PRARANCANGAN PABRIK ALUMUNIUM SULFAT DARI BAUKSIT DAN ASAM SULFAT KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN

(1)

PRARANCANGAN PABRIK ALUMUNIUM SULFAT

DARI ASAM SULFAT DAN BAUKSIT

KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN

(Perancangan Evaporator (EV-201))

Oleh

SATWIKA KINKIN DARAJATUN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober 1989, sebagai putri bungsu dari empat bersaudara dari

pasangan bapak Budhiyono (Alm) dan ibu Amanah.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Pasir Gintung Bandar Lampung pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 15 Bandar Lampung pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswi penulis pernah menjadi pengurus HIMATEMIA dan anggota BEM FT, DPM FT, CREMONA FT serta FOSSI FT.

Pada tahun 2011, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Pupuk Kujang (Persero) Cikampek, Jawa Barat dengan tugas khusus “Evaluasi Kinerja Secondary Reformer (SR-201)”. Pada tahun 2013, penulis melakukan penelitian dengan judul ” PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR TERHADAP KONVERSI PADA PROSES ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM

PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) DENGAN BUTANOL” dan selama


(6)

SEBUAH KARYA KECILKU

Kupersembahkan dengan sepenuh hati untuk ...

Allah SWT,, Sang Penguasa Dunia,,Sang Pemilik ragaku yang

Maha Memiliki Hidup Abadi,,Yang Mengasihi makhluknya

tanpa terbalaskan,, muara segala kebenaran dan jawaban atas

seluruh pertanyaan di dalam atau di luar semesta jagad raya

ini,,,,,,,,,,,,,,

Guru-guruku sebagai tanda hormatku, terima kasih atas ilmu yang

telah diberikan.

Kedua orang tuaku, BUDHIYONO dan AMANAH

“THE EPIGRAPH OF MY STRENGHT”

sebagai satu pengganti atas jutaan pengorbanan,

terimakasih atas segala doa, kasih sayang serta cinta kalian.

Kakak-kakakku tercinta, serta seluruh keluarga, terimakasih

atas doa dan dukungannya.

Dan tak lupa kupersembahkan kepada Almamaterku tercinta,

semoga berguna dikemudian hari.


(7)

----M O T T

O---”

KEMENANGAN SELALU BERSAMA

KESABARAN,,SETELAH KESUSAHAN PASTI ADA

KESENANGAN DAN SETELAH KESULITAN PASTI

ADA KEMUDAHAN (H.R. AHMAD)

TERUSLAH BERHARAP LEBIH TUK BERLARI,,KARENA

MUNGKIN HARI INI TAKKAN PERNAH

KEMBALI,,BERJALANLAH PERLAHAN MENYELESAIKAN

HARI,,SETIAP COBAAN JANGAN KAU JADIKAN SATU

KENANGAN YANG MEMILUKAN ,,JALAN BEGITU

PANJANG MEMBENTANG,,JANGAN KAU LEWATKAN

TANPA HARAPAN,,,TERUS BERDIRILAH TEMAN DENGAN

HARAPAN

.

”Even in the dark ness there is always a hope of light.

So Keep your dream in Your Pray


(8)

SEBUAH KARYA KECILKU

Kupersembahkan dengan sepenuh hati untuk ...

Allah SWT,, Sang Penguasa Dunia,,Sang Pemilik ragaku yang

Maha Memiliki Hidup Abadi,,Yang Mengasihi makhluknya

tanpa terbalaskan,, muara segala kebenaran dan jawaban atas

seluruh pertanyaan di dalam atau di luar semesta jagad raya

ini,,,,,,,,,,,,,,

Guru-guruku sebagai tanda hormatku, terima kasih atas ilmu yang

telah diberikan.

Kedua orang tuaku, BUDHIYONO dan AMANAH

“THE EPIGRAPH OF MY STRENGHT”

sebagai satu pengganti atas jutaan pengorbanan,

terimakasih atas segala doa, kasih sayang serta cinta kalian.

Kakak-kakakku tercinta, serta seluruh keluarga, terimakasih

atas doa dan dukungannya.

Dan tak lupa kupersembahkan kepada Almamaterku tercinta,

semoga berguna dikemudian hari.


(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, kekuatan juga kesabaran sehingga tugas akhir yang berjudul “Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat Kapasitas Lima Puluh Ribu Ton/Tahun” dapat diselesaikan.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.Azhar, M.T., selaku ketua Jurusan Teknik Kimia.

2. Bapak Darmansyah, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I atas semua ilmu, saran, dukungan dan nasehat yang kelak akan sangat berguna di kemudian hari.

3. Ibu Simparmin br Ginting, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II, atas semua perhatian, saran, bantuan dan kesabarannya dalam membimbing penulis menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Dr. Eng. Dewi Agustina I., S.T., M.T selaku dosen penguji I atas semua kritik dan saran dalam perbaikan isi dan penulisan laporan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Edwin Azwar, S.T.,P.GD., M. T. A., PhD selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan laporan ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung, atas semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.

7. Seluruh staf di Jurusan Teknik Kimia yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.


(10)

8. Kedua orang tuaku tersayang serta seluruh keluargaku, yang selalu mendoakanku di setiap waktu dan tidak pernah henti-hentinya memberikan dukungan dan semangat.

9. Marga Saputra, selaku rekan penulis dalam pengerjaan tugas akhir, terima kasih untuk semangat, kesabaran, pengorbanan dan kerja kerasnya.

10. Sahabat-sahabat Ledom tercinta (adel, ika, nanda, tika, tya, yulia) yang telah bersama-sama dari awal kuliah.

11. Teman-teman seangkatan (2007) dan seluruh teman seperjuangan Teknik Kimia Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan dan

semangat.

12. My best supporter ever bumiayi.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, komentar, saran dan kritik akan diterima dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Kegunaan Produk ... 3

C. Analisis Pasar ... 4

D. Lokasi Pabrik ... 7

II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses ... 10

B. Pemilihan Proses ... 15

C. Uraian Proses ... 19

III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK A. Bahan Baku ... 22

B. Produk ... 23

IV. NERACA MASSA DAN ENERGI A. Neraca Massa ... 24

B. Neraca Energi ... 28

V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses ... 34

B. Peralatan Utilitas ... 51

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses ... 66

1. Unit Penyediaan Air... 66

2. Unit Penyediaan Listrik ... 86

3 Unit Pengadaan Bahan Bakar... 91

4. Unit Penyediaan Udara Tekan. ... 91


(12)

vi

B. Pengolahan Limbah ... 95

C. Laboratorium ... 99

D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses... 103

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 105

B. Tata Letak Pabrik ... 109

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 115

B. Struktur Organiasi Perusahaan ... 118

C. Tugas dan Wewenang... 122

D. Status Karyawan dan Sistem Pengupahan ... 130

E. Pembagian Jam Kerja Karyawan... 131

F. Penggolongan Karyawan dan Jumlah Karyawan ... 134

G. Kesejahteraan Karyawan... 136

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi... 147

B. Evaluasi Ekonomi... 150

C.Discounted Cash Flow... 152

X. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 154

B. Saran ... 154

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN

LAMPIRAN D UTILITAS

LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI LAMPIRAN F TUGAS KHUSUS


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Harga Bahan Baku dan Produk ... 4

1.2. Data Impor Aluminium Sulfat Indonesia... 9

1.3. Data Pabrik Aluminium Sulfat di Indonesia ... 9

1.4. Data Ekspor Aluminium Sulfat di Indonesia ... 10

1.5. Data Kebutuhan Aluminium Sulfat Di Indonesia ... 11

2.1. Perbandingan Proses Pembuatan Aluminium Sulfat ... 13

3.1. Komposisi Bauksit ... 22

4.1. Neraca massa Total ... 24

4.2. Neraca massa komponen pada reaktor... 25

4.3. Neraca massa komponen pada centrifuge ... 26

4.4. Neraca massa komponen pada Evaporator... 26

4.5. Neraca massa komponen pada Crystalizer... 27

4.6. Neraca massa komponen pada Centrifuge... 27

4.8. Neraca panas disekitar Heater... 28

4.9. Neraca panas disekitar Reaktor... 29

4.10. Neraca panas disekitar Evaporator ... 31

4.12. Neraca panas disekitar Crystalizer... 31

4.13. Neraca panas disekitar Centrifuge... 47

4.14. Neraca panas disekitar Heater... 32

4.15. Neraca panas disekitar Rotary Dryer... 33

4.16. Neraca panas disekitar Heater ... 33

6.1. Standar Air Untuk Kebutuhan Domestik ... 66

6.2. Kebutuhan Air Untuk Standar Uses ... 68

6.3 Kebutuhan Air Untuk Pendingin... 69

6.4. Bahan Baku Mutu Air Proses... 75


(14)

6.6 Kebutuhan Penerangan Untuk Area Penerangan ... 87

6.8. Kebutuhan Penerangan Untuk Area Luar Bangunan ... 88

6.9. Kebutuhan Listrik Untuk Alat Proses ... 89

6.10 Kebutuhan Listrik Untuk Alat Utilitas... 95

6.11. Kebutuhan Amoniak Refrigrant ... 95

6.12. Syarat – Syarat Kualitas (Mutu) Air Limbah ... 96

6.13 Tingkat Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ... 104

6.14. Pengendalian Variabel Utama Proses ... 95

7.1. Pemilihan Lokasi Pabrik ... 96

8.1. Jadwal masing-masing regu ... 135

8.2. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ... 136

8.3. Penggolaongan Tenaga Kerja ... 138

9.1. Fixed Capital Investment ... 146

9.2. Manufacturing cost... 147

9.3. General expenses... 148

9.4. Biaya Administratif ... 148

9.5. Minimum acceptable persent return on investment... 150

9.6. Acceptable pay out timeuntuk tingkat resiko pabrik ... 151


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Inpor Aluminium Sulfat dari Tahun ke -1 sampai tahun ke - 6... 6

2.1. Diagram Alir Pembuatan Aluminium Sulfat ... 12

2.2. Diagram Alir Proses Guilini ... 14

6.1. Cooling Tower... 72

6.2. Diagram Diagram Cooling Water System ... 73

6.2. Diagram Alir Pengolahan Air ... 78

6.3. Diagram Dearator ... 86

6.4. Siklus Liquifikation ... 94

7.1. PetaLokasi Pabrik... 106

7.2. Tata Letak Pabrik... 112

7.3. Tata Letak Alat Proses ... 114

8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 120

9.1. Grafik Analisa Ekonomi... 152


(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Proses industrialisasi ditandai dengan banyaknya pabrik yang berdiri disuatu tempat. Selain dapat menyerap tenaga kerja juga dapat menambah pendapatan negara yang berasal dari pajak dan devisa. Penadapatan tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk pembangunan di berbagaia bidang industri sehingga taraf hidup masyarakat meningkat. Pertumbuhan sektor industri termasuk didalamnya industri kimia semakin pesat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Pembangunan industri kimia yang mengahsilkan

produk antara sangat menguntungkan karena dapat mengurangi

ketergantungan impor Indonesia terhadap luar negeri. Terlebih dengan pengguanan bahan baku dari sumber daya alam yang banyak terdapat di Indonesia, biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut dapat diminimalisir. Salah satu bahan baku yang ada adalah bauksit dan dapat diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat.

Aluminium sulfat termasuk dalam “heavy chemical industy” yang memegang

peranan penting dari segi ekonomi. Heavy chemical adalah bahan kimia yang

diproduksi dalam volume besar dengan harga remdah yang konsumen utamanya dari berbagai industri. Aluminium sulfat juga merupakan senyawa terpenting kedua dalam industri setelah aluminium oksida. Bermacam-macam


(17)

2

industri bahkan hampir semua industri memerlukan komoditi ini baik sebagai bahan baku maupun sebagai bahan pembantu. Kebutuhan aluminium sulfat yang diperkirakan terus meningkat menyebabkan kini telah banyak berdiri industri di Indonesia yang menghasilkan produk ini. Industri yang menggunakan aluminium sulfat sebagai bahan baku adalah industri sabun dan

detergent, petrokimia, pulpatau kertas, pewarna, farmasi, antiseptik kulit dan

sintesis bahan kimia lainnya. Pemakaian aluminium sulfat sebagai bahan

pembantu digunakan dalam water treatment dan pengolahan limbah.

Di Indonesia, kebutuhan akan aluminium sulfat dalam negeri dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan dari impor. Pendirian pabrik ini diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisanya diekspor. Pendirian pabrik ini diharapkan mampu mengurangi impor dan ketergantungan dari luar negeri, Membuka peluang didirikannya industri yang menggunakan aluminium sulfat sebagai bahan baku. Selain itu dapat menambah pemasukan negara dari pajak, dan mengurangi pengangguran.

Penggunaan bahan baku berupa biji bauksit yang banyak terdapat di Indonesia dan bahan pendukung berupa serbuk besi dan asam sulfat dapat dipenuhi dari dalam negeri sehingga ketergantungan pabrik terhadap luar negeri sangat kecil. Pendirian pabrik ini juga mampu meningkatkan devisa negara, karen jika yang diekspor hanya berupa biji bauksit keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan mengekspor aluminium sulfat. Hal


(18)

3

ini memngingat pangsa pasar luar negeri masih cukup besar terutama di negara-negara yang tidak memiliki sumber daya alam berupa biji bauksit.

B. Kegunaan Produk

Aluminium sulfat merupakan bahan penunjang yang penting untuk bermacam-macam industri. Produk aluminium sulfat berupa kristal putih. Adapun kegunaan aluminium sulfat adalah :

1. Sebagai penjernih air, mengontrol pH air dan membantu mengolah air buangan yaitu sebagai koagulan yang dapat mengendapkan bermacam-macam kotoran dan bakteri sehingga air itu menjadi bersih terbebas dari pemcemaran dan memenuhi standar air minum yang diijinkan.

2. Sebagai pelekat kertas yang digunakan pada proses pembuatan pulp dan kertas yaitu untuk mengendapkan damar yang larut dalam kanji pada serat

kertas, mengontrol pH pada bubur kertas, setting ukuran kertas dan

membantu mengolah air pulp dengan cara menambahkan aluminium

sulfat kedalam pulpkertas sebelum masuk kedalam mesin pembuat kertas

3. Sebagai bahan baku pembuatan kaleng untuk mengawetkan makanan, sebagai koagulan pada industri karet sintetis, bagai bahan pembantu pada proses pencelupan batik (tekstil), pembuatan bahan-bahan kimia, pencegah api pada bahan penyekat, kosmetik, obat-obatan, alat pemadam api, bahan cat. (Mc.Ketta dan Kirk Othmer).


(19)

4

C. Analisa Pasar

1. Harga Bahan baku dan Produk

Berikut ini adalah harga bahan baku dan harga Aluminium Sulfat pada tahun terakhir.

Tabel 1.1. Harga Bahan Baku dan Produk

No Bahan Harga (US $/kg)

1 Bauksit 0,036

2 Asam Sulfat 0,2

3 Aluminium Sulfat 0,4

4 Serbuk Besi 0,15

Sumber: 1) antam.com (2013)

2) aneka-kimia-inti.indonetwork.co.id 3) alibaba.com

Kurs 1US $ = Rp.12.000 ( bi.go.id ,diakses pada 14 Desember 2013)

2. Kebutuhan Pasar

Kebutuhan aluminium sulfat Indonesia sampai saat ini sebagian masih dipenuhi oleh oleh luar negeri. Pemenuhan kebutuhan ini misalnya dari Jepang, China, India, Australia, dan lain-lain. Berikut adalah data impor aluminium sulfat di beberapa tahun terakhir.

Tabel 1.2. Data Impor Aluminium Sulfat Indonesia

Tahun Impor (ton/tahun)

2007 85,09

2008 96,35

2009 98,31

2010 100,04

2011 80,59

2012 80,43


(20)

5

Kecenderungan menurunnya jumlah impor aluminium sulfat karena telah banyak berdiri pabrik penghasil aluminium sulfat di Indonesia. Berikut adalah data perusahaan penghasil aluminium sulfat di Indonesia :

Tabel 1.3. Data Pabrik Aluminium Sulfat di Indonesia

Nama Pabrik Kapasitas (ton/tahun)

PT. Indonesia Acid Industri 44.600

PT. Dunia Kimia Utama 10.000

PT. Mahkota Indonesia 50.000

PT. Liku Telaga 20.000

PT. Aktif Indonesia Indah 20.868

PT. Utama Inti Hasil Kimia Industri 3.000

PT. Nebraska Utama 5.400

PT. Acid Ariaguna 15.000

PT. Indah Kiat Pulp& Paper 3.700

PT. Madu Lingga Perkasa 6.000

PT. Timurraya Tunggal 18.000

PT. Tawas Sembada Murni 20.000

Total Kapasitas Nasional 214.700

Sumber : kemenperin.go.id

Sebagaimana diketahui di Indonesia telah banyak industri yang memproduksi aluminium sulfat, ternyata memberikan dampak positif terhadap ekspor komoditi tersebut. Berikut adalah data ekspor aluminium sulfat di beberapa tahun terakhir.

Tabel 1.4. Data Ekspor Aluminium Sulfat Indonesia

Tahun Ekspor (ton/tahun)

2008 19.825

2009 1.728

2010 1.614

2011 1.656

2012 1.982


(21)

6

Kebutuhan aluminium sulfat di Indonesia mengalami pada setiap tahunnya. Indikasi ini didasarkan atas perkembangan industri pemakainya yang mengalami perkembangan cukup pesat. Di samping masih tingginya minat

investasi pada sektor industri, industri pemakai yang ada juga aktif

melakukan perluasan pabrik. Melalui penjumlahan produksi dan impor di setiap tahunnya serta pengurangan dari sektor ekspor maka didapat jumlah konsumsi aluminium sulfat. Berikut adalah data kebutuhan (konsumsi) aluminium sulfat di Indonesia.

Tabel 1.5. Data Kebutuhan Aluminium Sulfat Indonesia Tahun Kebutuhan Aluminium Sulfat (ton/tahun)

2008 143.013,9

2009 149.329,3

2010 159.913,5

2011 175.406

Dari pendekatan-pendekatan yang dilakukan di atas maka digunakan persamaan polynomial dengan R= 1

y = 10776x - 2E+07 R² = 0,965

y = 2E+07ln(x) - 2E+08 R² = 0,964

y = 2294.x2- 9E+064 + 9E+05 R² = 1

120.000,00 130.000,00 140.000,00 150.000,00 160.000,00 170.000,00 180.000,00

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Linear (Series1)

Log. (Series1)


(22)

7

Y = 2294.x2- 9E+064 + 9E+05

dengan :

x = tahun ke – ( 9 ) y = kebutuhan

sehingga didapat y = 267.714 ton/tahun

Produksi yang telah dipenuhi pabrik di Indonesia sebesar 214.700 ton/tahun. Kapasitas produksi didapat dengan cara mengurangkan kebutuhan yang didapat pada tahun 2020 dengan keseluruhan produksi dalam negeri, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar 50.000 ton/tahun.

D. Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik merupakan hal penting untuk kelangsingan berjalannya produksi dan daya saing perusahaan. Hal ini disebabkan lokasi suatu pabrik dapat mempngaruhi investasi awal, perolehan bahan baku, tenaga kerja, fasilitas transportasi dan lain-lain.Secara singkat dapat dapat dikatakan bahwa orientasi perusahaan dalam penentuan lokasi pabrik ayaitu untuk mendapatkan keuntungan teknis dan ekonomis seoptimal mungkin. Terdapat 2 faktor yang digunakan dalam penentuan lokasi pabrik, yaitu:

1. Faktor Primer : Letak pabrik terhadap bahan baku dan pasar, transportasi, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sumber air dan listrik

2. Faktor Sekunder : Harga tanah dan gedung, kemungkinan perluasan gedung, peraturan daerah dan keadaan masyarkat setempat,iklim serta keadaan tanah.


(23)

8

Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka loaksi yang dipilih adalah di daerah Kepulauan Riau, dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan proses suatu pabrik sehingga pengadaanya perlu diperhatikan. Lokasi pabrik yang dekat dengan bahan baku juga akan mengurangi biaya transportasi maupun penyimpanan. Bahan baku utama pembuatan aluminium sulfat adalah bauksit yang diperoleh dari pertambangan milik PT. Aneka Tambang di daerah Bintan, Kepulauan Riau yang pengirimannya lewat jalur darat. Asam sulfat dan serbuk besi diperoleh dari PT. Dunia Kima Utama, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

2. Pemasaran Produk

Aluminium sulfat merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh banyak industri sebagai bahan pembantu maupun sebagai bahan utama. Lokasi pabrik yang dekat dengan pemasaran sangat peting untuk menghemat biaya transportasi dan mudah dijangkau konsumen. Lokasi pabriknya juga strategis karena dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah distribusi.

3. Ketersediaan Air dan Listrik

Ketersediaan air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu pabrik baik untuk proses, pendingin, atau keperluan sanitasi dan kebutuhan lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan air,sumber air biasanya berasal dari sungai, danau, laut ataupun air hasil pengeboran. Pada pabrik ini sumber air yang digunakan berasal dari laut karena letaknya yang berdekatan dengan laut. Lokasi pabrik dekat dengan sumber air sehingga kebutuhan


(24)

9

air untuk proses dan utilitas dapat terpenuhi. Kebutuhan listrik didapat dari generator yang bahan bakarnya berupa fuel gas atau dari PLN daerah itu sendiri.

4. Ketersediaaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan pelaku dari proses produksi. Ketersediaan tenga kerja yang termapil dan terdidik akan memperlancar jalannya proses produksi. Sumber tenaga kerja di daerah ini cukup banyak karena lokasinya yang terletak di kawasan industri. Penerimaan tenaga kerja untuk pabrik ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di daerah tersebut.


(25)

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

A. Jenis-Jenis Proses

Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum berbentuk kristal putih, bersifat larut dalam air dan tidak dapat larut dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan aluminium sulfat tersedia dalam jumlah yang cukup besar di dalam negeri. Alumunium Sulfat dapat dibuat dengan berbagai cara dan dengan bahan baku baik dari bauksit atau dari alumina.

Dalam pembuatan Aluminium Sulfat dikenal 2 macam proses yang umum digunakan,yaitu :

a. Aluminium Sulfat menggunakan Bahan Baku Bauksit dan Asam

Sulfat

Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara melarutkan bahan yang mengandung Al2O3 dengan asam sulfat 60% dalam suatu reaktor

dan dijalankan pada suhu 90oC dengan tekanan 1 atm. Bahan yang umum digunakan dalam proses ini adalah bauksit. Pemilihan proses yang dipilih tergantung pada spesifikasi produk yang diinginkan dan kualitas dari biji bauksit itu sendiri, dalam hal ini yaitu komposisi campuran logam terutama Feri Oksida (Fe2O3) karena senyawa ini dapat bereaksi dengan


(26)

11

asam sulfat yang digunakan pada proses ini. Bauksit dengan kandungan Feri Oksida sangat rendah paling menguntungkan untuk diproses sebagai bahan baku karena produk yang dihasilkan akan semakin murni. Komposisi biji bauksit berpengaruh terhadap pemilihan konsentrasi asam sulfat, waktu reaksi, suhu reaksi, ukuran partikel bauksit, dan proses yang akan dipakai.

Reaksi antara asam sulfat dan padatan bauksit yang dapat larut merupakan reaksi yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan komposisi campuran. Reaktor yang digunakan pada reaksi ini adalah satu unit RATB dengan konversi sebesar 85%. Reaksi yang terjadi dalam reaksi antara biji bauksit dan asam sulfat adalah sebagai berikut :

Al2O3 (s)+ 3 H2SO4 (l)→ Al2(SO4)3 (l)+ 3 H2O(l)

Dalam reaktor juga berlangsung reaksi antara Feri Oksida yang terkandung dalam biji bauksit dengan asam sulfat, dan serbuk besi. Fungsi penambahan serbuk besi adalah sebagai pengikat feri oksida yang larut dalam asam sulfat agar berubah menjadi padatan sehingga mudah dilakukan pemisahan. Konversi reaksi perubahan feri oksida menjadi FeSO4adalah sebesar 65%. Berikut adalah reaksi antara feri oksida, asam

sulfat, dan serbuk besi adalah sebagai berikut :

Fe2O3 (s)+ 3 H2SO4(l)+ Fe(s)→ 3 FeSO4(s) + 3 H2O(l)

Bauksit dari silo penyimpanan bahan baku diumpankan ke dalam reaktor. Bersamaan dengan itu diumpankan juga reaktan lain berupa asam sulfat. Hasil reaksi yang keluar dari reaktor kemudian dipisahkan dari padatannya. Filtrat dikondisikan untuk proses selanjutnya yaitu


(27)

12

pengkristalan aluminium sulfat. Pengkristalan dilakukan dengan cara pendinginan sampai suhu 30oC. Aluminium sulfat kristal dipisahkan dari cairannya. Filtrat hasil pemisahan dikembalikan ke reaktor. Sementara kristal aluminium sulfat dikurangi kadar airnya, selanjutnya dilakukan proses pemisahan ukuran dan akhirnya disimpan dalam silo penyimpanan untuk selanjutnya didistribusikan (U.S. Patent No. 3216792).

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Aluminium Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat

HOPPER

REAKTOR T = 900C, P = 1 atm

HSO60 %

CENTRIFUGE

CRYSTALIZER

CENTRIFUGE

ROTARY DRYER

Al2(SO4)3

EVAPORATOR

Bauksit


(28)

13

b. Aluminum Sulfat dengan Proses Giulini

Di sebagian besar negara-negara di Eropa memproduksi aluminium sulfat dengan proses ini. Proses ini menggunakan bahan baku aluminium hidroksida Al(OH3) dam asam sulfat.

Persamaan reaksi :

2 Al(OH3)(s)+ 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(s)+ 6H2O(l)

Al(OH3) dan H2SO4diumpankan ke reaktor.. Temperatur operasi 170oC

dengan tekanan 5-6 atm. Kemudian produk reaktor dipekatkan menggunakan evaporator. Keluaran dari evaporator diteruskan ke dalam tangki vakum untuk didinginkan. Dari tangki vakum, campuran diteruskan ke mixer dan ditambahkan 1-2% aluminium sulfat untuk mempercepat proses pembentukan produk. Setelah itu dikristalkan dengan crystalizer. Panas kristalisai yang tinggi belum bisa dilakukan pengecilan ukuran, sehingga didinginkan terlebih dahulu. Setelah diperoleh produk yang diinginkan kemudian siap dibawa ke unit pengepakkan atau disimpan dalam silo penyimpanan. Konversi reaksi yang dihasilkan dengan menggunakan proses ini adalah sebesar 90%.


(29)

14

Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Guilini

ܣ ݈(ܱ ܪ)

HOPPER

REAKTOR

T = 170 0C

P = 5 – 6 atm

ܪଶܵ ܱସ

EVAPORATOR

VACUUM TANK

CRYSTALIZER

SCREENER

HAMMER MILL


(30)

15

B. Pemilihan Proses

B.1. Kelayakan Ekonomi

a. Reaksi menggunakan bahan baku bauksit dan asam sulfat

Al2O3 (l)+ 3 H2SO4 (l)→ Al2(SO4)3 (l)+ 3 H2O(l)

Bahan Baku :

Al2O3 : $ 0,036 / kg

H2SO4 : $ 0,2 / kg

Produk :

Al2(SO4)3 : $ 0,8 / kg

Basis : 1000 g , Produk Al2(SO4)3 = 2,9239 mol

Maka, jumlah reaktan yang diperlukan adalah :

Al2O3 = 1 x 2,9239 mol x 102 mol/g

= 298,2378 g = 0,2982 kg

= 0,2982 kg x $ 0,036 / kg = $ 0,0107

H2SO4 = 3 x 2,9239 mol x 98 mol/g

= 859,62 g = 0,85962 kg = 0,8596 kg x $ 0,2 / kg = $ 0,1719


(31)

16

Profit = Produk -∑ reaktan

= $ 0,8 – ($ 0,0107 + $ 0,1719) = $ 0,2174 = Rp 2.608

c. Reaksi menggunakan proses Giulini

2 Al(OH3)(s)+ 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(s)+ 6H2O(l)

Bahan Baku :

Al(OH3) : $ 0,2425 /kg

H2SO4 : $ 0,2 / kg

Produk :

Al2(SO4)3 : $ 0,8 / kg

Basis : 1000 g , Produk Al2(SO4)3 = 2,9239 mol

Maka, jumlah reaktan yang diperlukan adalah : Al(OH3) = 2 x 2,9239 mol x 78 mol/g

= 456,12 g = 0,8561 kg = 0,8561 kg x $ 0,2425 = $ 0,1106

H2SO4 = 3 x 2,9239 mol x 98 mol/g

= 859,62 g = 0,8596 kg = 0,8596 kg x $ 0,2 / kg = $ 0,1719

Profit = Produk -∑ reaktan


(32)

17

= $ 0,1175 = Rp 1.410

B.2. Kelayakan Teknis

Kelayakan teknik terhadap suatu reaksi biasanya ditinjau dari energi bebas gibbs (∆G).

∆GºfReaksi = ∑∆GºfProduk –∑∆Gºf Reaktan

Berikut data energibebasgibbs pembentukan (∆Gºf) dan panas pembentukan

standar (∆Hºf)pada keadaan standar (T=298 K) :

Komponen ∆Gºf (kkal/mol) ∆Hºf (kkal/mol)

Al2O3(s) -376,87 -399,09

H2SO4(l) -164,82 -193,69

H2O(l) -56,68 -68,31

Al(OH3)(s) -272,9 -304,8

Al2(SO4)3(s) -739,53 -820,99

Al2(SO4)3.14 H2O(s) -263,54 -303,89

Sumber :Tabel 2-178 dan 2-179 Perry’s 8thed

a. Reaksi menggunakan bahan baku bauksit dan asam sulfat

Al2O3 (s)+ 3 H2SO4 (l) → Al2(SO4)3 (s)+ 3 H2O(l)

∆HºReaksi =(Δܪ଴௙ ஺ ௟(ௌ ை) + Δܪ଴௙ ுை) –(Δܪ଴௙ ஺ ௟ + ܪ଴௙ ுௌ ை) = (-820,99 + (-68,31)) - (-739,53 + (-56,68))

= - 296,52 kkal/mol

∆GºReaksi =(Δܩ଴௙ ஺ ௟(ௌ ை) + Δܩ଴௙ ுை) –(Δܩ଴௙ ஺ ௟ + Δܩ଴௙ ுௌ ை) = (-739,53 + (-56,68)) - (-376,87 + (-164,82))


(33)

18

b. Reaksi menggunakan proses Giulini

2 Al(OH3)(s)+ 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(s)+ 6H2O(l)

∆HºReaksi =(Δܪ଴௙ ஺ ௟(ௌ ை)+Δܪ଴௙ ுை)–(Δܪ଴௙ ஺ ௟(ை ு)+ Δܪ଴௙ ுௌ ை) = (-820,99 + (-68,31)) - (-304,8 + (-193,69))

= - 390,81 kkal/mol

∆GºReaksi =(Δܩ଴௙ ஺ ௟(ௌ ை)+Δܩ଴௙ ுை)–(Δܩ଴௙ ஺ ௟(ை ு)+ Δܩ଴௙ ுௌ ை) = (-739,53 + (-56,68)) - (-272,9 + (-164,82))

= -358,5 kkal/mol

Tabel 2.1. Perbandingan proses pembuatan aluminium sulfat

Kriteria Proses I Proses II

Kelayakan

Ekonomi

Bauksit ($ 0,036/kg)

H2SO4 ($ 0,2/kg)

Serbuk besi ($ 0,15/kg) Laba = Rp. 2.608/kg produk

Al2(OH)3 ($0,24/kg)

H2SO4 ($ 0,2/kg)

Laba = Rp.1.410/kg produk

Kondisi

Operasi

T = 90 oC P = 1 atm

Konversi = 85%

∆G = - 254,52 kkal/mol

∆H = -296,52 kkal/mol

T = 170 oC P = 5-6 atm Konversi = 95%

∆G = - 358,5 kkal/mol


(34)

19

Beradasarkan perhitungan ∆HReaksi dan ∆GReaksi dari semua proses yang

ada maka dipilihlah proses yang pertama yaitu aluminium sulfat dengan bahan baku bauksit dan asam sulfat, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Reaksi berlangsung secara spontan, yang artinya membutuhkan energi yang lebih kecil

2. Reaksi berlangsung secara eksotermis

3. Kebutuhan bauksit sebagai bahan baku tidak diimpor

4. Profit yang dihasilkan dari perhitungan lebih besar dari kedua proses yang lain.

C. Deskripsi Proses

Proses pembuatan aluminium sulfat secara garis besar dibagi menjadi 3 tahap proses yaitu:

1. Persiapan Bahan Baku 2. Tahapan Proses 3. Pengambilan Produk

1. Persiapan Bahan Baku

Bahan baku pembuatan alumnium sulfat adalah bauksit dan asam sulfat. Proses dimulai dengan memperkecil ukuran bauksit dengan menggunakan Ball Mill (BM-01). Bahan baku bauksit diangkut menggunakan Belt Conveyor (BC-01) untuk kemudian diperkecil ukurannya dari 0,5 in menjadi 60 mesh atau lebih kecil. Kemudian bauksit yang telah dihaluskan ditampung sementara di Hopper (HO-01) dan serbuk besi di HO-02 yang berfungsi sebagai pengumpan ke reaktor. Bauksit yang telah halus diangkut mengggunakan bucket elevator


(35)

20

menuju HO-01 sebelum diumpankan ke reaktor. H2SO460% dari tangki

penyimpanan (ST-101) dialirkan ke reaktor menggunakan pompa (PP-01). Bauksit dan serbuk besi dari HO-01 diumpankan ke R-01 bersamaan dengan diumapankannya asam sulfat 60%.

2. Tahapan Proses

Pembentukan alumnium sulfat dari campuran bauksit, serbuk besi, dan asam sulfat berlangsung didalam RE-201/202 dengan suhu reaksi 90oC dan tekanan 1 atm. Reaktor yang digunakan berupa 2 unit CSTR (Continous Stirred Tank Reactor) yang dilengkapi jaket pendingin dan pengaduk untuk mempercepat reaksi. Konversi yang dihasilkan sebesar 85% dengan waktu reaksi setengah jam jam. Reaksi yang terjadi dalam reaksi antara biji bauksit dan asam sulfat adalah sebagai berikut :

Al2O3 (s)+ 3 H2SO4 (l)→ Al2(SO4)3 (l)+ 3 H2O(l)

Dalam reaktor juga berlangsung reaksi antara Feri Oksida yang terkandung dalam biji bauksit dengan asam sulfat, dan serbuk besi. Fungsi penambahan serbuk besi adalah sebagai pengikat feri oksida yang larut dalam asam sulfat agar berubah menjadi padatan sehingga mudah dilakukan pemisahan. Konversi reaksi perubahan feri oksida menjadi FeSO4adalah sebesar 65%. Berikut adalah reaksi antara feri oksida, asam

sulfat, dan serbuk besi adalah sebagai berikut :

Fe2O3 (s)+ 3 H2SO4(l)+ Fe(s)→ 3 FeSO4(s) + 3 H2O(l)

Reaksi berlangsung secara eksotermis sehingga untuk mempertahankan temperatur rekasi, maka panas yang timbul diserap oleh air yang


(36)

21

mengalir pada jaket pendingin. Hasil reaksi yang keluar dari reaktor selanjutnya diumpankan ke Centrifuge untuk dipisahkan padatan (Red Mud) dari cairannya. Red Muds yang merupakan limbah logam berat dibawa ke tempat penampungan limbah sementara. Filtrat yang dihasilkan kemudian diuapkan airnya menggunakan evaporator agar kandungan air dalam aluminium sulfat berkurang sehingga kristal yang terbentuk akan lebih banyak. Filtrat yang dihasilkan kemudian dikondisikan suhu dan konsentrasi komponennya untuk keperluan proses selanjutnya yaitu pengkristalan produk aluminium sulfat di Crystalizer

(CY-01). Pengkristalan dilakukan dengan cara pendinginan dari suhu 70°C sampai pada suhu 30°C. Slury pekat yang dihasilkan kemudian dipisahkan antara alumunium sulfat kristal dengan cairannya pada suhu 30°C dengan centrifuge. Mother liquor yang diperoleh dimanfaatkan kembali dengan merecycle ke reaktor. Alumunium Sulfat Hidrat padat yang telah terpisah dari mother liquornya kemudian diangkut dengan

Screw Conveyor (SC-01) menuju Rotary Dryer (RD-01), kemudian

dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya sampai kadar 2% dalam RD-01 yang beropersai secara co-current. Suhu udara pengering masuk pada suhu 100°C dan keluar pada suhu 70°C.


(37)

22

3. Pemisahan dan Pengambilan Produk

Produk kering yang keluar dari RD-01 pada suhu 60 °C kemudian disimpan dalam Silo untuk kemudian diangkut ke konsumen dengan kapal maupun truk khusus.

Limbah yang dihasilkan berupa padatan atau lumpur yang berwarna kemerah-merahan dan cairan yang mengandung sedikit asam. Limbah padat ini kemudian ditampung dalam bak penampung limbah sampai dingin dan mengering untuk kemudian dapat dibuang ke lingkungan atau untuk memperbaiki lingkungan tempat penambangan biji bauksit.


(38)

22

BAB III

SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK

A. BAHAN BAKU

1. Biji Bauksit

Tabel 3.1 Komposisi Bauksit

Komponen Persen Berat, % Berat Molekul, kg/kmol

Al2O3 53.58 101.96

H2O 28.85 18.016

Fe2O3 11.79 159.7

SiO2 4.82 60.06

TiO2 0.96 79.9

Bentuk : Granular

Spesific gravity : 2.55

Warna : Merah Muda

Titik didih : 2977oC

Titik Lebur : 2030oC

Kelarutan : Larut dalam asam lemah dan

alkali kuat

2. Asam Sulfat

Rumus molekul : H2SO4

Berat molekul : 98,084 kg/kmol

Bentuk : cair

Spesific gravity : 1,810

Titik didih normal : 208 oC


(39)

23

Komposisi % berat

H2SO4 : 60 %

H2O : 40 %

3. Serbuk Besi

Rumus molekul : Fe

Berat molekul : 55,85 kg/kmol

Spesific gravity : 7,86

Bentuk : Granular

Warna : Hitam

B. PRODUK

Alumunium Sulfat

Rumus molekul : Al2(SO4)3

Berat molekul : 630,414 kg/kmol

Bentuk : Granular

Titik lebur : 86,4 oC

Spesific gravity : 1,69


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Agra, S.W., 1986, Reaktor Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik, 2003-2008, Buletin Statistik Perdagangan Luar negeri vol II, BPS, Jakarta.

Badger.W.L.& Banchero.J.L., 1957, Introduction to Chemical Engineering, McGraw-Hill, Australia.

Baukal.Charles.E.Jr., 2003, Indistrial Burners Handbook, CRC Press LLC, New York.

Brown.G.George., 1956, Unit Operation 6ed, Wiley&Sons, USA.

Brownell.L.E. and Young.E.H., 1959, Process Equipment Design 3ed, John Wiley & Sons, New York.

Coulson.J.M. and Ricardson.J.F., 1989, Chemical Engineering vol 6, Pergamon Press Inc, New York.

Duda.Walter.H, 1976, Cement Handbook 2ed,Allentown, Pennsylvania, USA

Evans.Frank.L.Jr., 1985, Equipment Design Handbook vol 1, Gulf Publishing Houston, Texas.

Fogler.A.H.Scott, 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering, Prentice Hall International Inc, New Jersey.

Geankoplis.Christie.J., 1993, Transport Processes and unit Operation 3th ed, Allyn & Bacon Inc, New Jersey.

Hesse, Herman C, 1959, ”Process Equipment Design”, 7th Edition, D van Nostrand, Co, New York.

Himmeblau.David., 1996, Basic Principles and Calculation in Chemical Engineering, Prentice Hall Inc, New Jersey.


(41)

Kern.D.Q., 1983, Process Heat Transfer, McGraw-Hill Book Company, New York.

Kirk, R.E and Othmer, D.F., 1980, “Encyclopedia of Chemical Technologi”, 2nd ed., John Wiley and Sons Inc., New York.

Levenspiel.O., 1999, Chemical Reaction Engineering 3rd edition, John Wiley and Sons Inc, New York.

Ludwig.E.Ernest., 1984, Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants vol II, Gulf Publishing Company, Houston.

Mc.Cabe.W.L. and Smith.J.C., 1985, Operasi Teknik Kimia, Erlangga, Jakarta. Megyesy.E.F., 1983, Pressure Vessel Handbook, Pressure Vessel Handbook

Publishing Inc, USA.

Metcalf dan Eddy, Inc., 1991, Wastewater engineering: treatment, disposal and reuse, 3rd ed., New York, Mc Graw Hill Inc.

Perry.R.H. and Green.D., 1997, Perry’s Chemical Engineer Handbook 7th ed, McGraw-Hill Book Company, New York.

Peter, M.S., and Timmerhans, E.D., 1980, “Plant Design and Economics for Chemical Engineers”, 3rded., Mc Graw Hill Book Company, Singapore. Powell, S.T., 1954, “Water Conditioning for Industry”, Mc Graw Hill Book

Company, New York.

Rase, H.F., 1977, “Chemical Reactor Design for Process Plant“, John Willey and Sons Inc., New York.

Reid, Robert.C., 1987, “The Properties of Gases and Liquids, 4th edition, “Mc. Graw Hill Inc, New York.

Reklaitis, 1984, Mass & Energy Balance, John Wiley and Sons, New York.

Smith.J.M. and Van Ness.H.C., 1975, Introduction to Chemical Engineering

Thermodynamics 3ed, McGraww-Hill Inc, New York.

Shreve, R. H, 1956, “The Chemical Process Industries”, 5th Edition, Mc Graw Book Company, LTD, Tokyo. Hal 263-265.

Ulmann, 2007. “Ulmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry”. VCH Verlagsgesell Scahft, Wanheim, Germany.

Ulrich.G.D., 1987, A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics. John Wiley & Sons Inc, New York.


(42)

Wallas. S.M., 1988, Chemical Process Equipment, Butterworth Publishers, Stoneham USA.

www.antam.com, 2013. www.alibaba.com, 2013.

www.freepatentsonline.com, 2013. www. icispricing.com, 2013. www. matche.com, 2013. www.merkpricelist.com, 2013. www.pat2pdf.com, 2013.

www.powderandbulk.com, 2013. www. sciencelab.com, 2013. www.wikipedia.com, 2013.


(1)

22

3. Pemisahan dan Pengambilan Produk

Produk kering yang keluar dari RD-01 pada suhu 60 °C kemudian

disimpan dalam Silo untuk kemudian diangkut ke konsumen dengan

kapal maupun truk khusus.

Limbah yang dihasilkan berupa padatan atau lumpur yang berwarna

kemerah-merahan dan cairan yang mengandung sedikit asam. Limbah

padat ini kemudian ditampung dalam bak penampung limbah sampai

dingin dan mengering untuk kemudian dapat dibuang ke lingkungan atau


(2)

22

BAB III

SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK

A. BAHAN BAKU 1. Biji Bauksit

Tabel 3.1 Komposisi Bauksit

Komponen Persen Berat, % Berat Molekul, kg/kmol

Al2O3 53.58 101.96

H2O 28.85 18.016

Fe2O3 11.79 159.7

SiO2 4.82 60.06

TiO2 0.96 79.9

Bentuk : Granular

Spesific gravity : 2.55

Warna : Merah Muda

Titik didih : 2977oC

Titik Lebur : 2030oC

Kelarutan : Larut dalam asam lemah dan

alkali kuat

2. Asam Sulfat

Rumus molekul : H2SO4

Berat molekul : 98,084 kg/kmol

Bentuk : cair

Spesific gravity : 1,810

Titik didih normal : 208 oC


(3)

23

Komposisi % berat

H2SO4 : 60 %

H2O : 40 %

3. Serbuk Besi

Rumus molekul : Fe

Berat molekul : 55,85 kg/kmol Spesific gravity : 7,86

Bentuk : Granular

Warna : Hitam

B. PRODUK

Alumunium Sulfat

Rumus molekul : Al2(SO4)3

Berat molekul : 630,414 kg/kmol

Bentuk : Granular

Titik lebur : 86,4 oC Spesific gravity : 1,69


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agra, S.W., 1986, Reaktor Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik, 2003-2008, Buletin Statistik Perdagangan Luar negeri vol II, BPS, Jakarta.

Badger.W.L.& Banchero.J.L., 1957, Introduction to Chemical Engineering, McGraw-Hill, Australia.

Baukal.Charles.E.Jr., 2003, Indistrial Burners Handbook, CRC Press LLC, New York.

Brown.G.George., 1956, Unit Operation 6ed, Wiley&Sons, USA.

Brownell.L.E. and Young.E.H., 1959, Process Equipment Design 3ed, John Wiley & Sons, New York.

Coulson.J.M. and Ricardson.J.F., 1989, Chemical Engineering vol 6, Pergamon Press Inc, New York.

Duda.Walter.H, 1976, Cement Handbook 2ed,Allentown, Pennsylvania, USA Evans.Frank.L.Jr., 1985, Equipment Design Handbook vol 1, Gulf Publishing

Houston, Texas.

Fogler.A.H.Scott, 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering, Prentice Hall International Inc, New Jersey.

Geankoplis.Christie.J., 1993, Transport Processes and unit Operation 3th ed, Allyn & Bacon Inc, New Jersey.

Hesse, Herman C, 1959, ”Process Equipment Design”, 7th Edition, D van Nostrand, Co, New York.

Himmeblau.David., 1996, Basic Principles and Calculation in Chemical Engineering, Prentice Hall Inc, New Jersey.


(5)

Kern.D.Q., 1983, Process Heat Transfer, McGraw-Hill Book Company, New York.

Kirk, R.E and Othmer, D.F., 1980, “Encyclopedia of Chemical Technologi”, 2nd ed., John Wiley and Sons Inc., New York.

Levenspiel.O., 1999, Chemical Reaction Engineering 3rd edition, John Wiley and Sons Inc, New York.

Ludwig.E.Ernest., 1984, Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants vol II, Gulf Publishing Company, Houston.

Mc.Cabe.W.L. and Smith.J.C., 1985, Operasi Teknik Kimia, Erlangga, Jakarta. Megyesy.E.F., 1983, Pressure Vessel Handbook, Pressure Vessel Handbook

Publishing Inc, USA.

Metcalf dan Eddy, Inc., 1991, Wastewater engineering: treatment, disposal and reuse, 3rd ed., New York, Mc Graw Hill Inc.

Perry.R.H. and Green.D., 1997, Perry’s Chemical Engineer Handbook 7th ed, McGraw-Hill Book Company, New York.

Peter, M.S., and Timmerhans, E.D., 1980, “Plant Design and Economics for Chemical Engineers”, 3rded., Mc Graw Hill Book Company, Singapore. Powell, S.T., 1954, “Water Conditioning for Industry”, Mc Graw Hill Book

Company, New York.

Rase, H.F., 1977, “Chemical Reactor Design for Process Plant“, John Willey and Sons Inc., New York.

Reid, Robert.C., 1987, “The Properties of Gases and Liquids, 4th edition, “Mc. Graw Hill Inc, New York.

Reklaitis, 1984, Mass & Energy Balance, John Wiley and Sons, New York.

Smith.J.M. and Van Ness.H.C., 1975, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 3ed, McGraww-Hill Inc, New York.

Shreve, R. H, 1956, “The Chemical Process Industries”, 5th Edition, Mc Graw Book Company, LTD, Tokyo. Hal 263-265.

Ulmann, 2007. “Ulmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry”. VCH Verlagsgesell Scahft, Wanheim, Germany.

Ulrich.G.D., 1987, A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics. John Wiley & Sons Inc, New York.


(6)

Wallas. S.M., 1988, Chemical Process Equipment, Butterworth Publishers, Stoneham USA.

www.antam.com, 2013. www.alibaba.com, 2013.

www.freepatentsonline.com, 2013. www. icispricing.com, 2013. www. matche.com, 2013. www.merkpricelist.com, 2013. www.pat2pdf.com, 2013.

www.powderandbulk.com, 2013. www. sciencelab.com, 2013. www.wikipedia.com, 2013.