Bentuk Frase Bentuk Klausa
a. Berdasarkan Kehadiran Unsur Pengisi Predikat Penggolongan kalimat berdasarkan ada tidaknya unsur pengisi fungtor P,
kalimat dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu kalimat berklausa dan kalimat tak berklausa.
1 Kalimat Berklausa Kalimat berklausa menurut Ramlan via Suhardi, 2008: 127 adalah
kalimat yang selain unsur intonasi terdiri atas satuan gramatik yang berupa klausa. Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari unsur pengisi fungtor P, baik
disertai unsur pengisi fungtor S, Pel, K, maupun tidak.
Contoh:
Dia akan berangkat
bertipa SP
Pak Joni membeli obat batuk
bertipe SPO
2 Kalimat Tak Berklausa Kalimat tak berklausa adalah kalimat yang selain unsur intonasi tidak
berupa klausa. Hal ini berarti satuan gramatik kalimat yang bersangkutan tidak ada yang menduduki fungtor P.
Contoh:
Astaga Kemarin siang
.
b. Berdasarkan Jumlah Klausa yang Membentuknya Berdasarkan kehadiran unsur segmentalnya, kalimat berklausa ada yang
hanya berupa sebuah klausa, tetapi ada yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat yang terdiri dari sebuah klausa disebut kalimat tunggal, sedangkan
kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih disebut kalimat majemuk.
1 Kalimat Tunggal Kalimat tunggal yaitu kalimat yang hanya berupa sebuah klausa. Tipe
struktur kalimat tunggal dapat berupa SP, SPO, SPK, SPPel, SPOK, SPOPel, atau SPOPelK.
Contoh:
Prestasinya sangat memuaskan
SP
Mereka pergi dengan tenang
SPK
2 Kalimat Majemuk yaitu kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Hubungan antara
klausa dalam kalimat majemuk ada yang bersifat setara atau sejajar koordinatif dan bersifat bertingkat subordinatif. Kalimat majemuk yang hubungan antara
klausa yang membentuknya bersifat sejajar disebut kalimat majemuk setara KMS, sedangkan kalimat majemuk yang hubungan antara klausa yang
membentuknya bersifat bertingkat disebut kalimat majemuk bertingkat KMB.
a Kalimat Majemuk Setara KMS Kalimat majemuk setara atau koordinatif adalah salah satu jenis kalimat
majemuk yang kedudukan antara klausa yang membentuknya sejajar atau setara, klausa-klausanya bersifat bebas, dan semua klausa yang membentuknya sebagai
pokok atau hulu. Kalimat majemuk setara dapat dibagi menjadi empat, yaitu 1 kalimat majemuk setara penjumlahan atau aditif, 2 kalimat majemuk setara
pemilihan atau alternatif, 3 kalimat majemuk setara perlawanan atau opositif, dan 4 kalimat majemuk setara perturutan.
Contoh: “Sinta mengambil buku cerita itu,
dan
menyerahkannya pada Bu Lilik ”
KMS Penjumlahan
b Kalimat Majemuk Bertingkat KMB Kalimat majemuk bertingkat KMB adalah jenis kalimat majemuk yang
salah satu klausanya bergantung pada klausa yang lain. Ramlan via Suhardi, 2008: 134 mengelompokkan kalimat majemuk bertingkat KMB menjadi empat
belas jenis, yaitu 1 makna hubungan lebih, 2 makna hubungan waktu, 3 makna hubungan pembandingan, 4 makna hubungan sebab, 5 makna hubungan
akibat, 6 makna hubungan tak bersyarat, 7 makna hubungan pengandaian, 8 makna hubungan harapan, 9 makna hubungan penerang, 10 makna hubungan
isi, 11 makna hubungan syarat, 12 makna hubungan cara, 13 makna hubungan perkecualian, dan 14 makna hubungan kegunaan.
c. Berdasarkan Tujuan Sesuai dengan Situasinya Berdasarkan tujuan atau maksud sesuai dengan situasinya, kalimat dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah atau suruh.
1 Kalimat Berita Kalimat berita bertujuan untuk memberitahukan sesuatu kepada pihak lain
hingga diperoleh tanggapan yang berupa perhatian atau pemahaman. Perhatian tersebut disertai tanggapan вang berupa “anggapan” atau ucapan kata “вa”.
2 Kalimat Tanya Kalimat tanya bertujuan untuk menanyakan sesuatu kepada pihak lain.
Dalam bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam bentuk dan fungsi kata tanya, yaitu
apa kah, siapakah
,
apa
,
mengapa, kenapa, bagaimana, di mana
atau
dari mana, kapan
atau
bilamana
, dan
berapa
.
3 Kalimat Perintah Suruh Kalimat perintah atau suruh adalah kalimat yang mengharapkan tanggapan
yang biasanya berupa tindakan dari pihak lain. Dilihat dari segi makna yang tercermin dalam unsur suprasegmentalnya, kalimat perintah dapat berupa perintah
yang sesungguhnya, ajakan, larangan, persilahan, dan salam.