9. Hubungan dan tata cara kerja. Hubungan dan tata cara kerja dalam suatu
organisasi yang kompleks sangat diperlukan. Bahkan ia mutlak adanya. Keseluruhan hubungan dan tata cara kerja harus ditaati oleh seluruh “ pemain
” dalam organisasi. Berdasar paparan diatas, dapat dipahami bahwa administrasi dapat
dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan dan juga dapat dipandang sebagai suatu proses pemikiran. Tanpa mengesampingkan kompleksitas administrasi
dalam arti luas, pada prinsipnya dalam setiap bidang pekerjaan administrasi dapat diartikan bahwa pembagian kegiatan administrasi terdiri dari kegiatan
administratif dan teknis. Oleh karena itu, menurut Handayaningrat 1980: 12 pada setiap pimpinan pekerjaan diperlukan dua macam ketrampilan yaitu
ketrampilan administratif dan ketrampilan tekhnis. Dengan penekanan pada pengertian administrasi secara sempit, kegiatan administratif yang dimaksudkan
dalam pengamatan ini adalah segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kegiatan tata-usaha atau pembukuan. Penekanan mengenai kegiatan administratif
ini dalam kaitannya dengan pengamatan yang dilakukan yaitu mengenai PKL pada Bagian Diklit RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
B. Praktek Kerja Lapangan PKL
PKL merupakan suatu program pendidikan dan pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan dimana mahasiswa dalam hal ini
diarahkan ke suatu industri maupun instansi-instansi yang ada di lapangan kerja khususnya yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari oleh
mahasiswa itu, sehingga mahasiswa dapat menerapkan dan membandingkan teori- teori yang didapat di bangku kuliah ke dalam bentuk pekerjaan yang
sesungguhnya serta dapat mempelajari hal-hal baru yang belum pernah di dapat di bangku perkuliahan http:webcache.googleusercontent.
Pengertian Praktek kerja lapangan secara umum adalah praktek kerja lapangan PKL merupakan program kurikuler pengembangan wawasan,
pengalaman, dan pengetahuan praktis mahasiswa melalui program belajar sambil
bekerja pada suatu kegiatanpotongan kegiatan dari programusaha di bidang pertanian dalam arti luas yang dikelola oleh lembaga pemerintah atau swasta.
Program belajar sambil bekerja yang dilakukan sesuai dengan bidangminat pada program studi yang ditempuh.
Dalam melaksanakan
segala sesuatu
diperlukan tujuan
dalam mengerjakanya, agar kegiatan tersebut berjalan dengan terarah dan sebagaimana
semestinya. Sedangkan tujuan PKL http:webcache.googleusercontent.com adalah :
a. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teori yang di dapat di bangku
perkuliahan dan dibangku sekolah kepada dunia kerja. b.
Menyiapkan mental dan disiplin kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan. c.
Meningkatkan motivasi dan kecintaan terhadap apa yang dipelajari di tempat kuliah.
d. Menambah informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Mengembangkan wawasan mengenai peluang kerja nantinya.
f. Memupuk persahabatan dan meningkatkan kerjasama dengan lingkungan
kerja. g.
Mengevaluasi kurikulum dalam mengantisipasi perkembangan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mahasiswa pelajar yang sedang melakukan praktek bekerja pada berbagai institusi sesuai dengan jurusan pendidikannya. Pelaku PKL adalah
orang-orang yang melakukan praktek itu sendiri. Namun kegiatan praktek tersebut kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam kenyataanya para praktekan
memerlukan pengalaman, tetapi apalah artinya jika pengalaman yang mereka miliki hanyalah mengantar surat, memfotokopi dokumen, mencarikan minuman
atau makanan bagi para senior dan tak pernah diizinkan secara jelas mempraktekan ilmunya. Ironisnya adalah dari institusi mereka, mahasiswapelajar
dibekali berbagai doktrin yang mengatakan betapa tinggi kelas mereka, lalu apa yang terjadi adalah kebalikannya. Mereka kebanyakan hanya menjadi pesuruh
rendahan yang gratis tanpa sempat mempraktikkan ilmu yang didapatnya, dan hanya diperbolehkan melihat tanpa terlibat didalamnya. Masih banyak institusi
yang tidak cukup terbuka memberikan kesempatan belajar kepada para magang PKL, karena rentan dengan kesalahan. Hal tersebut terjadi karena perbedaan yang
amat mencolok antara kultur dan warna dunia sekolah dan dunia kerja httpsoil.faperta.ugm.ac.id .
Dunia pendidikan sendiri masih belum banyak mengkreasikan dirinya kepada kebutuhan industri yang akan memanfaatkan tenaga terdidik dari lembaga
pendidikan tersebut. Secara menonjol semuanya menganggap pelaku PKL adalah anak-anak muda yang berpotensi memberikan kesulitan dalam operasional bisnis.
Mereka belum berpengalaman dan cenderung menyita waktu untuk memberikan pelajarannya.
Terdapat beberapa para peserta PKL hanya berkesempatan membantu hal- hal kecil, seperti mengantar kopi, membuat fotokopi, mencarikan makanan untuk
seniornya dan berbagai hal kecil yang tidak berarti lainnya. Bahkan diperusahaan tertentu, pelaku magang tidak dibenarkan menjawab panggilan telepon, melayani
tamu secara langsung atau mengerjakan pekerjaan seniornya seperti yang mereka pelajari di kampus.
Dilihat dari sisi positifnya setiap instansi mempunyai tujuan masing- masing dalam memberiakan kesempatan bagi para praktekan. Tujuan yang
pertama adalah bersama mempersiapkan generasi muda untuk masa depan bangsa ini, yang kedua adalah tugas perusahaan dimanapun untuk memberikan kontribusi
kepada lingkungannya, yang ketiga adalah jelas siapapun yang melakukan magang ditempat kita adalah pasar masa depan untuk bisnis kita sendiri dan suatu
saat mereka akan memiliki daya beli dan menjadi pembeli produk kita, dan yang ke empat, mereka adalah corong perusahaan yang berpotensi memberikan kesan
positifnegatif kepada publik. Lihatlah betapa citra perusahaan akan menjadi positif jika kita memperlakukan mereka dengan positif juga.
Dalam menjalani praktek kerja lapangan di suatu instansi, maka praktekan dituntut untuk melakukan hal-hal yang positif. Hal –hal positif tersebut adalah
http:www.waspada.co.id :
a. Sikap pelaku PKL
Telepas dari perlakuan pihak manajemen tempat praktik kerja lapangan, sikap pelaku magang juga sangat mempengaruhi perlakuan itu
sendiri. Seperti sudah kita fahami ada perbedaan yang sangat mencolok antara kultur dunia kerja dengan kultur sekolah. Kultur dunia kerja menuntut perilaku
dewasa dari pegawainya, penuh tuntutan dan tanggungjawab. Sementara kultur sekolah adalah kultur pembelajaran, penuh tuntunan, bimbingan, arahan
dan permakluman. Kultur sekolah dianggap tidak cukup menerapkan pola penghargaan dan hukuman yang tegas dan bijaksana. Kultur sekolah dianggap
hanya mementingkan nilai ujian yang bisa diperbaiki kapan-kapan, sementara dunia kerja bisnis jelas berpacu dengan waktu, kualitas dan menghindari
kesalahan walau sedikit sekalipun. Banyak sekali hal-hal non teoritik yang terjadi di dunia kerja, dari aturan kerja, kesepakatan hingga perpolitikan kerja
yang tidak terbahas dalam kurikulum persekolahan. Mungkin ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk membekali siswanya akan hal-hal non
teoritik tersebut sehingga tidak cukup besar jurang pemisah antara dunia sekolah dengan dunia kerja.
Sedangkan bagi pelajar sendiri, mesti ada kesungguhan untuk melihat bekerja atau berbisnis adalah lanjutan dari pembelajaran yang sudah mereka
mulai. Sangat salah jika para pelajar merasa dunia sekolah atau dunia kampus adalah bagian yang terpisah dengan dunia selanjutnya. Jadi semuanya harus
dipersiapkan jauh hari dan tidak menjadi kaget dengan dunia baru mereka. b.
Kerja sama Sudah saatnya untuk saling membantu dan saling mendukung agar
tercipta kerjasama yang baik antara pihak industri dengan pihak lembaga pendidikan serta pihak siswa yang akan magang. Upaya tersebut menjadi
mustahil jika yang terjadi adalah hanya upaya saling menuntut oleh masing- masing pihak tanpa kesadaran untuk saling mengenal dan saling bertoleransi.
Harus mempunyai persiapan yang matang dari pihak siswakampus dan juga persiapan yang positif dari pihak industri yang akan menerima dan
memberikan kesempatan magang. Mungkin dengan upaya ini, kita sanggup
menjawab tantangan dalam mencari sumber daya manusia yang tangguh dan berpengalaman. Hal tersebut adalah kesempatan bagi pemula untuk membekali
dirinya akan dunia kerja yang tidak pernah mereka miliki selama ini. Kesempatan tersebut adalah jawaban bagi pengurangan tingkat penganguran yang sudah amat
parah di negeri tercinta ini. Jika terdapat banyak pengangguran ang tidak bekerja di negeri kita, mereka akan bekerja di luar negeri dengan potensi yang lebih baik
dan terhindar dari praktek-praktek pembodohan seperti yang sering kita dengar selama ini.
Kegiatan praktek kerja lapangan tidak selalu berjalan dengan baik. Terdapat 3 masalah dalam kegiatan praktek http:priandoyo.wordpress.com,
yaitu: a.
Tidak ada koneksi dari kampus atau senior Koneksi dalam program PKL memang penting, untungnya beberapa
kampus sudah sejak lama membangun kerjasama untuk program pkl ini. Sebuah perakitan mobil di bekasi bekerja sama dengan jurusan teknik untuk
mengirim mahasiswa PKL setiap tahun. Jadi lebih dipermudah lagi apabila terdapat koneksi kerjasama antara kampus dan instansi sesuai dengan
bidangnya. b.
Praktek kerja lapangan sebagai formalitas. Beberapa universitas yang punya ‘misi’ supaya ada campus-industrial
link seringkali memaksakan program PKL ini untuk semua mahasiswanya. Akibatnya, beberapa pekerjaan magang hanya formalitas. Datang, duduk,
baca-baca dokumen terus pulang. c.
Perusahaan besar dengan perusahaan kecil Dalam beberapa kasus, mencari perusahaan PKL mungkin mudah.
Contoh, mahasiswa dari Semarang mungkin akan mudah menemukan sentra industri tekstil raksasa di seputaran kotanya. Namun apakah pkl disitu sudah
memungkinkan. Mungkin atau tidaknya suatu perusahaan akan memberikan pengalaman kerja dengan dilihat seberapa berkembangkah perusahaan tersebut
dalam mengembangkan kemajuan perusahaan. Jadi para calon praktekan harus mengerti situasi dan kondisi yang tepat untuk melakukan praktek kerja
lapangan.
C. Metode Pengamatan