PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN EKSPOSITORI BERBANTUAN MEDIA AUTOGRAPH DENGAN SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA AUTOGRAPH.

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN
KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPAT
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DENGAN SISWA YANG
MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN
TERBIMBING BERBANTUAN
MEDIA AUTOGRAPH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

RIZKI KURNIAWAN RANGKUTI
NIM : 8136171045

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016

ABSTRAK
RIZKI KURNIAWAN RANGKUTI. Perbedaan Peningkatan Kemampuan
Metakognisi dan Komunikasi Matematis Antara Siswa yang Mendapat
Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph Dengan Siswa
yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan
Media Autograph. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah terdapat perbedaan
peningkatan kemampuan metakognisi matematis antara siswa yang mendapat
pembelajaran ekspositori berbantuan media Autograph dengan siswa yang
mendapat pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan media Autograph, (2)
apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara
siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori berbantuan media Autograph
dengan siswa yang mendapat pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan
media Autograph, (3) bagaimana proses dan kesalahan jawaban siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan metakognisi dan komunikasi
matematis, (4) bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran ekspositori
berbantuan media Autograph dan respon siswa terhadap pembelajaran penemuan

terbimbing berbantuan media Autograph. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Harapan 1
Medan, kemudian secara acak dipilih dua kelas dari lima kelas. Kelas eksperimen
1 mendapat pembelajaran ekspositori berbantuan media Autograph dan kelas
eksperimen 2 mendapat pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan media
Autograph. Instrumen yang digunakan terdiri dari: (1) tes kemampuan
metakognisi matematis, (2) tes kemampuan komunikasi matematis, (3) angket
respon siswa terhadap pembelajaran, (4) angket hasil aktivitas siswa dalam
pembelajaran, dan (5) angket kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Analisis data dilakukan dengan analisis kovarian (ANACOVA) dan N-Gain. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan metakognisi matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran
ekspositori berbantuan media Autograph dengan siswa yang mendapat
pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan media Autograph, (2) terdapat
perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang
mendapat pembelajaran ekspositori berbantuan media Autograph dengan siswa
yang mendapat pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan media Autograph,
(3) proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang menuntut
kemampuan metakognisi dan komunikasi matematis pada kelas eksperimen 2
lebih baik daripada kelas eksperimen 1, dan kesalahan jawaban siswa dalam

menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan metakognisi dan komunikasi
matematis pada kelas eksperimen 2 lebih sedikit daripada kelas eksperimen 1, (4)
respon siswa terhadap pembelajaran ekspositori berbantuan media Autograph dan
pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan media Autograph sama-sama
memberikan respon positif.
Kata Kunci:

Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph,
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph, Kemampuan Metakognisi dan Komunikasi Matematis
i

ABSTRACT
RIZKI KURNIAWAN RANGKUTI. The Differences of Improvement in
Metacognition and Communication Mathematics Abilities Between The
Students Who Get The Expository Learning by Using Autograph with The
Students Who Get The Guided Discovery Learning by Using Autograph. A
Thesis. Medan: Post Graduate Program, State University of Medan, 2016.
This research aim to: (1) the differences of improvement metacognition
mathematics abilities between students who get the expository learning by using

Autograph with the students who get the guided discovery learning by using
Autograph, (2) the differences of improvement communication mathematics
abilities between students who get the expository learning by using Autograph
with the students who get the guided discovery learning by using Autograph, (3)
how the process and mistakes of students answers on solve the tests who
representate the metacognition and communication abilities, (4) how the students
responses in expository learning by using Autograph and the students responses in
quided discovery learning by using Autograph. This research is a quasiexperimental research. The research population are students of class XI SMA
Harapan 1 Medan, then randomly selected two classes of five classes. The
experimental class 1 get the expository learning by using Autograph and the
experimental class 2 get the quided discovery learning by using Autograph. The
instrument used consisted of: (1) test of mathematical metacognition abilities, (2)
test of mathematical communication abilities, (3) the response questionnaire of
students on the learning, (4) the questionnaire of students result activities on the
learning, and (5) the questionnaire of teacher abilities on manage of learning. The
data analysis by using analysis of covariance (ANACOVA) and N-Gain. The
results of research show that (1) there are no differences of improvement
metacognition mathematics abilities between students who get the expository
learning by using Autograph with the students who get the guided discovery
learning by using Autograph, (2) there are differences of improvement

communication mathematics abilities between students who get the expository
learning by using Autograph with the students who get the guided discovery
learning by using Autograph, (3) the process of the students answers on solve the
exercises who representate the metacognition and communication abilities in
experimental class 2 is better than the experimental class 1, and the mistakes of
the students answers on finish the exercises who representate the metacognition
and communication abilities in experimental class 2 is lower than the
experimental class 1, (4) the responses of students in the expository learning by
using Autograph and responses of students in the quided discovery learning by
using Autograph equally representate the positive response.
Keywords: The Expository Learning by Using Autograph, The Guided Discovery
Learning by Using Autograph, The Abilities of Metacognition and
Communication Mathematics.

ii

KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan masa studi dan penulisan tesis ini. Dalam proses menyelesaikan

masa studi dan penyusunan tesis terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi
sebagai bentuk persyaratan unsur akademik dan administrasi, tentu saja banyak
menghadapi kendala dan keterbatasan. Namun itu semua dapat teratasi berkat
kerja keras dan atas izin Allah SWT.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Ayahanda Drs. Mahmud Rangkuti dan Ibunda Dra. Tati Murni Nasution,
serta Adek Rahmat Taufik Rangkuti beserta keluarga besar terutama Wak
Utet dan Tante Fitri yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.

2.

Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D. selaku Pembimbing I
dan Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc.Ed., Ph.D. selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam penyusunan
tesis ini.

3.


Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd. selaku
Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED.

4.

Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd. sebagai narasumber I, Bapak Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd. sebagai narasumber II, dan Bapak Prof. Dr. Pargaulan
Siagian, M.Pd. sebagai narasumber III.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga
bagi pengembangan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis ini.
6. Bapak Dapot Tua Manullang, SE., M.Si. sebagai staf Prodi Pendidikan
Matematika yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam
administrasi perkuliahan di UNIMED.
7. Bapak Drs. Anwar selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di sekolah SMA Harapan 1 Medan, termasuk dalam
pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah.

iii


8. Bapak Ibnu Rusdi, S.Pd., M.Si. selaku guru bidang studi matematika dan
Bapak staf administrasi yang telah membantu penulis dalam administrasi
untuk menerbitkan surat bukti penelitian di sekolah tersebut.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan kuliah di Pendidikan Matematika A-3 Reguler;
Henra Saputra Tanjung, Yunus Shobrun, Siti Aminah Nababan, Salimah
Angreiny Nasution, Suci Dahlya Narpila, Sri Wahyuni, Yanti Rambe, Mustika
Fitri, Nur Asima Siregar, Hetty Elfina, Irma Sari Daulay, Puspa Nasution,
Maisyaroh Manurung, Diana Panggabean, Trisna Sianipar dan Jaruddin
Sinaga.
Semoga Allah SWT memberikan segala kebaikannya seperti maupun
melebihi apa yang telah diberikan Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua
tetap dalam lindungan-Nya dan istiqomah dalam kebaikan dan kebenaran.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan
matematika serta perkembangannya. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa
pemikiran yang membangun dalam bentuk saran dan kritik demi kesempurnaan
tesis ini.

Medan, 26 Januari 2016

Penulis

Rizki Kurniawan Rangkuti
NIM : 8136171045

iv

DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak......................................................................................................
Abstract .....................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................
Daftar Gambar .........................................................................................
Daftar Tabel .............................................................................................

i
ii
iii
v

ix
xiii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................
1.4 Rumusan masalah ................................................................................
1.5 Tujuan penelitian .................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian ...............................................................................
1.7 Definisi Operasional ............................................................................

1
1
16
17
17
18
19
20


BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................
2.1 Kerangka Teoritis .................................................................................
2.1.1. Kemampuan Metakognisi Matematis ........................................
2.1.1.1.Strategi Pengembangan Metakognisi ............................
2.1.1.2.Pengembangan Metakognisi dalam Pembelajaran
Matematika ....................................................................
2.1.1.3.Tingkat Metakognisi dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika ...................................................................
2.1.2. Kemampuan Komunikasi Matematis ........................................
2.1.2.1.Aspek-Aspek dalam Komunikasi ..................................
2.1.2.2.Indikator Kemampuan Komunikasi...............................
2.1.3. Strategi Pembelajaran Ekspositori.............................................
2.1.3.1.Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori ...............
2.1.3.2.Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori ...........
2.1.3.3.Prinsip Strategi Pembelajaran Ekspositori ....................
2.1.3.4.Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran
Ekspositori ....................................................................
2.1.3.5.Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori ..
2.1.3.6.Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Ekspositori
2.1.4. Pendekatan Penemuan Terbimbing ...........................................
2.1.4.1.Pengertian Pendekatan Penemuan Terbimbing .............
2.1.4.2.Karakteristik Pendekatan Penemuan Terbimbing .........
2.1.4.3.Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan
Terbimbing ....................................................................
2.1.4.4.Strategi Pendekatan Penemuan Terbimbing ..................
v

21
21
21
23
25
27
31
32
34
40
40
41
43
46
48
50
51
51
54
55
57

2.1.4.5.Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan Penemuan
Terbimbing ....................................................................
2.1.5. Media Autograph dalam Pembelajaran .....................................
2.1.6. Materi Program Linear ..............................................................
2.1.6.1.Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel ................
2.1.6.2.Model Matematika .........................................................
2.1.6.3.Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif...........................
2.1.7. Program Linear Dengan Menggunakan Media Autograph .........
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................
2.3 Kerangka Konseptual ...........................................................................
2.3.1 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Metakognisi Matematis
Antara Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph Dengan Siswa Yang Mendapat
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph ....................................................................................
2.3.2 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis
Antara Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph Dengan Siswa Yang Mendapat
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph ....................................................................................
2.3.3 Proses dan Kesalahan Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan
Soal-Soal yang Menuntut Kemampuan Metakognisi dan
Komunikasi Matematis ................................................................
2.3.4 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Ekspositori Berbantuan
Media Autograph dan Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Penemuan Terbimbing Bebantuan Media Autograph .................
2.4 Pengujian Hipotesis ............................................................................. .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................
3.3. Desain Penelitian ................................................................................
3.4. Prosedur Penelitian .............................................................................
3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...........................................
3.5.1. Variabel Bebas ..........................................................................
3.5.2. Variabel Perlakuan ....................................................................
3.5.3. Variabel Kontrol ........................................................................
3.5.4. Variabel Bebas Penyerta ...........................................................
3.5.5. Variabel Terikat .........................................................................
3.6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .........................................
3.6.1. Tes Kemampuan Metakognisi Matematis .................................
3.6.2. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .................................
3.6.3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ......................................
3.6.4. Uji Coba Instrumen ...................................................................
3.6.4.1. Validasi Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran..........
3.6.4.2. Validasi Ahli Terhadap Instrumen Penelitian ...............
3.6.4.3. Uji Coba Perangkat Pembelajaran ................................
vi

58
60
62
63
66
68
73
77
77

78

81

84

85
86
87
87
87
88
90
92
92
92
92
93
93
93
93
97
101
102
102
103
103

3.7. Teknik Analisa Data ...........................................................................
3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif.......................................................
3.7.1.1. Data Hasil Kemampuan Metakognisi dan Komunikasi
Matematis ......................................................................
3.7.1.2. Data Hasil Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ..........
3.7.1.3. Data Hasil Kemampuan Guru Mengelola
Pembelajaran .................................................................
3.7.1.4. Lembar Angket Respon Siswa ......................................
3.7.2. Analisis Statisitik Inferensial .....................................................
3.7.2.1. Uji Normalitas Data ......................................................
3.7.2.2. Uji Homogenitas Data ...................................................
3.7.2.3. Menentukan Model Regresi ..........................................
3.7.2.4. Uji Independensi X Terhadap Y / Uji Keberartian X
dalam Model Regresi ....................................................
3.7.2.5. Uji Linieritas Model Regresi .........................................
3.7.2.6. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ................................
3.7.2.7. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi / Uji Homogenitas
Koefisien Regresi .........................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................
4.1.1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen
Penelitian..................................................................................
4.1.2. Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran dan Instrumen
Penelitian..................................................................................
4.1.3. Hasil Kemampuan Metakognisi Matematis .............................
4.1.4. Analisis Statistik Inferensial (ANACOVA) Kemampuan
Metakognisi Matematis ............................................................
4.1.5. Deskripsi N-Gain Hasil Tes Kemampuan Metakognisi
Matematis .................................................................................
4.1.6. Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis .............................
4.1.7. Analisis Statistik Inferensial (ANACOVA) Kemampuan
Komunikasi Matematis ............................................................
4.1.8. Deskripsi N-Gain Hasil Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis .................................................................................
4.1.9. Proses dan Kesalahan Jawaban Siswa pada Tes
Kemampuan Metakognisi Matematis ......................................
4.1.10. Proses dan Kesalahan Jawaban Siswa pada Tes
Kemampuan Komunikasi Matematis .......................................
4.1.11. Analisis Hasil Respon Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran
Ekspositori Berbantuan Media Autograph .............................
4.1.12. Analisis Hasil Respon Siswa Terhadap Pendekatan
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph ................................................................................
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................
4.2.1. Faktor Pembelajaran ..................................................................
4.2.2. Kemampuan Metakognisi Matematis ........................................
vii

109
110
110
112
112
113
113
115
115
116
117
118
119
120
124
125
125
126
128
143
160
163
177
195
198
213
224

228
232
233
237

4.2.3. Kemampuan Komunikasi Matematis ........................................
4.2.4. Proses dan Kesalahan Jawaban Siswa .......................................
4.2.5. Data Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ...............................
4.2.6. Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ....................
4.2.7. Respon Siswa dalam Pembelajaran ...........................................
4.3. Keterbatasan Penelitian ......................................................................

240
243
246
248
250
255

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 257
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 257
5.2. Saran ................................................................................................... 259
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 261

viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Posisi Indonesia pada TIMSS dari Tahun 1999-2007............. 2
Tabel 1.2 Posisi Indonesia dibandingkan Negara-Negara lain
Berdasarkan Studi PISA ......................................................... 3
Tabel 2.1 Strategi Penemuan Terbimbing ............................................... 56
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 88
Tabel 3.2 Weiner Tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas dan
Variabel Terikat ..................................................................... 89
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Metakognisi Matematis ....... 94
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Metakognisi Matematis
Siswa ....................................................................................... 95
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ....... 98
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa ....................................................................................... 99
Tabel 3.7 Validasi Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran ................... 102
Tabel 3.8 Penilaian Kurikulum 2013 ...................................................... 111
Tabel 3.9 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ............................................. 114
Tabel 3.10 Keterkaitan Permasalahan Hipotesis dan Jenis Uji Statistik
yang digunakan ....................................................................... 123
Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen
Penelitian ................................................................................. 125
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Setiap Butir Soal Tes Awal Kemampuan Metakognisi
Matematis ................................................................................ 126
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Setiap Butir Soal Tes Awal Kemampuan Komunikasi
Matematis ................................................................................ 126
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Setiap Butir Soal Tes Akhir Kemampuan Metakognisi
Matematis ................................................................................ 127
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Setiap Butir Soal Tes Akhir Kemampuan Komunikasi
Matematis ................................................................................ 128
Tabel 4.6 Pre Test Kemampuan Metakognisi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph
Secara Kualitatif ...................................................................... 129
Tabel 4.7 Post Test Kemampuan Metakognisi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph
Secara Kualitatif ...................................................................... 130
Tabel 4.8 Pre Test Kemampuan Metakognisi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph Secara Kualitatif .................................................... 132
Tabel 4.9 Post Test Kemampuan Metakognisi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph Secara Kualitatif .................................................... 133
xiii

Tabel 4.10 Deskripsi Pre Test Kemampuan Metakognisi Matematis
di Kelas Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media
Autograph dan Kelas Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Berbantuan Media Autograph ................................................. 144
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Varians Pre Test Kemampuan
Metakognisi Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph dan Kelas Pembelajaran
Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Autograph ........... 145
Tabel 4.12 Koefisien Persamaan Regresi Kemampuan Metakognisi
Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media
Autograph ................................................................................ 146
Tabel 4.13 Koefisien Persamaan Regresi Kemampuan Metakognisi
Matematis Kelas Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Berbantuan Media Autograph ................................................. 146
Tabel 4.14 Analisis Varians untuk Uji Indipendensi Kemampuan
Metakognisi Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph ................................................. 147
Tabel 4.15 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Indipendensi
Kemampuan Metakognisi Matematis Kelas Pembelajaran
Ekspositori Berbantuan Media Autograph .............................. 148
Tabel 4.16 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Metakognisi Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph ................................................. 149
Tabel 4.17 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Linieritas
Regresi Kemampuan Metakognisi Matematis Kelas
Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph ....... 149
Tabel 4.18 Analisis Varians untuk Uji Indipendensi Kemampuan
Metakognisi Matematis Kelas Pembelajaran Penemuan
Terbimbing Berbantuan Media Autograph ............................. 150
Tabel 4.19 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Indipendensi
Kemampuan Metakognisi Matematis Kelas Pembelajaran
Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Autograph ........... 151
Tabel 4.20 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Metakognisi Matematis Kelas Pembelajaran Penemuan
Terbimbing Berbantuan Media Autograph ............................. 152
Tabel 4.21 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Linieritas
Regresi Kemampuan Metakognisi Matematis Kelas
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph ................................................................................ 152
Tabel 4.22 Perhitungan Manual Analisis Kovarians untuk Uji Kesamaan
Dua Model Regresi Kemampuan Metakognisi Matematis ..... 153
Tabel 4.23 Analisis Kovarians untuk Uji Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Metakognisi Matematis ..................................... 154
Tabel 4.24 Koefisien Analisis Kovarians untuk Uji Kesamaan Dua Model
Regresi Kemampuan Metakognisi Matematis ........................ 154
Tabel 4.25 Perhitungan Manual Analisis Kovarians untuk Uji Kesejajaran
Dua Model Regresi Kemampuan Metakognisi Matematis ..... 155

xiv

Tabel 4.26 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan
Metakognisi Matematis ........................................................... 157
Tabel 4.27 Hasil Uji Lanjut Analisis Kovarians untuk Kemampuan
Metakognisi Matematis ........................................................... 159
Tabel 4.28 Hasil Tes Kemampuan Metakognisi Matematis Kelas
Eksperimen 1 ........................................................................... 161
Tabel 4.29 Hasil Tes Kemampuan Metakognisi Matematis Kelas
Eksperimen 2........................................................................... 161
Tabel 4.30 Rekapitulasi Hasil Pre Tes Kemampuan Metakognisi Matematis
pada Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ................ 162
Tabel 4.31 Rekapitulasi Hasil Post Tes Kemampuan Metakognisi Matematis
pada Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ................ 162
Tabel 4.32 Rekapitulasi N-Gain Kemampuan Metakognisi Matematis
pada Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ................ 163
Tabel 4.33 Pre Test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph
Secara Kualitatif ...................................................................... 164
Tabel 4.34 Post Test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph
Secara Kualitatif ...................................................................... 165
Tabel 4.35 Pre Test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph Secara Kualitatif .................................................... 167
Tabel 4.36 Post Test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph Secara Kualitatif .................................................... 168
Tabel 4.37 Deskripsi Pre Test Kemampuan Komunikasi Matematis
di Kelas Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media
Autograph dan Kelas Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Berbantuan Media Autograph ................................................. 177
Tabel 4.38 Hasil Uji Homogenitas Varians Pre Test Kemampuan
Komunikasi Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph dan Kelas Pembelajaran
Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Autograph ........... 179
Tabel 4.39 Koefisien Persamaan Regresi Kemampuan Komunikasi
Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media
Autograph ................................................................................ 180
Tabel 4.40 Koefisien Persamaan Regresi Kemampuan Komunikasi
Matematis Kelas Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Berbantuan Media Autograph ................................................. 180
Tabel 4.41 Analisis Varians untuk Uji Indipendensi Kemampuan
Komunikasi Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph ................................................. 181
Tabel 4.42 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Indipendensi
Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Pembelajaran
Ekspositori Berbantuan Media Autograph .............................. 182

xv

Tabel 4.43 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Komunikasi Matematis Kelas Pembelajaran Ekspositori
Berbantuan Media Autograph ................................................. 183
Tabel 4.44 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Linieritas
Regresi Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas
Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media Autograph ....... 183
Tabel 4.45 Analisis Varians untuk Uji Indipendensi Kemampuan
Komunikasi Matematis Kelas Pembelajaran Penemuan
Terbimbing Berbantuan Media Autograph ............................. 184
Tabel 4.46 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Indipendensi
Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Pembelajaran
Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Autograph ........... 185
Tabel 4.47 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Komunikasi Matematis Kelas Pembelajaran Penemuan
Terbimbing Berbantuan Media Autograph ............................. 186
Tabel 4.48 Perhitungan Manual Analisis Varians untuk Uji Linieritas
Regresi Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Media
Autograph ................................................................................ 186
Tabel 4.49 Perhitungan Manual Analisis Kovarians untuk Uji Kesamaan
Dua Model Regresi Kemampuan Komunikasi Matematis ..... 187
Tabel 4.50 Analisis Kovarians untuk Uji Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Komunikasi Matematis ...................................... 188
Tabel 4.51 Koefisien Analisis Kovarians untuk Uji Kesamaan Dua Model
Regresi Kemampuan Komunikasi Matematis......................... 188
Tabel 4.52 Perhitungan Manual Analisis Kovarians untuk Uji Kesejajaran
Dua Model Regresi Kemampuan Komunikasi Matematis ..... 189
Tabel 4.53 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan
Komunikasi Matematis ........................................................... 192
Tabel 4.54 Hasil Uji Lanjut Analisis Kovarians untuk Kemampuan
Komunikasi Matematis ........................................................... 193
Tabel 4.55 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas
Eksperimen 1 ........................................................................... 195
Tabel 4.56 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas
Eksperimen 2........................................................................... 196
Tabel 4.57 Rekapitulasi Hasil Pre Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
pada Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ................ 196
Tabel 4.58 Rekapitulasi Hasil Post Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
pada Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ................ 197
Tabel 4.59 Rekapitulasi N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis
pada Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ................ 197
Tabel 4.60 Skor Perolehan Tes Kemampuan Metakognisi Matematis
pada Indikator Kemampuan Perencanaan ............................... 202
Tabel 4.61 Skor Perolehan Tes Kemampuan Metakognisi Matematis
pada Indikator Kemampuan Pemonitoran ............................... 206
Tabel 4.62 Skor Perolehan Tes Kemampuan Metakognisi Matematis
pada Indikator Kemampuan Pengevaluasian .......................... 212

xvi

Tabel 4.63 Skor Perolehan Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
pada Indikator Kemampuan Menyatakan Ide Matematis ....... 216
Tabel 4.64 Skor Perolehan Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
pada Indikator Kemampuan Memahami, Menafsirkan dan
Menilai Ide Matematis ............................................................ 220
Tabel 4.65 Skor Perolehan Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
pada Indikator Kemampuan Mengkonstruksi dan
Menghubungkan Ide Matematis .............................................. 223
Tabel 4.66 Distribusi Frekuensi Jawaban Siswa pada Angket Respon
Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Ekspositori Berbantuan
Media Autograph .................................................................... 224
Tabel 4.67 Ringkasan Hasil Jawaban Angket Respon Siswa Terhadap
Strategi Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Media
Autograph ................................................................................ 225
Tabel 4.68 Distribusi Frekuensi Jawaban Siswa pada Angket Respon
Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Berbantuan Media Autograph ................................................. 228
Tabel 4.69 Ringkasan Hasil Jawaban Angket Respon Siswa Terhadap
Pendekatan Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan
Media Autograph .................................................................... 229

xvii

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan berbanding lurus dengan kemajuan sains dan teknologi,
sehingga matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu
dan memajukan daya pikir manusia untuk menguasai dan menciptakan teknologi
secara terus menerus. Menurut Hudojo (2005:37) matematika tidak hanya
berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga
unsur ruang sebagai sasarannya. Hal ini berhubungan bahwa kemajuan zaman
tidak lain dipengaruhi oleh kecakapan manusia dalam matematika, karena dengan
matematika manusia memiliki karakter untuk memacu segala perkembangan.
Matematika disadari sangat penting peranannya, namun tingginya tuntutan
untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar
matematika siswa. Pada kenyataannya, seringkali siswa menjadi korban dan
dianggap sebagai sumber penyebab kesulitan belajar. Padahal mungkin saja
kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa, misalnya proses pembelajaran yang
terkait dengan kurikulum, cara penyajian materi pelajaran, dan pendekatan
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kemampuan matematika serta sikap siswa terhadap matematika akan mengalami
kemunduran. Ada yang merasa takut, ada yang merasa bosan bahkan ada yang
pesimis pada pelajaran matematika, akibatnya siswa tidak mampu mandiri dan
tidak tahu apa yang harus dilakukannya sehingga kemampuan matematika dan
sikap siswa terhadap matematika sangat rendah kualitasnya.
1

2

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada bidang
studi matematika kurang menggembirakan. Pemerintah, khususnya Departemen
Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
salah satu diantaranya adalah pendidikan matematika, baik dengan peningkatan
kualitas guru matematika melalui penataran-penataran maupun peningkatan
prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai Ujian Nasional
untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika.
Terkait dengan tujuan-tujuan pembelajaran matematika dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, ternyata tidak bersesuaian dengan
kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Kondisi ini dibuktikan dengan
beberapa laporan antara lain, The Third International Mathematics and Science
Study (TIMSS) pada tahun 2007 Indonesia berada di posisi ke-36 dari 48 negara
yang mengikutinya. Lima Negara dibawah Indonesia masing-masing Syiria,
Mesir, Algeria, Colombia, dan Oman. Untuk lima Negara terbaik adalah China
Taipei, Korea Selatan, Singapura, Hongkong, dan Jepang, sedangkan Malaysia
rangking 20 dan Thailand pada rangking 29.
Tabel 1.1. Posisi Indonesia pada TIMSS dari tahun 1999-2007
Tahun

Score rata-rata

Rangking

Negara Peserta

1999

403

34

38

2003

411

34

45

2007

397

36

48

Sumber: TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
Selain itu laporan Programme for International Student Assessment
(PISA) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk
bidang IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38, sementara untuk bidang
matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke-39. Jika

3

dibandingkan dengan Korea Selatan, peringkatnya sangat jauh untuk bidang IPA
menempati peringkat ke-8, membaca peringkat ke-7 dan matematika peringkat ke3. Pada kenyataannya dalam tes PISA negara Indonesia masih berada pada level
yang paling bawah. Berdasarkan hasil survey Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dari tahun 2000 sampai tahun 2009 menyatakan bahwa rata-rata
pencapaian masih rendah dan posisi atau peringkat Indonesia berada pada juru
kunci, seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 1.2. Posisi Indonesia dibandingkan Negara-Negara lain
Berdasarkan Studi PISA
Tahun
Studi

Mata
Pelajaran

Skor
Skor
Peringkat
Rata-rata
Rata-rata
Indonesia
Indonesia Internasional

Jumlah
Negara
Peserta
Studi

Membaca
371
500
39
Matematika
367
500
39
41
Sains
393
500
38
Membaca
382
500
39
Matematika
360
500
38
2003
40
Sains
395
500
38
Membaca
393
500
48
56
2006
Matematika
391
500
50
57
Sains
393
500
50
Membaca
402
500
57
2009
Matematika
371
500
61
65
Sains
383
500
60
Adapun salah satu kemampuan matematis yang digunakan dalam penilaian
2000

proses matematika dalam PISA adalah (1) kemampuan komunikasi, siswa
merasakan adanya beberapa tantangan dan dirangsang untuk mengenali dan
memahami masalah, membaca, mengkode dan menginterpretasikan pernyataan,
pertanyaan, tugas atau benda, dan (2) kemampuan matematisasi, istilah
matematisasi digunakan untuk menggambarkan kegiatan matematika yang terlibat
dalam bentuk mentransformasi masalah. Dalam hal yang sama, prestasi Indonesia

4

pada APMO (Asian Pasific Mathematics Olympiad) tahun 2003 cukup maksimal,
hal ini dibuktikan Indonesia memperoleh 1 medali emas, 3 perak, 3 perunggu, dan
3 honorable mention. Namun prestasi ini menurun pada tahun 2004, dari 7 peserta
yang dikirimkan dan memperoleh 4 medali perunggu dan 2 honorable mention
(Muchlis, 2005:5).
Rendahnya hasil belajar matematika siswa tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor. Salah satu penyebabnya berkaitan dengan rendahnya kemampuan
metakognisi dan komunikasi matematis siswa. Menurut Nurmalia (Basith, 2014:1)
penyebab yang saat ini dianggap dapat menjelaskan fakta rendahnya kemampuan
metakognitif siswa adalah pada saat pembelajaran guru sibuk untuk memacu
perolehan nilai ujian yang baik melalui teknik ceramah, try-out, dan lain
sebagainya. Akibat dari rendahnya kemampuan metakognisi dalam pembelajaran,
yaitu siswa tidak memiliki kemampuan matematis yang matang ketika
menyelesaikan masalah matematika yang abstrak, akibatnya prestasi siswa hanya
sebatas nilai akhir bukan pada proses matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat
Asmin & Mansyur (2014;4) bahwa konsep dalam matematika adalah ide abstrak
yang memudahkan orang dapat mengklasifikan objek atau kejadian, dan
menentukan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh,
kesamaan, ketaksamaan, segitiga, kubus, jari-jari, dan eksponen dan sebagainya.
Dalam hal lain Soedjadi (1999:7) keabstrakan objek matematika perlu diupayakan
secara lebih konkret, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Dengan
demikian guru harus lebih kreatif dalam membelajarkan matematika, seperti
dengan melengkapkan seluruh alat peraga dan mengkaitkan lingkungan sekitar
untuk mentransformasikan matematika yang abstrak menjadi riil.

5

Rendahnya kemampuan metakognisi matematis siswa terungkap pada saat
pemberian soal materi prasyarat di kelas XI IPA 4 SMA Harapan 1 Medan. Materi
prasyarat yang diberikan sistem persamaan linear, sistem pertidaksamaan linear
dan sistem koordinat Cartesius. Berdasarkan hasil tes uji coba tersebut, diperoleh
beberapa kelemahan siswa terkait dengan kemampuan metakognisi matematis,
seperti disajikan dalam gambar berikut:

Terdapat garis
lurus yang
termasuk
dalam fungsi
kendala.
Gambar yang diberikan tidak sesuai
dengan pertidaksamaan linear yang
diminta, dalam hal ini siswa tidak tampak
melakukan proses perencanaan,
pemonitoran dan pengevaluasian. Siswa
hanyak memacu hasil akhir.

Gambar 1.1. Fakta rendahnya kemampuan metakognisi matematis
ketika menyelesaikan soal materi prasyarat
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa (1) Siswa tidak dapat merencanakan
penyelesaian masalah terkait materi pertidaksamaan linear. Hal ini dikarenakan
siswa langsung mengerjakannya dengan penyelesaian yang singkat, (2) Siswa
tidak dapat memantau hasil pekerjaannya terkait materi pertidaksamaan linear.
Hal ini dikarenakan siswa hanya terfokus pada sistem pertidaksamaan linear yang
diberikan tanpa memperhatikan titik koordinat dan garis yang membangun daerah
penyelesaian tersebut, dan (3) Siswa tidak dapat mengevaluasi hasil pekerjannya

6

terkait materi pertidaksamaan linear. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat
mengecek kembali daerah penyelesaian dalam bidang Cartesius terkait daerah
penyelesaian dan titik selidik dari sistem fungsi kendala yang diberikan.
Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh John
Flavell, seorang ahli psikologi dari Universitas Stanford pada sekitar tahun 1976.
Secara umum metakognisi adalah model dari kognisi, yang merupakan aktivitas
kognitif pada suatu meta-level dan dihubungkan untuk objek melalui monitoring
dan fungsi kontrol, sehingga metakognisi mempunyai peranan ganda, yaitu
sebagai suatu bentuk representasi kognisi yang didasarkan pada proses monitoring
dan kontrol. Flavell (dalam Mahromah & Manoy, 2012:3) mendefinisikan
metakognisi sebagai suatu kesadaran siswa, pertimbangan, dan pengontrolan
terhadap proses serta strategi kognitif milik dirinya. Terkait dengan hal tersebut,
metakognisi merupakan suatu kesadaran siswa (awareness), pertimbangan
(consideration), dan pengontrolan atau pemantauan terhadap strategi serta proses
kognitif dari mereka sendiri pada suatu tingkatan tertentu.
Sesuai dengan penelitian Laurens (2011) bahwa apabila keputusan yang
diambil tidak tepat, maka mereka seharusnya mencoba alternatif lain membuat
suatu pertimbangan. Proses menyadari adanya kesalahan, memonitor hasil
pekerjaan serta mencari alternatif lain merupakan beberapa aspek metakognisi
yang perlu dalam penyelesaian masalah matematika. Tugas guru sebagai pendidik
untuk mengakui keberadaan, memanfaatkan kemampuan metakognitif dari semua
siswanya. Menurut Sjuts (dalam Laurens, 2011:9), keberhasilan dalam
pembelajaran matematika dapat diketahui melalui aktivitas metakognisi peserta
didik.

7

Selain itu rendahnya hasil belajar matematika siswa juga dipengaruhi oleh
kualitas komunikasi matematis. Baroody (dalam Ansari, 2009:4) menyebutkan
sedikitnya ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam matematika perlu
ditumbuhkembangkan dikalangan siswa. Pertama, mathematics as language,
artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking),
alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan,
tetapi

matematika

juga

sebagai

suatu

alat

yang

berharga

untuk

mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua,
mathematics learning as social activity; artinya sebagai aktivitas sosial dalam
pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa
dan juga komunikasi guru dengan siswa.
Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa juga terungkap pada
saat pemberian soal materi prasyarat di kelas XI IPA 3 SMA Harapan 1 Medan.
Berdasarkan hasil tes uji coba tersebut, diperoleh beberapa kelemahan siswa
terkait dengan kemampuan komunikasi matematis, seperti disajikan dalam
gambar berikut:

Sistem pertidaksamaan yang diberikan
tidak sesuai dengan gambar, dalam hal
ini siswa tidak tampak melakukan
proses mengkonstruksi dan
menghubungkan ide matematis, serta
tidak tampak dalam memahami dan
menafsirkan ide matematis

Gambar 1.2. Fakta rendahnya kemampuan komunikasi matematis
ketika menyelesaikan soal materi prasyarat

8

Dari

gambar

tersebut

terlihat

bahwa

(1)

Siswa

salah

dalam

mengkomunikasikan jawabannya secara tulisan terkait materi pertidaksamaan
linear. Hal ini dikarenakan siswa tidak mengetahui ide dari soal tersebut, (2)
Siswa tidak dapat menafsirkan ide dari soal yang diberikan terkait materi
pertidaksamaan linear. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami konsep
pertidaksamaan linear tersebut, dan (3) Siswa tidak dapat mengkonsktruksi hasil
pekerjaannya terkait materi pertidaksamaan linear. Hal ini dikarenakan siswa
tidak dapat menghubungkan ide matematis dari tampilan geometris ke bentuk
pertidaksamaan linear.
Dalam hal ini komunikasi (Communication) merupakan salah satu daya
matematika (Mathematical Power) di samping problem solving, reasoning,
connection

dan

representation.

NCTM

memandang

bahwa

komunikasi

matematika adalah cara berbagi ide dan mengklarifikasi pemahaman. Melalui
komunikasi, ide-ide menjadi objek refleksi, finement ulang, diskusi, dan
amandemen. Ketika siswa ditantang untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran
mereka kepada orang lain secara lisan atau tertulis, mereka belajar untuk menjadi
jelas, meyakinkan, dan tepat dalam penggunaan bahasa matematika.
Mathematical communication is a way of sharing ideas and clarifying
understanding. Through communication, ideas become objects of reflection,
re- finement, discussion, and amendment. When students are challenged to
communicate the results of their thinking to others orally or in writing, they
learn to be clear, convincing, and precise in their use of mathematical
language.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Roza (dalam Paper presented in
National Workshop: Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Menyenangkan
dan Berkarakter, 2011) mengatakan bahwa standar komunikasi dalam
pembelajaran matematika meliputi:

9

1. Mengatur dan menggabungkan pemikiran matematis mereka melalui
komunikasi.
2. Mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka secara jelas kepada
teman, guru, dan orang lain.
3. Menganalisa dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain.
4. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika
dengan tepat.
Dalam proses pembelajaran guru belum berusaha untuk mengaktifkan
kemampuan metakognisi siswa, mengingat kemampuan metakognisi dimiliki oleh
semua orang, tinggal bagaimana memanfaatkannya saja. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan Mulbar (2008:2) bahwa saat ini, guru dalam mengevaluasi pencapaian
hasil belajar hanya memberikan penekanan pada tujuan kognitif tanpa
memperhatikan dimensi proses kognitifnya, khususnya yang berkaitan dengan
kemampuan metakognitif. Akibatnya upaya-upaya untuk memperkenalkan
metakognisi dalam menyelesaikan masalah matematika kepada siswa sangat
kurang atau bahkan cenderung diabaikan.
Memperhatikan kondisi yang terjadi di atas sangat perlu untuk diadakan
pembaruan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set ke arah pencapaian
tujuan pembelajaran. Pembelajaran matematika yang menekankan pada tujuan
pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan akademik siswa dalam hal ini
kemampuan

kognitif

adalah

pembelajaran

dengan

strategi

ekspositori.

Pembelajaran ekspositori merupakan suatu strategi pembelajaran pembelajaran
yang proses penyampaian materi pelajaran dilakukan secara verbal dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Dengan penguasaan

10

siswa secara optimal akan mengarahkan siswa pada proses berpikir yang lebih
mendalam yang memacu pada aspek kemampuan menyelesaikan soal.
Kemampuan siswa dalam menguasai materi secara optimal juga akan berpengaruh
pada proses perencanaan siswa dalam mengerjakan soal, memantau strategi yang
digunakan dan mengevaluasi hasil penyelesaian. Dalam strategi pembelajaran
ekspositori guru dituntut menguasai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai agar siswa dapat memahami materi dengan sepenuhnya. Faktor
kesiapan siswa juga harus diperhatikan dalam strategi ekspositori, mengingat
strategi pembelajaran eksposi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH DI SMK KABUPATEN LANGKAT.

2 7 40

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI MENGGUNAKAN MEDIA SOFTWARE-AUTOGRAPH.

3 13 43

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH DI MAN 1 MEDAN.

2 10 43

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BERBANTUAN AUTOGRAPH.

0 2 34

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, REFRESENTASI MATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH DENGAN TANPA AUTOGRAPH.

0 3 56

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF EFFICACY ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN TANPA GEOGEBRA DI SMPN 22 MEDAN.

2 6 51

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS MATEMATIK ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED DENGAN SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

0 1 54

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH.

0 1 7

Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing.

1 5 63

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM POSSING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

0 1 10