PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA

Oleh

MADE SUPARMI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA

Oleh MADE SUPARMI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah, sebanyak 7 (tujuh) siswa atau 29,17% (dua puluh Sembilan koma tujuh belas) siswa tuntas dan 17 (tujuh belas) siswa atau 70,83% (tujuh puluh koma delapan puluh tiga) siswa belum tuntas, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 1 Jembrana. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen.

Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi siswa serta tes hasil belajar disetiap siklusnya. Selanjutnya data dianalisis dengan cara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian menggunakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SD Negeri 1 Jembrana dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 52,9 (lima puluh dua koma sembilan) dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 79,8 (tujuh puluh sembilan koma delapan). Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 59,17 (lima puluh Sembilan koma tujuh belas) dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 77,92(tujuh puluh tujuh koma tujuh belas). Ketuntasan siswa pada siklus I hanya mencapai 58,33% (14 siswa) dan meningkat pada siklus II menjadi 100% (24 siswa).


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman SAMPUL DEPAN

ABSTRAK JUDUL DALAM PERSETUJUAN PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

PERSEMBAHAN ... i

MOTTO ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

SANWACANA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan penelitian ... 5

1.5. Manfaat penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar ... 7

2.2. Pengertian Aktivitas Belaajar ... 7

2.3. Haisl Belajar ... 8

2.4. Pengertian Metode Eksperimen ... 9

2.5. Ilmu Pengetahuan Alam ... 11


(7)

3.3. Subjek Penelitian ... 16

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 16

3.5. Alat Pengumpul Data ... 16

3.6. Teknik Analisis Data ... 17

3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ... 18

3.8. Indikator Keberhasilan ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Jembrana ... 27

4.2. Diskripsi Per Siklus ... 28

4.2.1. Siklus I ... 28

4.2.1. Siklus II ... 36

4.3. Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 50

5.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 32

4.2. Kinerja Guru pada Pembelajaran Siklus I ... 34

4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 35

4.4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 40

4.5. Kinerja Guru pada Pembelajaran Siklus II... 42

4.6. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 43


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 15

4.1. Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 44

4.2. Grafik Rata-rata Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 45

4.3. Grafik Peningkatan Kinerja Guru Tiap Siklus ... 46


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dirinya, mewujudkan pelaksanaan hidup yang baik dengan mencapai kesejahteraan hidup. Karena pentingnya peranan pendidikan, maka pemerintah terus mengadakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara maksimal.

Pada UU No. 20 tahun 2003 dirumuskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan itu pemerintah telah mengadakan pembaharuan kurikulum, mengadakan buku pelajaran, penataran guru-guru bidang studi serta melengkapi sarana dan prasarana sekolah.

Sekolah merupakan suatu lembaga perpanjangan tangan pemerintah yang bersifat formal untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan. Adapun berbagai upaya yang dilakukan SD Negeri 1 Jembrana untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain memilih guru


(11)

yang profesional dalam bidangnya, melengkapi sarana dan prasarana sekolah seperti kelengkapan perpustakaan dan ruang belajar, mengaktifkan kegiatan pembelajaran, meningkatkan kedisiplinan serta menggunakan metode belajar yang bervariasi. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar, saat ini sistem pengajaran harus mengarahkan siswa agar mampu berfikir secara kritis, aktif, dan tidak bersifat pasif dalam menerima pelajaran. Dengan demikian diharapkan lebih mudah untuk mengerti dan dapat memahami materi yang diberikan oleh guru.

Mata pelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains, yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam dan interaksi di dalamnya. Mata pelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar guru mampu mengembangkan suatu strategi dalam mengajar yang dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga hasil belajar dapat meningkat.

Kurikulum ( KTSP: 2006)) Mata Pelajaran IPA SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.


(12)

3

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk pendidikan ke-SMP.

Berdasarkan hasil observasi dan dokumen tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 1 Jembrana Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh data bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih banyak hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 60, terbukti dari nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai 52. Sementara itu dilihat dari ketuntasan nilai individu berdasarkan KKM, diperoleh hasil bahwa dari 24 siswa hanya 7 siswa (29,17%) yang telah mencapai KKM, sedangkan 17 siswa (70,83%) belum tuntas atau belum mencapai KKM. Aktivitas belajar siswa juga masih rendah terlihat dari siswa yang cenderung ribut, banyak mengobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan oleh guru, serta proses timbal balik antara guru dengan siswa kurang terlihat.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dikarenakan pola mengajar yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Kemudian guru lebih sering terpaku pada buku serta penyajian materi yang bersifat naratif dan tidak memperhatikan efisiensi waktunya sehingga membuat siswa jenuh dan tidak dapat fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Terlebih lagi guru belum menggunakan metode yang menunjang proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas lain dalam pembelajaran IPA didapat : (1) ada sebagian siswa kurang memperhatikan


(13)

pada saat guru menyampaikan, (2) siswa malu atau tidak berani bertanya ketika terdapat bahasan yang kurang dipahami, (3) ada sebagian siswa yang tidak mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, dan (4) serta kurangnya keterlibatan siswa untuk mengikuti pelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Mengatasi rendahnya aktivitas dan untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran ini, maka perlu dilakukan pemilihan model pembelajaran yang memungkinkan siswa berpartisipasi lebih baik dan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan diantaranya adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dapat digunakan dan dikembangkan untuk melatih siswa menggunakan prosedur ilmiah. Proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, karena menuntut siswa aktif dan terlibat langsung dalam proses belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melaksanakan penelitian

tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jembrana”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Jembrana dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

1.2.1 Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Jembrana dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


(14)

5

1.2.3 Kurangnya guru dalam menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimanakah penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 1 Jembrana dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tahun pelajaran 2012/2013? 1.3.2 Bagaimanakah penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 1 Jembrana dapat meningkatkan hasil belajar siswa tahun pelajaran 2012/2013?

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1.4.1 Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 1 Jembrana dengan menggunakan metode eksperimentahun pelajaran 2012/2013.

1.4.2 Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 1 Jembrana dengan menggunakan metode eksperimen tahun pelajaran 2012/2013

1.4.3

1.5.Manfaat Penelitian


(15)

1.5.1 Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri 1 Jembrana khususnya pada mata pelajaran IPA.

1.5.2 Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai penggunaan metode eksperimen, serta mengembangkan kemampuan profesional guru dan bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelasnya.

1.5.3 Sekolah

Dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD Negeri 1 Jembrana, sehingga memiliki output yang berkualitas dan kompetitif.

1.5.4 Peneliti

Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, serta dapat memecahkan permasalahan yang terdapat di sekolah dasar.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Menurut (Whittaker dalam Abu, 2003: 126) belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau duibah melalui latihan. Rakhmat (2006: 50) menjelaskaan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan perilaku seperti pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, sikap dan tingkah laku efektif lainnya sebagai hasil dan pengalaman.

Syamsuddin (2004: 157) belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Belajar adalah perubahan tingkah laku, dimana perubahan tingkah laku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan tersebut meliputi perubahan dalam kognitif, afektif dan psikomotor (Hernawan, 2007: 2).

Dari beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan perubahan perilaku yang lebih baik.


(17)

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Piaget (dalam Sardiman, 2008: 10) menerangkan bahwa seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir, agar anak itu berpikir sendiri harus ada kesempatan untuk berbuat sendiri, aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Larasati (2005 : 11) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif dan tingkah laku psikomotorik. Dengan sumber yang sama prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator, keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

Dari beberapa pengertian aktivitas belajar yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku setelah mengalami proses belajar.


(18)

9

2.3 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan invormasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya.

Hasil belajar ialah suatu akibat dari proses belajar (Sudjana dalam Kunandar, 2010: 276). Sedangkan Dimyati & Mudjiono (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Soedijarto (Nashar, 2004: 79) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar dan mengajar sesuai yang ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan dalam diri siswa setelah memperoleh pengalaman belajar terutama dalam aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimilikinya, dan hasil belajar tersebut didapat dari soal tes yang diberikan oleh guru kepada siswa.

2.4 Pengertian Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.


(19)

Metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya, Palendeng (2003: 81).

Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005: 2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode eksperimen adalah metode pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen.

Menurut Palendeng (2003: 82) Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:

Kelebihan Metode Eksperimen:

1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.

3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

4) Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen

5) Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan.

6) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah


(20)

11

7) Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme Kekurangan metode Eksperimen

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan.

4) Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen.

5) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.

Langkah-langkah Metode Eksperimen

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003: 84) sebagai berikut :

1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.

2) Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.

4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. 5) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep.

2.5. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Pendidikan IPA menurut Tohari (2004: 3) merupakan “usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA.


(21)

Sumaji (2008: 46) mengemukakan pendidikan IPA adalah suatu ilmu pegetahuan sosial yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif.

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (2006: 23) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.

Menurut Abdullah (2007: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum.

2.6. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode eksperimen dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat


(22)

13

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Jembrana”.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK). Wardani, dkk. (2008: 14) mengungkapkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sesuai dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Kusumah, dkk. (2009: 26) bahwa ada empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, maka dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Adapun siklus dari PTK ini adalah sebagai berikut:


(24)

15

Gambar 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Modifikasi dari Arikunto (2006: 16)

3.2.Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Jembrana, yang terletak di Desa Jembrana Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 diumlai dari bulan Januari sampai dengan April 2013.

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Obsevasi

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Dst.

Obsevasi SIKLUS I


(25)

3.3. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini subjek penelitian adalah 1 orang guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Jembrana, yang terdiri dari 24 siswa dengan komposisi 17 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan hasil tes. Hasil tes digunakan untuk mengetahui data hasil belajar siswa yaitu dengan memberikan soal-soal tes yang harus dikerjakan oleh siswa, sedangkan observasi dilakukan oleh guru kelas lain digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan observasi kinerja guru dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru (IPKG 2) pada setiap aspek yang diamati.

3.5. Alat Pengumpulan Data

3.5.1 Tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Tes dilakukan secara tertulis. Tes digunakan untuk mendapatkan data-data nilai prestasi belajar siswa.

3.5.2 Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi sebagai salah satu teknik untuk mengamati secara langsung agar mendapatkan gambaran langsung tentang kegiatan belajar siswa di kelas.


(26)

17

R SM 3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis kualitatif

Akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri data aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Data observasi diperoleh dengan rumus:

NP = x100%

Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap Sumber: (Purwanto, 2008: 102)

3.6.2 Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Data hasil penelitian tergolong data kuantitatif secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan kentutasan individual dengan rumus sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individual

NS = X 100

b. Ketuntasan klasikal

S = X 100%

Jumlah Skor Perolehan Skor Maksimal

Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar Jumlah Seluruh Siswa


(27)

Keterangan :

Ketuntasan individual: jika siswa mencapai indikator > 60

Ketuntasan klasikal: jika > 75% dari seluruh siswa mencapai KKM (60)

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang digunakan di SD Negeri 1 Jembrana, siswa dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai > 60.

3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur penelitian dengan 4 (empat) tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk setiap siklus dapat dijabarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Menetapkan dan mendiskusikan dengan guru mitra, rancangan pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik di kelas sebagai tindakan.

2. Mengambil data hasil ujian semester Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester genap yang digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok dan skor awal.

3. Menyiapkan silabus Ilmu Pengetahuan Alam untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).


(28)

19

4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan metode eksperimen sesuai dengan materi yang telah ditetapkan

5. Menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. 6. Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk melihat aktivitas belajar

peserta didik ketika pembelajaran berlangsung.

7. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat tindakan guru selama pembelajaran.

8. Menyiapkan perangkat tes (soal evaluasi) sebagai alat evaluasi peserta didik.

9. Merencanakan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

b. Tindakan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari perencanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perancanaan serta melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru merefeleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk meningktakan motivasi belajar siswa. Guru memberikan tindak lanjut yaitu tugas (PR).

1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b. Apersepsi

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.


(29)

c. Orientasi

Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

d. Motivasi

Guru memotivasi siswa dan bertanya jawab mengenai materi sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi Guru :

a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai materi yang akan disampaikan.

b. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan pemberian media dan LKS.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Siswa dibimbing guru untuk membentuk kelompok diskusi yang beranggota 4-6 siswa secara heterogen (masyarakat belajar).

b. Tiap kelompok diberi tugas dalam bentuk LKS untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru.

c. Tiap kelompok melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal (masyarakat belajar).

d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Dengan menunjuk salah satu teman dalam kelompok untuk maju memprensentasikan hasil diskusi.


(30)

21

e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok lain yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

f. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk, menyimpan buku dan menyiapkan alat tulis untuk mengerjakan tugas berupa lembar tugas siswa.

g. Guru mengawasi siswa selama kegitatan evaluasi berlangsung agar berjalan tertib.

h. Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar jawaban dimeja guru.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan Akhir a. Refleksi

b. Kesimpulan dan tindak lanjut c. Salam Penutup

c. Observasi

Dalam kegiatan observasi kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


(31)

c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran.

d. Analisis dan Refleksi

a. Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan tahap observasi.

b. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan dalam proses pembelajaran c. Melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar siswa.

SIKLUS II

a. Perencanaan

1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I

2. Merencakan perbaikan untuk pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I.

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Siklus II. 4. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian (esai) untuk setiap

siklus.

5. Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui metode eksperimen.

6. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan yang sesuai dengan respon terhadap tindakan yang dilakukan, baik data kuantitatif maupun kualitatif.


(32)

23

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pada siklus II masih sama dengan tahap pelaksanaan siklus I. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari perencanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perancanaan serta melaksanakan kegiatan pelaksanaan media gambar. Guru merefeleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk meningktakan motivasi belajar siswa. Guru memberikan tindak lanjut yaitu tugas (PR)

1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b. Apersepsi

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

c. Orientasi

Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

d. Motivasi

Guru memotivasi siswa dan bertanya jawab mengenai materi sebelumnya.


(33)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi Guru :

a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai materi yang akan disampaikan.

b. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan pemberian media dan LKS.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Siswa dibimbing guru untuk membentuk kelompok diskusi yang beranggota 4-6 siswa secara heterogen (masyarakat belajar).

b. Tiap kelompok diberi tugas dalam bentuk LKS untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru.

c. Tiap kelompok melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal (masyarakat belajar).

d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Dengan menunjuk salah satu teman dalam kelompok untuk maju memprensentasikan hasil diskusi.

e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok lain yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

f. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk, menyimpan buku dan menyiapkan alat tulis untuk mengerjakan tugas berupa lembar tugas siswa.


(34)

25

g. Guru mengawasi siswa selama kegitatan evaluasi berlangsung agar berjalan tertib.

h. Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar jawaban dimeja guru.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan Akhir

a. Refleksi

b. Kesimpulan dan tindak lanjut c. Salam Penutup

c. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Data yang didapat akan diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan perbaikan baik teknik, cara penyampaian, atau hal apa pun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan dilaksanakan.


(35)

d. Analisis dan Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan maksimal melalui observasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

3.8. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dikatakan berhasil apabila:

a. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

b. Pada akhir penelitian adanya peningkatakan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 75% dari seluruh siswa mencapai KKM (60)


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah:

5.1.1 Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 52,9 (lima puluh dua koma sembilan) dengan kategori cukup aktif dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 79,8 (tujuh puluh sembilan koma delapan) dengan kategori aktif.

5.1.2 Penggunaan metode aksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 59,17 (lima puluh Sembilan koma tujuh belas) dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 77,92 (tujuh puluh tujuh koma sembilan puluh dua).


(37)

5.2. Saran

5.2.1 Bagi peserta didik, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan teman sebaya, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5.2.2 Bagi guru, upayakan untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran untuk mencegah kejenuhan peserta didik dalam menerima ilmu, karena dengan adanya variasi atau hal baru yang tepat maka peserta didik akan lebih antusias dan terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, variasi dalam pembelajaran membuat kita lebih kreatif dan berpikiran luas.

5.2.3 Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran guna peningkatan prestasi peserta didik dan sekolah.


(38)

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2007. Pengertian IPA http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 02 Januari 2013. Pukul 11.45 WIB.

Abu dan Widodo Supriyono. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Al-farisi. 2008. Metode Eksperimen http://himitsuqalbu.wordpress.com. Diakses 01 Maret 2013. Pukul 21.45 WIB.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

UPI Press. Bandung

KTSP. 2006. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Kusumah, Wijaya dkk. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Malta Printindo. Jakarta.

Larasati, Riska. 2005. Analisis model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akutansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran Akutansi pada siswa kelas II semester I SMU Negeri 7 Purworejo, Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Nashar. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Delia Pers. Jakarta

Palendeng. 2003. Metode Eksperimen http://himitsuqalbu.wordpress.com. Diakses 01 Maret 2013. Pukul 21.45 WIB.


(40)

2

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rakhmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. UPI Press. Bandung.

Roestiyah. 2008. Metode Eksperimen http://himitsuqalbu.wordpress.com. Diakses 01 Maret 2013. Pukul 21.45 WIB.

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. 2008. Pendidikan Sains yang

Humanistis. Kanisius. Yogyakarta.

Suyoso, Suharto. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. IKIP. Yogyakarta.

Syamsudin. 2004. Pesikologi Kependidikan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Thohari Mustamar. 2004. Program Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Yogyakarta

Wardhani, IGAK dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas terbuka. Jakarta.


(1)

26

d. Analisis dan Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan maksimal melalui observasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

3.8. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dikatakan berhasil apabila:

a. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

b. Pada akhir penelitian adanya peningkatakan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 75% dari seluruh siswa mencapai KKM (60)


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah:

5.1.1 Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 52,9 (lima puluh dua koma sembilan) dengan kategori cukup aktif dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 79,8 (tujuh puluh sembilan koma delapan) dengan kategori aktif.

5.1.2 Penggunaan metode aksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 59,17 (lima puluh Sembilan koma tujuh belas) dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 77,92 (tujuh puluh tujuh koma sembilan puluh dua).


(3)

51

5.2. Saran

5.2.1 Bagi peserta didik, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan teman sebaya, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5.2.2 Bagi guru, upayakan untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran untuk mencegah kejenuhan peserta didik dalam menerima ilmu, karena dengan adanya variasi atau hal baru yang tepat maka peserta didik akan lebih antusias dan terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, variasi dalam pembelajaran membuat kita lebih kreatif dan berpikiran luas.

5.2.3 Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran guna peningkatan prestasi peserta didik dan sekolah.


(4)

(5)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2007. Pengertian IPA http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 02 Januari 2013. Pukul 11.45 WIB.

Abu dan Widodo Supriyono. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Al-farisi. 2008. Metode Eksperimen http://himitsuqalbu.wordpress.com. Diakses 01 Maret 2013. Pukul 21.45 WIB.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

UPI Press. Bandung

KTSP. 2006. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Kusumah, Wijaya dkk. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Malta Printindo. Jakarta.

Larasati, Riska. 2005. Analisis model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akutansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran Akutansi pada siswa kelas II semester I SMU Negeri 7 Purworejo, Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Nashar. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Delia Pers. Jakarta

Palendeng. 2003. Metode Eksperimen http://himitsuqalbu.wordpress.com. Diakses 01 Maret 2013. Pukul 21.45 WIB.


(6)

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rakhmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. UPI Press. Bandung.

Roestiyah. 2008. Metode Eksperimen http://himitsuqalbu.wordpress.com. Diakses 01 Maret 2013. Pukul 21.45 WIB.

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. 2008. Pendidikan Sains yang

Humanistis. Kanisius. Yogyakarta.

Suyoso, Suharto. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. IKIP. Yogyakarta.

Syamsudin. 2004. Pesikologi Kependidikan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Thohari Mustamar. 2004. Program Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Yogyakarta

Wardhani, IGAK dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 3 NEGARARATU KECAMATAN NATAR

0 16 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 9 9

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 101775 SAMPALI T.A 2013/2014.

0 1 22

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 066055 PERUMNAS MANDALA MEDAN.

0 6 18

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SD NEGERI 101769 TEMBUNG T.P 2011/2012.

0 2 19

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 101775 SAMPALI TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 22

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP SISWA KELAS IV SD NEGERI

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN IPA UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI NGEMBAT PADAS I GEMOLONG TAHUN AJAR

0 1 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CARD SORT MATA PELAJARAN Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Metode Card Sort Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV Di SD Negeri Gondang 7 G

0 0 14

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATA PELAJARAN IPA Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV Sdn 01 Ja

0 0 17