PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK PERMESINAN SMK TRI SAKTI LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2015/2016.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK

PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK

PERMESINAN SMK TRI SAKTI LUBUK PAKAM

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

TUMPAL FRENGKI NAINGGOLAN

NIM. 509121041

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

Tumpal Frengki Nainggolan : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pengelasan Pada Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah dengan menerapkan model Student Teams Achievement Divicion (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Teknik Pengelasan Pada Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Tri Sakti Lubuk Pakam pada semester gasal pada tahun pelajaran 2016/2017 dengan subjek kelas X TP berjumlah 40 siswa. Penelitian ini merupan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi. Tekhnik pengumpulan data menggunakan tes, wawancara observasi dan evaluasi. Selanjutnya dari hasil pre test nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan nilai rata-rata 45%. Data evaluasi dari post test dari siklus I dengan rata-rata nilai (57,50%). Sedangkan data evaluasi dari post test siklus ke II dengan rata-rata nilai 97,50% berarti ada peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 40%. Dapat disimpulakan bahwa pembelajaran dengan model Student Teams Achievement Divicion (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar steknik pengelasan pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam.

Kata Kunci : Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD , Hasil Belajar Teknik Pengelasan


(5)

ii

ABSTRACT

Tumpal Frengki Nainggolan : The Application of Learning Model Cooperative Type STAD to Improve Learning Outcomes Technique Welding at Student X SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Essay. Faculty of Engineering, University of Medan, 2016

This study attempts to know whether with applying learning model cooperative type STAD can improve learning outcomes technique welding at student x smk tri sakti lubuk pakam. This study was conducted in SMK trisakti Lubuk Pakam in the odd on academic year 2016/2017 with the subject in class of X Of 40 students. The research is research class consisting of 2 cycles with each cycle consisting 4 stage namely planing, action, observation and evaluation. From the data analysis and accounting is acquired the average value of experimental class is 45 % with standard of deviation is 57,50 % and the average value of control class is 97,50 % with standard of deviation is. Can be concluded with applying learning model cooperative type STAD can improve learning outcomes technique welding at student x Smk Tri Sakti Lubuk Pakam

Keyword : Learning Model Cooperative Type STAD, Learning outcomes Technique Welding


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat kasih dan karuni-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pengelasan Pada Siswa Kelas X Teknik Permesinan Smk Tri Sakti Lubuk Pakam”.

Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. HidirEfendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Janter P Simanjuntak,ST, MT, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Prof.Dr.Julaga Situmorang,M.Pd,selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik dalam Skripsi Penelitian ini. 6. Teristimewa kepada kedua orangtua Op. Pahala Doli dan Op. Pahala Boru


(7)

iv

7. The Big Family Nainggolan Bang Joe/Kak Joe, Lae Ginting/Ka Feby, Bg Angel/Kak Angel, Bang Gisele/Kak Gisele dan abang terhormat Bg Mona 8. Abanganda Iwan Keling, Virgo Sitorus, Benny Naibaho, Prianto Sinaga,

Septo Madacan Sinaga, Bou Kantin dan terkhusus untuk HMJ TeknikMesin UNIMED

9. Rekan - rekan seperjuangan 2009 Reguler khususnya Agus si Raja Tuak, Sahala ”rematik” Sinaga, Legos P Nainggolan ( LEBAH ) The King of COC, Maju si Supir Lintas, Daud Hutahaean dan Hotlan Manurung tetap sarjana Laeku

10.Base Camp “Nasomarhepeng”, Ratu Teknik ( my lovely ito ), Raja Batak, What The Fuck, IGDP ( Abdi si Bibir Hitam ), Harrum Rumapea RR, Krusher, Aldi/Yen, Benz Rido, Firmando Tumorang

11.Orang tercinta Elisabet Sitorus terima kasih atas dukunganya sayang

Penulis menyadari bahwa Skripsi Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Skripsi Penelitian ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga Skripsi Penelitian ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca skripsi penelitian ini pada umumnya

Medan, September 2016 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Hasil Belajar ... 14

3. Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Pengelasan ... 16

4. Pengertian Model Pembelajaran ... 15


(9)

vi

6. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif ... 20

7. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 22

B. Penelitian Yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 30

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

1. Lokasi Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 33

B. Jenis Penelitian ... 33

C. Subjek dan Objek Penelitan ... 33

D. Metode Penelitian ... 34

E. Prosedur Penelitian ... 35

1. Perencanaan (Plan) ... 35

2. Pelaksanaan (Action) ... 36

3. Pengamatan ... 37

4. Refleksi (Reflection) ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Observasi ... 41

2. Tes ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 44

1. Quis ... 44


(10)

vii

3. Tes ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44 B. Analisis Data ... 46 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Daftar Kumpulan Nilai Smk Tri Sakti ... 5

Tabel 2 Implementasi Siklus ... 38

Tabel 3 Hasil Pre Test ... 44

Tabel 4 Hasil Post Test Siklus I ... 45


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 56

Lampiran 2 RPP Siklus I ... 57

Lampiran 3 RPP Siklus II ... 59

Lampiran 4 Soal Pre Test ... 61

Lampiran 5 Jawaban Pre Test ... 62

Lampiran 6 Soal Post Test Siklus I ... 63

Lampiran 7 Jawaban Post Test siklus ... 65

Lampiran 8 Soal Post Test Siklus II ... 66

Lampiran 9 Jawaban Post Test Siklus II ... 68

Lampiran 10 Hasil Pre Test... 69

Lampiran 11 Hasil Post Test Siklus I ... 70

Lampiran 12 Hasil Post Test Siklus II ... 71

Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar ... 72


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan. Pendidikan yang berorientasi pada kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa ditanggulangi dengan paradigma yang lama. Guru tidak cukup hanya meyampaikan materi kepada siswa dikelas karena materi yang diperolehnya tidak selalu sesuai dengan perkembangan masyarakat. Untuk menghadapi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan.

Seiring dengan kemajuan zaman, maka perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) memegang peranan yang besar. Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan teknologi dan sains, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan diberbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan (Slameto : 2003).


(14)

2

Bangsa Indonesia menyadari bahwa pendidikan sangat diperlukan untuk menghasilkan manusia yang terampil, produktif, inisiatif dan kreatif karena nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh setiap manusia seperti keimanan dan ketaqwaan, ahlak, disiplin dan etos kerja serta nilai-nilai instrument seperti penguasaan IPTEK dan kemampuan berkomunikasi yang merupakan unsur pembentukan kemajuan dan kemandirian bangsa dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah Menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa serta mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan kerja, guna meningkatkan produksi dan perluasan lapangan kerja.

Melalui sekolah menengah kejuruan (SMK) diharapkan dapat dihasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas serta menguasai bidang yang digelutinya, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja dari dunia usaha dan industri


(15)

3

dapat terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, siswa sekolah menengah kejuruan dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang diterimanya di sekolah, karena setiap mata pelajaran saling mempengaruhi dan saling mendukung pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannya.

Sesuai dengan tujuan tersebut, di SMK siswa diberikan berbagai mata pelajaran yang digolongkan dalam tiga golongan, yaitu: mata pelajaran normatif, adaftif, dan produktif. Dari ketiga mata pelajaran tersebut, mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran keahlian yang berhubungan langsung dengan pengetahuan dan keterampilan siswa yang disesuaikan dengan tuntutan dunia industri.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mencerdaskan dan meningkatkan SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang keteknikan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP, 2006) SMK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Dalam Garis-Garis Besar Program Pendidikan Dan Pelatihan (GBPP) kurikulum 1999 bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian Teknik Permesinan sebagai bagian dari pendidikan menengah kejuruan menyiapkan siswa/tamatan untuk:


(16)

4

1. Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional dalam lingkup keahlian Teknik Permesinan.

2. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup Teknik Permesinan.

3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang dalam lingkup Teknik Permesinan.

4. Menjadi warga negara produktif, adaftif, dan kreatif.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) diutamakan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidangnya. Karena itu siswa dibekali dengan materi pelajaran produktif yang berkaitan langsung dengan keterampilan siswa dan berkaitan dengan dunia industri.

Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang demikian pesat sekarang ini, sehingga perlu antisipasi oleh guru untuk menyikapinya. Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah mengaitkan materi yang diajarkan dengan penerapan dalam kehidupan masyarakat umumnya dan masyarakat sekitar siswa khususnya.

Teknik Pengelasan adalah salah satu mata pelajaran produktif yang diberikan di SMK, dimana materi yang diajarkan berkaitan tentang proses-proses penyambungan benda (besi). Dari survey yang dilakukan di lapangan dengan mendengar penjelasan guru bidang studi diketahui bahwasanya hasil belajar siswa kelas 1 masih berada di bawah standar. Nilai rata-rata yang ditetapkan oleh


(17)

5

Kemendikbud, untuk mata diklat produktif yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas X untuk kompetensi dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan pada Tahun Ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Perolehan Nilai Hasil Belajar Teknik Pengelasan Kelas X Program

Keahlian Teknik Permesinan

No Tahun

Ajaran KKM

Di atas KKM Dibawah KKM Jumlah % Jumlah %

1 2012/2013 70 12 36 23 64

2 2013/2014 70 14 40 21 60

3 2014/2015 70 13 37 22 63

Jumlah 13 38 22 62

Dengan demikaian dapat dipahami bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan. Hal itu dikarenakan proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan diskusi belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Lebih spesifik lagi bahwa proses pembelajaran masih cenderung didominasi oleh guru sehingga di dalam belajar, siswa terlihat masih kurang bisa menerima penjelasan dari guru. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa model pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi semangat dan hasil belajar siswa. Guru yang mengajar dengan model pe mbelajaran yang kurang menarik dapat menyebabkan siswa menjadi bosan, pasif dan tidak kreatif. Oleh karena itu guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar tujuan akhir belajar dapat tercapai dengan tepat.


(18)

6

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menciptakan suasana hasil belajar yang langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran yang merupakan model pembelajaran student centered adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dituntut lebih aktif dan agresif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa dituntut untuk saling berbaur dengan siswa yang lain dalam satu kelompok kecil untuk dapat saling bertukar pikiran, pendapat dan berdiskusi bersama. Hal ini akan menjadikan siswa itu menjadi yang lebih serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifias siswa, model pembelajaran ini juga model pembelajaran yang efektif , dimana terdapat lima komponen utama dalam pelaksanaannya yakni penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok sehingga peserta didik dapat berperan secaa aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan minat dan kreatifitas siswa. Menurut Tutuhatunewa (2004:28), bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan memperhatikan adanya perbedaan kemampuan akademis. Selain itu siswa saling membantu dalam memahami konsep, berdiskusi dan menyelesaikan soal dan tugas-tugas yang diberikan. Dari pengertian ini, seharusnya metode pembelajaran kooperatif tipe


(19)

7

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya di SMK Tri Sakti Lubuk Pakam.

Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis bekeinginan melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pengelasan pada Siswa

Kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam”.

B. Identifikasi Masalah

Melihat situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah :

1. Siswa kurang termotivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar karena guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah dan diskusi. Sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru sehingga hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang digunakan

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran teori pengelasan salah satu dasar mata pelajaran teknik pengelasansehingga menyebabkan hasil belajar pada mata pelajaran teknik pengelasan maasih rendah 3. Hasil belajar siswa rendah untuk mata pelajaran teknik pengelasan.

Standar ketuntasan minimal yang diterapkan oleh pihak sekolah SMK Tri Sakti Lubuk Pakam adalah 7,00. Data yang diperoleh dari DKN tersebut kurang dan tidak melebihi standar ketuntasan minimal dan belum mencapai nilai tuntas maksimal


(20)

8

4. Metode ceramah dan diskusi yang diterapkan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa

5. Cara belajar yang berpusat pada guru

C. Pembatasan Masalah.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X program keahlian Teknik Permesinan pada mata pelajaran Teknik Pengelasan di SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran teknik pengelasan. Standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh pihak sekolah SMK Tri Sakti Lubuk Pakam adalah 7,0. Data yang diperoleh dari DKN tidak melebihi standar ketuntasan minimal 7,0 dan belum mencapai nilai ketuntasan minimal

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran teknik pengelasan sehingga menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan masih rendah


(21)

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik pengelasan pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam ?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran teknik pengelasan 2. Siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk

menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan pertanyaan.

3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempetanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok 4. Siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas


(22)

10

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah dalam meningkatkan

hasil belajar di SMK Tri Sakti 1 Lubuk Pakam.

2. Sebagai informasi bagi guru/ mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

3. Sebagai bahan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Sedangkan manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Menambah khasanah pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Teknik Pengelasan.

2. Memperluas wawasan penulis akan hakekat mengajar yang efektif dan efisien.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap variabel-variabel yang releva


(23)

(24)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan, maka telah diperoleh data yang telah diolah, dan hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat dari hasil pre test belajar siswa sebelum tindakan dengan nilai rata-rata 60,25%. Setelah diterapkan model pembelajaran STAD diperoleh data dari evaluasi post test siklus I dengan rata-rata nilai (68,75%). Sedangkan data evaluasi dari post test siklus ke II dengan rata-rata nilai 78,25% berarti ada peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 9,5%. Maka penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divicion (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa X SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Model pembelajaran Student Teams Achievement Divicion (STAD) efektif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran teknik pengelasan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan kepada guru, khususnya guru bidang studi Teknik Pengelasan dapat menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divicion (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(25)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anar P Pardede (2012) “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Penggunaaan Alat Ukur Kelas X Semester II SMK Swasta Era Utama Pancurbatu T.A 2011/2012 “.

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode- pembelajaran/

http://diasdiari.blogspot.ae/2014/02/pengertian-pembelajaran-stad-menurut.html?m=1 (Diakses tanggal 09 mei 2016)

Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Mujiono dan Dimiyati. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory Research and Practice. London,Ter. Narulita Yusron, Bandung : Penerbit Nusa Media

Sudjana (2009:22) “Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Sudjana, Nana. (2005). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Winkel, W. S. (2002). Psikologi belajar Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Zam Harif (2013) “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika Di SMK Dwiwarna 2 Medan”.


(1)

4. Metode ceramah dan diskusi yang diterapkan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa

5. Cara belajar yang berpusat pada guru

C. Pembatasan Masalah.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X program keahlian Teknik Permesinan pada mata pelajaran Teknik Pengelasan di SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran teknik pengelasan. Standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh pihak sekolah SMK Tri Sakti Lubuk Pakam adalah 7,0. Data yang diperoleh dari DKN tidak melebihi standar ketuntasan minimal 7,0 dan belum mencapai nilai ketuntasan minimal

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran teknik pengelasan sehingga menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan masih rendah


(2)

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik pengelasan pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam ?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran teknik pengelasan 2. Siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk

menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan pertanyaan.

3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempetanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok 4. Siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas


(3)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah dalam meningkatkan

hasil belajar di SMK Tri Sakti 1 Lubuk Pakam.

2. Sebagai informasi bagi guru/ mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

3. Sebagai bahan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Sedangkan manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Menambah khasanah pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Teknik Pengelasan.

2. Memperluas wawasan penulis akan hakekat mengajar yang efektif dan efisien.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap variabel-variabel yang releva


(4)

(5)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan, maka telah diperoleh data yang telah diolah, dan hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat dari hasil pre test belajar siswa sebelum tindakan dengan nilai rata-rata 60,25%. Setelah diterapkan model pembelajaran STAD diperoleh data dari evaluasi post test siklus I dengan rata-rata nilai (68,75%). Sedangkan data evaluasi dari post test siklus ke II dengan rata-rata nilai 78,25% berarti ada peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 9,5%. Maka penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divicion (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa X SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Model pembelajaran Student Teams Achievement Divicion (STAD) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran teknik pengelasan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan kepada guru, khususnya guru bidang studi Teknik Pengelasan dapat menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divicion (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anar P Pardede (2012) “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Penggunaaan Alat Ukur Kelas X Semester II SMK Swasta Era

Utama Pancurbatu T.A 2011/2012 “.

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode- pembelajaran/

http://diasdiari.blogspot.ae/2014/02/pengertian-pembelajaran-stad-menurut.html?m=1 (Diakses tanggal 09 mei 2016)

Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Mujiono dan Dimiyati. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory Research and Practice. London,Ter. Narulita Yusron, Bandung : Penerbit Nusa Media

Sudjana (2009:22) “Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Sudjana, Nana. (2005). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Winkel, W. S. (2002). Psikologi belajar Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Zam Harif (2013) “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Kompetensi Menerapkan


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Student Team Achievement Division) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DISKUSIKELOMPOK DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 BATU

0 3 24

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5 MALANG

3 39 57

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GLAGAHWERO 02 KALISAT TAHUN AJARAN 2010/2011

0 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 5 METRO

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD

0 0 8

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KONEMATIKA GERAK

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU

0 0 12

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK QUESTION STUDENT HAVE DAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20152016

0 0 15