Pendapat lain, dinyatakan oleh Hutt dan Speh dalam Nasution, 2004:47, menyatakan kualitas layanan terdiri atas tiga dimensi atau komponen utama
sebagai berikut. 1.
Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output yang diterima oleh pelanggan. Bisa diperinci lagi menjadi :
a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum
membeli, misalnya: harga dan barang. b.
Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa atau produk. Contohnya
ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kearapihan hasil. c.
Credence quality, yaitu sesuatu yang sukar dievaluasi pelanggan, meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa.
2. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara
penyampaian suatu jasa. 3.
Corporate image, yaitu yaitu profit, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus suatu perusahaan.
2.3 Penyuluh dan Penyuluhan Pertanian
2.3.1 Pengertian penyuluh dan penyuluhan pertanian
Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata penyuluh berasal dari kata suluh yang berarti barang yang dipakai untuk media penerangan atau obor.
Sedangkan penyuluh adalah orang yang bertugas memberikan penerangan atau penunjuk jalan. Sehingga arti dalam kata penyuluhan yaitu suatu proses atau cara
yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk memberikan penerangan atau
informasi kepada orang lain dari semula yang tidak tahu menjadi tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu.
Penyuluh menurut Undang-Undang No.16 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan adalah perorangan warga Negara Indonesia
yang melakukan kegiatan penyuluhan. Dinyatakan oleh Rogers 1983 penyuluh sebagai agen pengubah adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga
penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mau dan
mampu melakukan perubahan dengan mengadopsi suatu inovasi. Karena itu, seorang penyuluh seperti dikemukakan Mardikanto 1992 haruslah memiliki
kualifikasi tertentu, baik yang menyangkut kepribadian, sikap, dan keterampilan menyuluh profesional.
Penyuluhan adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sabagai upaya untuk meningkatkan prouktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tujuan penyuluhan pertanian adalah merubah perilaku
utama dan pelaku usaha melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasinya.
Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan bahwa, kegiatan penyebarluasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat
merangsang terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan melalui proses pendidikan atau kegiatan belajar. Secara praktis pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha dan kegiatan menimbulkan perubahan- perubahan yang diinginkan dalam perilaku manusia, misal mengganti metode produksi tradisional ke metode
baru, yaitu menerapkan teknologi baru yang berupa varietas baru, teknik budidaya baru, penerapan pupuk dan pestisida, serta penerapan sistem usaha tani modern
Departemen Pertanian, 2009. Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
SP3K No. 16 Tahun 2006 Pasal 1 menyebutkan “Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelest arian fungsi lingkungan hidup”.
2.3.2 Fungsi penyuluh pertanian