1K2
IN 74HC04
74HC04 1N4001
D1 +12V
Relay112V
BD677 IN
74HC04 74HC04
1N4001 D1
+12V
BD677
1K2
Relay2 12V
DC MOTOR Vcc +12-24V
+
G1
G2
Pada beberapa kasus, seringkali diperluan arah putaran DC Motor yang berubah- ubah.Prinsip dasar untuk mengubah arah putarannya ini adalah dengan membalik
polaritas pada catu tegangannya. Hal ini dapat diperoleh dengan memanfaatkan rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.4 rangkaian DC motor yang dua arah
2.1.3. Operasional Amplifier
Op-ampLM 741 biasanya dilukiskan dengan simbol seperti gambar dibawah ini. Tampak adanya dua masukkan yaitu masukan inverting - dan masukan non-inverting
+.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Op-Amp.
Dalam alat ini kita hanya menggunakan Op-Amp biasa yaitu dimana tegangan keluaran sebanding dengan beda tegangan antara kedua isyarat masukan,
yaitu masukan inverting INV atau - dan masukan noninverting NON INV atau +. Bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan inverting, maka pada daerah
frekuensi tengah isyarat keluaran akan berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sebaliknya bila masukan dihubungkan dengan masukan non-inverting, maka isyarat
keluaran sefasa dengan isyarat masukan. Ada beberapa jenis op-amp yang biasa digunakan sebagai penguat, yaitu Op-Amp biasa, Op-Amp Norton dan Op-Amp
transkonduktansi OTA. Dalam alat ini anda akan menggunakan op-amp biasa yaitu dimana tegangan keluaran sebanding dengan beda tegangan antara kedua isyarat
masukannya.
Untuk memahami kerja op-amp perlu diketahui sifat-sifat op-amp. Beberapa sifat ideal Op-Amp adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penguat lingkar terbuka Av,01 tak berhingga. 2. Hambatan keluaran lingkar terbuka Ro,ol adalah nol.
3. Hambatan masukan lingkar terbuka Ri,ol tak berhingga. 4. Lebar pita bandwidth tak berhingga, atau respon frekuensi flat.
5. common mode rejection CMMR tak berhingga.
2.1.4. Penguat inverting dan non-inverting
Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan menggunakan penguat operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus
bekerja sebagai penguat. Berikut ini adalah konfigurasi Op-Amp yang bekerja sebagai
penguat:
Gambar 2.6. penguat non inverting
Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non-inverting. Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari penguat tersebut adalah
Universitas Sumatera Utara
masukan non-inverting dari Op-Amp. Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal keluarannya. Selain penguat non-inverting, terdapat pula konfigurasi penguat
inverting. Dari penamaannya, maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis ini diterapkan pada masukan inverting dari Op-Amp, yaitu masukan
dengan tanda −. Sinyal masukan dari pengaut inverting berbeda fasa sebesar 180
dengan sinyal keluarannya. Jadi jika ada masukan positif, maka keluarannya adalah negatif.
2.1.5. Diferensiator dan integrator