2.3 Terapi Bercerita 2.3.1 Pengertian Terapi Bercerita
Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata non fiksi ataupun tidak nyata fiksi. Ada kalanya orang sering mengatakan bahwa
bercerita adalah mendongeng Qudsyi, 2011. Merry dan New 2008 menyatakan bahwa bercerita merupakan sarana untuk membangun karakter, kebanggaan, dan
harga diri, memfasilitasi kegiatan yang berarti mendorong tanggung jawab dan solidaritas pribadi. Cerita harus memiliki awal, tengah, dan akhir yang pasti dan
panggilan untuk petualangan yang menginisiasi perjalanan fisik, emosional, dan spiritual untuk karakter utama Bishop Kimball, 2006. Bercerita juga berarti
penggambaran berupa gagasan, pengalaman pribadi dan pembelajaran hidup mengenai suatu cerita Serrat, 2008.
2.3.2 Jenis-Jenis Cerita
Asfandiyar 2007 menyatakan, berdasarkan isi cerita digolongkan ke jenis-jenis: A.
Cerita Tradisional Cerita yang berkaitan dengan cerita rakyat. Cerita ini berfungsi sebagai pelipur
lara dan menanamkan semangat kepahlawanan. Cerita ini disajikan sebagai pengisi
waktu istirahat,
dibawakan secara
romantis, penuh
humor, menggambarkan sifat kebijaksaan, kearifan dan sangat menarik. Misalnya, Timun
Mas, Asal Usul Nama Pulau Bali, Keong Emas, Malinkundang, Calon Arang, Jaka Tingkir, Sangkuriang, dan lain-lain.
B. Cerita Futuristik Modern
Cerita ini biasanya bercerita tentang suatu fantastik, misalnya tokoh tiba-tiba menghilang dan juga biasanya cerita ini bercerita tentang masa depan. Misalnya
Cinderella dan Putri Tidur. C.
Cerita Pendidikan Cerita ini diciptakan dengan suatu misi pendidikan bagi dunia anak-anak.
Misalnya, menggugah sikap hormat pada orang tua. Misalnya, Penyesalan Kak Setya, Pesan Ayahku, dan Pengalaman Si Mamat.
D. Cerita Fabel
Fabel adalah cerita tentang kehidupan binatang yang digambarkan dapat berbicara seperti manusia. Cerita-cerita fabel sangat luwes digunakan utuk menyindir
perilaku manusia tanpa membuat manusia tersinggung. Misalnya, Si Kancil, Kelinci dan Kura-Kura, dan lain lain.
E. Cerita Sejarah
Cerita sejarah biasanya terkait suatu peristiwa sejarah. Cerita ini banyak bertemakan kepahlawanan. Misalnya, Mahabrata, Majapahit, Singosari, dan lain
lain. F.
Cerita Terapi Traumatic Healing Cerita yang diperuntukkan bagi korban bencana atau orang sakit. Cerita terapi
adalah cerita yang bisa membuat rileks saraf-saraf otak dan membuat tenang hati mereka. Cerita ini juga harus didukung dengan kesabaran pencerita agar audience
merasa nyaman.
2.3.3 Manfaat Terapi Bercerita
Manfaat terapi bercerita antara lain : A.
Mendengarkan dan bercerita membantu individu memahami diri sendiri dan orang lain Bishop Kimball, 2006.
B. Bercerita memiliki kekuatan untuk mendorong keterbukaan karena melibatkan
imajinasi dan emosi Hilder, 2005. C.
Memperluas kesadaran dan membangkitkan peluang Hilder, 2005.
D. Pelepasan emosional melalui pengalaman fiktif yang tidak pernah dialami di
kehidupan nyata Asfandiyar, 2007. E.
Pengembangan aspek-spek kognitif, afektif, sosial, dan konatif Asfandiyar, 2007.
F. Membuat individu menjadi rileks dan membantu mengekspresikan emosi
misalnya menurunkan kecemasan, membuat nyaman, dan meningkatkan daya ingat Kusumaningrum, Gultonm, Dewi, 2011.
2.3.4 Tahapan Bercerita