berlawanan  yang  nantinya  menghasilkan  penerimaan  salah  satu  pilihan  dan penolakan lainnya.
Identifikasi  karakter  morfologi  disusun  dengan  melakukan  pengamatan terhadap  karakter  pohon  bentuk  tanaman,  percabangan,  lebar  kanopi,  tinggi
tanaman,  tinggi  batang,  karakter  daun  tipe  daun,  bentuk  daun,  pajang  tangkai daun,  panjang  dan  lebar  helaian  daun,  warna  daun,  karakter  bunga  tempat
tumbuh  bunga,  tipe  bunga,  susunan  bunga,  warna  bunga,  warna  bagian-  bagian bunga, panjang tangkai batang, waktu berbunga, lama musim berbunga, karakter
buah  kedudukan  buah,  bentuk  buah,  warna  kulit  buah,  warna  daging  buah, musim  berbuah,  umur  buah  panen  waktu  dari  sejak  bungan  mekar  sampai  buah
masak,  dan  karakter  biji  ada  tidaknya  biji,  berat  biji,  warna  biji,  panjang  dan lebar biji. Identifikasi karakter agronomi disusun dengan melakukan pengamatan
terhadap  jumlah  bunga per pohon, presentase  buah  jadi,  jumlah  buah per pohon, presentase buah gugur, hasil per pohon dan berat per buah.
2.4   Potensi Pengembangan Buah-buahan
Bali  memiliki  potensi  besar  di  satu  pihak,  tetapi  di  pihak  lain  Bali  juga menghadapi  kendala  dalam  pengembangan  usaha  hortikultura,  yang  dapat
digolongkan  menjadi  kendala  substansi  dan  kendala  organisasikelembagaan. Kendala substansi terdiri dari:
1. Relatif  sempitnya  pemilikan  atau  penguasaan  lahan  untuk  usaha
hortikultura buah-buahan.
2. Terbatasnya  diversifikasi  produk-produk  agribisnis  dan  agroindustri
hortikultura,  sehingga  kurang  mampu  memenuhi  pasar  domestik  dan pasar ekspor.
3. Kualitas  beberapa  produk  buah-buahan  masih  belum  mampu
menyesuaikan dengan tuntutan pasar domestik dan internasional. 4.
Kelangkaan kualitas sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan memadai  dalam  menajamen  agribisnis,  teknologi  pengolahan  serta
pengetahuan manajemen mutu. 5.
Belum maksimalnya dukungan pihak perbankan terhadap pengembangan agribisnis hortikultura, baik dari aspek permodalan maupun suku bunga.
6. Kurangnya  kegiatan  dan  pengetahuan  untuk  menyiasati  pasar  market
intelligence. 7.
Kurangnya upaya promosi pasar di luar negeri. 8.
Kurangnya dukungan pemerintah untuk merangsang dan mempermudah akses pasar.
Kendala organisasi atau kelembagaan meliputi :
1. Belum berkembangnya lembaga pemasaran domestik maupun ekspor.
2. Informasi pasar kepada petani secara asimetri akibat belum berfungsinya
lembaga-lembaga pemasaran. 3.
Upaya  koordinasi  intensif  dalam  membangun  sistem  informasi  terpadu belum banyak dilakukan.
4. Iklim persaingan belum berkembang secara baik.
5. Lemahnya manajemen pemasaran terutama di daerah pedesaan.
6. Kurangnya asosiasi-asosiasi untuk setiap jenis komoditi buah-buahan di
Bali Syukron, 2012.
2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal
Peraturan daerah Provinsi Bali  nomor 3 tahun 2013 tentang perlindungan buah  lokal  Pasal  1  ayat  8  yang  berbunyi  Perlindungan  buah  lokal  adalah
keseluruhan kegiatan perencanaan, arahan kawasan, usaha dan produk,  Informasi, penelitian  dan  pengembangan,  pemberdayaan,  pembiayaan,  pengawasan  dan
peran serta masyarakat. Guna  mendukung  perlindungan  buah-buah  lokal  diharapkan  pemerintah,
petani,  masyarakat,  dan  pengusaha  ikut  bekerjasama  agar  undang-undang mengenai  perlindungan  buah  lokal  dapat  diterapkan.  Dukungan  dapat  dilakukan
dengan  mengkonsumsi  dan  menggunakan  buah-buahan  lokal,  meningkatkan produksi,  ketersediaan  dan  kualitas  buah  agar  mampu  bersaing  di  pasar
mancanegara, pengusaha hotel-hotel dan restoran memberi kesempatan buah-buah lokal  untuk  disajikan  kepada  wisatawan,  sehingga  memperkenalkan  dan  dapat
mengangkat harga buah lokal.
2.6 Arti Penting Tanaman Buah-Buahan