PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD TERHADAP MINAT DAN KETERAMPILAN PROSES BIOLOGI SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMP SWASTA TUNAS BANGSA.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD TERHADAP MINAT DAN

KETERAMPILAN PROSES BIOLOGI SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMP SWASTA TUNAS BANGSA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

SELVY LOLIANA NIM : 8146174039

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Selvy Loliana. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Learning Tipe STAD Terhadap Minat dan Keterampilan Proses Biologi Siswa pada Materi Ekosistem di SMP Swasta Tunas Bangsa. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap: (1) minat siswa (2) keterampilan proses sains di kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara total sampling. Kelas VII-1 dibelajarkan dengan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, kelas VII-2 dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan kelas VII-3 dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian menggunakan instrument tes hasil minat, instrument keterampilan proses sains dengan menggunakan tes essay test. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (Anava) pada taraf signifikan α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap hasil minat siswa (F = 11,616; P = 0,000). Hasil minat siswa yang dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing (89,3 ± 4,9) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan model kooperatif tipe STAD (86,6 ± 4,4) maupun model konvensional (83,2 ± 4,7) (2) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains (F = 11,580; P = 0,000). Keterampilan proses sains yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing (88,4 ± 6,7) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan model kooperatif tipe STAD (87,2 ± 7,1) maupun model konvensional (85,8 ± 6,3).

Kata Kunci: Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Kooperatif Tipe STAD, Minat Siswa, Keterampilan Proses Sains.


(6)

ABSTRACT

Selvy Loliana. The Effect of Guided Inquiry Model, and Cooperative Learning of STAD on the Students Interest, Science Process Skills of The Student the material Ecosystem in SMP Swasta Tunas Bangsa. Thesis. Postgraduated Program State University of Medan. 2016.

This research was aimed to determine the effect of the learning model on: (1) students interest, (2) science process in class SMP Swasta Tunas Bangsa. The research applied experimental queasy method research with 3 classes which were choosing by using total sampling technique. The class VII-1 learn with guided inquiry model, class VII-2 with cooperative learning of STAD, and while class VII-3 with conventional model. The research instrument was the test of student interest, science process skills in essay test. The data analysis technique used Covariat Analysis at the level of significance α = 0.005 by using SPSS 21.0. The results showed that: (1) there was significant effect of learning model on students’ student interest (F = 11.616; P = 0,000). The learning outcomes learn by guided inquiry model (89.3 ± 4.9) is significant higher than cooperative learning of STAD model (86.6 ± 4.4) and conventional model (83.2 ± 4.7) (2) There was significance effect of learning model on students’science process skills (F = 11.580; P = 0.000). The students’ science process skill learn by guided inquiry model (88.4 ± 6.7) is significant higher than cooperative learning of STAD model (87.2 ± 7.1) and conventional model (85.8 ± 6.3).

Keywords: Guided Inquiry, Type Cooperative Learning of STAD, Students Interest , Science Process Skill.


(7)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji Syukur kehadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Learning Tipe STAD Terhadap Minat dan Keterampilan Proses Biologi Siswa pada Materi Ekosistem di SMP Swasta Tunas Bangsa” dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelas Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selawat dan Salam kepada Nabi Muhammad saw yang selalu memberi rahmat kepada kita semua.

Dalam kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Ibu Dr. Ely Julia, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Hasruddin,

M.Pd, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah tulus dan gigih membimbing serta memberi motivasi yang kuat dalam penyususn tesis ini. Mufti, syahmi bu fau 2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku dosen penguji I, Bapak Dr. Syahmi Edi,

M.Si., selaku dosen penguji II, dan Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., selaku dosen penguji III yang telah banyak memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.

3. Ucapan sebesar-besarnya kepada teman-teman seperjuangan pendidikan Biologi B angkatan XXIV Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang bersifat positif konstruktif demi kesempurnaan tesis ini. Keberkahan dan Ridha Allah swt. bersama kita, semoga kita semua berhasil dan diberikan yang terbaik oleh-Nya. Amin.

Wassalam.

Medan, Juli 2016 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

ABSTRACK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran sains ... 8

2.2. Paradigma Pembelajaran IPA Biologi……… ... 11

2.3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. ... 13

2.4. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing………... 15

2.5. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 23

2.5.1 Tahap pelaksanaan Pembelajaran Model STAD... 25

2.5.2 Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... . 28

2.6. Minat Belajar... 29

2.7. Hubungan Penerapan Pembelajaran... 31

2.8. Penelitian yang Relevan... ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.2. Populasi dan Sampel……… 36

3.2.1. Populasi ... 36

3.2.2 Sampel ... 36

3.3. Jenis dan Desain Penelitian ... 36

3.4. Analisis Data... 37

3.5. Variabel Penelitian ... 38

3.6. Prosedur Penelitian ... 38

3.7. Tahap Pelaksanaan... 39

3.8. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 47

3.8.1. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.8.2. Instrumen Pengumpulan Data ... 47

3.9. Pengontrolan Variabel ... 48

3.9.1. Validasi Internal ... 49

3.9.2. Validasi Eksternal ... 49

3.10. Uji Coba Instrumen.. ... 50


(9)

3.11. Teknik Analisis Data... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 53

4.1.1. Analisis Deskriptif……… .... 53

4.1.2. Analisis Data ... 55

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 60

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan.... ... 61

5.2. Implikasi……… ... 62

5.3. Saran ... ... 63


(10)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 16

Tabel 3.1. Pretes Postes Control Group Design ... 37

Tabel 3.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 39

Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa ... 47

Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ... 48


(11)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... ... 46 Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,

Kooperatif Tipe STAD, dan Konvensional Terhadap

Minat Siswa (F = 11,616 dan p = 0,000). ... ... 56 Gambar 4.2. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,

Kooperatif Tipe STAD, dan Konvensional Terhadap

Minat Siswa (F = 11,616 dan p = 0,000) ... .53 Gambar 4.3. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,

Kooperatif Tipe STAD, dan Konvensional Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

(F = 11,580 dan p = 0,000). ... ... 57 Gambar 4.4. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,

Kooperatif Tipe STAD, dan Konvensional Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedawasaan anak didik (Sardiman, 2008).

Berdasarkan survei Trends in International Mathematics and Science Study)

(TIMSS), siswa Indonesia menempati peringkat 40 pada bidang sains. Hasil penelitian tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Sedangkan pada PISA 2006, capaian sains untuk Indonesia berada pada peringkat ke-50 dari 57 negara dengan skor 393. Sedangkan pada PISA 2009, menunjukkan skor Indonesia kembali turun menjadi 383 dan menduduki peringkat ke-60 dari 65 negara. Pencapaian siswa Indonesia masih banyak berada pada level kemampuan dasar belum sampai pada level kemampuan yang lebih tinggi. Indonesia menduduki urutan ke-35 dari 49 negara, hasil PISA 2013 yang lebih memperhatinkan, Indonesia menempati urutan dua terbawah dari 65 negara (Anonim, 2013).


(13)

2

Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru akan ditransformasikan pada anak didiknya, sehingga mampu membawa perubahan di dalam tingkah laku siswa tersebut. Guru harus mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan membiarkan siswa menemukan sendiri, sehingga para siswa dapat mencerna dan menerima pelajaran dengan mudah, serta dapat mengingat pelajaran tersebut dalam jangka waktu yang lama (Djamarah, 2006).

Menurut Slameto (2003), tujuan pembelajaran biologi tidak akan mudah tercapai apabila tidak ada minat belajar siswa khususnya terhadap biologi, sebab merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar, minat belajar pengaruhnya terhadap belajar, bila bahan pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa-siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa malas untuk belajar karena siswa tidak memperoleh keputusan dari pelajaran tersebut. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah disimpan. Dari pendapat ahli dapat dinyatakan bahwa minat adalah salah satu faktor-faktor yang manghambat suksesnya pendidikan dan pengajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru sering mengalami kesulitan dalam hal ini merupakan masalah yang selalu muncul setiap kali proses belajar mengajar.

Menurut Sanjaya (2010), mengajar dan belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan mengajar dan belajar

diistilahkan Dewey sebagai “menjual dan membeli”. Artinya, seseorang tidak

mungkin akan menjual manakala tidak ada orang yang membeli, yang berarti tidak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar.


(14)

3

Dalam usaha mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling memengaruhi. Komponen-koponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia (Sardiman, 2012).

Masalah di atas dapat diatasi dengan banyak cara yang dapat diterapkan guru dalam mengajar yang dapat meningkatkan keaktifan, minat dan pemahaman sisiwa dalam belajar, salah satunya adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Guru sebagai fasilitator dan motivator dalam mengoptimalkan proses belajar siswa, harus dapat memilih suatu pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Menurut Herniati (2010), pembelajaran inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan inkuiri. Dengan

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini siswa belajar lebih

berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.


(15)

4

Peneliti melihat model yang dapat memberikan konstribusi dalam upaya perbaikan proses pembelajaran biologi adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing adalah kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan yang intensif dari guru, perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan masalah (Trianto, 2012).

Pada model ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Selain itu pembelajaran inkuiri ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkian dengan jenis pembelajaran yang lainnya. Selanjutnya menurut Sanjaya (2010), pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang ditanyakan.

Menurut Sanjaya (2010), keunggulan dari pembelajaran inkuiri yaitu, pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga strategi pembelajaran ini dianggap lebih bermakna, memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman dan pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.


(16)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: (1) Rendahnya nilai literasi sains siswa Indonesia yang berada pada peringkat 60 dari 65 negara; (2) Pentingnya minat belajar siswa sebagai faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar khususnya terhadap Biologi; (3) Penciptaan sistem lingkungan belajar yang kondusif dengan menentukan komponen-komponennya akan saling mempengaruhi di dalam proses belajar mengajar; dan (4) Menentukan model pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi dalam upaya perbaikan proses pembelajaran khususnya terhadap Biologi

1.3. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut : (1) Model

pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing dan model pembelajaran Kooperatif Learning Tipe STAD untuk

kelompok eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan model

pembelajaran Konvensional; (2) Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah

ekosistem; (3) karakter yang dianalisis minat, keterampilan proses sains; (4) Subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa.


(17)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing, Kooperatif Learning Tipe STAD dan Konvensional terhadap minat siswa kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa ?

2. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing, Kooperatif Learning Tipe STAD dan Konvensional terhadap Keterampilan Proses siswa kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing, Kooperatif Learning Tipe STAD dan Konvensional terhadap minat siswa kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa.

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing, Kooperatif Tipe STAD dan Konvensional terhadap keterampilan hasil proses siswa kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa.


(18)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah Guru sebagai bahan informasi bagi guru bidang studi biologi untuk menjadikan pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai alternatif dalam belajar dan siswa dapat meningkatkan minat dan keterampilan proses biologi siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk bahan masukan dalam meningkatkan mutu sekolah dan peneliti untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan dibidang pembelajaran biologi.


(19)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Kooperatif tipe STAD dan Konvensional terhadap minat siswa pada materi Ekosistem kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa. Hasil minat siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing 89,3 ± 4,9 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil minat siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD 86,6 ± 4,4maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional 83,2 ± 4,7. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Kooperatif tipe STAD dan konvensional terhadap keterampilan prose sains siswa pada materi Ekosistem kelas VII SMP Swasta Tunas Bangsa. Hasil keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing 88,4 ± 6,7 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil ketarmpilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD 87,2 ± 7,1 maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional 85,8 ± 6,3.


(20)

5.2 Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model inkuiri terbimbing dan kooperatif tipe STAD terhadap hasil minat siswa dan keterampilan proses sains siswa. Hal ini member penjelasan dan penegasan bahwa model inkuiri terbimbing dan kooperatif tipe STAD merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil minat siswa dan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada model kooperatif tipe STAD dan konvensional. Sedangkan rata-rata hasil minat siswa dan keterampilan proses sains dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada model konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil minat siswa dan keterampilan proses sains siswa karena model inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model pembelajaran inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.


(21)

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam mengajarkan materi pelajaran biologi, guru tidak hanya terpaku menggunakan pembelajaran konvensional namun diharapkan dapat merancang dan mengembangkan suatu model dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk belajar.

2. Kepada siswa diharapkan untuk selalu aktif dalam proses belajar mengajar di kelas baik individual maupun secara kelompok, dan disarankan untuk tidak takut bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang masih kurang paham.


(22)

64

DAFTAR PUSTAKA

Akibobola, A. O & Afolabi, F. O. 2010. Constructivist Practices Through Guided Discovery Approach. The Effect on Studen’t Cognitive Achievement in

Nigerian Senior Secondary School Physics. Eurasian Journal of Physics

and Chemistry Education 2 (1) : 16-25.

Altiparmark, M. 2009. Hands on Group Work Paper Model for Teaching DNA

Structure, Central Dogma, Recombinant DNA. Journal US-China

Education Review 6 (1): 21-28.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assesing. NewYork: Longman.

Anonim. 2013. Buku Pedoman Guru Biologi Edisi Ke-4. Jakarta: Penerbit PT. Indeks.

Ansberry, R. K. 2005. Picture-Perfect Science Lessons Using Children’s Book to Qiude

Inquiry. Virginia: NSTA.

Armstrong, Nshu-Mei Chang & Marguerite Bricman. 2007. Cooperative Learning in

Industrial-Sized Biology Classes. CBE-Life Sciences Education 6 (2):

163-171.

Dahar, R., W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, S. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Elfis. 2009. Model RPP dengan Berbagai Model Pembelajaran. Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

Elfis. 2010a. Penilaian Hasil Belajar Siswa. http://elfisuir.blogspot.com. (Diakses 20

Maret 2010).

Elfis.2010b. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran.

http://elfisuir.blogspot.com. (Diakses 3 Februari 2010).

Handayani, R.D. 2007. Pelaksanaan Pembelajaran Biologi pada Pokok Bahasan

Pencemaran Lingkungan di Kelas X Imersi SMAN 2 Semarang Tahun Ajaran

2006/ 2007. Universitas Negeri Semarang.

Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herlina. 2007. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa.


(23)

65

Herniati, L. 2010. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Koperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa

Kelas VIII4 SMP Negeri 12 Pekanbaru. Skripsi. Pendidikan

Matematika-FKIP. Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

Johnson, B. E. 2009. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Mizan Media utama (MMU).

Bandung.

Joice, B. & Weil, M. 2007. Conceptual Complexity Teaching Stle and Models of

Teaching. Columbia University.

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lord, T.R. 2001. 101 Reasons for Using Cooperative Learning in Biology Teaching.

The American Biology Teacher 63 (1) : 30-35.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi Teori, Praktek, dan Penelitian. UNP Press.

Padang.

Mfon, E. U. 2010. Effect of Guided-Discovery, Student-Centered Demostration and the Ekpository Instructional Strategies on Student’s Performance in Chemistry.

African Journals Online 4(4): 389-398.

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:

Bumi Aksara.

Opara, A. J. & Oguzor, S.N. 2010. Inquiry Instructional Method and School Science

Curiculum. Currend Research Joernal Science. 3 (2):188-198.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Rahayu, S. 2004. Implikasi Pembelajaran Kooperatif dalam Mata Pelajaran IPA

Bersarkan Kurikulum 2004. Makalah disajikan dalam Seminar dan

Workshop Calon Fasilitator Kaloborasi dengan UM-MGMP MIPA Kota

Malang. 19-20 Maret 2004.

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.


(24)

66

Rusche, S.N. & K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”. Using Inquiry

and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching

Sociology 39 (4) 338-353, American Sociological Association 2011, DOI: 10.1177/0092055X114418685, (Downloaded from tso.sagepub.com at ASA-American Sociological Association on October 17, 2011).

Sadiman, S. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sardiman, T. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Sanjaya, W. 2008a. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Sanjaya, W. 2010b. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silalahi, H. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar

IPA Biologi Siswa Kelas VII6 SMPN 25 Pekanbaru Tahun Ajaran

2011/2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi–FKIP UIR.

Pekanbaru.

Slameto. 2003a. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka

Cipta.

Slameto. 2010b. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rhineka Cipta.

Sudjana, N. 2002. Metoda Stastika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudjana, N. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta;Bumi Aksara.

Sumati & Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung; Wacana Prima.

Suprijono. A. 2013. Cooperatif Learning. Bandung; Pustaka Pelajar.

Sutrisno, J. 2008. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta.


(25)

67

Syarifah, H. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan Menggunakan Handout untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas VIII4 di SMPN 17 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/201. Skripsi.

Program Studi Pendidikan Biologi–FKIP UIR. Pekanbaru.

Trianto. 2007. Model Pembelajran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana

Prenada Media Group.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grouup.

Trianto. 2012. Model-model Pembelajaran Terpadau. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wena, M. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT Bumi

Aksara.

Westwood, P. 2008. What Teachers Need to Know About Teaching Method.

Camberwell, Victoria: ACER Press.

William. & Mary. 2008. The Walls Speak: The Interplay of Quality Facilities, School

Climate, and Student Achievement. Journal of Educational Administration


(1)

62 5.2 Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model inkuiri terbimbing dan kooperatif tipe STAD terhadap hasil minat siswa dan keterampilan proses sains siswa. Hal ini member penjelasan dan penegasan bahwa model inkuiri terbimbing dan kooperatif tipe STAD merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil minat siswa dan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada model kooperatif tipe STAD dan konvensional. Sedangkan rata-rata hasil minat siswa dan keterampilan proses sains dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada model konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil minat siswa dan keterampilan proses sains siswa karena model inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model pembelajaran inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.


(2)

63

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam mengajarkan materi pelajaran biologi, guru tidak hanya terpaku menggunakan pembelajaran konvensional namun diharapkan dapat merancang dan mengembangkan suatu model dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk belajar.

2. Kepada siswa diharapkan untuk selalu aktif dalam proses belajar mengajar di kelas baik individual maupun secara kelompok, dan disarankan untuk tidak takut bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang masih kurang paham.


(3)

64

DAFTAR PUSTAKA

Akibobola, A. O & Afolabi, F. O. 2010. Constructivist Practices Through Guided Discovery Approach. The Effect on Studen’t Cognitive Achievement in Nigerian Senior Secondary School Physics. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education 2 (1) : 16-25.

Altiparmark, M. 2009. Hands on Group Work Paper Model for Teaching DNA Structure, Central Dogma, Recombinant DNA. Journal US-China Education Review 6 (1): 21-28.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing. NewYork: Longman.

Anonim. 2013. Buku Pedoman Guru Biologi Edisi Ke-4. Jakarta: Penerbit PT. Indeks. Ansberry, R. K. 2005. Picture-Perfect Science Lessons Using Children’s Book to Qiude

Inquiry. Virginia: NSTA.

Armstrong, Nshu-Mei Chang & Marguerite Bricman. 2007. Cooperative Learning in Industrial-Sized Biology Classes. CBE-Life Sciences Education 6 (2): 163-171.

Dahar, R., W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Djamarah, S. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Elfis. 2009. Model RPP dengan Berbagai Model Pembelajaran. Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

Elfis. 2010a. Penilaian Hasil Belajar Siswa. http://elfisuir.blogspot.com. (Diakses 20 Maret 2010).

Elfis.2010b. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. http://elfisuir.blogspot.com. (Diakses 3 Februari 2010).

Handayani, R.D. 2007. Pelaksanaan Pembelajaran Biologi pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di Kelas X Imersi SMAN 2 Semarang Tahun Ajaran 2006/ 2007. Universitas Negeri Semarang.

Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herlina. 2007. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. UIN. Jakarta.


(4)

Herniati, L. 2010. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Koperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 12 Pekanbaru. Skripsi. Pendidikan Matematika-FKIP. Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

Johnson, B. E. 2009. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Mizan Media utama (MMU).

Bandung.

Joice, B. & Weil, M. 2007. Conceptual Complexity Teaching Stle and Models of Teaching. Columbia University.

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lord, T.R. 2001. 101 Reasons for Using Cooperative Learning in Biology Teaching.

The American Biology Teacher 63 (1) : 30-35.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi Teori, Praktek, dan Penelitian. UNP Press. Padang.

Mfon, E. U. 2010. Effect of Guided-Discovery, Student-Centered Demostration and the Ekpository Instructional Strategies on Student’s Performance in Chemistry.

African Journals Online 4(4): 389-398.

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Opara, A. J. & Oguzor, S.N. 2010. Inquiry Instructional Method and School Science Curiculum. Currend Research Joernal Science. 3 (2):188-198.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahayu, S. 2004. Implikasi Pembelajaran Kooperatif dalam Mata Pelajaran IPA Bersarkan Kurikulum 2004. Makalah disajikan dalam Seminar dan Workshop Calon Fasilitator Kaloborasi dengan UM-MGMP MIPA Kota Malang. 19-20 Maret 2004.

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.


(5)

66

Rusche, S.N. & K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”. Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology 39 (4) 338-353, American Sociological Association 2011, DOI: 10.1177/0092055X114418685, (Downloaded from tso.sagepub.com at ASA-American Sociological Association on October 17, 2011).

Sadiman, S. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sardiman, T. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, W. 2008a. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2010b. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silalahi, H. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi Siswa Kelas VII6 SMPN 25 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi–FKIP UIR. Pekanbaru.

Slameto. 2003a. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta.

Slameto. 2010b. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta.

Sudjana, N. 2002. Metoda Stastika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta;Bumi Aksara. Sumati & Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung; Wacana Prima. Suprijono. A. 2013. Cooperatif Learning. Bandung; Pustaka Pelajar. Sutrisno, J. 2008. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Syah, M. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(6)

Syarifah, H. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan Menggunakan Handout untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII4 di SMPN 17 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/201. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi–FKIP UIR. Pekanbaru.

Trianto. 2007. Model Pembelajran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grouup.

Trianto. 2012. Model-model Pembelajaran Terpadau. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wena, M. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.

Westwood, P. 2008. What Teachers Need to Know About Teaching Method.

Camberwell, Victoria: ACER Press.

William. & Mary. 2008. The Walls Speak: The Interplay of Quality Facilities, School Climate, and Student Achievement. Journal of Educational Administration


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi

1 49 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN (PROBLEM BASED LEARNING, DAN KONVENSIONAL) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMP SWASTA SILINDA SERDANG BEDAGAI.

0 3 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KREATIVITAS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

0 6 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 27

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhad

0 2 19

Pengaruh Model Inkuiri Ilmiah Dan Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP Pada Materi Kalor Dalam Kehidupan.

1 3 13

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM MATERI LAJU REAKSI PADA SISWA SMK

0 0 9

View of Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

0 0 10

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP

0 1 8