PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperiment pada Siswa Kelas X Semester Genap MA Ma’arif 06 Pasir Sakti Tahun Ajaran 2012/2013)

(1)

(2)

ii ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperiment pada Siswa Kelas X Semester Genap

MA Ma’arif 06 Pasir Sakti Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

SULISTIYANINGSIH

Hasil observasi di kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif index card match. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif index card match terhadap hasil belajar kognitif dan aktivitas belajar siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XA dan XB yang dipilih dari populasi secara random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa aktivitas


(3)

iii

belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran aktif index card match yang telah dianalisis secara deskriptif.

Mula-mula rata-rata hasil belajar siswa cukup rendah, yaitu (45.00) sedangkan pada aktivitas belajar (60.00). Penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain (65.92) > dari N-gain kelas kontrol (47.75). Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan rata-rata persentase pada kelas eksperimen (80.74) > dari kelas kontrol (62.66). Data angket menunjukkan bahwa semua (100%) merasa senang mempelajari materi ekosistem dengan menggunakan strategi pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan strategi aktif index card match berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa.

Kata kunci: Aktivitas belajar, ekosistem, hasil belajar kognitif, Index Card Match, strategi Aktif


(4)

(5)

(6)

(7)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

F. Kerangka Pikir ... 9

G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match ... 12

B. Hasil Belajar ... 17

1. Pengetahuan (Knowledge) ... 19

2. Pemahaman (Chomprehension) ... 20

3. Penerapan (Application) ... 20

4. Analisis (Analysis) ... 20

5. Penilaian (Evaluation) ... 20

6. Sintesis (Synthesis)... 21

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Faktor Yang Diteliti ... 22

D. Desain penelitian ... 22

E. Prosedur penelitian ... 23

1. Tahap Perencanaan ... 23

2. Tahap Pelaksanaan ... 24

F. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis data.. ... 27

a. Data Kuantitatif ... 27

b. Data Kualitatif ... 28

2. Teknik Pengumpulan Data ... 28

a. Pretes dan Postes ... 28

b. Angket ... 29


(8)

xiv

4. Pengujian Hipotesis ... 30

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 30

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 31

5. Uji Hipotesis Dengan Uji-U ... 31

6. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 32

7. Pengolahan Data Angket Siswa ... 34

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Hasil Belajar ... 38

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 41

3. Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match ... 43

B. Pembahasan ... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 59

2. Analisis Statistik.. ... 115

3. Foto Penelitian ... 127

4. Angket Tanggapan siswa ... 129


(9)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya yang sengaja untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Proses pendidikan berperan dalam

meningkatkan mutu sumber daya manusia. Proses pendidikan di sekolah didasari interaksi antara guru dan siswa. Guru berperan penting mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Tujuan pendidikan yaitu menghasilkan generasi muda yang produktif, kreatif, mandiri serta dapat membangun dirinya dan masyarakatnya (Hasbullah, 1999:139).

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat

memprihatinkan, berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang di sebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional yang dikembangkan guru dewasa ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita (Trianto, 2009:5-6). Dampak dari pendidikan yang buruk itu, pendidikan di negara ini kedepannya makin terpuruk dan belum bisa bersaing dengan negara- negara berkembang lainnya. Dalam pendidikan di sekolah, masalah yang sering dihadapi adalah dari segi


(10)

proses pembelajaran. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Guru dituntut mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah terutama mengenai peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas (Djamarah dan Zain, 2006:1).

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah belum maksimal sehingga berdampak pada lemahnya hasil belajar biologi siswa. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Antara lain model pembelajaran yang diterapkan, keterbatasan media pembelajaran, dan ketersediaan buku-buku pelajaran. Kendala lain adalah rendahnya minat baca siswa karena buku pelajaran yang digunakan tidak menarik, biasanya minim ilustrasi (gambar) dan berhalaman tebal.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam

pembelajaran biologi di atas, salah satunya dengan memberikan inovasi dalam pembelajaran berupa strategi yang mampu melibatkan siswa secara aktif, dapat memotivasi siswa, sebagai mediator, menciptakan suasana belajar mengajar yang baik, komunikatif, dan menyenangkan sehingga mampu menggali kompetensi yang dimiliki oleh siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.


(11)

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh pada aktifitas siswa dikelas. Adapun model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar yaitu model pembelajaran langsung dengan metode ceramah. Metode ceramah memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan dalam

aplikasinya.

Adapun keunggulan dari model ini adalah: (1) Dapat menampung kelas besar, tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan, dan karenanya biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih murah; (2) Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa; (3) Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin; (4) Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.

Adapun kelemahan dari metode ini adalah : (1) Pelajaran berjalan

membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh konsep yang diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat catatan saja; (2) Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan; (3)

Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat terlupakan; (4) Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal” yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian (Abidin, 2011: 1).

Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pada hakikatnya bukan media


(12)

pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata

keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada, (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal. Tujuan menggunakan media pembelajaran dantaranya yaitu, mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efesiensi belajar mengajar, menjaga relevansi dengan tujuan belajar. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.

Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah dengan menggunakan kartu index card match. Karena pembelajaran menggunakan strategi index card match sangat efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Index card match satu cara yang dapat membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari (Anonim : 2008 : 347).

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2007 : ii) menunjukkan bahwa penggunaan Strategi pembelajaran Aktif Index Card Match cocok diterapkan pada siswa SMA/MA/Sedrajadnya karena strategi ini mengikutsertakan siswa secara aktif, mengandung unsur permainan sehingga diharapkan siswa tidak bosan dalam belajar biologi. Selain itu, strategi ini mempunyai peran


(13)

penting memberikan efek yang menyenangkan yaitu mampu memberi kesan yang mendalam pada siswa sehingga akan mempermudah dan meningkatkan hasil belajar siawa yang optimal. Strategi pembelajaran aktif Index Card Match akan menarik jika dipadukan dengan model

pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran diharapkan dapat memberikan suasana baru dalam belajar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul (2012 : ii) di SMA Negeri 1 Paciran diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung siswa cenderung diam (pasif), hal ini disebabkan guru mendominasi pembelajaran. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan kurang bersikap aktif dalam proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan kurang dipahami oleh siswa. Tingkat pemahaman yang tidak merata yang

mendorong peneliti untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif agar siswa dapat saling membagi informasi dengan teman sebaya. Oleh sebab itu peneliti mencoba menerapkan strategi index card match (mencari pasang kartu) terhadap hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati.

Hasil observasi di kelas X MA Ma’arif Pasir Sakti menunjukkan bahwa penguasaan materi oleh siswa masih rendah yaitu < 65. Hal ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa yang tidak mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 pada materi ekosistem. Dalam pembelajaran biologi, guru masih kurang mengembangkan aktivitas siswa sehingga hasil belajar siswa rendah. Hal tersebut terjadi karena dalam pembelajarannya guru selalu menggunakan metode ceramah dan diskusi, guru tidak mengajak siswa


(14)

berlatih untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi suatu informasi data atau argumen. Selama ini proses pembelajaran biologi hanya sebatas

menghafal, sehingga kemampuan yang dimiliki oleh siswa masih kurang. Rendahnya aktivitas siswa memberi dampak terhadap penguasaan konsep siswa. Ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas X MA Ma’arif Pasir Sakti untuk materi pokok ekosistem. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar para siswa antara lain : (1) Model Pembelajaran; (2) Media Pembelajaran;

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, sepanjang pengetahuan peneliti belum ada penelitian mengenai penggunaan strategi pembelajaran aktif Index Card Match terhadap hasil belajar kognitif siswa, maka dilakukan penelitian yang dikhususkan pada mata pelajaran biologi sebagai berikut: “ Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siawa Pada Materi Pokok Ekosistem Kelas X Ma Ma’arif 06 Pasir Sakti Tahun Pelajaran 2012/2013 ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas serta untuk memperjelas masalah maka dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah strategi pembelajaran aktif index card match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah strategi pembelajaran aktif Index Card Match dapat


(15)

kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti tahun pelajaran 2012/ 2013?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Untuk mengetahui strategi pembelajaran aktif index card match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti tahun pelajaran 2012/2013

b. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif Index Card Match dalam peningkatan hasil belajar (kognitif) siswa kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti tahun pelajaran 2012/ 2013.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi siswa, agar dapat memberikan suasana baru dalam belajar biologi

yang lebih bervariatif sehingga pembelajaran menarik dan tidak monoton serta dapat membawa dampak pada peningkatan hasil belajar (kognitif) siswa.

b. Bagi guru, sebagai masukan dalam rangka pemilihan strategi pembelajaran biologi yang efektif dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok Ekosistem. c. Bagi sekolah yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan mutu pembelajaran biologi di sekolah dengan penerapan model pembelajaran Aktif Index Card Match di sekolah.


(16)

suatu pengalaman belajar yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti; 2. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek

kognitif siswa yang berupa nilai tes awal dan tes akhir pada materi pokok ekosistem;

3. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan Strategi Index Card Match. Index Card Match adalah strategi yang dapat memupuk kerja sama siswa dan melatih pola pikir siswa. Siswa dilatih kecepatan berpikirnya dalam mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau kartu soal, setiap siswa pasti mendapat pasangan kartu yang cocok lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa bersama pasangannya dan siswa lainnya;

4. Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah, (A) kemampuan siswa mengemukakan pendapat, (B) bekerjasama, (C) memperhatikan presentasi teman, (D) kemampuan bertanya, (E) kemampuan menjawab pertanyaan.

5. Penelitian ini dibatasi hanya pada satu kompetensi dasar yaitu


(17)

Daur Biogeokimia Serta Pemanfaatan Komponen Ekosistem Bagi Kehidupan (KD : 4.1);

F. Kerangka pikir

Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran didukung oleh beberapa faktor antara lain media, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Saat ini guru bukanlah berperan sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswa melainkan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai fasilitator sangat

diperlukan, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar. Salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah dengan memvariasikan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya.

Penggunaan Strategi pembelajaran Aktif Index Card Match mempunyai peran penting memberikan efek yang menyenangkan yaitu mampu

memberi kesan yang mendalam pada siswa sehingga akan mempermudah dan meningkatkan hasil belajar siawa yang optimal. Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match akan menarik jika dipadukan dengan model pembelajaran.

Dengan menggunakan model pembelajaran diharapkan dapat memberikan suasana baru dalam belajar. Model pembelajaran dianggap sesuai dengan situasi di MA Ma’arif 06 Pasir Sakti, karena model ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena agar jauh lebih efisien dan


(18)

mempercepat proses pembelajaran. Strategi pembelajaran aktif index card match adalah strategi dimana seorang siswa dibagi kartu index yang di dalamnya berisi sebuah pertanyaan ataupun jawaban sehingga sangat memakan waktu sangat lama dalam proses pembelajaran.

Pada materi Ekosistem terdapat beberapa sub bab yang akan dipelajari, sehingga penggunaan strategi pembelajaran Aktif Index Card Match

diharapkan akan mempermudah pekerjaan guru dalam menyampaikan materi, dapat dicapai walam waktu yang relatif singkat, serta melatih siswa untuk bertanggung jawab, lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan Strategi pembelajaran aktif Index Card Match. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (kognitif) siswa.

Gambar 1. Hubungan Antara Variabel Bebas dan Terikat. Keterangan:

X : Penggunaan Strategi Aktif Index Card Match; Y : Hasil Belajar (kognitif) Siswa

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh Strategi Aktif Index Card Match dalam peningkatan hasil belajar (kognitif) siswa pada materi pokok Ekosistem Kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti Tahun Ajaran 2012/2013.


(19)

H1 : Terdapat pengaruh Strategi Aktif Index Card Match dalam peningkatan hasil belajar (kognitif) siswa pada materi pokok Ekosistem Kelas X MA Ma’arif 06 Pasir Sakti Tahun Ajaran 2012/2013.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match

Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Secara umum strategi dapat diartikan sebagai rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan Wina Sanjaya (2005 : 99) bahwa strategi dapat diartikan sebagai pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan dapat tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat, tidak mungkin tujuan dapat tercapai.

Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berpikir mengenai apa yang dikerjakannya. Bonwell dan Eiso (1992) dalam Morgan, et al (2005), “Anything that involves students in doing things and thinking about the things they are doing”. Strategi pembelajaran aktif umumnya diartikan sebagai apa pun yang

melibatkan siswa dalam melakukan hal-hal dan berpikir tentang hal-hal yang mereka lakukan. Berdasarkan uraian di atas, strategi pembelajaran aktif mengarah pada keaktifan siswa dalam berbagai kegiatan, dimana siswa memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.


(21)

Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa, agar terjadinya respons yang positif pada diri siswa. Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons siswa dalam pembelajaran,

sehingga proses pembelajaran menjadi sesuatu hal yang menyenangkan bagi siswa, bukan menjadi sesuatu yang membosankan bagi siswa. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Enung Fatimah (2006:113) bahwa rangsangan- rangsangan yang menghasilkan perasaan tidak menyenangkan akan mempengaruhi hasil belajar dan sebaliknya rangsangan yang menghasilkan perasaan menyenangkan akan mempermudah dan meningkatkan motivasi belajar. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Hal ini juga diperkuat oleh Pollio (1984) dalam Silberman (2007:3) mengungkapkan sebuah

penelitian yang menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia, sementara McKeachie (1986) dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 10 menit terakhir. Dengan demikian, efek menyenangkan dalam sebuah pembelajaran mempunyai peran yang penting agar mampu memberi kesan yang mendalam pada siswa.

Penerapan strategi active learning (belajar aktif) dapat membantu ingatan siswa, sehingga siswa dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran pengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.


(22)

Pembelajaran konvensional yang dimaksud merupakan pembelajaran yang sering digunakan guru saat mengajar dan menjadi suatu kebiasaan (tradisi). Pembelajaran konvensional berkaitan juga dengan metode yang biasa digunakan guru dalam mengajar. Metode yang sering digunakan guru dalam mengajar adalah metode ceramah bervariasi menggunakan

powerpoint disertai dengan tanya jawab. Dalam strategi active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai

pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada.

Menurut Zaini, dkk (2002 : 64-65), strategi aktif Index Card Match adalah strategi yang cukup menyenangkan yang dapat digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Berikut ini

merupakan langkah-langkah strategi a k t i f Index Card Match yang telah dimodifikasi sebagai berikut:

1. Pertama kali dibuat potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas, kemudian membagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

2. Pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan ditulis sebuah pertanyaan tentang materi Ekosistem yang telah diberikan sebelumnya, sementara setengah bagian kertas yang lain, dituliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.


(23)

3. Kumpulan kertas yang berisikan pertanyaan dan jawaban selanjutnya dicampur dan dikocok.

4. Setiap siswa nantinya akan mendapatkan satu kertas baik yang berisikan pertanyaan ataupun jawaban untuk kemudian ditugaskan menemukan pasangan dari pertanyaan ataupun jawaban yang diperolehnya dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

5. Jika ada yang sudah menemukan pasangan sebelum batas waktu yang ditentukan maka akan mendapatkan poin dan kedua siswa tersebut akan mengambil tempat duduk berdekatan.

6. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan maka masing-masing pasangan secara bergiliran memaparkan pertanyaan yang dilanjutkan dengan mengutarakan jawaban dari pertanyaan tersebut kepada pasangan yang lain untuk mencocokkan benar-tidaknya antara pertanyaan dan jawaban tersebut.

7. Bila pertanyaan dan jawaban cocok maka dilanjutkan ke pasangan yang lain, sementara bila pertanyaan dan jawaban tidak cocok maka pasangan yang lain mendapat kesempatan menjawab pertanyaan tersebut.

8. Setiap pasangan dipilih secara acak oleh guru yang secara tidak langsung memotivasi siswa untuk mengingat dengan baik materi yang telah diajarkan oleh guru.

9. Untuk menyelesaikan tugas dan presentasi, pelaksanaan strategi aktif Index Card match memerlukan waktu yang tidak sedikit sehingga ada

kemungkinan tidak semua pertanyaan dapat ditampilkan dan menjadi tugas rumah bagi siswa untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Pada


(24)

akhir pertemuan, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang diperoleh serta evaluasi berupa postest jika waktu mencukupi.

Silberman (2007:240) menyatakan bahwa Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai

reviewing strategis (strategi pengulangan). Kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa atau tidak. Salah satu cara yang dapat membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lebih melekat di dalam pikiran daripada materi yang tidak. Hal ini berkaitan dengan kuantitas dan kualitas belajar yang harus tetap diperhatikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

Strategi aktif Index Card Match dapat memupuk kerja sama siswa dan melatih pola pikir siswa, karena dengan strategi ini siswa dilatih kecepatan berpikirnya dalam mempelajari suatu konsep materi melalui pencarian kartu jawaban atau kartu soal, setiap siswa pasti mendapat pasangan kartu yang cocok lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa bersama pasangannya dan siswa lainnya. Pencarian kartu jawaban dilakukan dengan mendiskusikan bersama pasangannya maka siswa akan lebih mengerti dengan konsep materi yang sedang dipelajari. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slameto (2003:94) yaitu syarat-syarat yang


(25)

diperlukan untuk tercapainya belajar yang efektif adalah terciptanya suasana yang demokratis di sekolah. Sebagai contoh suasana yang demokratis di sekolah antara lain: lingkungan yang saling menghormati, memberi

kesempatan pada siswa untuk belajar sendiri, berpendapat sendiri, berdiskusi mencari jalan keluar bila menghadapi masalah, akan mengembangkan

kemampuan berpiir siswa, cara memecahkan masalah, kepercayaan pada diri sendiri yang kuat. Kepercayaan diri yang kuat mempunyai kaitan erat dengan motivasi belajar.

B. Hasil Belajar

Menurut Sumiati dan Asra (2008:38), secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya. Tidak setiap perubahan perilaku dalam diri seseorang merupakan

perubahan dalam arti belajar. Hal ini didukung pernyataan Slameto (2003:3-4) bahwa ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain: perubahan terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan, mencangkup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu yang untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan di luar individu.

Bell-Gredler (1986), dalam Winataputra, dkk (2007:1.5). mengungkapkan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan


(26)

aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Kemampuan

(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui suatu rangkaian proses belajar sepanjang hayat yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

Keterlibatan individu dalam pendidikan baik informal, formal dan/atau pendidikan nonformal merupakan suatu rangkaian proses belajar.

Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya merupakan pemberian stimulus- stimulus kepada siswa agar terjadi respons yang positif pada diri siswa. Kesediaan dan kesiapan siswa dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik terhadap stimulus yang siswa terima dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh De Cecco dan Crawford (dalam Sumiati dan Asra, (2007 : 34) bahwa performance (penampilan) yang harus sudah dimiliki siswa sebelum memulai sesuatu. Jika siswa siap untuk melakukan proses belajar, hasil belajar dapat diperoleh dengan baik, begitu sebaliknya. Oleh karena itu, pembelajaran dilaksanakan jika siswa telah memiliki kesiapan untuk belajar. Hal ini diperkuat juga oleh pandangan Bruner, (dalam Winataputra, dkk , (2007:3.14) bahwa kesiapan belajar dapat terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana yang telah dikuasai terlebih dahulu dan yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan mencapai keterampilan yang lebih tinggi. Berawal dari kesiapan belajar yang dimiliki siswa akan timbul motivasi yang besar untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam belajar. Siswa akan memiliki perhatian lebih dan berusaha untuk mencapai tujuannya dengan menggunakan pengalaman belajar yang


(27)

telah dimiliki sehingga mampu mencapai hasil belajar yang baik.

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah:

1. informasi non verbal

2. informasi fakta dan pengetahuan verbal 3. konsep dan prinsip

4. pemecahan masalah dan kreatifitas

Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara

mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 23-28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :

1. Pengetahuan (Knowledge)

Aspen ini mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada hal-hal yang sukar. Penguasaan hal tersebut memerlukan hapalan dan ingatan. Tujuan dalam tingkatan pengetahuan ini termasuk kategori paling rendah domain kognitif.


(28)

2. Pemahaman (Chomprehension)

Aspek ini mengacu pada kemampuan memahami makna materi yang dipelajari. Pada umumnya unsure pemahaman ini menyangkut kemampuan menangkap makna suatu konsep, yang ditandai antara lain dengan

kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata sendiri. Pemahaman dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yakni penerjemah, penafsiran, dan ekstropolasi (menyimpulkan dari sesuatu yang telah diketahui).

3. Penerapan (Application)

Aspek ini mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, yaitu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki pada situasi baru, yang menyangkut penggunaan aturan, prinsip dalam memecahkan persoalan tertentu.

4. Analisis (Analysis)

Aspek ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan bagian yang lain, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih jelas. 5. Penilaian (Evaluation)

Aspek ini mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-norma atau patokan-patokan tertentu.


(29)

6. Sintesis (Synthesis)

Aspek ini mengacu pada kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

Menurut Muhaemin (2006:188) contoh kata kerja operasional ranah kognitif adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Contoh kata kerja oprasional ranah kognitif

Ranah Kognitif Contoh Kata kerja Oprasional

 Pengetahuan (C1) Mengutip, menyebutkan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memasangkan, menandai, membaca, mencatat, menyatakan, mempelajari.

 Pemahaman (C2) Memperkirakan, menjelaskan, mengkatagorikan, mencirikan, membandingkan, menguraikan, membedakan, mendiskusikan, mencontohkan, mengemukakan, menyimpulkan, menjabarkan.

 Penerapan (C3) Menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan,

mengklasifikasi, menyelidiki,

mengoperasikan, memproses, memecahkan, mensimulasikan, menggunakan, menggali.  Analisis (C4) Menganalisis, mendeteksi, menyeleksi,

merinci, mengorelasikan, menguji, membagankan, menemukan, menelaah, mengukur, menominasikan.

 Sintesis (C5) Mengabstraksikan, mengatur, menganimasi, mengarang, membangun, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi.  Penilaian (C6) Menilai, mengarahkan, mengkritik,

menimbang, memutuskan, memprediksi, membuktikan, membandingkan,


(30)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma’arif 06 Pasir Sakti pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Waktu penelitian yaitu pada bulan mei 2013.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap MA Ma’arif 06 Pasir Sakti tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas XB sebagai kelas kontrol yang dipilih secara acak dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan, yaitu random sampling.

C. Faktor Yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif siswa yang meliputi nilai tes awal dan tes akhir. Cara mengukurnya adalah dengan memberikan tes pada awal dan akhir pertemuan.

D. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest-postest non ekuivalen. Kelas kontrol maupun kelas eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi


(31)

perlakuan dengan pembelajaran Aktif Index Card Match, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan pembelajaran Aktif Index Card Match , dan menggunakan metode ceramah serta diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya sebagai berikut :

Keterangan :

R1 = Kelas eksperimen, R2 = Kelas kontrol, O1 = Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan Pembelajaran Aktif Index Card Match, C = Metode Diskusi (Dimodifikasi dari Nazir, 2005 : 233).

Gambar 2. Desain pretes postes non ekuivalen

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian dan pelaksanaan penelitian, adapun langkah-langkah dari tahap tersebut adalah :

1. Tahap Perencanaan (Prapenelitian)

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

1. Membuat surat izin penelitian ke FKIP Unila untuk sekolah tempat diadakannya penelitian;

2. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti dan nilai rata-rata pada materi Ekosistem tahun lalu;

3. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol;

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

R1 O1 X O2


(32)

4. Menetapkan waktu penelitian;

5. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kartu nama untuk setiap kelompok, Index Card Match dan Lembar Kerja Siswa (LKS);

6. Membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes dan postes. Soal pretes diberikan pada awal pertemuan pertama, sedangkan soal postes diberikan pada akhir pertemuan terakhir;

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan strategi aktif index card match adalah sebagai berikut :

Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes mengenai : komponen-komponen ekosistem, peran komponen ekosistem dalam aliran energi, dan peranan komponen ekosistem dalam daur biogeokimia (Pertemuan I); Mekanisme daur biogeokimia dan manfaat komponen ekosistem bagi kehidupan (Pertemuan II);

2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tentang ekosistem;

3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa untuk menggali kemampuan awal siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan;


(33)

5. Guru memberikan motivasi kepada siswa

Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 12 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2-3 orang. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang

heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa; 2. Guru memberi kartu Index Card Match kepada setiap kelompok; 3. Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran secara garis besar dengan

menggunakan strategi aktif Index Card Match tersebut;

4. Guru mempersilahkan kelompok untuk mencari pasangan yang tepat dari pertanyaan dan jawaban yang tertulis di kartu index yang telah dibagikan;

5. Guru mempersilahkan kelompok untuk mendiskusikan kartu index yang sudah menemukan pasangannya;

6. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mempresentasikan materi yang telah mereka diskusikan;

7. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada setiap kelompok 8. Guru membagikan LKS kepada seluruh siswa;

9. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan LKS; 10. Guru meminta agar siswa mengumpulkan LKS; 11. Guru memberikan penguatan materi;

Penutup

1. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan inti materi yang telah dipelajari;


(34)

2. Guru mengadakan post test untuk mengukur hasil ahir belajar siswa (pada pertemuan kedua);

3. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada siswa;

Kegiatan pembelajaran kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi adalah sebagai berikut :

Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes mengenai : komponen-komponen ekosistem, peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan peranan komponen ekosistem dalam daur biogeokimia (Pertemuan I); Mekanisme daur biogeokimia, dan manfaat komponen ekosistem bagi kehidupan (Pertemuan II);

2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tentang ekosistem;

3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa untuk menggali kemampuan awal siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan;

4. Guru menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan; 5. Guru memberikan motivasi kepada siswa;

Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok, masing-masing

kelompokterdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa;


(35)

3. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mendiskusikan materi yang telah dibagikan;

4. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk memperesentasikan materi yang telah didiskusikan;

5. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada setiap kelompok; 6. Guru membagikan LKS kepada seluruh siswa;

7. Guru meminta agar siswa mengumpulkan LKS; 8. Guru memberikan penguatan materi;

Penutup

1. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan inti materi yang telah dipelajari;

2. Guru mengadakan post test untuk mengukur hasil ahir belajar siswa (pada pertemuan kedua);

3. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada siswa;

F. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Data aspek kognitif yang di analisis adalah rata-rata nilai skor gain. Untuk mendapatkan N gain pada setiap pertemuan menggunakan formula Rulon (dimodifikasi


(36)

dari Sudijono, 1996: 215) sebagai berikut:

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain

Spost = postscore class averages = rata-rata skor postes

Spre = prescore class averages = rata-rata skor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data angket tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran aktif index card match, serta data aktifitas siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretes dan Postes

Data hasil belajar berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada awal pertemuan setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto 2008:112).


(37)

Sedangkan data penunjang diambil dengan menggunakan:

b. Angket

Angket (questionaire) yang diberikan kepada subyek penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan tentang pendapat siswa terhadap strategi pembelajaran aktif index card match. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran aktif index card match.

c. Lembar Observasi

Data aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada proses

pembelajatan. Setiap siswa diamati pada saat proses pembelajaran dengan cara memberi tanda (√) pada lembar observasi aktivitas siswa sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

3. Teknik Analisis Data

Berdasarkan desain penelitian, jenis data dan rumusan masalah pada penelitian ini maka analisis data yang dilakukan adalah uji-t (independent sample t-test), uji hipotesis, dan uji beda. Dengan langkah pengujian sebagai berikut:

a) Uji Normalitas Data (uji Lilliefors)

Uji normalitas data dihitung dengan menggunakan software SPSS versi 17.

a. Hipotesis


(38)

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).

b)Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan SPSS 17. a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama. H1 : Kedua sample mempunyai varians berbeda. b. Kriteria Uji

Jika Fhitung < Ftable atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika Fhitung >Ftable atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak ( Sudjana, 2005 : 249 ).

4. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji perberdaan 2 rata-rata yang dihitung dengan uji t menggunakan software SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

Ho : rata-rata nilai kedua sampel sama H1 : rata-rata nilai kedua sampel berbeda


(39)

2. Kriteria Uji

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Sudjana, 2005: 238)

b. Uji Perbedaan Dua rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata nilai pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata nilai pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Kriteria Uji

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Sudjana, 2005:238).

5. Uji Hipotesis dengan uji U

Uji-U digunakan apa bila sebuah data penelitian yang kita peroleh tidak normal setelah data tersebut diuji dengan menggunakan uji normalitas, maka kita menggunakan uji-U.

1) Hipotesis

HO = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

- Jika –Z tabel < Z hitung < Z tabel atau p-value > 0,05, maka Ho diterima - Jika Z hitung < -Z tabel atau Z hitung > Z tabel, atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak. (Martono, 2010:158)


(40)

6. Pengolahan Data Aktifitas Siswa

Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100

x n

x

X

i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑Xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2005 : 69) Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Aspek yang diamati Xi

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Dst Jumlah Keterangan :

A.Kemampuan mengemukakan pendapat atau ide dalam diskusi 1. Tidak mengemukakan pendapat atau ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat atau ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok ekosistem

3. Mengemukakan pendapat atau ide dengan jelas dan benar sesuai dengan pembahasan pada materi pokok ekosistem

B.Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan pertanyaan LKS : 1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam lembar kerja pada materi pokok ekosistem 3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan

permasalahan dalam lembar kerja pada materi ekosistem C. Memperhatikan presentasi teman dari kelompok lain.

1. Tidak memperhatikan presentasi teman dari kelompok lain ( ribut) 2. Memperhatikan presentasi dari teman tetapi tidak fokus


(41)

3. Memperhatikan presentasi dari teman dan fokus D.Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok ekosistem

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok ekosistem

E. Kemampuan menjawab pertanyaan : 1. Tidak bisa menjawab pertanyaan.

2. Menjawab pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan materi ekosistem 3. Menjawab pertanyaan sesuai dengan materi ekosistem

Setelah memperoleh rata-rata skor aktivitas siswa kemudian menentukan Indeks Aktivitas Siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: IAS = indeks aktivitas siswa

X = rata-rata skor aktivitas siswa tiap pertemuan SM = skor maksimal ideal (Sudjana, 2005:69).

Setelah memperoleh indeks aktivitas siswa kemudian menentukan atau menafsirkan kategori indeks aktivitas siswa sesuai sesuai klasifikasi pada tabel berikut:

Tabel 3. Klasifikasi Aktivitas Siswa

Interval Kreteria

0,00-29,99 Sangat Rendah

30,00-54,99 Rendah

55,00-74,49 Sedang

75,00-89,99 Tinggi

90,00-100,00 Sangat Tinggi Sumber : Hake, dkk, (1999 : 5)

100   SMI x IAS


(42)

G. Pengolahan Data Tanggapan Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match

Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai Strategi Pembelajaran Aktif index Card Match. Angket ini berisikan 10 pernyataan, 5 pernyataan positif, dan 5 pernyataan negatif. Skor 3 (tiga) untuk menyatakan sangat setuju bagi pernyataan positif dan tidak sangat tidak setuju bagi pernyataan negatif. Skor 0 (nol) untuk menyatakan sangat tidak setuju bagi pernyataan positif dan sangat setuju bagi pernyataan negatif. Jumlah skor setiap angket dihitung untuk mengetahui tanggapan masing-masing siswa tentang strategi pembelajaran aktif index card match.

Menghitung skor yang diperoleh dalam bentuk persentase. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992: 46) adalah :

Presentase kemenarikan strategi pembelajaran aktif index card match.

(%) = N

n

× 100%

Keterangan: n = Nilai yang diperoleh sampel

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel

% = Persentase kemenarikan strategi pembelajaran aktif index card match.

Tabel 4. Kriteria Tingkat Kemenarikan Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match

No Rentang skor Interval kriteria 1 16 – 23 76<%≤100% Tinggi 2 8 – 15 51<%≤75% Sedang 3 0 – 7 25<%≤50% Rendah Sumber : Ali (1992 : 46 )


(43)

1. Membuat pernyataan angket tanggapan siswa

Tabel 5. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran aktif index card match

No Pernyataan-pernyataan SS S TS STS 1. Saya senang mempelajari materi pokok

Ekosistem dengan menggunakan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 2. Saya lebih mudah memahami materi

yang dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Saya bingung dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 4. Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal

setelah belajar dengan model

pembelajaran yang diberikan oleh guru. 5. Saya merasa bosan dalam proses belajar

dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

6. Model pembelajaran yang diberikan kepada saya tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif.

7. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

8. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

9. Saya merasa sulit mengerjakan tugas dengan model pembelajaran diberikan oleh guru.

10. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.


(44)

2. Membuat skor angket tanggapan siswa

Tabel 6. Skor tipe pernyataan tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran aktif index card match

Keterangan : SS = Sangat setuju; S= Setuju; TS = Tidak Setuju; STS = Sangat TIdak Setuju.

Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % 100  

ma ks in S S X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2005 : 69). No.

Soal

Sifat pernyataan Skor per soal angket

3 2 1 0

1 Positif SS S TS STS

2 Positif SS S TS STS

3 Negatif STS TS S SS

4 Positif SS S TS STS

5 Negatif STS TS S SS

6 Negatif STS TS S SS

7 Positif SS S TS STS

8 Negatif STS TS S SS

9 Negatif STS TS S SS


(45)

3. Mentabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat. Tabel 7. Tabulasi tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran aktif

index card match No Pilihan

Jawaban

Nomor Responden (siswa) Persentase

1 2 3 4 Dst

1 Ss

S Ts Sts

2 Ss

S Ts Sts Dst


(46)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif index card match berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem. 2. Penggunaan strategi pembelajaran aktif index card match berpengaruh

dalam meningkatkan hasil belajar (kognitif) siswa pada materi pokok Ekosistem.

3. Siswa memberikan tanggapan positif (100 %) terhadap penerapan strategi pembelajaran aktif index card match.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Saat pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif index

card match berlangsung, perlu pengkondisian yang baik saat pencocokan kartu agar suasana kelas kondusif dan tidak gaduh.

2. Memperhatikan pembagian waktu yang tepat pada saat pengerjaan tes evaluasi dan diskusi sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dirancang.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2011. Metode Ceramah. Bandung. http://www. google. co. Id / search ? q= metode ceramah / htmlDQ27 Januari 2012 (21:00 WIB)

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Anonim. 2008. Daur Biogeokimia. 23 Desember 2011.

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/daur-biogeokimia/ 2010. Siklus Biogeokimia. 23 Desember 2011.

http://a- bi8l8gist.blogspot.com/2010/08/sma-biologi-siklus-biogeokimia.html

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Rineka cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.


(48)

Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Pustaka Setia. Bandung.

Fitriani. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada SMPN 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 (Skripsi). FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf(2 Februari 2013; 09:05 WIB).

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Hartati. 2005. Penerapan Model Belajar Kooperatif Tipe STAD dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi di SMP N 2 Bandar Lampung T.P. 2004/2005. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lampung. Tidak diterbitkan. Hermawan, R. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Ibrahim., M. R. Fida., M. Nur dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung. Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Grasindo. Jakarta. Martono., N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. Muhaemin, A.D. 2006. Perencanaan Pembelajaran IPA. Universitas


(49)

Munthe, Z. dan S. A. Aryani. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. CTSD. Yogyakarta.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Nurhayati. 2007. Pengaruh Metode Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006/ 2007. Diunduh dari http/multiply.com/journal. Diakses tangga l 1 September 2011. Nurul. 2012. Proses Belajar Mengajar siswa di SMA Negeri 1 Panciran. http//www.nurul-blogspot.com. 10 Januari 2012 (20:00 WIB) Purwanto, M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Sanjaya. W. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kencana. Jakarta.

Setiawan, A. N. 2009. Penerapan Pembelajaran Index Card Match Disertai Media Komik Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 10 Surakarta (Penelitian Tindakan Kelas Pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan)

http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=13287 (17 April 2013): 17:05 WIB

Sharan, Shlomo. 1990. Group Investigation Expands Cooperative Learning. http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198912_shara n.pdf (18 April 2013) : 15:21 WIB


(50)

Silberman, M. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: PT Insan Madani.

Slameto. 2003. Proses Pembelajaran dan Penguasaan Materi Pada Siswa. Rineka Cipta. Jakarta.

1991. Faktor- faktor Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning ( Theory, Research and Practice)

Second Edition. Allyn and Bacon. Boston.

Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Aktivitas Belajar Dan

Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

Suyatna, A. 2008. Modul Model-Model pembelajaran. Departemen Pendidikan

Nasional. Universitas Lampung. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Tim MPKBM. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA-UPI. Bandung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.


(51)

Winataputra., U. S.., Susilana., Julaeha., dan Sanjaya. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.

Zainurie. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. http://zainurie.files.wordpress.com/ (online) (4 Januari 2011).


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif index card match berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem. 2. Penggunaan strategi pembelajaran aktif index card match berpengaruh

dalam meningkatkan hasil belajar (kognitif) siswa pada materi pokok Ekosistem.

3. Siswa memberikan tanggapan positif (100 %) terhadap penerapan strategi pembelajaran aktif index card match.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Saat pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif index

card match berlangsung, perlu pengkondisian yang baik saat pencocokan kartu agar suasana kelas kondusif dan tidak gaduh.

2. Memperhatikan pembagian waktu yang tepat pada saat pengerjaan tes evaluasi dan diskusi sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dirancang.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2011. Metode Ceramah. Bandung. http://www. google. co. Id / search ? q= metode ceramah / htmlDQ27 Januari 2012 (21:00 WIB)

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Anonim. 2008. Daur Biogeokimia. 23 Desember 2011.

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/daur-biogeokimia/

2010. Siklus Biogeokimia. 23 Desember 2011. http://a- bi8l8gist.blogspot.com/2010/08/sma-biologi-siklus-biogeokimia.html

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Rineka cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.


(3)

Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Pustaka Setia. Bandung.

Fitriani. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif TipeMake A Match Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswapada SMPN 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 (Skripsi). FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf(2 Februari 2013; 09:05 WIB).

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Hartati. 2005. Penerapan Model Belajar Kooperatif Tipe STAD dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi di SMP N 2 Bandar Lampung T.P. 2004/2005. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lampung. Tidak diterbitkan. Hermawan, R. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Ibrahim., M. R. Fida., M. Nur dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung. Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Grasindo. Jakarta. Martono., N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. Muhaemin, A.D. 2006. Perencanaan Pembelajaran IPA. Universitas


(4)

Munthe, Z. dan S. A. Aryani. 2002. StrategiPembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. CTSD. Yogyakarta.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Nurhayati. 2007. Pengaruh Metode Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 3Jepara Tahun 2006/ 2007. Diunduh dari http/multiply.com/journal. Diakses tangga l 1 September 2011. Nurul. 2012. Proses Belajar Mengajar siswa di SMA Negeri 1 Panciran. http//www.nurul-blogspot.com. 10 Januari 2012 (20:00 WIB) Purwanto, M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Sanjaya. W. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Kencana. Jakarta.

Setiawan, A. N. 2009. Penerapan Pembelajaran Index Card Match Disertai Media Komik Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 10 Surakarta (Penelitian Tindakan Kelas Pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan)

http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=13287 (17 April 2013): 17:05 WIB

Sharan, Shlomo. 1990. Group Investigation Expands Cooperative Learning. http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198912_shara n.pdf (18 April 2013) : 15:21 WIB


(5)

Silberman, M. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: PT Insan Madani.

Slameto. 2003. Proses Pembelajaran dan Penguasaan Materi Pada Siswa. Rineka Cipta. Jakarta.

1991. Faktor- faktor Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning ( Theory, Research and Practice)

Second Edition. Allyn and Bacon. Boston.

Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Aktivitas Belajar Dan

Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

Suyatna, A. 2008. Modul Model-Model pembelajaran. Departemen Pendidikan

Nasional. Universitas Lampung. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Tim MPKBM. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA-UPI. Bandung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.


(6)

Winataputra., U. S.., Susilana., Julaeha., dan Sanjaya. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.

Zainurie. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. http://zainurie.files.wordpress.com/ (online) (4 Januari 2011).


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM ( Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 7 48

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 11 57

PENGARUH PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 154

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LIMBAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Kab. Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperiment pada Siswa Kelas X Semester Genap MA Ma’arif 06 Pasir Sakti Tahun Ajaran 2012/2013)

0 11 51

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2012/2013)

1 8 46

PENGARUH PENGUNAAN LKS BERBENTUK WORD SQUARE MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 15 57

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN

0 0 10

PENGARUH MODEL KOOPERATIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI VIRUS KELAS X SMA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 11