43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kosa kata dalam makian. Penelitian deskriptif hanya
menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Djajasudarma 1993: 8 mengatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk
membuat deskripsi, yaitu untuk membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena bahasa
yang diteliti. Sukandarrumidi 2006: 104 mendeskripsikan penelitian deskriptif sebagai
sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran suatu gejala atau suatu masyarakat tertentu. Jadi, penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa
adanya tentang suatu gejala atau keadaan. Moleong 2007: 6 mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, yaitu pada suatu konteks khusus yang alamiah dan berbagai metode.
Sebelum meneliti data, terlebih dahulu melakukan pengamatan dengan tujuan untuk memilih data dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan topik
penelitian. Data diambil dari komentar berita politik yang ada pada
facebook
Kompas.com. Langkah selanjutnya data yang terkumpul diklasifikasikan sesuai
dengan kategorinya, Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis dan mengolah data, dan terakhir dilakukan penarikan kesimpulan.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah makian-makian yang ada pada komentar berita politik
facebook
Kompas.com. Penelitian ini difokuskan pada bahasa makian sebagai data penelitiannya. Objek penelitian ini adalah
bentuk dan tingkat kekasaran makian.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat bantu yaitu instrumen perangkat lunak dan instrumen perangkat keras untuk mempermudah proses pengambilan data.
Perangkat lunak dapat berupa kriteria untuk menetapkan istilah makian. Selanjutnya, perangkat keras dapat berupa kartu data. Kartu data berfungsi
sebagai penguat untuk data yang diperoleh dengan menampilkan bentuk makian aslinya. Kartu data berfungsi sebagai penguat untuk data yang diperoleh dengan
menampilkan bentuk makian aslinya. Contoh kartu data sebagai berikut.
Data Suro Gotho : bego...wowololll
Sumber
Prabowo Setuju PPP Dapat Kursi Pimpinan MPR
Kode 012.013.03.B2.3-10-2014
Istilah Bego
Bentuk Tunggal
TK Kasar
Gambar III: Kartu data
Keterangan:
Data : data makian
Sumber : konteks berita
Kode : nomor teks, nomor data, nomor berita, kode tingkat kekasaran,
tanggal-bulan-tahun
Bentuk : bentuk makian tunggal, berafiks, majemuk, kontraksi, frasa,
klausa, kalimat berklausa dan tak berklausa
Kartu data yang digunakan berupa lembar kertas. Kartu data berisi data, sumber, kode data nomor teks, nomor data, nomor berita, kode tingkat kekasaran,
tanggal-bulan-tahun, bentuk makian, dan tingkat kekasaran makian. Kartu data digunakan untuk menulis kriteria-kriteria makian yang akan diteliti.
Adapun
human instrument
tentang kriteria-kriteria bentuk makian ini dalam bentuk matriks indikator yang ditentukan berdasarkan teori yang telah
dijelaskan dalam kajian teori. Kriteria-kriteria atau sejumlah pengetahuan tentang karateristik makian itu dapat dilihat dari matrik berikut ini.
Matriks 3: Instrumen Makian Dimensi
Indikator
Kriteria makian a. Berupa satuan lingual yang bermakna kotor,
kasar, tidak sopan, dan menjijikkan b. Tanpa sepengetahuan atau di belakang orang
yang dituju atau tanpa ada yang dituju c. Secara spontan, tekanan lebih keras lisan,
bermakna kurang baik dari segi kesusilaan d. Pelampiasan rasa marah, rasa jengkel, dan rasa
kecewa Bentuk
a.
Kosa kata yang digunakan berupa kosa kata yang bermakna kasar untuk memaki
b.
Dipilih kosa kata yang tepat Tingkat kekasaran
a. Disesuaikan dengan pendapat responden b. Konteks merupakan penentu oleh responden
dalam mengategorikan tingkat kekasaran pada teks yang mengandung makian
Diolah dari:
Sudaryanto, dkk
1982,
Winiasih
2010.
Matriks 4: Instrumen Bentuk Makian
Kategori Indikator
Subindikator
Bentuk Tunggal
1. Satuan gramatik 2. Tidak dapat dibagi lagi ke
dalam satuan yang lebih kecil Bentuk
Berafiks 1. Pengubahan leksem menjadi
kata kompleks 2. Pembubuhan afiks pada satuan
tunggal atau kompleks Prefiks : pembubuhan di awal kata
Infiks : pembubuhan di tengah kata
Sufiks : pembubuhan di akhir kata Simulfiks : pembubuhan afiks yang
dileburkan pada kata Konfiks : pembubuhan di awal dan
akhir kata
Bentuk kata
majemuk 1. Penggabungan dua atau lebih
kata atau leksem 2. Membentuk kata baru
3. Membentuk makna baru 4. Ketaktersisipan
5. Ketakterluasan 6. Ketakterbalikan
Abreviasi 1. Pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi
leksem 1. Singkatan : berupa huruf atau
gabungan huruf yang dieja huruf demi huruf
2. Penggalan : mengekalkan salah satu bagian leksem
3. Akronim :
menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian
lain yang ditulis atau dilafalkan sebagai sebuah kata
2. Bentuk baru berstatus kata 1. Kontraksi : meringkas leksem
dasar atau gabungan leksem 2. Lambang huruf : menghasilkan
satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar
kuantitas, satuan atau unsur Bentuk frasa
1. Gabungan dua kata atau lebih 2. Bersifat nonpredikatif
3. Maknanya dapat
diketahui melalui kata yang membentuk
4. Mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu
komponennya Bentuk klausa
1. Terdiri dari predikat 2. Bersifat predikatif
3. Berpotensi menjadi kalimat Bentuk kalimat
1. Bentuk kontruksi sintaksis yang dapat berdiri sendiri
1. Kalimat berklausa : selain unsur intonasi terdiri atas klausa
2. Kalimat tak berklausa : unsur intonasinya tidak berupa klausa
Diolah dari:
Depdiknas
2008,
Kridalaksana
2011,
Suhardi
2008,
Wijana
2013.
B e
n t
u k
K a
t a
Matriks 5: Instrumen Tingkat Kekasaran Makian
Dimensi Indikator
Sangat kasar SK 1. Sesuatu yang menakutkan
taboo of fear
, seperti menyebut nama Tuhan dan makhluk halus
2. Sesuatu yang tidak mengenakkan perasaan
taboo of delicacy
, seperti jenis penyakit dan kematian
3. Sesuatu yang tidak santun dan tidak pantas
taboo of proprierty
, seperti hal-hal yang berhubungan dengan seks
Kasar K 1. Sifat atau keadaan yang kasar
2. Berhubungan dengan nama binatang yang sifatnya merendahkan orang lain
3. Keadaan yang sifatnвa “kurang”
4. Kekerabatan yang melibatkan nama keluarga 5. Profesi yang rendah kedudukannya
Agak kasar AK 1. Keadaan fisik seseorang
2. Profesi yang merugikan orang lain 3. Makian yang berbahasa asing
Tidak kasar TK 1. Menggunakan bentuk-bentuk eufimisme
2. Biasanвa berupa “plesetan” dari kata aslinвa
3. Tidak kasar ketika kata itu mengacu pada referen aslinya
Diolah dari:
Wijana
2013,
Zamzani
2009.
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan metode simak terkait dengan teknik baca dan teknik catat. Disebut metode simak atau penyimakan, karena memang berupa
penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 1988: 2. Berikut akan dijelaskan bagaimana teknik-tekniknya.
1. Simak
Teknik simak ada dua cara: Pertama, peneliti terlibat langsung dalam dialog yang sering disebut teknik SLC. Selain peneliti memperhatikan
penggunaan bahasa lawan bicaranya, peneliti juga ikut serta dalam pembicaraan lawan bicaranya itu. Kedua peneliti tidak langsung terlibat dalam dialog, yang
sering disebut teknik simak bebas libat cakap atau teknik SBLC Sudaryanto,
1988: 3. Di sini peneliti tidak terlibat dalam dialog, jadi tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling berbicara. Teknik simak dilakukan
saat interaksi berlangsung dalam bentuk dialog tertulis atau dalam bentuk komentar.
2. Rekam
Langkah kedua dilakukan dengan teknik rekam. Perekaman di sini tidak menggunakan
tape recorder
, akan tetapi memotret data yang ada atau sering disebut
capture
. Kegiatan merekam ini cenderung selalu dilakukan tanpa sepengetahuan penutur sumber data, sehingga tidak mengganggu kewajaran
proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi Sudaryanto, 1988: 4.
3. Catat
Ketiga, dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Teknik catat ini dilakukan saat interaksi berlangsung atau
setelah semua data terkumpul Sudaryanto, 1988: 4-5.
4. Teknik Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Responden diambil dari empat kalangan
yaitu dosen, mahasiswa, siswa, dan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang bervariasi dengan mengambil pendapat dari empat