Bahan Klasifikasi elektroda Sambungan Las

Gambar 2.12 Las busur listrik http:sumber-kita.blogspot.com Pola pemindahan logam cair tersebut sangat mempengaruhi sifat mampu dari las logam. Secara umum dapat dikatakan bahwa logam mempunyai sifat mampu las tinggi apabila pemindahan terjadi dengan butiran yang halus. Sedangkan pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar kecilny arus dan komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Selama proses pengelasan bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan membentuk kerak yang kemudian menutupi logam cair yang berkumpul ditempat sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi. Dalam beberapa fluks bahannya tidak dapat terbakar, tetapi berubah menjadi gas dan berfungsi sebagai pelindung dari logam cair terhadap oksidasi dan menjaga nyala busur listrik.

2.6.3 Bahan

Fluks Dalam las elektroda terbungkus fluks memegang peran penting karena fluks dapat bertindak sebagai : 1. Menjaga nyala busur listrik dan melancarkan pemindahan butir-butir cairan logam 2. Sumber terak atau gas yang dapat melindungi logam cair terhadap udara di sekitarnya 3. Sumber unsur-unsur paduan Fluks biasanya terdiri dari bahan-bahan tertentu dengan perbandingan yang tertentu pula. Bahan-bahan yang digunakan dapat digolongkan dalam bahan pembuat terak, penghasil gas, deoksidator, unsur paduan, dan bahan pengikat. commit to user Bahan-bahan tersebut antara lain oksida-oksida logam, karbonat, silikat, fluorida, zat organik, baja paduan, dan serbuk besi.

2.6.4 Klasifikasi elektroda

Menurut AWS American Welding Society klasifikasi elektroda adalah sebagai berikut: E xx y z dimana: E = Menyatakan elektroda xx = Dua angka sesudah E menyatakan kekuatan tarik las dalam ribuan lbin2 atau angka ke 1 x 7 dalam 42 kgmm2 y = angka ke 3 menyatakan posisi pengelasan angka 1 untuk pengelasan segala posisi angka 2 untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan. z = angka ke 4menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai.

2.6.5 Sambungan Las

Sambungan las dalam konstruksi baja pada dasarnya dibagi dalam sambungan tumpul, sambungan T, sambungan sudut, sambungan sisi, dan sambungan tumpang. 1. Sambungan tumpul butt joint Sambungan tumpul merupakan jenis sambungan yang paling efisien. Sambungan ini terjadi apabila dua anggota sambungan yang kurang lebih dalam bidang yang sama didekatkan antara ujung satu sama lainnya. Bentuk alur dalam sambungan tumpul sangat mempengaruhi efisiensi pengerjaan, efisiensi sambungan, dan jaminan sambungan. Pada dasarnya dalam memilih alur harus menuju pada masukan panas dan penurunan logam las sampai harga terendah yang tidak menurunkan mutu sambungan las. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Gambar 2.19 Macam-macam sambungan tumpul Khurmi, RS. 1982. “ Machine Design” . New Delhi 2. Sambungan T T joint Merupakan sambungan las yang dibentuk bila kedua anggota sambungan diposisikan kurang lebih 90 satu sama lain dalam bentuk T. Gambar 2.20 Macam-macam sambungan T http:www.digilbi.uns.ac.id 3. Sambungan sudut corner joint Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisikan membentuk sudut kurang lebih 90 dengan sambungan las bagian luar anggota sambungan. Gambar 2.21 Macam-macam sambungan sudut http:www.digilbi.uns.ac.id commit to user 4. Sambungan tumpang lap joint Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisi-kan saling menumpuk satu sama lain. Sambungan tumpang dianggap lebih kuat dibandingkan dengan sambungan tumpul, tetapi mengakibatkan penam- bahan berat. Gambar 2.22 Macam-macam sambungan tumpang Khurmi, RS. 1982. “ Machine Design” . New Delhi 5. Sambungan sisi edge joint Merupakan sambungan las yang dibentuk bila sisi dua anggota sambungakan disambung dan sisi yang dilas sejajar satu sama lainnya. Gambar 2.23 Macam-macam sambungan sisi http:www.digilbi.uns.ac.id Pada sambungan las dibebani, maka sambungan las akan mengalami sebagai berikut handbook churmy : a Tegangan geser τ t = A . max Sf F ................................................. 2.12 F max = Pembebanan maximum Sf = Safety Factor commit to user b Momen yang terjadi M = F max . L .................................................... 2.13 L = Jarak c Tegangan bending pada sambungan las ฀ B ฀ B = Z Sf M . max ............................................... 2.14 M max = Moment maximum yang terjadi Z = Section Modulus d Tegangan geser maximum t max t max = 2 1 2 2 4 s b t s + ............................... 2.15 Bahan yang digunakan aman apabila τ maximun τ ijin max

2.7 Sambungan Baut