Uji Asumsi Klasik Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: R-squared dan Dividen:studi pada perusahaan yang masuk dalam daftar Indeks Saham LQ45 T2 912013024 BAB IV

22 sampel perusahaaan rata-rata memiliki peluang investasi yang baik. Rata-rata market capitalization senilai 88,786 trilyun rupiah. Bagi perusahaan publik, market capitalization penting sekali karena mencerminkan nilai total perusahaan. Besar kecilnya market capitalization perusahaan ditentukan oleh jumlah saham yang beredar dan harga saham di pasar. Jika harga saham semakin naik, maka nilai perusahan juga naik, demikian juga sebaliknya. Firm size terbesar adalah 421,838 trilyun rupiah yang dimiliki oleh PGAS pada tahun 2013. Nilai terendah adalah 8,643 trilyun rupiah yang dimiliki oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. pada tahun 2009. Nilai standar deviasi firm size sebesar 76,429 yang lebih kecil dari nilai rata-rata firm size yang menunjukkan bahwa setiap sampel memiliki ukuran perusahaan yang hampir sama.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Normalitas Untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak maka dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil uji menunjukkan nilai p-value 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal Supramono dan Utami, 2004. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat besarnya nilai p-value adalah 0,206. Oleh karena 23 nilai p-value 0,05 maka data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal Sumber: Data sekunder diolah, 2016 4.2.2. Uji Multikolinearitas Salah satu asumsi model regresi linier berganda yang lain adalah tidak ditemukan adanya korelasi yang signifikan antar variabel independennya. Pada penelian ini dilakukan pengujian dengan nilai Variance Inflation Factor VIF dan tolerance. Multikoleinieritas terjadi apabila nilai VIF berada diatas 10 dan nilai tolerance dibawah 0,1 Hair dkk dalam Supramono dan Utami, 2004. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tidak terdapat nilai tolerance yang kurang dari 0,10 ataupun nilai VIF yang lebih dari 10. Oleh karena itu berdasarkan nilai tolerance dan VIF tersebut maka pada penelitian ini tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas. Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 104 Normal Parameters Mean .000 Std. Deviation .011 Most Extreme Differences Absolute .104 Positive .104 Negative -.065 Kolmogorov-Smirnov Z 1.065 Asymp. Sig. 2-tailed .206 24 Tabel 4.3 Uji Multikolieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Rsquared .953 1.050 DA .671 1.491 Growth .959 1.043 CR .826 1.210 LogMcap .676 1.479 Sumber: Data sekunder diolah, 2016 Keterangan: � 2 Rsquared, Leverage DA, Growth, Investment Opportunity CR, Firm Size LogMcap. 4.2.3. Uji Autokorelasi Uji Autokolerasi dipakai untuk mendeteksi gejala kolerasi antara data yang satu dengan yang lain atau dikenal dengan serial korelasi Supramono dan Utami, 2004. Jika nilai Durbin- Watson DW tersebut dibawah 2, maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala autokorelasi. Pada tabel 4.4 dapat dilihat nilai DW sebesar 1,022 atau DW dibawah 2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .332 .110 .065 .012 1.022 Sumber: Data sekunder diolah, 2016 25 4.2.4. Uji Heteroskedastisitas Asumsi lain yang diuji adalah uji heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, yang berarti memiliki kesamaan variance sehingga data dalam model regresi tersebut memenuhi asumsi yang homogen. Grafik 4.1. Uji Heteroskedastisitas Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah jika terdapat pola tertentu yang teratur bergelombang, 26 melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Dari gambar 4.2 grafik Scatterplot dibawah ini titik-titik menyebar secara acak diatas dan di bawah angaka nol, maka model ini dianggap tidak mengalami problem heterokedastisitas.

4.3 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: R-squared dan Dividen:studi pada perusahaan yang masuk dalam daftar Indeks Saham LQ45 T2 912013024 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: R-squared dan Dividen:studi pada perusahaan yang masuk dalam daftar Indeks Saham LQ45 T2 912013024 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: R-squared dan Dividen:studi pada perusahaan yang masuk dalam daftar Indeks Saham LQ45 T2 912013024 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: R-squared dan Dividen:studi pada perusahaan yang masuk dalam daftar Indeks Saham LQ45

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: R-squared dan Dividen:studi pada perusahaan yang masuk dalam daftar Indeks Saham LQ45

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberadaan Saham Tidur dan Kinerja Perusahaan T2 912012020 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberadaan Saham Tidur dan Kinerja Perusahaan T2 912012020 BAB II

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberadaan Saham Tidur dan Kinerja Perusahaan T2 912012020 BAB IV

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberadaan Saham Tidur dan Kinerja Perusahaan T2 912012020 BAB V

0 0 3

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evidence dalam Membuktikan Adanya Kartel di Indonesia T2 BAB IV

0 0 4