2
1. Pendahuluan
Era globalisasi ditandai dengan perubahan paradigma masyarakat dari lokal menjadi global. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK atau dalam bahasa inggris ICT Information and Communication Tehnology. Secara umum TIK merupakan
bentuk teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan akuisisi, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi
. Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun telekomunikasi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi[1].
Kemajuan TIK berdampak pada bidang pendidikan, Menurut Sari dalam jurnal Diah Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi yang dapat
dimanfaatkan oleh pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam meningkatkan efektifitas, kualitas, produktivitas, serta akses pendidikan.
Pendidikan di hampir setiap negara berlomba-lomba untuk dapat mendayagunakan kompetensi siswa [2].
Perkembangan TIK dianggap penting dalam pendidikan sehingga TIK menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri disekolah formal yang telah
diintegrasikan ke dalam kurikulum KTSP 2006. Namun Kebijakan kurikulum 2013 yang meminimalkan mata pelajaraan yang berdampak pada tidak adanya
mata pelajaran TIK di sekolah formal. TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain, [3]. Menurut
Wijaya Kusumah dalam artikel online Kenapa pelajaran TIK dihapuskan dalam Kurikulum 2013, ada tambahan beban belajar bagi siswa dan hal tersebut
berakibat harus ada mata pelajaran yang dihilangkan. TIK adalah mata pelajaran paling muda dalam struktur kurikulum 2006 KTSP[4].
Asumsi pemerintah dalam kebijakan kurikulum 2013 yang menganggap semua anak sudah mahir dalam menggunakan TIK berdampak pada penghapus
pada mata pelajaran TIK mendorong siswa untuk dapat menggunakan TIK secara mandiri, siswa dituntut harus aktif, dan memiliki inisiatif dalam belajar
mandiri. Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajaran menurut Umar dan La Sulo [5].
Kurikulum 2013 sudah diterapkan dan dijalankan dibeberapa sekolah ditiap tingkatan yang ada di Salatiga. TIK diintegrasikan sebagai sarana
pembelajaran bukan berdiri sendiri maka dari itu siswa didorong untuk belajar mandiri. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang mempengaruhi kemampuan anak dalam pengembangan kompetensi TIK secara mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan mata pelajaran TIK,
namun mereka tetap dapat memahami atau mengembangkan penggunaan TIK yang saat ini semakin maju teknologinya, dilihat mengenai kepemilikan TIK,
penggunaan TIK, tingkat kemampuan ICT dan sumber belajar dalam mempelajari TIK.
3
2. Tinjuan Pustaka