Ekonomi Keluarga Dampingan Kebutuhan sehari-hari

3 Pekerjaan Bapak Wayan Ugu Susanta sebagai Pemotong Kayu dan buruh serabutan, mampu menhasilkan pendapatan sekitar Rp.65.000 rupiah per harinya, dimana pendapatan tersebut dirasa masih kurang untuk menanggung hidup keluarga Bapak Wayan Ugu Susanta, ditambah kondisi kesehatan beliau sendiri sudah tidak sebaik dulu. Beliau menderita kram di daerah perut dan merasa kesemutan di sekitar pinggang. Sudah hampir 4 tahun belakangan ini beliau merasakan gejala seperti itu. Istri Bapak Wayan Ugu sendiri bertindak sebagai ibu rumah tangga dan sesekali ikut membantu mencari penghasilan tambahan jika ada yang membutuhkan tenaganya di kebun sebagai buruh tani. Terkadang Ibu Ni Nengah Darsini pergi ke keluar untuk mencari sayur mayor seperti paku dan kangkung liar yang tumbuh disekitar sawah sawah dekat rumahnya di Dusun Lebah. Penghasilan yang bisa didapat oleh ibu Ni Nengah Darsini saat musim panen bisa mencapai Rp.75.000.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga Keadaan Ekonomi Keluarga Bapak Wayan Ugu Susanta tergolong dalam perekonomian menengah ke bawah atau kurang mampu di lingkungan Banjar Lebah, Desa Susut. Bapak Wayan, dan istri tidak pernah mengenyam bangku sekolah sampai tamat dan secara formal akibatnya pilihan pekerjaan yang dapat mereka tekuni terbatas. Bapak Wayan dan istri memiliki pekerjaan sampingan yaitu sama-sama bekerja di kebun milik orang lain dan mendapatkan hasil Rp 70.000,- per hari sampai Rp. 75.000 dan itupun jika ada tawaran dari sang pemilik kebun. Penghasilan per bulan mereka tidak menentu, tergantung tawaran bekerja di kebun. Jika banyak tawaran mereka bisa mendapatkan uang hingga Rp 600.000,- hingga Rp 1.800.000,- itupun hanya saat musim panen. Istri Bapak Wayan Ugu bercerita, mereka pernah tidak mendapatkan hasil sama sekal bahkan untuk makan mereka harus meminta ke sanak saudara yang rumahnya berdekatan. Pendidikan dari istri Pak Ugu yang hanya tamatan SD mengakibatkan beliau tidak memiliki banyak pilihan pekerjaan, sehingga penghasilannya pun tidak menentu. Terkadang beliau dimintai tolong oleh warga untuk membantu bertani dan bercocok tanam, yang mana terkadang hanya diberi upah berupa hasil panen dan tidak berupa uang. 4 Bapak Wayan Ugu juga tidak memiliki kebun sehingga tidak ada penghasilan tambahan yang diperoleh dari hasil kebun setiap tahunnya untuk menambah keuangan keluarga. Keluarga ini juga tidak memelihara hewan ternak seperti sapi, kambing, atau unggas sehingga tidak ada hasil ternak yang dapat dijual. 1.2.2 Pengeluaran keluarga

a. Kebutuhan sehari-hari

Untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan pangan atau memasak keluarga ini menghabiskan sekitar Rp 50.000 per hari bahkan bisa lebih, ini diunakan untuk membeli beras, lauk pauk, sayuran dan untuk bekal anak sekolah. Dalam keluarga ini yang memasak adalah satu orang yaitu Ibu Nengah Darsini dalam satu dapur, dimana dapurnya terletak di selatan rumah. Selain untuk keperluan dapur terdapat pula keperluan lainnya, adapun perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Wayan Ugu Susanta dalam sebulan adalah sebagai berikut : Makan sehari-hari : Rp 35.000 Dengan rincian: 1. Beras 2 kg Rp 10.000 : Rp 20.000 x 30 hari = Rp 600.000 2. Lauk pauk dan sayuran : Rp 15.000 x 30 hari = Rp 450.000 3. Kebutuhan di dapur minyak, bumbu, dll : Rp 10.000 x 30 hari = Rp 300.000 Kebutuhan MCK : Rp 60.000 + Rp 1.385.000 Makan sehari-hari : Rp 50.000 x 30 hari = Rp 1.550.000 Kebutuhan Mck = Rp 60.000 Kopi = Rp 50.000 Gula = Rp 50.000 + Rp 1.710.000 per bulan 5

b. Sosial