Hasil Perbedaan Kadar Kortisol Serum Pasien Kanker Serviks Stadium Lanjut Setelah Intervensi Psikoterapi Realitas dengan Terapi Standart Jurnal

2 berlanjut ke depresi Berek, 2005. Pemberian psikoterapi dapat berdampak positif, memperbaiki kualitas hidup termasuk meningkatkan five years survival rate pasien. Selama stress akibat stressor psikologis dan juga stressor fisik, korteks adrenal diaktifkan oleh hormon kortikotropin adrenal. Pengaktifan tersebut meningkatkan kerja korteks adrenal mensekresi hormon glukokortikoid steroid terutama kortisol Bakheet, 2013. Psikoterapi realitas adalah suatu sistem yang difokuskan pada tingkah laku sekarang. Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta mengkonfrontasikan pasien dengan cara membantu pasien menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan dasarnya tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Pemberian psikoterapi realitas diharapkan kadar kortisol akan menurun yang berakibat Natural Killer cell, T cell, dan Alfa cell akan menurun sehingga harapan hidup akan meningkat. Psikoterapi realitas memiliki kelebihan dibandingkan dengan psikoterapi yang lain antara lain lebih mudah dipahami, dapat diterima, murah dan jangka waktu terapi relatif lebih pendek Corey, 2010 sehingga penulis ingin memeriksa perbedaan kadar kortisol pasien kanker serviks stadium lanjut setelah mendapatkan psikoterapi realitas.

2. Metode

Jenis penelitian adalah experimental double blind randomized clinical trial post test group design. Subyek penelitian adalah 30 pasien kanker serviks stadium lanjut yang melakukan kemoradiasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu 15 orang pasien dilakukan kemoradiasi dengan psikoterapi realitas dan 15 orang pasien yang dilakukan kemoterapi tanpa psikoterapi realitas Penelitian dilakukan Bangsal dan Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD dr Moewardi Surakarta dan Laboratorium Prodia, dimulai dari bulan Juli – September 2014. Penelitian ini data dikumpulkan dengan cara observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Data diperoleh dengan bantuan instrumen yaitu tes laboratorium dan komputer. Data yang dikumpulkan diuji di laboratorium, setelah didapat dari hasil pengambilan sampel darah pasien kanker serviks stadium lanjut kemudian diolah dengan bantuan Program SPSS versi 19.

3. Hasil

3.1 Karakteristik Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah 30 pasien kanker serviks stadium lanjut yang melakukan kemoradiasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu 15 orang pasien dilakukan kemoradiasi dengan psikoterapi realitas dan 15 orang pasien yang dilakukan kemoterapi tanpa psikoterapi realitas yang semuanya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari data di atas didapatkan bahwa data pasien terbanyak berumur 40 tahun 26 kasus 86.7, pasien bekerja sejumlah 17 kasus 56.7, dengan pendidikan terbanyak pendidikan dasar sebanyak 17 kasus 56.7 dan multipara 17 kasus 56.7. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 3 Dari data di atas didapatkan bahwa kelompok pasien dengan kemoradiasi dengan psikoterapi realitas terbanyak berusia 40 tahun sebanyak 13 kasus 86.7, tidak bekerja 9 kasus 60 dengan paritas terbanyak multipara 9 kasus 60, dengan pendidikan dasar 17 kasus 56,7. Pada kelompok pasien dengan kemoradiasi tanpa psikoterapi realitas usia terbanyak berusia 40 tahun ada 13 kasus 86,7, yang bekerja 11 kasus 56.7 dengan pendidikan terbanyak SMP ada 6 kasus 40 dengan paritas terbanyak multigravida ada 8 kasus 53,3. Dengan menggunakan statistik kedua kelompok tersebut didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna untuk variabel umur ibu, paritas, dan pekerjaan nilai p 0,05 serta ada perbedaan yang bermakna untuk variabel pendidikan p 0,05. Sebaran dan Keragaman Data Laboratorium Subyek Penelitian Dari data di atas didapatkan bahwa kadar hemoglobin rerata 10,48 ± 1,5 gr dl, angka leukosit rerata 8,50 ± 1,53 10 3 μl, angka trombosit rerata 265 ± 84 10 3 μl, angka gula darah sewaktu rerata 113 ± 27 mgdl, angka SGOT rerata 25,0 ± 9,05 UI, angka SGPT rerata 14,20 ± 8,29 UI, ureum rerata 32,33 ± 26,23 mgdl, kreatinin rerata 1,03 ± 0,48 mg dl, albumin rerata 1,037 ± 0,482 mgdl. Uji Beda Rerata Laboratorium Subyek Penelitian Dari hasil uji beda rerata kelompok pasien kanker serviks yang dilakukan intervensi psikoterapi realitas dengan terapi standart dan kelompok kontrol yang dilakukan terapi standart didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna untuk variabel kadar hemoglobin, angka leukosit, angka trombosit, gula darah sewaktu, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, dan albumin nilai p 0,05. Karena uji Levene menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan varian p 0,05 maka semua variabel dapat menyebabkan hasil datanya homogen. Distribusi rerata kadar kortisol pasien kanker serviks dengan kemoradiasi dengan psikoterapi realitas dengan kemoradiasi tanpa psikoterapi realitas. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 4 Distribusi rerata kadar kortisol pada kelompok pasien kanker serviks yang mendapatkan kemoradiasi dengan psikoterapi realitas tampak lebih rendah 0.97+ 0.46 mgdL, dibandingkan dengan kelompok pasien kanker serviks yang mendapatkan kemoradiasi tanpa psikoterapi realitas 11.54 + 7.13 mgdL. Analisis uji t dengan menggunakan α=0.05 terbukti bahwa kadar kortisol pada kelompok pasien kanker serviks yang mendapatkan kemoradiasi dengan psikoterapi realistis dan kelompok pasien kanker serviks yang mendapatkan kemoterapi tanpa psikoterapi realitas terdapat perbedaan yang signifikan dimana nilai p=0.00 0.05. Hubungan antara psikoterapi realitas dengan penurunan kadar kortisol pada pasien kanker serviks. Pasien yang mendapatkan psikoterapi realitas kadar kortisol 1.47 mgdL sebanyak 12 kasus 80 dan kadar kortisol 1.47 mgdL sebanyak 3 kasus 20. Sedangkan pasien kanker serviks yang mendapatkan terapi standart tanpa psikoterapi realitas dengan kadar kortisol 1.47 mgdL sebanyak 3 kasus 20 dan kadar kortisol 1.47 mgdL sebanyak 12 kasus 80. Terdapat perbedaan yang bermakna penggunaan psikoterapi realitas pada kanker serviks stadium lanjut bila dibandingkan dengan terapi standart dengan p=0,001. Penggunaan psikoterapi realitas pada penderita kanker serviks stadium lanjut dapat menurunkan kadar kortisol menjadi 16 kali bila dibandingkan terapi standart.

4. Diskusi