18 penilaian tingkat kesehatan bank serta perusahaan anak yang wajib
dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat permasalahan yang
dihadapi oleh bank.
2.1.4.2 Profil Risiko Risk Profile
Risk Profile profil risiko menjadi dasar penilaian tingkat bank pada saat ini dikarenakan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bank sangat
memungkinkan akan timbulnya risiko. Menurut Peraturan Bank Indonesia PBI No 58PBI2003 pengertian manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan
metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Sedangkan definisi
risiko menurut Ali 2006 adalah peluang atau kemungkinan terjadinya bencana atau kerugian sedangkan dalam perbankan resiko itu diartikan sebagai peluang
dari kemungkinan terjadinya situasi yang memburuk atau bad outcome. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP2011, penilaian
faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank.
Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank,
baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank. Karakteristik risiko inheren bank ditentukan
oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas bank, industri dimana bank melakukan
kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi.
19 Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko bertujuan untuk
mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko bank sesuai prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen
risiko bagi bank umum. Penerapan manajemen risiko bank sangat bervariasi menurut skala, kompleksitas, dan tingkat Risiko yang dapat ditoleransi oleh bank.
Dengan demikian, dalam menilai kualitas penerapan manajemen risiko perlu diperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Menurut Surat Edaran
Bank Indonesia No.1324DPNP2011, risiko yang wajib dinilai terdiri atas 8 delapan jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional,
Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.
a Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian yang diderita bank karena debitur tidak melunasi kembali kewajibannya kepada pihak bank Ali, 2006:199.
Menurut Kamus Bank Indonesia risiko kredit adalah risiko yang timbul dalam hal debitur gagal memenuhi kewajiban untuk membayar angsuran pokok
ataupun bunga sebagaimana telah disepakati dalam perjanjian kredit. Jadi, apabila debitur tidak dapat melunasi kewajibannya dan tidak dapat membayar
bunga serta kewajiban-kewajiban lainnya maka bank sedang berhadapan dengan credit risk.
Bank dapat menggunakan rasio Non Performing Loan NPL merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit
20 bermasalah dari keseluruhan kredit yang diberikan oleh bank yang
kolektibilitasnya kurang lancar, diragukan dan macet dari kredit yang diberikan secara keseluruhan.
b Risiko Pasar
Risiko pasar atau yang disebut juga dengan Sensitivity to Market Risk atau bisa juga dengan sebutan Risiko Suku Bunga dalam Banking Book Interest
Rate Risk in Banking BookIRRBB adalah risiko kerugian bank yang dikarenakan selisihgap tingkat suku bunga. Interest Rate Risk IRR
merupakan salah satu model yang digunakan untuk mendeteksi secara umum sensitivitas bank terhadap pergerakan suku bunga. Rasio ini memperlihatkan
risiko yang mengukur besaran bunga yang diterima oleh bank dibandingkan dengan bunga yang dibayar Sawir, 2005. Sedangkan Menurut Ali 2006:132
risiko pasar terjadi karena pengaruh dari gejolak suku bunga, perubahan nilai saham, nilai tukar valas, dan perubahan nilai komoditas.
Penilaian Risiko inheren atas Risiko Pasar, parameterindikator yang digunakan adalah perhitungan rasio Interest Rate Risk IRR. Rasio ini
digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga, nilai tukar yang beredar dan untuk mengukur sensitivitas aset dan liabilitas terhadap suku bunga SE BI
1324DPNP2011.
c Risiko Likuiditas
Menurut Kamus Bank Indonesia, risiko likuiditas adalah risiko bank dimana tidak memiliki uang tunai atau aktiva jangka pendek yang dapat
21 diuangkan segera dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan
deposan atau debitur. Risiko ini terjadi sebagai akibat kegagalan pengelolaan antara sumber dana dan penanaman dana atau kekurangan likuiditasdana yang
mengakibatkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya pada waktu yang telah ditetapkan liquidity risk.
Bank dianggap likuid jika bank memiliki cukup uang tunai atau asset likuid lainnya, memiliki kemampuan meningkatkan dana secara cepat dari
sumber lainnya, serta memiliki penyangga likuiditas yang memadai untuk memungkinkan bank tersebut dapat memenuhi kewajiban pembayaran dan
kebutuhan uang tunai yang mendadak Darmawi, 2012:59. Jadi, likuiditas adalah keadaan yang berhubungan dengan persediaan uang tunai dan alat-alat
likuid lainnya. Indikator yang digunakan untuk mengukur risiko likuiditas dengan
menggunakan pengukuran Loan to Deposit Ratio LDR . LDR digunakan untuk mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh masyarakat dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi LDR menunjukkan bahwa semakin rendah likuiditas bank karena terlalu besar
jumlah dana masyarakat yang dialokasikan ke kredit.
22
d Risiko Operasional
Merupakan risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari
kejadian eksternal. Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan, atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,
atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Sumber risiko operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia,
proses, sistem, dan kejadian eksternal. Penilaian risiko inheren atas risiko operasional, parameterindikator yang digunakan adalah: i karakteristik dan
kompleksitas bisnis; ii sumber daya manusia; iii teknologi informasi dan infrastruktur pendukung; iv fraud, baik internal maupun eksternal, dan v
kejadian eksternal
e Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan atau ketidakpastian dari pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak, hukum atau
peraturan. Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum danatau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul antara lain
karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau
agunan yang tidak memadai. Penilaian Risiko inheren atas Risiko Hukum, parameterindikator yang digunakan adalah i faktor litigasi; ii faktor
23 kelemahan perikatan; dan iii faktor ketiadaanperubahan peraturan
perundang- undangan.
f Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal. Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil keputusan
danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber Risiko Stratejik antara
lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi
strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Penilaian Risiko inheren atas Risiko Stratejik, parameterindikator yang digunakan
adalah: i kesesuaian strategi bisnis Bank dengan lingkungan bisnis; ii strategi berisiko rendah dan berisiko tinggi; iii posisi bisnis Bank; dan iv
pencapaian rencana bisnis bank.
g Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakpatuhan suatu bank untuk melaksanakan perundang
–undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak
mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko Kepatuhan antara lain timbul karena
24 kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun
standar bisnis yang berlaku umum. Penilaian Risiko inheren atas Risiko Kepatuhan, parameterindikator yang digunakan adalah: i jenis dan
signifikansi pelanggaran yang dilakukan, ii frekuensi pelanggaran yang dilakukan atau track record ketidakpatuhan Bank, dan iii pelanggaran
terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum untuk transaksi keuangan tertentu.
h Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Salah satu
pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat tidak langsung below the line dan bersifat langsung above the line.
Penilaian Risiko inheren atas Risiko Reputasi parameterindikator yang digunakan adalah: i pengaruh reputasi negatif dari pemilik Bank dan
perusahaan terkait; ii pelanggaran etika bisnis; iii kompleksitas produk dan kerjasama bisnis Bank; iv frekuensi, materialitas, dan eksposur pemberitaan
negatif Bank; dan v frekuensi dan materialitas keluhan nasabah.
2.1.4.3 Good Corporate Governance