Pembacaan nilai ukur Kegiatan Belajar 6: Menentukan Kondisi Operasi Pengukuran Arus dan Tegangan

197 b Gambar 6.1 Skala Ukur Meter Analog Alat pengukur yang digunakan pada pengukuran besaran listrik, didesain khusus sesuai fungsinya. Alat pengukur tersebut adalah: - Volt meter untuk mengukur tegagan listrik - Amper meter untuk mengukur arus listrik - kW meter untuk mengukur daya aktif - kvar meter untuk mengukur daya reaktif - kWh meter untuk mengukur konsumsi energi listrik - Ohmmeter untuk mengukur tahanan listrik - Megger atau insulation Tester untuk mengukur tahanan isolasi - Earth Tester untuk mengukur tahanan pentanahan.

1. Pembacaan nilai ukur

Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem analogberhubungan dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu,misalnya penunjukan temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skalameter, atau penunjukan skala elektronik.Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Penunjukan angka digital berupa angka diskret dan pulsa diskontinyu berhubungan dengan waktu. Penunjukan Di unduh dari : Bukupaket.com 198 displaydari tegangan atau arus dari meter digital berupa angka tanpa harus membaca dariskala meter. Sakelar pemindah frekuensi pada pesawat HT juga merupakan angka digitaldalam bentuk digital. Gambar 6.2 Alat Ukur Analog dan Digital Dilihat dari cara menentukan nilai ukurnya, maka alat ukuruji listrik dibedakan menjadi dua, yaitu : - Alat pengukur Analog menggunakan jarum penunjuk, Pembacaan nilai ukurnya dilakukan dengan mengalikan penunjukan jarum dengan konstanta ukurnya. Misalnya jarum menunjukkan angka 12,5. Sedang konstanta ukurnya adalah 10 volt. Maka nilai ukurnya adalah 125 volt. - Alat ukur Digital, pembacan nilai ukur dapat dilakukan secara langsung. Alat Ukur Analog Alat ukur listrik analog merupakan alatukur generasi awal dan sampai saat inimasih digunakan. Bagiannya banyakkomponen listrik dan mekanik yang salingberhubungan. Bagian listrik yang pentingadalah, magnet permanen, tahanan meter,dan kumparan putar. Bagian mekanikmeliputi jarum penunjuk, skala dan mur pengatur jarum penunjuk Di unduh dari : Bukupaket.com 199 Gambar 6.3 Konstruksi Alat Ukur Analog Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyallistrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angkapengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa adapenyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara. Pada meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupunjenis besi putar seperti meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas. Alat Ukur Digital Alat ukur digital saat sekarang banyakdipakai dengan berbagai kelebihannya,murah, mudah dioperaikan, dan praktis.Multimeter digital mampu menampilkanbeberapa pengukuran untuk arus miliamper,temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampaikapasitansi nF Pada dasarnya data informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital Gambar 6.4. Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masihdalam orde mV perlu diperkuat olehpenguat input. Di unduh dari : Bukupaket.com 200 Gambar 6.4 Prinsip Alat Ukur Digital Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digitaldengan ADC analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor denganprogram tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi digitalditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak.Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis,yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7. Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON. Gambar 6.5 Tampilan Digital Di unduh dari : Bukupaket.com 201 Pengukuran langsung dan Tak Langsung Dalam prakteknya, pengukuran besaran listrik untuk keperluan komersial, misalnya mengukur konsumsi energi listrik yang telah digunakan oleh konsumen kWh-meter atau kVAr-meter dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tak langsung. Pengukuran secara langsung diterapkan pada instalasi ketenagalistrikan tegangan rendah berskala kecil. Dalam hal ini alat pengukur yang digunakan langsung dihubungkan dengan beban secara langsung. Pengukuran secara tak langsung diterapkan pada instalasi ketenaga-listrikan tegangan rendahmenengah berskala besar. Dalam hal ini alat pengukur yang digunakan dihubungkan dengan beban secara tidak langsung melainkan melalui trafo ukur yang terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan. Untuk instalasi ketenagalistrikan tegangan rendah berskala besar biasanya hanya menggunakan trafo arus, sedang untuk instalasi ketenagalistrikan tegangan menengahtinggi menggunakan trafo arus dan trafo tegangan. Trafo Ukur Trafo ukur adalah trafo yang didesain khusus untuk keperluan pengukuran listrik. Ada dua jenis trafo ukur, yaitu tarfo arus CT dan trafo tegangan PT. Karena fungsinya hanya sebagai alat bantu dalam pengukuran maka tarfo ukur didesain dengan daya rendah misalnya untuk pemakaian khusus trafo arus 30 VA. Sesuai SPLN 76-87, trafo arus CT harus memiliki arus primer mulai dari 10 A, 12,5 A, 15 A, 20 A, 25 A,30 A, 40 A, 50 A, 60 A, 75 A dan kelipatannya, sedang arus sekunder CT adalah 1A, 2 A dan 5 A. kebanyakan 5 A. Sesuai SPLN 77-87, trafo tegangan PT harus memiliki tegangan sekunder sebesar 100 V dengan daya sebesar 10, 15, 25, 30, 50, 75, 100, 150, 200, 300, 400 dan 500 VA. Di unduh dari : Bukupaket.com 202

2. Meter Dasar PPMC dan Besi Putar