur, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik untuk aspek pengetahuan. Pada siklus I nilai rata-rata pengetahuan siswa adalah 68,29 dengan kategori “Cukup”. Kemudian meningkat sebesar 4,67 menjadi 72,96 dengan kategori “Baik” pada siklus II. Selanjutnya meningkat kembali sebesar 5,58 menjadi 78,82 dengan kategori “Baik” pada siklus III. Persentase ketuntasan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 67,86% kemudian meningkat menjadi 74,19% pada siklus II, kemudian meningkat kembali menjadi 89,29% pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria ketuntasan yakni 66 berhasil dicapai melalui strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru, begitu pula dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni ketuntasan yang terjadi seluruhnya atau setidak-tidaknya 75%.

2. Pada siklus I nilai rata-rata sikap siswa adalah 72,3 dengan kategori “Baik” meningkat sebesar 74,6 dengan kategori “Baik” pada siklus II kemudian


(1)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru pada isiwa kelas IVC SD Negeri Metro Timur, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik untuk aspek pengetahuan. Pada siklus I nilai rata-rata pengetahuan siswa adalah 68,29 dengan kategori “Cukup”. Kemudian meningkat sebesar 4,67 menjadi 72,96 dengan kategori “Baik” pada siklus II. Selanjutnya meningkat kembali sebesar 5,58 menjadi 78,82 dengan kategori “Baik” pada siklus III. Persentase ketuntasan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 67,86% kemudian meningkat menjadi 74,19% pada siklus II, kemudian meningkat kembali menjadi 89,29% pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria ketuntasan yakni 66 berhasil dicapai melalui strategi pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru, begitu pula dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni ketuntasan yang terjadi seluruhnya atau setidak-tidaknya 75%.

2. Pada siklus I nilai rata-rata sikap siswa adalah 72,3 dengan kategori “Baik” meningkat sebesar 74,6 dengan kategori “Baik” pada siklus II kemudian


(2)

meningkat kembali 80,4 dengan kategori “Sangat Baik” pada siklus III. Dengan persentase rata-rata sikap klasikal sebesar 64% pada siklus I kemudian pada siklus II sebesar 68% dan pada siklus III sebesar 85%. Nilai tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan dan indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini.

3. Pada siklus I nilai rata-rata keterampilan siswa adalah 61,8 dengan kategori “Cukup Terampil” meningkat sebesar 68,4 dengan kategori “Terampil” pada siklus II kemudian meningkat kembali 76,7 dengan kategori “Terampil” pada siklus III. Dengan persentase rata-rata keterampilan klasikal sebesar 60,70% pada siklus I kemudian pada siklus II sebesar 71,43% dan pada siklus III sebesar 82,14%. Nilai tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan dan indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian di atas, terdapat beberapa saran yang dapat peneliti diberikan antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa harus bisa memotivasi dirinya sendiri untuk lebih bersemangat dan lebih giat belajar, karena motivasi yang terbaik adalah ketika motivasi datang dari dalam diri individu itu sendiri.

2. Bagi Guru

Ketika menerapkan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru sebaiknya guru memperhatikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan


(3)

disampaikan, karena tidak semua materi pelajaran cocok disampaikan menggunakan pendekatan tersebut.

3. Bagi SD Negeri 4 Metro Timur

Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan tersebut, kualitas pendidikan juga harus senantiasa ditingkatkan. Dengan memahami macam-macam model pembelajaran yang beraneka ragam, dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Pendekatan pembelakaran aktif tipe semua bisa jadi guru adalah salah satu strategi pembelajran yang inovatif dan dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk menerapkan pembelajaran aktif tipe semua bisa jadi guru dalam pembelajaran. Namun harus berhati-hati dengan materi yang akan disampaikan karena tidak semua materi pelajaran dapat diberikan gambar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Pretasi Pustakaraya. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tintakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

. 2012.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Budiningsih, Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran. Rieneke Cipta. Jakarta. Dimyati, dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Dini. Rahma. P. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher

Here untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. http//Prize.com/ewged-qv3sne/penerapan-strategi-pembelajaran-everyone-is-a-teacher-here-untuk/. (diakses pada 27-05-2014 @20-12)

Hamruni. 2011.Strategi Pembelajaran. Insan Madani. Yogyakarta.

Hermawan, Asep Herry, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Universitas Terbuka. Jakarta.

Huda. Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Kasali http://eprints.uny.ac.id/9840/3/Bab2.pdf. (diakses pada 24-03-2013 @10:11)

Kd. Hendra. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN 2 Dangin Puri. http://eprints.uny.ac.id/ipi105557/1/Bab2.pdf. (diakses pada 24-03-2013 @10:35)

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 Badan Standar Nasional Pendidikan.


(5)

Kunandar. 2010.Metode-metode Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. ________. 2013.Penilaian Autentik. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kurniawati. Evi. F. 2013. Pengaruh Model Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Patemon 02. http.library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fullfext/970zccdad55eb695.pdf.

(diakses pada 27-05-2014 @ 19:25)

Majid, Abdul. 2009.Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja

Rosdakarya. Bandung

Musfa. Jejen. 2012. Pendekatan Pendidikan Holistik. Prenada Media Group. Jakarta.

Nurgiyantoro, B. 2008.Penilaian Otentik. Cakrawala Pendidikan. Bandung. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Pasal 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan.

Prastowo. Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikasi.Diva Press. Yogyakarta.

Purwanto. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Rieska F. 20112. Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta.http://eprints.uny.ac.id/8727/3/BAB/2/20/pdf.(diakses pada 24-03-2013 @10:11)

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Rajawali Pers. Jakarta.

Setya. Ns. 2013 Strategi Pembelajaran Musik Ritmis pada Drum Band Anak Taman Kanak-Kanak Pertiwi 26 Jambidan Banguntapan. http://eprints.uny.ac.id/8451/3/bab2-07513241008.pdf. (diakses pada 24-03-2013 @10:15)

Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nusamedia. Bandung.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.


(6)

Susanto, A. 2013. Teori Belajat dan Pembelajarn di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Trianto.2012. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Tiyana 2012. https://kelebihan-dan-kelemahan strategi-active-learning. (diakses pada 24-03-2013 @10:18)

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

UU No. 14 Tahun 2005.Tentang Guru dan Dosen. Rineka Cipta. Jakarta.

. 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Rineka Cipta. Jakarta.

Winataputra, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.

Yastri. Dora. 2013Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar. Jurnal.stkip-pgri-sumbar-ac.id/mhsbio/index/9/9. (diakses pada 27-05-2014 @19:38)

Zaini, Hisyam, dkk., 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Insan Madani. Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK Penerapan Strategi Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 02 Kemiri Tahun Ajaran 2015/2016.

0 4 10

PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 02 Kemiri Tahun Ajaran 201

0 4 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas Iv SD Negeri I Tempursari Klaten Tahun 2013/2014.

0 2 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas Iv SD Negeri I Tempursari Klaten Tahun 2013/2014.

0 2 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN “EVERYONE IS A Penerapan Strategi Pembelajaran “Everyone Is A Teacher Here” Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pelem Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN “EVERYONE IS A Penerapan Strategi Pembelajaran “Everyone Is A Teacher Here” Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pelem Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 11

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran IPA KELAS V SD Negeri 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran IPA KELAS V SD Negeri 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 2 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDAWUNG 1 TAHUN 2010/2011.

0 1 15

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.

0 5 40