commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah utama yang selalu dihadapi dalam dunia usaha adalah kebutuhan modal untuk mengembangkan dan ekspansi usahanya .Tidak
hanya untuk menambah modal usaha, kebutuhan akan dana ini sangat diperlukan baik untuk tujuan investasi ,modal kerja ataupun konsumsi. Oleh
karena itu muncul perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan atau yang sering disebut Lembaga Keuangan, Lembaga keuangan memberikan
peran terhadap aktivitas ekonomi salah satu peran lembaga keuangan yaitu sebagai lembaga intermediasi atau sebagai penghubung antara masyarakat
yang surplus dana dengan masyarakat yang defisit dana. Tetapi, tidak semua masyarakat dapat merasakan peran lembaga keuangan tersebut terutama
masyarakat yang tidak mempunyai akses . Untuk itu pada akhir tahun 1990an tumbuh dan berkembang Lembaga Keuangan Mikro LKM yang dapat
memberikan akses kebutuhan keuangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. LKM adalah penyedia jasa keuangan terutama simpanan dan kredit
dan juga keuangan yang lainnya yang diperuntukkan bagi keluarga miskin dan berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses terhadap bank
komersial. Dibandingkan dengan bank, LKM dalam operasionalnya lebih sederhana terutama dalam hal pengajuan dan pencarian dana juga dengan
proses yang cepat. Salah satu jenis LKM yang berkembang dengan pesat
commit to user 2
yaitu Koperasi Simpan Pinjam. Seperti halnya jenis LKM yang lain, KSP juga memberikan pelayanan kredit kepada masyarakat dengan prosedur dan
proses cepat. Salah satu masalah yang dihadapi lembaga keuangan tidak terkecuali
pada KSP adalah adanya kredit bermasalah. Ini ditimbulkan akibat adanya kesalahan dari pihak lembaga keuangan dalam proses analisis kredit ataupun
kurangnya kesadaran dari pihak debitur disertai dengan permasalahan debitur yang berbeda-beda. Adanya kredit bermasalah ini erat kaitannya dengan
tingkat kesehatan koperasi. Menurut dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah , koperasi di wilayah Jawa Tengah hanya 5 yang masuk kategori
sehat, dan 50 masuk kedalam kategori cukup sehat. Sedangkan yang lain masih perlu meningkatkan kesehatannya. Ini menunjukkan bahwa banyak
kredit bermasalah pada koperasi yang menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan koperasi. KSP Bhina Raharja Cabang Karanganyar termasuk dalam
kategori cukup sehat. Dalam proses pencairan kredit kepada anggota dan calon anggota dilakukan secara langsung tanpa adanya proses survey. Hal ini
memungkinkan terjadinya kredit bermasalah, tetapi untuk mencegah kredit bermasalah KSP Bhina Raharja Cabang Karanganyar melakukan proses
analisis kredit, administrasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan kantor pusat KSP Bhina Raharja dengan prinsip kehati-hatian . Selain melakukan
pencegahan KSP Bhina Raharja juga melakukan proses penyelesaian kredit bermasalah melalui PDL Petugas Dinas Luar yaitu dengan mengusahakan
penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara damai
commit to user 3
kepada anggota atau nasabah yang mempunyai itikad baik ataupun dengan cara hukum. Sampai saat ini jumlah kredit bermasalah pada KSP Bhina
Raharja mencapai 11.49 . Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul “PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA KSP
BHINA RAHARJA CABANG KARANGANYAR”.
B. RUMUSAN MASALAH