berwujud dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
C. Cara Perolehan dan Penyusutan Aktiva Tetap pada Dinas Perhubungan Sumatera Utara
1. Cara Perolehan Aktiva Tetap pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Suatu Aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh
Aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli Aset tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai Aset
tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia 2012 berpendapat bahwa biaya perolehan suatu Aktiva tetap terdiri dari
harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi non refundable , dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara
langsung dalam membawa Aktiva tetap tersebut bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari
harga pembelian. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh Aktiva tetap dengan beberapa cara antara lain:
a. Pembelian b. Pertukaran dengan Aset lain
c. Membuat sendiri d. Sewa guna usaha
e. Pertukaran dengan sekuritas f. Pemberian atau hadiah
2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Penyusutan adalah penurunan kemampuan Aktiva
dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal
ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi Aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia, 2012 penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu Aset sepanjang masa manfaat.
Penyusutan bisa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan
ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena Aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan
manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghitung
penyusutan berkala suatu Aktiva adalah harga perolehannya semula, nilai residu pada waktu Aktiva itu ditarik dari pemakaian dan umur Aktiva
tersebut. Jelas bahwa tidak satu pun dari kedua faktor terakhir ini dapat ditetapkan dengan tepat hingga Aktiva itu benar-benar dihentikan, oleh
sebab itu harus ditetapkan suatu taksiran pada saat Aktiva itu mulai dipakai. Taksiran harga pokok yang dapat diperoleh kembali dari Aktiva
yang dapat disusutkan disebut nilai residu atau nilai besi tua srap, atau
nilai sisa salvage. Kelebihan harga perolehan atas taksiran nilai residu adalah jumlah yang harus dicatat sebagai beban penyusutan selama umur
Aktiva itu. Bila nilai residu tersebut diharapkan sangat kecil dibandingakan dengan harga perolehan, maka dapat diabaikan dalam
penghitungan penyusutan. Kedua faktor yang saling berkaitan ini banyak ditentukan oleh
kebijakan manajemen. Faktor variabel seperti iklim, frekuensi pemakaian, perawatan dan standar efisiensi minimum juga akan mempengaruhi
taksiran tersebut. Taksiran umur Aktiva yang dapat disusutkan tersedia dalam berbagai publikasi asosiasi dagang dan publikasi lainnya. Metode
penyusutan yang sering digunakan dalam perkiraan dan laporan keuangan ada empat metode, yaitu metode garis lurus straight line, unit produksi
units of production, saldo menurun declining balance, dan jumlah angka tahun sum of the years digit.
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan periodik yang sama sepanjang umur Aktiva. Metode unit produksi menghasilkan
jumlah beban penyusutan periodik beragam, tergantung dari tingkat pemakaian Aktiva. Metode saldo menurun menghasilkan jumlah
penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal pemakaian Aktiva, yang kemudian terus menurun. Untuk alasan ini metode saldo menurun
dinamakan metode penyusutan dipercepat. Metode ini paling cocok dipakai jika penurunan produktivitas atau kemampuan menghasilkan
pendapatan dari Aktiva terjadi lebih tajam pada tahun-tahun awal
pemakaian Aktiva. Dengan demikian berkurangnya jumlah penyusutan dalam tahun-tahun akhir, akan ditutupi oleh meningkatnya beban reparasi.
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara mengalokasikan harga dari masing-masing akhir periode Aktiva tetap sebagai biaya penyusutan.
Metode penyusutan yang diterapkan didasarkan atas pertimbangan alasan yang layak, serta penerapan aktiva tetap yang dimiliki secara konsisten.
Untuk menghitung beban penyusutan aktiva tetap Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara menggunakan metode garis lurus.
Metode penyusutan dengan garis lurus dianggap sederhana dan relatif mudah ini diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap. Pengalokasian
dilakukan apabila aktiva tetap yang bersangkutan benar-benar telah digunakan dalam aktivitas perusahaan. Bentuk persentase penyusutan dari
taksiran masa manfaat berbeda-beda sesuai dengan kategorinya. Ada beberapa alasan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
membuat penyusutan terhadap Aktiva tetap yaitu disebabkan oleh penuaan fisik dan perubahan teknologi.
a. Penuaan Fisik Penyusutan dapat dikarenakan penggunaannya yang dipengaruhi oleh
cuaca maupun suhu seperti panas maupun dingin. Perawatan secara rutin disertai pemeliharaan yang baik dapat menambah masa manfaat
dan penggunaan suatu Aktiva tetap. Namun lambat laun seluruh aset terkecuali tanah sewaktu-waktu harus diganti.
b. Perubahan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat dari aktiva tetap. Contohnya komputer, manfaat dari komputer dapat habis
sebelum masanya dikarenakan perubahan teknologi yang begitu cepat ditambah lagi karena perusahan mengikuti system yang ada di luar
negeri.
D. Penggantian Aktiva Tetap pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara