Estimasi Densitas Permukaan Rata-Rata
                                                                                bilangan  gelombang  k  dan  amplitudo  A  yang  dapat  digunakan  untuk menghitung  lebar  jendela  filter  yang  selanjutnya  dijadikan  sebagai  input  data
dalam proses filtering, pemisahan anomali regional, dan anomali residual. Blakely  1995  menurunkan  spektrum  dari  potensial  gayaberat  yang  teramati
pada suatu bidang horizontal.
FU = dan
= 2
| |
| |
32 Dimana ,
adalah Potensial gayaberat, adalah anomali rapat massa adalah
konstanta gayaberat adalah jarak
Berdasarkan kedua persamaan diatas maka diperoleh: = 2
| |
| |
33 Sehingga  Transformasi  Fourier  anomali  gayaberat  pada  lintasan  yang
diinginkan adalah:
= =
= 2
| |
34
dimana g
z
adalah anomali gayaberat, k adalah bilangan  gelombang z
o
adalah ketinggian titik amat, z adalah kedalaman benda anomali
Bila  distribusi  densitas  bersifat  random  dan  tidak  ada  korelasi  antara  masing- masing nilai gayaberat, maka  =1, sehingga hasil Transformasi Fourier anomali
gayaberat menjadi: =
| |
35 dimana A adalah  amplitude, C adalah konstanta
Selanjutnya  dengan  melogaritmakan  hasil  Transformasi  Fourier  tersebut  di atas,  maka  akan  diperoleh  hubungan  antara  amplitudo  A  dengan bilangan
gelombang k dan kedalaman z
o
- z’: ln A = z
o
- z’ |k| 36
Hasil  logaritma  ini  menunjukkan  bahwa  kedalaman  rata-rata  bidang diskontinuitas  rapat  massa  akan  berbanding  dengan  kemiringan  grafik
spektrum.  Kemudian  dari  hubungan  itu  pula,  dengan  menggunakan  metode least  square,  maka  estimasi  kedalaman  anomali  adalah  gradien  dari  masing-
masing  grafik  spektrum  pada  tiap  lintasan.  Hubungan  panjang  gelombang  λ dengan k diperoleh dari persamaan Blakely 1995:
= 37
= . 38
dengan n adalah  lebar jendela.
Gambar 14 . Kurva Ln A dengan K
k
Zona regional
Zona noise Zona residual
Batas zona regional-residual
Ln A
Metode Moving  Average dilakukan  dengan  cara  merata-ratakan  nilai anomalinya.  Hasil  dari  metode moving  average adalah  anomali  regional.
Anomali  residual diperoleh  dari  selisih  anomali  Bouguer  dengan  anomali regional.  Pemisahan  antara  anomali  regional  dan  residual  dianalisis  dari
spektrumnya  akan  menyerupai  low  pass  filter  sehingga  output  dari  proses  ini adalah  frekuensi  rendah  dari  anomali  Bouguer  yang  akan  merepresentasikan
kedalaman  yang  lebih  dalam  regional.  Karena  frekuensi  rendah  ini mempunyai  penetrasi  yang  lebih  dalam.  Selanjutnya  anomali  residual
didapatkan  dengan  cara  mengurangkan  anomali  regional  dari  anomali Bouguernya.
Secara  matematis  persamaan  moving  average  untuk  1  dimensi  adalah  sebagai berikut :
= 39
Dimana i adalah nomor stasiun, N adalah lebar jendela, adalah besarnya
anomali  regional. Setelah    didapatkan  Δ T
reg
,  maka    harga  Δ T
residual
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Δ T
residual
= Δ T - Δ T
reg
40 Dimana Δ T
residual
adalah Besarnya anomali residual Δ T adalah
Besarnya anomali bouguer Δ T
reg
adalah Besarnya anomali regional. Berdasarkan  karakter  spektrum  lebar window NxN  berbanding  langsung
dengan low  cut dari  panjang  gelombang  atau high  cut  frequency spacial dari low-pass  filter,  sehingga  dengan  bertambahnya  lebar
window akan
                                            
                