Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada BBPPKI Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :

FITRA TUR RADIYAH 082102013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : FITRA TUR RADIYAH NIM : 082102013

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA BBPPKI PROVINSI SUMATERA UTARA

Tanggal : ... 2011 Pembimbing,

(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak) NIP . 195600302 198601 1 001 Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi,

(Drs. Rustam, M.Si,Ak) NIP. 19511114 198203 1 002 Tanggal : ... 2011 Dekan,

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP : 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohiim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala yang telah memberikan taufiq dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Sholallahu’alaihi wa sallam, yang telah membawa risalahNya untuk menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Semoga kita semua memperoleh syafa’atnya di akhirat kelak.

Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul : “ Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara “.

Sebagai hamba Allah yang memiliki banyak keterbatasan, penulis menyadari bahwa pengetahuan penulis belumlah cukup untuk menjadikan Tugas Akhir ini masuk dalam kategori sempurna baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Selama proses penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan baik bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Dalam


(4)

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta Erwin dan Ibunda tercinta Dra.Mardhiati Thaib yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak terhingga kepada penulis dalam menghadapi masa – masa sulit dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan – masukan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Seluruh Dosen, Pegawai Fakultas Ekonomi dan Civitas Akademik

Departemen Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

5. Pimpinan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan

Informatika (BBPPKI) Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir ini.


(5)

6. Bapak Zulfa Basir yang telah berkenan memberi izin dan membantu penulis dalam pencarian data untuk melakukan penelitian di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara.

7. Kepada saudara-saudaraku tersayang Bang Fadlan, Kak Zahra, Kak Dilla,

dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangatnya.

8. Kepada teman-teman seperjuangan jurusan DIII Akuntansi stambuk 08

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Akhirnya segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Amin

Medan, Juni 2011

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 4

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survei/Observasi ... 6

2. Rencana Isi ... 7

BAB II : PROFIL BBPPKI PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas BBPPKI Provinsi Sumatera Utara ... 9

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 19

C. Job Description ... 23

D. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 24

E. Kinerja Usaha Terkini ... 30

F. Rencana Kegiatan ... 30

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian Aktiva Tetap ... 33

B. Jenis – Jenis Aktiva Tetap ... 34

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 37

D. Penyusutan Aktiva Tetap... 40


(7)

F. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap ... 47

G. Jenis – Jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 51

H. Unsur Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 52

I. Skala Pengukuran Variabel Mengenai Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada BBPPKI Provinsi Sumatera Utara ... 56

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 60

B. Saran ... ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

BAGAN ORGANISASI ... 63


(8)

DAFTAR TABEL

Hal 1.1 Jadwal Penelitian ... 6 3.1 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda ...44 3.2 Varibel Unsur Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada BBPPKI Provinsi


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan suatu negara dipengaruhi oleh sektor perekonomian suatu negara tersebut. Tanpa perekonomian yang sehat dan stabil mustahil masyarakat dapat menuju cita-cita yang diinginkan yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Oleh karena itu, perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap negara. Setiap perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah dibentuk perusahaan.

Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan industri dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya menggunakan sejumlah aktiva tetap selain aktiva-aktiva lainnya. Aktiva tetap merupakan harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk.


(10)

kegiatan operasi normal perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari tanah, peralatan, kendaraan, gedung, mesin, dan harta berwujud lainnya.

Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan berbagai cara, misalnya pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, dibuat sendiri dan sebagainya. Aktiva tetap diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang akan digunakan dalam operasi perusahaan.

Semua aktiva tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana. Pengeluaran – pengeluaran guna pemeliharaan dan perawatan aktiva tetap tersebut diantaranya dapat menambah masa manfaat aktiva tetap, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya. Aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap berbagai kegiatan operasional perusahaan demi tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan pengawasan internal yang begitu besar terhadap aktiva tetap. Pengendalian dan pengawasan tersebut dilakukan untuk melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.

Pengendalian dan Pengawasan intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan, dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan. Pengendalian


(11)

internal juga dapat memberikan jaminan terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan usaha, serta mengupayakan agar karyawan perusahaan memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pada perusahaan.

Pengendalian intern merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan akan lebih terarah dan lebih baik dalam mencapai tujuan. Pengawasan intern diterapkan dalam setiap siklus yang ada di perusahaan, salah satunya dalam pertambahan aktiva tetap. Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, dan karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan apakah suatu pengeluaran merupakan suatu aktiva atau beban dapat berpengaruh signifikan pada hasil operasi yang dilaporkan perusahaan.

Oleh karena itu, pertambahan aktiva tetap juga membutuhkan prosedur yang lebih terarah sehingga pertambahannya akan lebih jelas. Pengawasan intern pertambahan aktiva tetap pada perusahaan perlu diterapkan dan dianalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian intern pertambahan aktiva tetap tidak menimbulkan suatu risiko bagi perusahaan. Analisis pengendalian intern pertambahan aktiva tetap pada perusahaan, ini terlihat dari adanya transaksi yang diotorisasi. Adanya nomor urut tercetak pada dokumen pendukung. Adanya pelatihan yang memadai untuk karyawan. Adanya prosedur formal yang digunakan untuk melakukan kegiatan dan aktivitas operasional.

Pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional


(12)

perusahaan atau organisasi tertentu untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, dan sampau seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi. Aktiva tetap juga merupakan investasi jangka panjang perusaan dengan jumlah yang cukup besar. Untuk itu aktiva tetap yang ada pada perusahaan harus benar-benar diperhatikan yaitu dengan melakukan pengendalian dan pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap.

Dengan adanya pengendalian dan pengawasan tersebut maka perusahaan dapat mengikhtisarkan seluruh aktiva tetap yang dimilikinya yang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak melakukan pengedalian dan pengawasan terhadap aktiva tetap perusahaan maka akan mengalami kerugian bagi perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian ini terlihat jelas begitu besar peran system pengendalian internal atas aktiva tetap bagi suatu perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul “ Sistem Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Provinsi Sumatera Utara.

B. Permasalahan

Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh setiap perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya, sama halnya dengan BBPPKI Provinsi Sumatera Utara. Sesuai dengan latar belakang diatas maka peneliti


(13)

merasa tertarik untuk mengadakan serangkain penelitian dan memaparkannya dalam tugas akhir ini yaitu mengenai :

1. Bagaimana sistem pengendalian intern aktiva tetap pada BBPPKI Provinsi Sumatera Utara?

2. Apakah sistem pengendalian intern aktiva tetap pada BBPPKI Provinsi

Sumatera Utara sudah efektif?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Adapun maksud yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :

a. bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan

memperluas wawasan mengenai pengawasan aktiva tetap suatu perusahaan,

b. sebagai bahan masukan untuk dapat terciptanya kebijakan dan penilaian

yang baik terhadap aktiva tetap,

c. sebagai bahan masukan bagi peneliti–peneliti berikutnya untuk

menyempurnakan penelitian pada topik yang sama, agar hasil penelitian menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III FE USU,


(14)

b. untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh BBPPKI Provinsi Sumatera Utara,

c. untuk mengetahui bagaimana pengawasan intern aktiva tetap yang

dilakukan oleh BBPPKI Provinsi Sumatera Utara.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

Tempat : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara.

Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam penyusunan Tugas Akhir.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

NO Kegiatan

Minggu

1 2 3 4

1 Persiapan √

2 Pengumpulan Data √

3 Penulisan Laporan √


(15)

Keterangan :

Minggu Pertama : menerima surat riset dari kampus dan menerima surat balasan dari instansi tempat melakukan riset.

Minggu Kedua : menerima data dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Minggu Ketiga : melakukan pengerjaan tugas akhir, penulisan laporan hasil penelitian dan melengkapi data yang diperoleh.

Minggu Keempat : penyempurnaan tugas akhir.

2. Rencana Isi

Untuk mempermudah penulisan paper ini, penulis membuat sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa sub bab yang sesuai dengan kebutuhan penulis.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab satu penulis menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, serta rencana penulisan.

BAB II : PROFIL BBPPKI PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab dua akan menguraikan profil BBPPKI Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi dan personalia, job


(16)

description, jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab tiga akan diuraikan pengertian aktiva tetap, jenis-jenis aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap, pengawasan intern terhadapa aktiva tetap, jenis-jenis pengawasan intern aktiva tetap, dan unsur pengendalian intern aktiva tetap.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bab empat, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang mungkin dapat bermanfaat bagi BBPPKI Provinsi Sumatera Utara dan juga bagi para pembaca paper ini.


(17)

BAB II PROFIL BBPPKI

PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Bangsa yang besar, bangsa yang menghargai sejarah. Ungkapan ini tidak terlalu berlebihan untuk mendasari dan menelusuri sejarah lahirnya Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Medan. Sejarah berdirinya BBPPKI Medan dengan sendirinya harus dikaitkan dengan induknya yakni Badan Penelitian dan Pengembangan SDM ( Balitbang SDM ) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) di Jakarta.

1. Lembaga Pers dan Pendapat Umum (LPPU)

Pada Sidang Komite Nasional Pusat (KNP) (15 Desember 1949) Pemerintah melalui Sekretaris Jendral Kementerian Penerangan Dr. Ruslan Abdulgani merespon mosi yang menganjurkan agar pemerintah lebih memperhatikan dan membantu pers nasional dan Kantor berita “ANTARA”. Respon tersebut menyatakan telah merencanakan sesuatu yang lebih besar cakupannya daripada mosi yang diajukan, termasuk juga terhadap mutu dan nilai jurnalistik. Selanjutnya Mosi KNP tersebut dikembangkan dan menjadi pedoman untuk memajukan dan mempertinggi nilai pers nasional. Untuk mewujudkan hal ini Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 20 Maret 1950 membentuk Panitia Pers. Tugas panitia ini adalah untuk menyelidiki dan mempelajari segala hal yang menyangkut dengan pers di Indonesia, dan menimbang segala hal atas


(18)

dasar penyelidikan dan tinjauan guna melahirkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut pers di Indonesia.

Karena dianggap berhasil pada tanggal 30 Nopember 1951 oleh Kementerian Penerangan dan Parlemen, Panitia Pers dilebur menjadi “Panitia Pers Dan Perancang Perundang-undangan Pers”.Jelmaan Panitia yang baru ini memusatkan bidang kerja pada penyusunan perundang-undangan pers. Guna mensinergikan antara peningkatan mutu dan nilai jurnalistik, panitia ini mengajukan kepada Kementerian Penerangan agar membentuk “Lembaga Pers dan Pendapat Umum”. Lembaga Pers dan Pendapat Umum (LPPU) resmi dibuka pada tanggal 1 September 1952 di Jakarta bertempat di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11. Kantor dan Perpustakaannya masih menumpang pada Gedung Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial dari Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (sekarang Diknas).

Pada tahun 1953 LPPU yang tadinya berupa satu bagian dari Departemen Penerangan berkembang menjadi suatu Yayasan dengan nama “Yayasan Lembaga Pers dan Pendapat Umum” yang disyahkan dengan Akte Notaris pada tanggal 23 Juli 1953 dan telah berdiri sendiri dengan mendapat bantuan material dan tenaga dari Pemerintah berdasarkan Keputusan Kementerian Penerangan dengan Dewan Pengurus sebagai berikut.


(19)

Dewan Pengurus

Ketua : Roeslan Abdulgani.

Sekertaris Kementerian Penerangan.

Anggota : Soemarno ( Wakil Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan )

Satuan Maimun ( Wakil PWI )

Toebangi ( Wakil Kementerian Penerangan ) Marbangun ( Masyarakat Umum )

Pada bulan Oktober 1954 Drs. Marbangun diangkat menjadi Direktur Lembaga Pers dan Pendapat Umum Jakarta menggantikan Van Goedoever yang karena kontraknya habis, kembali ke Negeri Belanda pada Maret 1955. Pada bulan Desember 1959 Drs. Marbangun mendapat tugas dari Pemerintah sebagai Wakil Indonesia pada Panitia Khusus mengenai Kemerdekaan Penerangan dalam Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa – Bangsa di New York, sehingga Direktur diserahkan kepada Khow Giok Po yang tadinya adalah tenaga ahli Dokumentasi yang telah menamatkan pelajarannya mengenai Dokumentasi di Eropa Barat.

Lembaga Pers dan Pendapat Umum sejak didirikan pada tahun 1952 hingga tahun 1979 mempunyai 7 (tujuh) cabang di daerah yaitu; Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Ujung Pandang, dan Manado. Khusus LPPU di Medan, didirikan Bulan Agustus 1953 dibawah Pimpinan H. Sarumpaet sebagai Pegawai Jawatan Penerangan Provinsi Sumatera Utara dengan Jabatan Penilik


(20)

yang berkantor di Jalan Sutomo Medan, kemudian pada bulan September 1955 menempati sebuah ruangan di Gedung Nasional Jalan Veteran Medan.

Sepanjang berdirinya LPPU Medan nama-nama Pejabat yang pernah memimpin adalah H. Sarumpaet, Ali Bosar Hasibuan, Chairuddin Pasaribu,dan O.M. Sarumpaet.

2. Balai Penelitian Pers Dan Pendapat Umum (BP3U)

Munculnya Balai Penelitian Pers Dan Pendapat Umum, Departemen Penerangan di daerah menarik perhatian, karena bertepatan dengan tahun yang menentukan terhadap keberhasilan REPELITA III yang merupakan Repelita penentu.

Melalui Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No.98E/KEP/MENPEN/1979 tanggal 7 Juni 1979 menetapkan berdirinya Balai Penelitian Pers Dan Pendapat Umum (Balai PPPU (akronim pada saat itu kemudian dipopulerkan dengan akronim BP3U)) adalah Unit Pelaksa Teknis (UPT) dibidang pers dan pendapat umum yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pers dan Pendapat Umum. Dengan adanya Keputusan Menteri Penerangan tersebut, LPPU yang berbentuk “yayasan” dibubarkan dan fungsinya diambil oleh Pusat Penelitian Pers dan Pendapat Umum.

Kemudian unit pelaksanaan fungsional di daerah untuk penelitian pers dan pendapat umum yang secara serempak dibentuk pada tahun 1980-1981.


(21)

Lokasi BP3U sejak diberlakukan Keputusan Menpen tersebut adalah.

a. BP3U Medan Meliputi :  Provinsi Sumatera Utara

 D.I.Aceh

 Provinsi Sumatera Barat

 Provinsi Riau

b. BP3U Bandung Meliputi :  Provinsi Jawa Barat

 Provinsi Bengkulu

 Provinsi Lampung

c. BP3U Yogyakarta Meliputi :  D.I.Yogyakarta

 Provinsi Jawa Tengah

d. BP3U Surabaya Meliputi :  Provinsi Jawa Timur

 Provinsi Bali

 Provinsi Nusa Tenggara Barat

 Provinsi Nusa Tenggara Timur

e. BP3U Manado Meliputi :  Provinsi Sulawesi Utara

 Provinsi Sulawesi Tengah


(22)

Pandang  Provinsi Sulawesi Tenggara

 Provinsi Maluku

 Provinsi Irian Jaya

g. BP3U

Banjarmasin

Meliputi :  Provinsi Kalimantan Barat

 Provinsi Kalimantan Tengah

 Provinsi Kalimantan Selatan

 Provinsi Kalimantan Timur

Pusat Litbang Pers dan Pendapat Umum berlokasi di Jakarta meliputi wilayah DKI Jakarta, Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Timor-Timur.

BP3U mempunyai tugas mengikuti perkembangan pers di daerah dan mengadakan penelitian pendapat umum.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut BP3U mempunyai fungsi antara lain:

1) mengadakan penelitian mengenai perkembangan pers di daerah dan

mengadakan penelitian dan membina pendapat umum di daerah,

2) melaksanakan dokumentasi tentang perkembangan pers dan media massa

lainnya yang ada di daerah,

3) menyusun kepustakaan khusus untuk pers dan pedidikan pers daerah,

4) mengadakan publikasi mengenai hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan

serta menerbitkan Almanak Pers Daerah, Petunjuk Pers Daerah, Kronik Pers Daerah, baik secara periodik ataupun insidentil.

Sebelumnya tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh LPPU yang memiliki tujuh cabangnya di Indonesia.


(23)

3. Balai Pengkajian Dan Pengembangan Informasi (BPPI)

Dimasa reformasi, tepatnya disaat kepemimpinan Presiden KH.Abdurrahman Wahid telah membubarkan Departemen Penerangan RI, setelah itu muncullah Badan Informasi dan Komunikasi Nasional (BIKN). Pada era Kabinet Gotong Royong yang dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sesuai Keppres No. 103 Tahun 2001 membentuk satu institusi yang benar-benar menangani pelayanan informasi yaitu Lembaga Informasi Nasional(LIN)lembaga non departemen.

Sesuai Keputusan Kepala Lembaga Informasi Nasional No 33/SK/KA.LIN/2002 Tentang perubahan nomenklatur, tugas dan fungsi BP3U menjadi Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi (BPPI). Lembaga ini mempunyai unit pelaksana teknis (UPT) di daerah yaitu Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi (BPPI) bertanggungjawab langsung kepada Deputi Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi.

Pada era Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sesuai Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia diantaranya Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Depkominfo RI). Departemen ini merupakan penggabungan tiga institusi yaitu Kementerian Komunikasi dan Informasi, Lembaga Informasi Nasional dan Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan. Sebagai tindak lanjut peraturan tersebut pada tahun 2005 terbit Peraturan Menteri Kominfo No.01/PM/M.KOMINFO/4/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika.


(24)

Terjadinya peralihan Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi menjadi Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), keberadaan BPPI tetap dipertahankan, tapi menjadi UPT Badan Litbang SDM Depkominfo sesuai dengan Peraturan Menkominfo No. 84/Kep/M.Kominfo/10/2005. Berdasarkan peraturan diatas BPPI Wilayah I Medan ini mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan informasi di wilayah kerja yaitu :

a. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, b. Provinsi Sumatera Utara,

c. Provinsi Sumatera Barat, d. Provinsi Riau,

e. Provinsi Kepulauan Riau.

4. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika

(BBPPKI)

Pada rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika terbitlah Peraturan Menteri Kominfo No 22/PER/M.KOMINFO/6/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika yaitu Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI).

Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No: 22/PER/M.KOMINFO/6/2008 Tanggal 4 Juni 2008, Wilayah Kerja BBPPKI Medan yaitu meliputi :


(25)

a. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, b. Provinsi Sumatera Utara,

c. Provinsi Riau,

d. Provinsi Sumatera Barat, e. Provinsi Kepulauan Ria, f. Provinsi Kalimantan Timur, g. Provinsi Kalimantan Barat. 5. Visi BBPPKI Provinsi Sumatera Utara

Visi berkaitan dengan pandangan ke depan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara di masa depan, dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten,tetap eksis dan antipatif. Mengingat Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika salah satu Lembaga Teknis Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, secara logis visinya merupakan turunan dan mendukung Visi Provinsi Sumatera Utara. Penetapan visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara sangat penting sebagai sumber acuan pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan staf. Visi tersebut digali dengan keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut oleh seluruh anggota organisasi, dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya. Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara adalah “Terwujudnya Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika yang Profesional, serta Pengembangan Kapasitas dan Peningkatan Akses Masyarakat di Bidang Informasi dan Pengetahuan di Wilayah


(26)

Perbatasan“ untuk mewujudkan visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan oleh organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan.

6. Misi BBPPKI Provinsi Sumatera Utara

Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan adanya misi, diharapkan seluruh pegawai dan pihak – pihak yang terkait lain yang berkepentingan dapat mengenal Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara dan mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan datang. Misi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara adalah :

a. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) BBPPKI Medan,

b. meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kajian serta peningkatan

profesionalisme SDM di bidang Kominfo,

c. meningkatkan dan mengembangkan akses informasi serta pengetahuan

pada masyarakat,

d. meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan daerah, Lembaga

Riset, Perguruan Tinggi serta Komunitas Informasi,

e. meningkatkan publikasi hasil – hasil kajian dibidang komunikasi dan


(27)

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Struktur Organisasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

1. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga. Bagian Tata Usaha terdiri dari subbagian umum dan subbagian keuangan.

a. Subbagian Umum

Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

b. Subbagian Keuangan


(28)

2 Bidang Program dan Evaluasi

Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program dan anggaran serta evaluasi dan laporan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program anggaran di bidang

pengkajian dan pengembangan serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakatk dibidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan,

b. penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pengkajian

dan pengembangan di bidang komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat dibidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

Bidang Program dan Evaluasi terdiri dari subbidang program dan subbidang evaluasi.

1) Subbidang Program

Subbidang Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana program dan anggaran di bidang pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas


(29)

dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

2) Subbidang Evaluasi

Subbidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

3 Bidang Publikasi dan Dokumentasi

Bidang Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melaksanakan publikasi dan pengelolaan dokumentasi hasil pengkajian dan pengembangan di bidang komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

Bidang Publikasi dan Dokumentasi menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan publikasi hasil pengkajian dan pengembangan komunikasi dan

informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan,

b. pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan dokumentasi hasil pengkajian dan

pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.


(30)

Bidang Publikasi dan Dokumentasi terdiri dari subbidang publikasi dan subbidang dokumentasi.

1) Subbidang Publikasi

Subbidang Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan publikasi hasil pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

2) Subbidang Dokumentasi

Subbidang Dokumentasi mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan pelayanan dokumentasi hasil pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

4 Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional tediri dari jabatan fungsional peneliti, jabatan fungsional litkayasa, jabatan fungsional pranata humas, dan jabatan fungsional arsiparis.

a. Jabatan Fungsional Peneliti mempunyai tugas melakukan penelitian/kajian

bidang komunikasi dan informatika di wilayah kerja BBPPKI Medan dan melakukan kajian isu daerah.


(31)

b. Jabatan Fungsional Litkayasa mempunyai tugas membantu peneliti menyusun perencanaan penelitian dari awal sampai selesai penelitian.

c. Jabatan Fungsional Pranata Humas mempunyai tugas melakukan kegiatan

pelayanan informasi dan kehumasan.

d. Jabatan Fungsional Arsiparis mempunyai tugas mengelola dan menyimpan

arsip, dokumen – dokumen keuangan, surat -surat masuk dan lain lain.

C. Job Description

Berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No.22/PER/M.KOMINFO/6/2008 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika memiliki tugas dan fungsi.

1. Tugas

BBPPKI Medan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat dibidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.

2. Fungsi

Fungsi dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika yakni :

a. penyusunan rencana pogram dan anggaran dan pelaksanaan evaluasi serta

laporan di bidang pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika,

b. pelaksanaan pengkajian dan pengembangan di bidang komunikasi dan


(32)

c. pelaksanaan pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat dibidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan,

d. pelaksanaan publikasi dan dokumentasi hasil pengkajian dan pengembangan

komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan,

e. pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan

rumah tangga BBP.

D. Jaringan Usaha / Kegiatan

Program dan kegiatan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan informatika (BBPPKI) Provinsi Sumateran Utara antara lain program penerapan kepemerintahan yang baik, penyelenggaraan operasional, dan pemeliharaan perkantoran, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara, program penguasaan serta pengembangan aplikasi dan tekhnologi informasi dan komunikasi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, serta sarana dan prasarana.

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik

a. Pengelolaan Gaji, Honorarim Dan Tunjangan

Pembayaran Gaji, Lembur, Honorarium Dan Vakansi

1) Belanja Gaji Dan Upah BBPPKI Medan Tahun 2009

2) Belanja Uang Honor Tetap

3) Uang Lembur BBPPKI Medan


(33)

5) Belanja Uang Makan PNS

2. Penyelenggaraan Operasional Dan Pemeliharaan Perkantoran

Penyelengaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran terdiri dari :

a. pengadaan makanan/minuman penambah daya tahan tubuh,

b. pengadaan toga/pakaian kerja/sopir pesuruh perawat/dokter/

satpam/tenaga teknis lainnya,

c. pertemuan/jamuan delegasi/misi/tamu, d. perawatan gedung kantor,

e. perbaikan peralatan kantor,

f. perawatan kenderaan bermotor roda 4/6/10, g. perawatan kenderaan bermotor roda 2, h. perawatan sarana gedung,

i. langganan daya dan jasa,

j. honor yang terkait dengan operasional satuan kerja, k. operasional perkantoran dan pimpinan,

l. jasa pos/giro/sertifikat.

3. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara

Pembangunan/ pengadaan/ peningkatan sarana Dan prasarana terdiri dari : a. pengadaan Meubelair,

b. pengadaan Alat Pengolah Data.

4. Program Penguasaan Serta Pengembangan Aplikasi Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Penyelenggaraan Penelitian Dan Pengembangan terdiri dari :


(34)

a. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan,

b. peranan media dalam meningkatkan pengetahuan pengelola media

elektronik mengenai peraturan bidang kominfo,

c. pemetaan media elektronik di willayah kerja bbppki medan,

d. sosialisasi skkni bidang kehumasan untuk aparat pemerintah daerah, e. pelatihan literasi TIK bagi masyarakat di daerah perbatasan.

5. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Massa

Program pengembangan komunikai, informasi dan media massa antara lain adalah :

a. pembinaan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran penyusunan

program, rencana kerja dan anggaran,

b. pengembangan SDM dan administrasi kepegawaian

pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian,

c. pengkajian dan pengembangan sistem informasi yang terdiri dari : 1) penelitian pengembangan karya ilmiah/seminar/iptek dan seni, 2) pengkajian kebijakan pengembangan wilayah,

3) penyelenggaraan perpustakaan/ kearsipan/ dokumentasi, 4) pengelolaan dan pelayanan informasi melalui internet, 5) publikasi hasil kajian,

6) penelitian mandiri, 7) kajian issu publik.

8) percetakan/ penerbitan/ penggandaan/ laminasi,


(35)

10) peran media dalam pembentukan opini masyarakat di wilayah perbatasan mengenai jati diri bangsa Indonesia.

6. Sarana dan Prasarana

a. Gedung Kantor

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan memiliki gedung kantor sendiri yang terletak di Jalan Tombak No 3l Medan Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan (20222). BBPPKI Medan memiliki bangunan seluas 400 M² yang terdiri dari 2 (dua) tingkat dengan luas tanah 849 M² .

b. Aula

Untuk menunjang kinerja Balai, penyediaan Aula telah dilakukan pada tahun 2007 yaitu seluas 13 x lO M² yang berada di lantai II, dengan kelengkapan sarana


(36)

antara lain Kursi Tamu (Sice), Meja Rapat, Podium, kursi pembicara, Sound System dan Layar Infokus. Aula ini juga dipergunakan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat peningkatan kualitas SDM BBPPKI Medan maupun peningkatan kualitas hasil penelitian dan hasil kajian.

c. Media Online

Program Kerja BBPPKI Medan adalah melaksanakan publikasi hasil pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan melalui media on line . Media ini digunakan untuk mempublikasikan berbagai hasil-hasil kajian seperti Kajian Media Online (kajian kewilayahan), kajian Isu Publik, berita liputan langsung ke lapangan yang terjadi di daerah wilayah kerja.

Disamping itu juga memuat produk-produk hasil Jurnal Pikom BBPPKI Medan yang sudah terakreditasi dari LIPI, Warta Litkayasa dan kegiatan BBPPKI Medan lainnya. Kajian kajian ini dapat dijadikan referensi oleh Badan Litbang SDM, Badan Informasi Publik Departemen Komunikasi dan Informatika serta masyarakat komunitas informasi.


(37)

d. Galeri Internet

Pada rangka mewujudkan masyarakat informasi sesuai dengan Visi dan Misi Departemen Komunikasi dan Informatika maka BBPPKI Medan menyediakan Galeri Internet yang dilengkapi dengan 15 PC (personal Computer) yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan institusi pendidikan (SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi). Dengan adanya Galeri ini diharapkan masyarakat umum dapat memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka.

e. Perpustakaan

Untuk mendukung peningkatan kinerja pegawai BBPPKI Medan dan peningkatan hasil kajian Balai, maka sarana Perpustakaan juga dilengkapi dengan


(38)

buku-buku komunikasi, Teknologi Komunikasi dan informasi, peraturan-peraturan pemerintah, suratkabar harian dan sebagainya. Dalam perpustakaan ini juga tersedia jurnal ilmiah, dan warta litkayasa, kliping pers dan hasil-hasil kajian BBPPKI Medan.

E. Kinerja Usaha Terkini

Melalui dukungan keunggulan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan suatu konfigurasi media dalam meningkatkankualitas komunikasi dan informasi dalam mentransfer pemikiran dan sudut pandang, gagasan, pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi perubahan di masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah dalam hal ini Depkominfo mempunyai peranan yang sangat strategis dalam penyebarluasan informasi, sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945 pada pasal 28 F yang m menyebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Serta berhak untuk mencari, memperoleh memiliki, menyimpan mengolah, menyampaikan informasi dengan menggunakan jenis saluran yang tersedia .

F. Rencana Kegiatan

1. Melakukan Penelitian Kelompok

Penelitian kelompok yang merupakan kegiatan BBPPKI tahun 2010, melakukan penelitian dan pengkajian tentang :


(39)

a. peranan media dalam meningkatkan pengetahuan pengelola media elektronik mengenai peraturan bidang kominfo,

b. peran media dalam pembentukan opini masyarakat di wilayah perbatasan

mengenai jati diri bangsa Indonesia. 2. Melaksanakan Pemetaan Media

Pemetaan yang dilakukan oleh BBPPKI Medan pada tahun 2010 ini adalah mengenai ”Pemetaan Media Elektronik Di Willayah Kerja BBPPKI Medan, yakni media massa elektronik radio siaran, Televisi Siaran dan warnet”.

3. Melaksanakan Penelitian Mandiri

Penelitian mandiri pada tahun 2010 yang dilakukan di BBPPKI Medan terdapat 7 (tujuh) judul yakni :

a. pemanfaatan kampung digital oleh masyarakat desa Tuk Tuk Kabupaten Samosir,

b. sistem informasi pada otonomi daerah di Kota Pekanbaru,

c. tingkat literasi komputer masyarakat desa Padang Sidempuan, Kecamatan

Parguruan, Kabupaten Samosir,

d. gaya hidup masyarakat yang menggunakan telepon seluler di Kota Padang

Sidempuan,

e. iklim komunikasi antar-umat beragama dalam pelaksanaan syariat islam

Di Kabupaten Aceh Tenggara,

f. pemilihan media alternatif pada masyarakat daerah blankspot TVRI Sumut Di Kabupaten Labuhanbatu,


(40)

4. Melakukan Bimbingan Teknis Dan Sosialisasi

Bimbingan teknis (Bimtek) yang dilakukan oleh BBPPKI Medan untuk tahun 2010 telah dilakukan masing-masing di Kota Tanjung Balai Asahan dan Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala BBPPKI Medan Drs. Waladdin Siagian selanjutnya menambahkan, bahwa “perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi dan informatika telah memberi nuansa baru yang harus diperhatikan, yaitu dengan mengupayakan realisasi masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-base) dibidang tehnologi informasi dan komunikasi. Dan hal ini sejalan dengan frame work program global pada pertemuan dunia atau KTT tentang masyarakat informasi world summit on the information society (WSIS) di Genewa tahun 2003 dan di Tunisia tahun 2005. Yaitu kesepakatan untuk mewujudkan masyarakat informasi pada tahun 2015, atau semua negara berusaha agar seluruh pedesaan, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga pemerintahan terhubung dalam satu jaringan. Sehingga interaksi dalam berbagai aspek di seluruh dunia dapat dilakukan secara mudah dan cepat melalui dukungan tehnologi informasi dan komunikasi”.


(41)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Aktiva Tetap

Berdasarkan uraian yang teah dijelaskan sebelumnya termasuk data – data yang dikumpulkan oleh peneliti beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini peneliti akan mencoba membahas objek penelitiannya yaitu aktiva tetap. Berikut beberapa defenisi aktiva tetap dari beberapa ahli.

Pengertian aktiva tetap menurut Warren,dkk (2005:504) “Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud karena secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal”.

Pengertian aktiva tetap menurut Mulyadi (2001:591) “Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subyek penyusutan”.

Adapun pengertian aktiva tetap menurut Ikatan Akuntan Indonsia (2002:13) “Aktiva Tetap adalah sumber daya yang dikuasaioleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap harus mempunyai syarat, yaitu :

1. dimiliki atau dikuasa oleh perusahaan, 2. mempunyai bentuk fisik,


(42)

4. dipakai atau digunakan secara aktif didalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau dijual kembali,

5. mempunyai masa manfaat relatif permanen.

Arti penting aktiva tetap berada dari perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, tergantung pada sifat,jenis dan skala usahanya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbaai jenis aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam jangka waktu relatif lama.

B. Jenis – Jenis Ativa Tetap

Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi dari segi substansi, umur, penyusutan, dan tanah (Harahap, 2004).

1. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian antara lain aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud.

a. Aktiva berwujud (Tangible Fixed Assets)

Contoh : Tanah, Mesin, Gedung, Peralatan, dan Kendaraan. b. Aktiva tidak berwujud (Intangible Fixed Assets)

Contoh : Goodwill, Paten, Merk Dagang (Trademark), Hak Cipta (Copyright).


(43)

2. Umur

Umur atau masa kegunaan akiva tetap terdiri dari :

a. aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak

terbatas. Misal : Tanah, Bangunan Pabrik, Gudang, Kantor,

b. aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misal: Bangunan, Mesin, Perlengkapan Kantor, Kendaraan, dan Alat Transport,

c. aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aktiva Sumber Alam.

3. Penyusutan

Penyusutan terdiri atas :

a. aktiva tetap yang disusutkan (Depreciate Plant Asset). Contoh :

Gedung, Mesin, Kendaraan dll,

b. aktiva tetap yang tidak disusutkan (Undepreciate Plant Asset). Contoh: Tanah,

4. Tanah

Aktiva tetap menurut jenisnya terdiri dari tanah, pengembangan tanah, bangunan/gedung, dan peralatan.


(44)

a. Tanah

Sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasional perusahaan, termasuk perizinan dan tidak disusutkan.

b. Pengembangan Tanah

Seperti : Jalan untuk mobil, Peralatan Parkir, dan pagar.

c. Bangunan/Gedung

Seperti : Toko,Pabrik,Gudang termasuk tata letak (lay out). d. Peralatan

Seperti : komputer, Furniture, Mesin Pabrik, Peralatan Pengiriman, termasuk Kendaraan Penunjang.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam empat kategori yaitu peralatan dan mesin, alat-alat komunikasi, gedung dan bangunan, dan asset tetap lainnya. Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud dimiliki oleh perusahaan.


(45)

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Dalam memperoleh aktiva tetap ada beberapa cara yakni pembelian tunai, pembelian kredit, sewa guna usaha, pertukaran dengan aktiva lain, pertukaran dengan sekuritas, dibangun sendiri, serta donasi atau sumbangan (Harahap, 2004).

1. Pembelian Tunai

Nilai perolehan aktiva tetap yang didapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran – pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.

2. Pembelian Kredit

Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

3. Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran – pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.


(46)

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan yakni :

a. sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa

(operating lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha,

b. sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan

(finance lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

4. Pertukaran dengan aktiva lain.

Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu :

a. pertukaran dengan aktiva tetap yang sejenis adalah perolehan aktiva tetap dengan mengadakan pertukaran aktiva tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan karugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran,

b. pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis. Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin-mesin, gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/rugi pertukaran aktiva tetap.


(47)

5. Pertukaran dengan Sekuritas

Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat – surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan : a. harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi,

b. harga pasar yang didapat.

6. Dibangun sendiri

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya yaitu :

a. memanfaatkan fasilitas yang menganggur, b. menghemat biaya konstruksi,

c. mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi, d. sehingga dapat segera dioperasikan.

7. Donasi atau Sumbangan

Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberian kepada pihak lain disebut transfer non-resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aktiva yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi non-resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.


(48)

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, Balai Besar pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai, dan pembelian kredit yang sumber dananya APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

D. Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus – menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16) “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Menurut Warren,Reeve, dan Fees (2005:395)“Penyusutan merupakan kemampuan aktiva tetap untuk menyediakan manfaat dan diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional antara lain”.

1. Penyusutan Fisik (Phisical Depreciation)

Penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca.

2. Penyusutan Fungsional (Functional Depreciation)

Penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan.

Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi mengenai kategori aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva tetap antara lain depresiasi, deplesi, dan amortisasi.


(49)

a. Depresiasi

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

b. Deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

c. Amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Semua aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai aktiva tersebut. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor – faktor sebagai berikut :

1) biaya/ harga perolehan aktiva tetap, biaya yang dimaksudkan adalah

seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan,

2) nilai residual merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi,

3) masa manfaat akktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor – faktor fisik dan fungsional tertentu,


(50)

4) pola penggunaan untuk membandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan.

Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap yakni metode garis lurus, metode saldo menurun berganda, metode satuan unit produksi, dan metode jumlah angka tahun (Kieso Weigandt,2007) .

a) Metode Garis Lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban

penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus :

Penyusutan tahunan = Harga perolehan-Nilai ekonomis

Umur ekonomis

Contoh : Suatu aktiva dengan harga Rp 5.000.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 500.000.

Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut : Penyusutan tahunan = Rp 5.000.000 – Rp 500.000 = Rp 900.000 5

Apabila disusun jurnal penyususaian pada akhir periode akuntansi akan tampak :

Beban Penyusutan Rp 900.000


(51)

b) Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku (Harga perolehan-akumulasi penyusutan).

Contoh : Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 20.000.000, nilai residu Rp 2.000.000, umur ekonomis 5 tahun. Maka penyusutannya = Rp 20.000.000 – Rp 2.000.000

5 = Rp 3.600.000 Tarif penyusutan saldo menurun : 100% = 20 % 5 Tahun

Tarif ganda = 20 % x 2 = 40%

Tabel 3.1

Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda

Thn Beban Penyusutan Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

I 40% x 20.000.000 = 8.000.000 8.000.000 12.000.000

II 40% x 12.000.000 = 4.800.000 12.800.000 7.200.000

III 40% x 7.200.000 = 2.880.000 15.680.000 4.320.000

IV 40% x 4.320.000 = 1.728.000 17.408.000 2.592.000


(52)

c) Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva.

Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 25.000.000 dan nilai residu Rp 5.000.000 selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 100.000 unit produk. Maka beban penyusutan per satuan produksi :

Penyusutan per unit produksi = Rp 25.000.000 – Rp 5.000.000 100.000

= Rp 200

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 x Rp 200 = Rp 2.000.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp 200 = Rp 1.800.000

d) Metode Jumlah Angka Tahun

Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus,

Jumlah angka tahun = n (n+1) 2


(53)

n = Lama Penyusutan (umur ekonomis aktiva)

Pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight line method. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.

Hasil penyusutan aktiva tetap diterbitkan setiap enam bulan sekali per tahun. Alasan menggunakan metode penyusunan garis lurus (Straight line method) adalah kegunaan ekonomis dari suatu aktiva tetap akan menurun secara proporsional setiap periode, biaya reparasi dan pemeliharaan tiap – tiap periode jumlahnya relatif tetap, kegunaan ekonomis pasti berkurang dari waktu ke waktu, penggunaan (kapasitas) aktiva tiap – tiap periode relatif tetap.

Dokumen sumber yang dipakai dalam pencatatannya adalah bukti memorial. Pencatatan beban penyusutan yang dilakukan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut.

Beban Penyusutan xxx

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx

E. Penggantian Aktiva Tetap

Berdasarkan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No-1MBUMN / 2002 / tanggal 29 Januari 2002 tentang pedoman kebijakan pelepasan Aktiva Tetap BUMN, penggantian aktiva tetap pada Balai Besar


(54)

Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara tidak dapat dibuang,dijual,ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang,rusak maupun tidak fungsional lagi. Tidak terdapat pemisahan aset – aset Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara antara unit kerja lainnya. Penghapusan aktiva tetap dilakukan atas persetujuan dari Menteri Keuangan.

Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No-1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang pedoman kebijakan pelepasan aktiva tetap BUMN yaitu :

1. pelaksanaan pelepasan aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi bagi

perusahaan, dapat dilakukan dengan prosedur lelang melalui Kantor Lelang Negara,

2. untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk

meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transparan, maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan tugas pra lelang tersebut,

3. harga penjualan ditetapkan berdasarkan harga pasar, sedangkan penentuan harga dasar untuk pelelangan ditetapkan oleh tim yang dibentuk oleh Direksi terdiri dari wakil perusahaan dengan mengikutsertakan instansi terkait,

4. pelepasan aktiva tetap berupa rumah dan kendaraan bermotor dapat dilepas tanpa melalui prosedur lelang,


(55)

6. pengecualian lainnya terhadap tata cara penjualan melihat lelang disebut pada butir (1) diatas dapat diajukan kepada Menteri atas dasar pertimbangan penyebaran aktiva dan niai aktiva yang tidak signifikan. Menurut Firdaus A Dunia ( 2005 ) cara penggantian aktiva tetap terbagi atas tiga yaitu dengan cara dibuang, dengan cara dijual, dan dengan cara ditukar dengan aktiva lain.

a. Dengan cara dibuang

Dibuang dalam hal ini berarti aktiva dinonaktifkan sebab aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.

b. Dengan cara dijual

Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.

c. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama peggunaannya. Jika nilai tukar aktiva lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.

F. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap

Pengawasan internal merupakan prosedur – prosedur mekanis yang dilakukan untuk memeriksa ketelitian data – data administrasi. Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh


(56)

perusahaan, pengawasan terhadap aktiva harus dilakukan secara tepat dan terorganisir.

Ikatan Akuntan Indonesi (2002:29) “Pengawasan intern meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan”. Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.

Pada dasarnya tujuan sistem pengawasan intern aktiva tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda perusahaan, mendapatkan data akuntansi tepat dan dapat dipercaya serta mendorong tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan manajemen.

Pengawasan internal meliputi dua hal ( Gondodiyoto:2007), yaitu :

1. pengendalian akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi

pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai,

2. pengendalian administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.


(57)

Beberapa tujuan dari pengawasan internal aktiva tetap lainnya (Firdaus A Dunia :2005) yakni :

a. membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai

kebutuhan perusahaan,

b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam

menjalankan aktivitas perusahaan,

c. menetapkan prosedur – prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik

suatu aktiva tetap,

d. menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam

pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,

e. mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan

perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap,

f. melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan

yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan, g. menetapkan tanggung jawab yang wajar untuk aktiva tetap,

h. merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya dengan cara pengawasan melalui persetujuan, pengawasan terhadap gerak-gerik fisik, prosedur atas pengawasan intern, pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan, dan perlakuan terhadap aktiva tetap ang tidak terpakai.


(58)

1) Pengawasan melalui persetujuan, persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Pimpinan/Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara.

2) Pengawasan terhadap gerak – gerik fisik jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara melakukan sejumlah prosedur – prosedur atau peraturan – peraturan yang dilakukan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya, terdapat aktiva yang telah rusak, maka akan dilaporkan untuk perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya aktiva yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi.

3) Prosedur atas pengawasan intern, Kepala Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf berupa prosedur – prosedur dan pelatihan – pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan.


(59)

4) Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaannya dengan membandingkan aktiva yang dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.

5) Perlakuan terhadap aktiva tetap yang tidak terpakai, aktiva tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara tidak dapat dibuang,dijual ataupun ditukar dengan aktiva lain. Karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah rusak, maupun tidak berfungsi lagi.

G. Jenis – Jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Ada tiga jenis pengawasan internal atas aktiva tetap yang dilakukan, yaitu pengawasan administrasi, pengawasan fisik, dan pengawasan penggunaan (Gondodiyoto:2007).

1. Pengawasan Administrasi

Pengawasan ini meliputi pengawasan sistem dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisasi. Misalnya, komputer dan lainnya.


(60)

2. Pengawasan Fisik

Pengawasan ini meliputi penyusuaia keadaan fisik aktiva tetap di lapangan dengan laporan yang terdapat dalam daftar inventaris maupun administrasi inventarisasinya.

3. Pengawasan Penggunaan

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktiva tetap digunakan dengan memperhatikan efisiensi penggunaannya atau tidak. Pengawasan terhadap aktiva tetap pebting artinya guna nilai ekonomis, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan maupun pendayagunaan barang – barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumtera Utara menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan.

Pada dasarnya pengawasan intern bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan yang mana dalam hal ini adalah aktiva tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kpemimpinan.

H. Unsur Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Unsur pengawasan intern dalam aktiva tetap menurut Mulyadi (2001:164) mencakup organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat, dan karyawan yang bermutu.


(61)

1. Organisasi

Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi pemakaian aktiva tetap. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit yang organisasi yang berkerja secara independen. Untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu organisasi saja.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham karena investasi dalam aktiva pada umumnya meliputi jumlah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap.

Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasi oleh direktur yang bersangkutan. Setiap investasi yang tercantum dalam anggaran investasi harus mendapat persetujuan direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan.


(62)

Surat permintaan otorisasi reparasi oleh direktur utama, surat otorisasi reparasi yang berisi persetujuan dilaksanakannya, pengeluaran modal harus mendapat otorisasi oleh direktur utama. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan. Work Order yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal, untuk pembangunan reparasi, pembongkaran aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan.

Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada ditangan direktur utama. Laporan penerimaan barang otorisasi oleh fungsi penerimaan. Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang dibeli harus mendapat otorisasi oleh direktur utama.

Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi – fungsi akuntansi. Bukti kas keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembelian harga aktiva tetap yang dibeli harus mendapat otorisasi dari direktur utama. Bukti memorial oleh fungsi akuntansi yang berisi persetujuan dilaksanakannya up dating terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi. Sedangkan Prosedur Pencatatan merupakan Perubahan kartu aktiva tetap harus diberikan pada bukti kas keluar dan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotoriasi oleh pejabat yang berwenang. Setiap pemutakhiran data yang dicata dalam kartu aktiva tetap


(63)

harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri oleh dokumen pendukung yang sah.

3. Praktik yang Sehat

Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu akiva tetap. Pengawasan intern dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran investasi ini disusun setelah telaah terhadap dan studi kelayakan terhadap usulan investasi. Penutupan investasi aktiva tetap terhadap kerugian untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebaikan dan kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai.

Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu diperhatikan dan dijadikan pedomana hal – hal sebagai berikut :

a. aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga administrasi melalui komputer tambahan untuk jenis aktiva tetap, b. perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan

pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap tersebut benar – benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan,

c. penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemeberitahuan tertulis yang diterimanya,


(64)

d. aktiva yang merupakan barang – barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan harus disimpan ditempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.

4. Karyawan yang Bermutu.

Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien.

I Skala Pengukuran Variabel Mengenai Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara

( diambil dari buku Sistem Akuntansi/Mulyadi – Edisi ke-3, Cetakan ke-4 )

Nama Responden : Zulfa Basir

Bagian : Kepala Bagian Tata Usaha

Instansi : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi

Dan Informatika Provsu Medan

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda (√ ) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini.


(65)

Tabel 3.2

Variabel Unsur Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

STS KS RR S SS

1. Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi

akuntansi tetap.

2. Transaksi perolehan, penjualan, dan

penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen.

3. Anggaran investasi diotorisasi oleh Rapat

Umum Pemegang Saham.

4. Surat permintaan otorisasi investasi, surat

permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap, dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh Direktur yang bersangkutan dan Direktur Utama.

√ 5. Surat permintan otorisasi reparasi diotorisasi

oleh direktur utama.

√ 6. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepada

Departemen yang bersangkutan. √

7. Surat order pembelian diotorisasi oleh

pejabat yang berwenang. √

8. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh

fungsi penerimaan.

9. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi

akuntansi. √

10. Bukti memorial diotorisasi kepala fungsi

akuntansi. √

11. Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung ynag lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

12. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap.

√ 13. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat

pengendalian investasi dalam aktiva tetap.

√ 14. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap

kerugian


(66)

Total Skor Terendah = 14 Total Skor Tertinggi = 60

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju KS = Kurang Setuju RR = Ragu-ragu S = Setuju SS = Sangat Setuju

Kriteria Penilaian : 14 – 22 = Tidak Efektif. 23 – 31 = Kurang Efektif. 32 – 40 = Ragu-Ragu. 41 – 49 = Efektif.

50 – 60 = Sangat Efektif.

Hasil Perhitungan :

Sangat Tidak Efektif = 2 x 1 = 2 Kurang Efektif = 2 x 2 = 4 Cukup Efektif = 2 x 3 = 6


(67)

Sangat Efektif = 4 x 5 = 20

Total Skor 48

Setelah peneliti menghitung jawaban dari pertanyaan sistem pengawasan intern aktiva tetap maka dapat disimpulkan jawaban dari responden perusahaan mengenai pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika maka diperoleh skor 48 dari 14 item pertanyaan yang berarti masuk dalam kriteria penilaian efektif. Hal ini berarti Pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika adalah efektif.


(68)

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian internal aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara, maka peniliti dapat mengambil empat kesimpulan.

1. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan efektif.

2. Aktiva tetap yang dimiliki Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara merupakan aset negara.

3. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap pada Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara didasarkan pada PSAP No.7 yaitu meotde penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi.

4. Penggantian aktiva tetap yang dilakukan Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara didasarkan pada Instruksi Menteri Negara BUMN No.1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN yaitu aktiva tetap tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan


(69)

aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah rusak maupun tidak fungsional lagi.

B.Saran

Peneliti mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran – saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. pengawasan atas aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai pengawasan intern yang lebih baik dan untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktia tetap,

2. perusahaan secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi

Pemerintahan yang lazin terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten,

3. aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselengarakan juga administrasi melalui komputer tambahan untuk jenis aktiva tetap.


(1)

Tabel 3.2

Variabel Unsur Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

STS KS RR S SS

1. Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi tetap.

2. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen.

3. Anggaran investasi diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap, dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh Direktur yang bersangkutan dan Direktur Utama.

5. Surat permintan otorisasi reparasi diotorisasi oleh direktur utama.

6. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepada

Departemen yang bersangkutan. √

7. Surat order pembelian diotorisasi oleh

pejabat yang berwenang. √

8. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan.

√ 9. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi

akuntansi. √

10. Bukti memorial diotorisasi kepala fungsi

akuntansi. √

11. Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung ynag lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

12. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap.

13. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap.

√ 14. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap √


(2)

Total Skor Terendah = 14 Total Skor Tertinggi = 60

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju RR = Ragu-ragu S = Setuju SS = Sangat Setuju

Kriteria Penilaian : 14 – 22 = Tidak Efektif. 23 – 31 = Kurang Efektif. 32 – 40 = Ragu-Ragu. 41 – 49 = Efektif.

50 – 60 = Sangat Efektif.

Hasil Perhitungan :

Sangat Tidak Efektif = 2 x 1 = 2 Kurang Efektif = 2 x 2 = 4 Cukup Efektif = 2 x 3 = 6 Memenuhi Efektif = 4 x 4 = 16


(3)

Sangat Efektif = 4 x 5 = 20 Total Skor 48

Setelah peneliti menghitung jawaban dari pertanyaan sistem pengawasan intern aktiva tetap maka dapat disimpulkan jawaban dari responden perusahaan mengenai pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika maka diperoleh skor 48 dari 14 item pertanyaan yang berarti masuk dalam kriteria penilaian efektif. Hal ini berarti Pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika adalah efektif.


(4)

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian internal aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara, maka peniliti dapat mengambil empat kesimpulan.

1. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan efektif.

2. Aktiva tetap yang dimiliki Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara merupakan aset negara.

3. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara didasarkan pada PSAP No.7 yaitu meotde penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. 4. Penggantian aktiva tetap yang dilakukan Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara didasarkan pada Instruksi Menteri Negara BUMN No.1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN yaitu aktiva tetap tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan


(5)

aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah rusak maupun tidak fungsional lagi.

B.Saran

Peneliti mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran – saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. pengawasan atas aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai pengawasan intern yang lebih baik dan untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktia tetap,

2. perusahaan secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang lazin terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten,

3. aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselengarakan juga administrasi melalui komputer tambahan untuk jenis aktiva tetap.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dunia, Firdaus A. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku Satu, Edisi 2, Fakultas : Ekonomi UI, Jakarta.

Gondodiyoto,Sanyoto dan Henny Hendarti. 2007. Audit Sistem Informasi Lanjutan .Edisi 1, Mitra Wacana Media : Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri.2004. Akuntansi Aktiva Tetap. Edisi Ketiga, PT.Raja Grafindo : Jakarta

Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Edisi 3, Cetakan Keempat. Salemba Empat: Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007, Salemba Empat : Jakarta.

Weygandt J Jerry, Donald E.Kieso, Paul D.Kimmel. 2007. Pengantar Akuntansi, Edisi 7, Buku 1, Diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Wsailah, Rangga Handika, Salemba Empat : Jakarta

Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess. 2005. Pengantar Akuntansi. Edisi ke-21, Buku 1, Cetakan Pertama. Terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat: Jakarta

Stice, Eral.K, James D Stice, K Fred Skousen. 2005. Intermediate Accounting. Buku 1, Edisi 15, Salemba Empat : Jakarta.

.