Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kerangka Berpikir

Kelekatan mengacu pada suatu relasi antara dua orang yang memiliki perasaan yang kuat satu sama lain dan melakukan banyak hal bersama untuk melanjutkan relasi itu. Kelekatan tidak muncul secara tiba-tiba, akan tetapi ada faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya kelekatan yaitu kepuasaan anak terhadap objek lekat, respon yang menunjukkan perhatian, dan seringnya bertemu dengan anak. Selain itu juga tergantung pada jenis pola kelekatan yang dimiliki yaitu pola kelekatan aman Secure attachment, pola kelekatan menolakambivalen Resistant Attachment, dan pola kelekatan menghindar Avoidant Attachment. Pola kelekatan aman Secure attachment ditunjukkan dengan hubungan yang baik dan menyenangkan antara anak dan ibu, kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian anak tercukupi dengan baik, responsif sehingga lebih anak menghargai ibunya. Anak yang mendapatkan pola kelekatan aman Secure attachment memiliki tingkat kemandirian yang baik. Berbeda dengan pola kelekatan aman Secure attachment, pola kelekatan menolakambivalen Resistant Attachment ditunjukkan dengan adanya hubungan yang tidak konsisten dari sang ibu terhadap anak sehingga tidak sesuai dengan kebutuhannya. Anak ingin menghindar dari ibu, anak tidak diberi kepercayaan oleh ibu, anak tidak memahami keinginan ibu, dan kurang percaya diri. Anak yang mendapatkan pola kelekatan menolakambivalen Resistant Attachment memiliki tingkat kemandirian yang buruk. Sedangkan pola kelekatan menghindar Avoidant Attachment ditunjukkan dengan adanya tidak ada kedekatan antara ibu dan anak. Kehadiran anak ditolak oleh ibu, anak tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari ibu, sehingga anak bersikap tidak peduli pada ibu. Anak yang mendapatkan pola kelekatan menghindar Avoidant Attachment memiliki tingkat kemandirian yang buruk pula. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Keterangan: Sumber : 1. Faktor-faktor Kelekatan Baradja,2009: 125 2. Aspek-aspek Kelekatan Bowlby,1969: 395 Kemandirian Tinggi ASPEK 1. Secure Attachment Pola Aman 2. Resistant Attachment Pola MelawanAmbivalen 3. Avoidant Attachment KELEKATAN KEMANDIRIAN Kemandirian Sedang FAKTOR 1. Kepuasaan anak terhadap objek lekat 2. Respon yang menunjukkan perhatian 3. Seringnya bertemu dengan anak Kemandirian Rendah 2.3 Hipotesis Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono, 2009:103. Berdasarkan asumsi di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ho: ρ = 0 Ho: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan anak pada ibu dengan kemandirian di sekolah 2. Ha : ρ ≠ 0 Ha: terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan anak pada ibu dengan kemandirian di sekolah Kedua hipotesis akan diuji pada α = 0,05 29

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian, agar memperoleh hasil yang diharapkan metode penelitian sangat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Peneliti perlu memilih metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan penelitiannya, sehingga mendapatkan hasil penelitian yang obyektif. Hasil penelitian itu akan berhasil dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan serta dapat dipertanggungjawabkan, karena pada dasarnya metode penelitian bermaksud untuk memberikan kemudahan dan kejelasan mengenai bagaimana peneliti melakukan sebuah penelitian.

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar 2009: 05 penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-eksperimen, dimana peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap subjek penelitian. Keterangan-keterangan yang diperoleh berdasarkan pengalaman pada kehidupan sehari-hari baik itu menyangkut kelekatan anak pada ibu maupun kemandirian anak di sekolah.