commit to user
31
e Memudahkan penyampaian SPPT, sehingga wajib pajak dapat menerimanya dengan tepat waktu
f Wajib Pajak akan mendapatkan identitas atas setiap objek yang dimiliki.
f. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan dalam buku Mardiasmo 2008:320 adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata:
a. Mempunyai hak atas bumi dan atau b. Memperoleh manfaat atas bumi dan atau
c. Memiliki menguasai atas bangunan dan atau d. Memperoleh manfaat atas bumi dan bangunan.
3. Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan
a. Dana Bagi Hasil menurut PMK Nomor 23PMK.072009 adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka prosentase untuk menandai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. b. Hasil penerimaan pajak merupakan penerimaan Negara yang dibagi
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu dengan imbangan sebagai berikut PMK Nomor 23PMK.072009:
commit to user
32
1 Sebesar 90 dari realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun yang bersangkutan dibagi untuk Pemerintah Daerah
kemudian dibagi dengan rincian: a 16,2 dari realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk
daerah provinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Provinsi.
b 64,8 dari realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk daerah kebupatenkota yang bersangkutan dan disalurkan ke
Rekening Kas Umum Daerah KabupatenKota. c 9 dari realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk
biaya pemungutan yang dilakukan oleh petugas pemungut dalam hal ini termasuk petugas KPP Pratama Surakarta dan petugas
pemungut dari DPPKA kota Surakarta. 2 Sebesar 10 dari realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
pada tahun yang bersangkutan untuk Pemerintah Pusat. Kemudian dibagi dengan imbangan:
a 6,5 dari realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dikembalikan kepada daerah Kota atau Kabupaten merata seluruh
Indonesia b sisanya sebesar 3,5 dari realisasi penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan diberikan untuk insentif bagi Pemda Kota atau Kabupaten yang realisasi penerimaan PBB pada tahun anggaran
commit to user
33
sebelumnya mencapai melampaui rencana penerimaan yang
ditetapkan. 4.
Penggunaan Dana Alokasi PBB
Sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerag, dimana jumlah dana alokasi Pajak Bumi dan
Bangunan digunakan untuk: 1 Urusan Pertanahan
Dengan program penataan penguasaan pemilikan penggunaan dan manfaat tanah, program penyelesaian konflik pertanahan dengan bantuan SKPD
bagian Hukum dan Perpu, bagian Perlengkapan. 2 Urusan Perumahan
Dengan program pengembangan komunitas perumahan dan program pengelolaan areal pemakaman dengan banntuan SKPD Dinas Pekerjaan
Umun, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial. 3 Urusan Lingkungan Hidup
Dengan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, program perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
4 Urusan Perencanaan Pembangunan Dengan program pengembangan kota Menengah dan Besar, program
perencanaan pembangunan Ekonomi.
commit to user
34
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pengalokasian DBH PBB ditetapkan oleh menteri keuangan sebagai pusat kebijakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang perkiraan alokasi
dana bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan tahun anggaran 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.1 Alokasi DBH PBB Kota Surakarta
t.a perkiraan alokasi DBH PBB
sesuai PMK jumlah penerimaan
DBH PBB 2009
25,509,654,931 24,894,371,741
2010 30,388,225,132
28,567,068,819
Sumber: PMK dan KPP Pratama Surakarta Berdasarkan tabel di atas pembagian imbangan untuk Kota Surakarta
sesuai PMK Nomor 23PMK.072009 sebesar Rp25.509.654.931,- untuk tahun 2009
dan jumlah
penerimaan DBH
PBB kota
Surakarta sebesar
Rp24.894.371.741,-, sedangkan
tahun 2010
sesuai PMK
Nomor 207PMK.072009 mencapai Rp30.388.225.132,- dengan jumlah penerimaan
DBH PBB sebesar Rp28.567.068.819,-. Dengan gambaran seperti di atas dapat diketahui kendala yang
menyebabkan rendahnya penerimaan sehingga tidak sesuai dengan PMK karena: 1 Kendati pajak daerah cukup beragam seperti Wajib pajak memanipulasi data
Obyek pajak menjadi lebih kecil sehingga pembayaran pajaknya juga sedikit. 2 SPPT PBB baru diterima pihak kantor pelayanan pajak setiap tahunnya antara
bulan Mei-Juni Seksi Ekstensifikasi.