Peranan Pemerintah PROSPEK INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

68

3. Peranan Pemerintah

Faktor berikutnya ialah kerana pemerintah telah menjadikan pariwisata sebagai portofolio dalam kabinet. Dalam kerangka pembangunan nasional dikenal tiga pilar kepariwisataan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Masing-masing pihak memiliki peran dan fungsi yang berbeda namun peran dan fungsi masing-masing tentu saja harus berjalan sinergi sebagai segala upaya yang dilakukan untuk membangun bangsa memberikan hasil yang optimal dan bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat. Bahwa dengan berubahnya status departemen pariwisata menjadi kementerian negara, maka peran pemerintah akan semakin kecil, terbatas pada penyusunan kebijakan dan bertindak sebagai fasilitator. Sejalan dengan rencana penerapan otonomi bagui pemeirntah di daerah, maka peran dan inisiatif pembangunan pun akan diserahkan sepenuhnya kepada daerah untuk mengelola sumber daya yang dimiliki bagi pembangunan dan kemajuan daerah. Dengan paradigma baru pembangunan yang berorientasi pada prakarsa daerah dan pemberdayaan peran yang lebih dari sektor swasta dan masyarakat, maka dibutuhkan kesadaran dari kedua pihak pelaku sektor swasta dan masyarakat untuk bahu membahu bersama pemerintah mengembangkan sektor pariwisata serta menjadikannya sebagai industri bersama. Swasta harus didorong untuk memiliki inisiatif dalam penciptaan program maupun penyediaan anggaran. Sementara masyarakat perlu diberdayakan partisipasi dan kapasitasnya untuk turut berperan sebagai stakeholder di daerah maju, turut ambil bagian dalam pengembangan usaha serta memiliki fungsi kontrol yang efektif terhadap kesejahteraan bersama. Dengan mengevaluasi pola pembangunan yang terjadi selama ini di Indonesia maupun di negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya, kita masih melihat peran ganda pemerintah, baik sebagai pihak yang menyiapkan pengaturan dan fasilitator namun sekaligus juga sebagai pihak pelaksana di lapangan. Peran ganda ini jelas tidak menguntungkan karena orientasi dan pola kerja yang terjadi cenderung birokratis daripada berorientasi kewiraswastaan, sehingga produktivitas dari pengelolaan suatu usaha tidak bisa berfungsi atau berkontribusi secara maksimal dan menguntungkan. Pola-pola tersebut masih terjadi oleh karena minat dan kreativitas sektor swasta atas pentingnya perencanaan pariwisata, seni dan budaya masih sangat lemah. Oleh karena itu peran swasta harus lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan dalam berbagai kegiatan pembangunan dan pengelolaan kepariwisa- taan nasional. Hal seperti inilah yang perlu segera mendapat perhatian dalam formula pikiran dan kerja baru, sehingga potensi budaya akan mendapat peluang secara leluasa dalam kapasitas kreativitasnya yang optimal, sehingga terjadi keseimbangan antara tuntutan pelestarian sumberdaya dan tuntutan pembangunan secara terpadu. Dengan pembagian dan keterpaduan peran sesuai fungsi dan kapasitasnya serta dukungan berbagai pihak depertemen lintas sektoral maupun kebijakan strategis yang dirumuskan pihak penyelenggara negara, kita bisa berharap bahwa era kebangkitan baru kepariwisataan nasional yang dicita-citakan akan dapat terwujud segera, sehingga dampak krisis selama ini menghambat pembangunan perekonomian bangsa, dan mengusik keutuhan berbangsa, cepat atau lambat dapat dilepaskan dan tinggalkan menuju Indonesia yang sejahtera, besar dan berjaya.

4. Pariwisata Dalam Ekonomi Lokal