B. Kerangka Berpikir
Dalam mesin pembakaran dalam sangat diperlukan suatu campuran bahan bakar dan udara yang sesuai sehingga dengan adanya kesesuaian kondisi
campuran bahan bakar dan udara maka akan menghasilkan efek yang baik dalam pembakaran yang berupa tenaga yang optimal, konsumsi bahan bakar yang
ekonomis dan emisi gas buang yang rendah dan lain-lain. Proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder menurut Suyanto 1989 : 257, dipengaruhi oleh:
temperatur, kerapatan campuran, komposisi, dan turbulensi yang ada pada campuran.
Dengan adanya kondisi campuran yang baik akan menghasilkan pembakaran yang baik, maka dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar dan
kandungan CO gas buang. Untuk memperoleh kondisi campuran yang baik adalah dengan memanaskan bahan bakar sebelum masuk ke dalam karburator.
Jadi pada saat bahan bakar bercampur dengan udara, bahan bakar tersebut dapat menguap lebih cepat sehingga dapat mempercepat proses pencampuran bahan
bakar dengan udara. Hal ini dapat diasumsikan sebagai berikut : Hubungan pemanasan bahan bakar dengan konsumsi bahan bakar menurut
Soenarta 1995 : 21, yaitu jika terdapat sebagian bahan bakar yang tidak dapat menguap maka akan mengakibatkan campuran yang lebih gemuk dari pada
campuran stoichiometris, seperti campuran untuk tenaga maksimum adalah 12 – 13 : 1. Apabila dalam proses pencampuran udara terdapat sebagian bahan bakar
yang tidak dapat menguap maka distribusi campuran menjadi sangat tidak homogen. Campuran tersebut menjadi kurus, yang berarti bahwa perbandingan
udara lebih banyak dari pada bahan bakar sehingga sulit untuk terbakar. Kondisi seperti ini dapat berakibat pada konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros,
sehingga dapat diasumsikan bahwa, bila bahan bakar dipanaskan, bahan bakar lebih cepat menguap, maka bahan bakar akan lebih mudah bercampur dengan
udara, dan pembakaran menjadi lebih baik. Hubungan pemanasan bahan bakar dengan kandungan CO gas buang
menurut Soenarta 1995 : 22, apabila seluruh bahan bakar yang masuk dalam silinder dapat berbentuk uap maka campuran bahan bakar dan udara akan lebih
homogen. Campuran yang homogen akan berakibat menurunnya kandungan polutan pada gas bekas, khususnya karbon monoksida CO yang terbentuk dari
reaksi pembakaran yang kurang sempurna. Sesuai dengan penjelasan yang sudah disampaikan di atas, peneliti ingin
menguji seberapa besar pengaruh pemanasan bahan bakar dengan menggunakan media radiator pada beberapa jenis bahan bakar untuk motor bensin yang umum
dipakai di masyarakat yaitu premium, campuran premium kerosin, dan pertamax. Pengujian ini menggunakan variasi panjang pipa pemanas dalam upper tank
radiator sehingga suhu bahan bakar yang dihasilkan berbeda sesuai panjang pipa pemanasnya. Pengujian ini menggunakan sampel mesin Toyota Kijang 4 silinder
seri 5K tahun 1992 pada putaran mesin yang berbeda, yaitu pada rpm 1000, 1500, 2000, 2500, 3000. pengujian ini mengguanakan analog CO tester untuk
mengukur kandungan CO gas buang dan digital thermometer untuk mengukur suhu bahan bakar yang telah dipanaskan.
C. HIPOTESIS