PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BUNYI KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 SIPISPIS T.A. 2015/2016.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI BUNYI KELAS VIII SEMESTER II S MP N 1 SI PIS PI S T.A. 2015/ 201 6

Oleh: Dody Faisal Riza

NIM 409321017

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Dody Faisal Riza dilahirkan di Kota Nopan, pada tanggal 6 Juni 1991. Ayah bernama Samsul Bakhri dan ibu bernama Ummi Sarifah. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Tahun 1997, penulis masuk SD N 142653 Kampung Pinang Kecamatan Muarasipongi dan lulus pada tahun 2003. Tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah di SMP N 1 Muarasipongi, dan lulus pada tahun 2006. Tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA N 1 Muarasipongi, dan lulus pada tahun 2009. Tahun 2009, penulis diterima di program studi pendidikan fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMEN (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI POKOK BUNYI DI KELAS VIII SEMESTER II DI SMP NEGERI 1 SIPISPIS T.A 2015/2016

Dody Faisal Riza (NIM: 409321017)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Game Tournamen) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Bunyi di kelas VIII Semester II di SMP Negeri 1 Sipispis.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.A 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 3 yaitu kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan berganda.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 55,625 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 54,843. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, data nilai pretes dari kelas eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal dan homogen. Melalui pengujian statistik diperoleh bahwa kemampuan awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams game tournamen dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Data postest yang diperoleh yaitu hasil rata-rata kelas eksperimen 80.625 dan kelas kontrol 74,2188 Hasil uji beda nilai kedua kelas pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournamen (TGT) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Bunyi kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.A. 2015/2016.

Kata Kunci:Model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Game Tournamen (TGT),Hasil Belajar,Bunyi.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini semaksimal mungkin dan sesuai waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Teams Game Tournamen (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Bunyi di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.A. 2015/2016.” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, bapak Dr. Eidi Sihombing, M.S, dan bapak Drs.Karya Sinulingga, M.Si. selaku dosen penguji I, II dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi serta membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh bapak dan ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Fisika FMIPA Unimed. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Raden Saragih selaku kepala sekolah dan Bapak M.Tarigan, SPd selaku guru bidang studi fisika di SMP N 1 Sipispis yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian, juga tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada para guru serta staf Tata Usaha yang telah memberikan kesempatan dan bantuan selama melakukan penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh bapak dan ibu guru dari SD sampai SMA yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.


(6)

v

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada ayah Samsul Bakhri dan ibu Ummi Sarifah tercinta yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak henti, hanya Allah yang dapat membalasnya. Kepada kakak dan adik tersayang (Riza Riski Aprilia, SFarm .APT ,Uli Nisari Putri, dan Alfi Padlan A) . Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga besar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan motivasi dan doanya. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman PPL SMP Negeri 1 Sipispis.

Selain itu penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, terkhusus kepada Fitri Romaito Siregar, Sri Handayani ,Alvi Syahri Rivianda. Dan juga kepada teman-teman eva monica nahulae, lihardi, khairul, indra dan banyak lainnya yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah memberikan arti persahabatan dan kekeluargaan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca baik yang hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.

Medan, 2016 Penulis,

Dody Faisal Riza NIM. 409321017


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Batasan Masalah 4

1.4.Rumusan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 5

1.6.Manfaat Penelitian 5

1.7.Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1.Kerangka Teoritis 7

2.1.1 Pengertian Belajar 7

2.1.2 Hasil Belajar 8

2.1.3 Pengertian Model Pembelajaran 9

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 10

2.1.4.1Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 13 2.1.4.2Keuntungan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.5 Pengertian Model pembelajaran Kooperatif tipe TGT 15 2.1.5.1Langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TGT 16


(8)

vii

2.1.7 Model Pembelajaran Konvensional 20

2.1.8 Pengertian bunyi 21

2.1.8.1Karakteristik Bunyi 24

2.1.8.2Resonansi 26

2.1.8.3Pemantulan Bunyi 28

2.1.9 Penelitian yang Relevan 31

2.2 Kerangka Konseptual 32

2.3 Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 34

3.2.1. Populasi Penelitian 34

3.2.2. Sampel Penelitian 34

3.3. Variabel Penelitian 34

3.3.1. Variabel Bebas (X) 34

3.3.2. Variabel Terikat (Y) 34

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 35

3.4.1. Jenis Penelitian 35

3.4.2. Desain Penelitian 35

3.5. Prosedur Penelitian 35

3.6. Uji Coba Instrumen Penelitian 36

3.7. Teknik Analisa Data 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 44

4.1.1 Hasil tes kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol 44

4.1.2 Hasil tes Kemampuan Akhir 45

4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data 48

4.1.4 Uji Hipotesis 50

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53


(9)

viii

DAFTAR PUSTAKA 55


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok belajar Kooperatif dan konvensional 11 Tabel 2.2. Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif 13 Tabel 2.3. Langkah-Langkah Model Pembelajarn Kooferatif tipe TGT 18 Tabel 2.4 Cepat rambat bunyi dalam Zat Perantara 23

Tabel 3.1 Two group pretest-posttest desaign 35

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pre test kelas eksperimen 44 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pre test kelas Kontrol 45 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelas Eksperimen 46 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelas Kontrol 47 Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan uji Normalitas Pretest 48 Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Postest 48 Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas Pre test 49 Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas posttest 49


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Pembagian Kelompok Dalam Meja Tournament 19 Gambar 2.2. Gelombang bunyi merupakan gelombnag longitudinal 22

Gambar 2.3. Rentang frekuensi bunyi 24

Gambar 2.4. Getaran Garputala pada rapatan dan regangan dengan

frekuensi tertentu 25

Gambar 2.5. Resonansi pada bandul 26

Gambar 2.6. Resonansi pada senar 27

Gambar 2.7. Pemantulan Gelombang Bunyi 29

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Materi Pokok Bunyi Kelas Eksperimen 46 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Materi Pokok Bunyi Kelas Kontrol 47


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 56

Lampiran 2 Lembar kerja siswa (LKS) 1 77

Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) 2 79

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 93

Lampiran 5 Format kartu tournament 96

Lampiran 6 Tes Hasil Belajar 103

Lampiran 7 Tabel kisi-kisi test 109

Lampiran 8 Sebaran data uji coba instrument tes 120

Lampiran 9 Perhitungan validitas test 121

Lampiran 10 perhitungan reliabilitas test 122

Lampiran 11 perhitungan indeks kesukaran test 123

Lampiran 12 perhitungan daya pembeda butir test 125

Lampiran 13 data skor hasil pre test 127

Lampiran 14 perhitungan harga rata-rata, distribusi frekuensi,

standar deviasi, dan varians pre test 129

Lampiran 15 uji homogenitas data pre test 133

Lampiran 16 uji normalitas data pre test 134

Lampiran 17 data skor postest 136

Lampiran 18 perhitungan rata-rata, distribusi frekuensi, standar deviasi dan

varians postes 138

Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas data postest 142

Lampiran 20 uji normalitas data posttest 143

Lampiran 21 pengujian hipotesis data 145

Lampiran 22 daftar nilai kritis untuk uji liliefors 148 Lampiran 23 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 149 Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi f 150 Lampiran 25 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 152


(13)

xii


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa.

Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Diasumsikan seseorang yang berpendidikan akan terhindar dari kebodohan dan juga kemiskinan, karena dengan modal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya melalui proses pendidikan ia mampu mengatasi problema kehidupan yang dialaminya. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang tentu sesuai dengan tingkat pendidikan yang diikutinya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya. Hal ini menggambarkan bahwa fungsi pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan, karena terhindar dari kebodohan dan juga kemiskinan. Dengan demikian dapat ditegaskan fungsi pendidikan adalah membimbing anak kearah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu (Sagala, 2009).

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola pengembangan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model pembelajaran.


(15)

2

Fisika merupakan salah satu cabang sains yang penting diberbagai jenjang pendidikan yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami konsep fisika. Pembelajaran fisika diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga, dapat membantu siswa pada pemahaman yang lebih mendalam.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu dari pihak guru antara lain metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung terbatas pada penyampaian ceramah, pemberian contoh soal, latihan dan diakhiri dengan pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah. Proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah dimana guru menerangkan dan siswa mendengarkan, guru juga sangat jarang untuk menghubungkan konsep fisika dengan peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dari pihak siswa, antara lain tidak tertariknya siswa terhadap materi yang disampaikan, kecenderungan siswa dalam belajar fisika hanya sekedar menghapal rumus-rumus yang diberikan guru tanpa menguasai konsep fisika. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa cenderung mencontoh pekerjaan temannya dari pada mengerjakannya sendiri dan apabila guru membentuk kelompok-kelompok belajar, hanya siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi yang berpartisipasi sedangkan anggota kelompok yang lain hanya diam atau sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Berdasarkan kondisi diatas, peneliti berkeinginan untuk berpartisipasi meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar fisika, salah satunya adalah model pembelajaran koperatif. Model pembelajaran ini siswa mampu mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama. Sehingga, jika ada teman satu kelompoknya yang mengalami kesulitan mengkaji dan menguasai materi pelajaran fisika dapat terbantu karena adanya kerja sama antar kelompok sehingga meningkatkan hasil belajar fisika.

Adapun menurut Slavin (2005:9) mengenai pembelajaran koperatif adalah “Pembelajaran koperatif menciptakan pengaruh-pengaruh dan bagaimana para guru dapat menggunakan metode pembelajaran koperatif ini untuk melihat semua


(16)

3

siswa memang telah menangkap pelajaran dari guru. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan sering digunakan dalam berbagai subyek”. Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi parasiswa, dan juga akibat-akibat positif yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri,tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.

Pembelajaran koperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan pengajaran oleh rekan sebaya. Dalam pelaksanaanya model pembelajaran koperatif peran guru yang awalnya menjadi seorang informan, kini guru menjadi pengelola kelompok belajar siswa. Dalam hal ini, siswa akan semakin terlatih untuk memecahkan suatu permasalahan, bahkan permasalahan yang dianggap sulit dan juga siswa akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Ada banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat di gunakan untuk melaksanakan pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-tournament (TGT). TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi menambahkan dimensi dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu team akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini guru menggunakan 5 komponen utama : (1) presentasi kelas, (2) kelompok belajar, (3) game, (4) turnamen dan (5) rekognisi tim.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Sri Wulandri (2010) pada materi pokok Bunyi menunjukkan hasil penelitian yang dimana pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas siswa 69,7 dan pertemuan ke II di peroleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 80,04. Heddy (2011), pada materi Kinematika Gerak Lurus menunjukkan hasil penelitian yang dimana memiliki nilai rata-rata 65,13 dan hasil


(17)

4

belajar konvensional memiliki rata-rata 56,08. Kelemahan dari beberapa peneliti adalah pada penggunaan waktu yang kurang efektif saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, perencanaan dan pengorganisasi kelompok yang kurang baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Bunyi Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P 2015/2016”. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika yang masih rendah.

2. Model pembelajaran yang diberikan guru kurang bervariasi dan monoton. 3. Siswa beranggapan pelajaran fisika itu sulit dan membosankan.

4. Siswa cenderung pasif dan kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dari peniliti sendiri, maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Team Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran konvensional

2. Hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Sipispis pada materi pokok Bunyi

3. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penilitian ini adalah :


(18)

5

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

3. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Bunyi di kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada materi Bunyi kelas VIII

semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas wawasan pengetahuannya dalam proses belajar mengajar.

2. Menjadi bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

3. Memberikan pengalaman pada pembaca dalam menanamkan konsep-konsep fisika.

4. Menjadi referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut.


(19)

6

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Game-Turnamen ) dirancang untuk membawa siswa kedalam dimensi dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan, yaitu pada fase game dan tournament pada model pembelajaran ini. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini guru menggunakan 5 komponen utama : (1) presentasi kelas, (2) kelompok belajar, (3) game : Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari pembelajaran yang di wakili oleh satu siswa perkelompok belajar. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.(4) turnamen : Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung diakhir minggu atau diakhir unit, setelah guru memberikan persentasi dikelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan dan (5) rekognisi tim : Tim yang medapatkan skor tertinggi akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan.

b. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang berupa nilai.


(20)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hasil belajar pada materi pokok bunyi siswa kelas VIII dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Turnamen ( TGT ) pembelajaran memilki nilai rata-rata pretes 55.625 dan nilai rata-rata postes adalah 80.62, sedangkan hasil belajar pada materi pokok bunyi siswa kelas VIII dengan mengunakan pembelajaran Konvensional memiliki nilai rata-rata pretes 54.8438 dan nilai rata-rata postes 74.21.

Terdapat hasil belajar pada materi pokok Bunyi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional, yakni dari hasil analisa uji hipotesis terbukti bahwa penerapan Model Pembelajaran TGT dengan rata-rata hasil belajar 80,62 lebih tinggi dari pada penerapan Model Pembelajaran Konvensional dengan rata-rata 74,21 serta thitung = 3,95 > ttabel = 1,66. Dengan kata lain, ada pengaruh menggunakan Model pembelajaran Team Game Tournamen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis T.P 2015/2016.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara lain:

1. Guru dapat menyesuaikan model pembelajaran dengan materi pembelajaran yang diajarkan.

2. Guru di SMP Negeri 1 Sipispis menggunakan model pembelajaran Team Game Tournamen sebagai salah satu model pembelajaran dalam mengajar untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok bunyi.


(21)

54

3. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan agar dapat memilih topik materi dan sekolah yang berbeda.


(22)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Hasil Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Karim, S., (2000), Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2 Untuk Kelas VIII SMP, Pusat Perbukuan, Jakarta.

Prasodjo, B., (2007), Teori Dan Aplikasi Fisika SMP Kelas VIII, PT Ghali Indonesia Printing, Jakarta.

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R.E, (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Nusa Media, Bandung.

Sudijono,A., (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta. Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana,N., (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kencana, Jakarta.


(1)

belajar konvensional memiliki rata-rata 56,08. Kelemahan dari beberapa peneliti adalah pada penggunaan waktu yang kurang efektif saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, perencanaan dan pengorganisasi kelompok yang kurang baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Bunyi Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P 2015/2016”. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika yang masih rendah.

2. Model pembelajaran yang diberikan guru kurang bervariasi dan monoton. 3. Siswa beranggapan pelajaran fisika itu sulit dan membosankan.

4. Siswa cenderung pasif dan kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dari peniliti sendiri, maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran konvensional

2. Hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Sipispis pada materi pokok Bunyi

3. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penilitian ini adalah :


(2)

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

3. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Bunyi di kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada materi Bunyi kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas wawasan pengetahuannya dalam proses belajar mengajar.

2. Menjadi bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

3. Memberikan pengalaman pada pembaca dalam menanamkan konsep-konsep fisika.

4. Menjadi referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut.


(3)

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Game-Turnamen ) dirancang untuk membawa siswa kedalam dimensi dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan, yaitu pada fase game dan tournament pada model pembelajaran ini. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini guru menggunakan 5 komponen utama : (1) presentasi kelas, (2) kelompok belajar, (3) game : Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari pembelajaran yang di wakili oleh satu siswa perkelompok belajar. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.(4) turnamen : Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung diakhir minggu atau diakhir unit, setelah guru memberikan persentasi dikelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan dan (5) rekognisi tim : Tim yang medapatkan skor tertinggi akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan.

b. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang berupa nilai.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hasil belajar pada materi pokok bunyi siswa kelas VIII dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Turnamen ( TGT ) pembelajaran memilki nilai rata-rata pretes 55.625 dan nilai rata-rata postes adalah 80.62, sedangkan hasil belajar pada materi pokok bunyi siswa kelas VIII dengan mengunakan pembelajaran Konvensional memiliki nilai rata-rata pretes 54.8438 dan nilai rata-rata postes 74.21.

Terdapat hasil belajar pada materi pokok Bunyi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional, yakni dari hasil analisa uji hipotesis terbukti bahwa penerapan Model Pembelajaran TGT dengan rata-rata hasil belajar 80,62 lebih tinggi dari pada penerapan Model Pembelajaran Konvensional dengan rata-rata 74,21 serta thitung = 3,95 > ttabel = 1,66. Dengan kata lain, ada pengaruh menggunakan Model pembelajaran Team Game Tournamen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis T.P 2015/2016.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara lain:

1. Guru dapat menyesuaikan model pembelajaran dengan materi pembelajaran yang diajarkan.

2. Guru di SMP Negeri 1 Sipispis menggunakan model pembelajaran Team Game Tournamen sebagai salah satu model pembelajaran dalam mengajar untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok bunyi.


(5)

3. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan agar dapat memilih topik materi dan sekolah yang berbeda.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Hasil Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Karim, S., (2000), Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2 Untuk Kelas VIII SMP, Pusat Perbukuan, Jakarta.

Prasodjo, B., (2007), Teori Dan Aplikasi Fisika SMP Kelas VIII, PT Ghali Indonesia Printing, Jakarta.

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R.E, (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Nusa Media, Bandung.

Sudijono,A., (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta. Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana,N., (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kencana, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X PADA MATERI VEKTOR DI SMA N 1 KUTA COT GLIE.

0 18 1

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

0 13 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 3 UJUNG BATU

0 0 6

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SEMESTER II MTs-N 2 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN20132014

0 0 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS VIII SMP 7 PALANGKA RAYA SKRIPSI

0 1 87

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

0 1 16