Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Nekrosis Neuron Otak Besar Pada Tikus Putih (Rattus novergicus strain wistar) Yang Diovariektomi (Hipoestrogen)
KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L.)
TERHADAP NEKROSIS NEURON OTAK BESAR (SEREBRUM) PADA
TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar)
YANG DIOVARIEKTOMI (Hipoestrogen)
Oleh:
Muhammad Syarif
06020033
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011
1
2
HASIL PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L.)
TERHADAP NEKROSIS NEURON OTAK BESAR (SEREBRUM) PADA
TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar)
YANG DIOVARIEKTOMI (Hipoestrogen)
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
Muhammad Syarif
06020033
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011
3
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian
Untuk Memenuhi Persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Maret 2011
Pembimbing I
dr. Moch. Bahrudin,Sp.S
Pembimbing II
dr. Alfa Sylvestris, Sp.M
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
dr. Irma Suswati,M.Kes
4
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Muhammad Syarif
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 3 Maret 2011
Tim Penguji
dr. Moch. Bahrudin,Sp.S
,Ketua
dr. Alfa Sylvestris, Sp.M
,Anggota
dr. Hawin Nurdiana,M.Kes
,Anggota
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Nekrosis
Neuron Otak Besar (Serebrum) Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus Strain
Wistar) Yang Diovariektomi (Hipoestrogen)”.
Dengan terwujudnya tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku pembantu dekan I.
3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes selaku pembantu dekan II.
4. dr. Thontowi Djauhari, M.Kes selaku pembantu dekan III.
5. dr. Moch. Bahrudin, Sp.S selaku dosen pembimbing I yang telah memberi
bimbingan serta kesabaran serta tak henti-hentinya dalam memberi
dorongan motivasi kepada penulis.
6. dr. Alfa Sylvestris, Sp.M, selaku dosen pembimbing II yang telah memberi
bimbingan yang sangat menyenangkan serta semangat
untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
kepada penulis
6
7. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes yang telah dengan sabar menguji
dan
memberikan saran dan masukan yang sangat berharga demi kesempurnaan
Tugas Akhir ini.
Penulis sadar bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun
guna kesempurnaan dari tugas akhir ini.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,
pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Amin.
Wassalamu’alaikum,Wr. Wb
Malang,Februari2011
Penulis
7
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada penyusunan Karya Tulis Akhir ini, Penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Terimakasih yang tak terhingga kepada Abi dan Ummah, atas semua
pengorbanan,
jerih
payah
dan
motivasinya.
Juga
kepada
Khal,
Khalati,Ammi,Ammah & Kakak2 yang tak bosan memberi arahan.
3. Para dosen pengajar, TU, asisten laboratorium Fakultas Kedokteran UMM
yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan serta segala fasilitas
dan kemudahan dalam penelitian ini.
4. M.Ariesandy dan staff Laboratorium Kimia UMM, serta staf Patologi
Anatomi RSSA & Staf Etik Unibraw, terima kasih banyak atas segala
bantuan, dukungan dan ilmu yang telah diberikan.
5. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah membantu. Jimy, didik,
bayu, dana, agus, iyan, janu, dikman, wasis, ebi, singgih, tomi, surya, yogi,
gede, aan, sastia, sylvia, nurchum, nawang, dewi, fera, indah, dan lainnya
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
6. Pada teman seperjuangan di Asisten Dosen Anatomi, FKI Isma,
COMED(Sepakbola) FK, Kos Oyonid(Syarif B,Dilla,Kadir,Ali,Dola
,Jadid,Yafi,Baskoro,Ryan), Kos Bening, Kontrakan Tidar, Kontr. Mertojoyo
dan semuanya yang belum bisa saya sebut disini.
7.
8
ABSTRAK
Syarif, Muhammad. 2011. Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Nekrosis Neuron Otak Besar Pada Tikus Putih (Rattus
novergicus strain wistar) Yang Diovariektomi (Hipoestrogen). Karya
Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing: (1) Mochamad Bahrudin. (2) Alfa Sylvestris
Latar Belakang: Menopause menyebabkan keadaan hipoestrogen, yang dapat
mengakibatkan peningkatan resiko nekrosis sel neuron otak besar. Pemberian
estrogen saja dapat meningkatkan risiko kanker endometrium dua kali lipat.
Beberapa senyawa yang berasal dari tumbuhan diketahui mempunyai sifat
estrogenik. Senyawa tersebut adalah flavon, isoflavon dan derivat koumestan.
Isoflavon dari kedelai mempunyai bentuk fitoestrogen yang bersifat aktif di dalam
tubuh, serupa dengan aktifitas hormon estrogen yang mempunyai struktur mirip
dengan estrogen.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai
terhadap nekrosis neuron otak besar tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar)
yang telah diovariektomi (hipoestrogen)
Metode Penelitian: “True eksperimental research” dengan rancangan percobaan
“the post test only control group design” pada 25 tikus putih (Rattus norvegicus
strain wistar) yang diovariektomi (hipoestrogen). Ada 5 kelompok yaitu kontrol
dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 0,75g, 1,5g, 3g dan 4,5g.
Hasil Penelitian: Hasil uji oneway ANOVA menunjukan nilai signifikan (p) kurang
dari 0,05 (p < 0,05) yang artinya terdapat pengaruh yang bermakna pada
pemberian nutrisi kedelai terhadap jumlah pyramidal edema dan cell swelling.
Berdasarkan hasil uji regresi pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap
penurunan jumlah pyramidal edema dan cell swelling sebesar 48,8% dan 18,1%.
Kesimpulan: Pemberian nutrisi kedelai (Glycine max. L) pada tikus putih (Rattus
norvegicus strain wistar) yang diovariektomi (hipoestrogen) dapat menurunkan
nekrosis neuron otak besar.
Kata kunci: Kedelai, isoflavon, nekrosis neuron otak, pyramidal edema dan cell
swelling.
9
ABSTRACT
Syarif, Muhammad. 2011. Effect of Soybean Nutrition (Glycine max. L) on Brain
Neuronal Necrosis of Ovariectomized White Mouse (Rattus norvegicus
strain wistar) (Hipoestrogen). Thesis, Medical Faculty, University of
Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Mochamad Bahrudin. (2) Alfa
Sylvestris
Background: Most of menopausal woman got tiredness, headache, irritable,
depression and had increased risk of brain necrosis. Taking only estrogen as a
treatment raising the risk of cancer by twice. Some substance from the plant have
estrogenic effect. That substance was flavone, isoflavone and coumestans derivate.
The isoflavone from the soybean nutrition has a fitoestrogen structure that can be
active in the body and have similar activity with the estrogen.
Objective: To prove that soybean nutrition can influence brain necrosis in white
mouse (Rattus norvegicus strain wistar).
Method: A true experimental research with the post test only control group design.
25 white mouse (Rattus norvegicus strain wistar) which were ovariectomized
(hipoestrogen) were divide into 5 groups: control and 4 treatment group that were
taken soybean nutrition, dose for each group were 0,75 mg, 1,5 g, 3 g, and 4,5 g.
Result: One way ANOVA test result showed the significant value (p) was less than
0,05 (p < 0,05) it means that there was a significant influence of soybean nutrition
on the amount of pyramidal edema and cell swelling. Based on the regression test
results, the effect of soybean nutrition on the decrease pyramidal edema and cell
swelling was 48,8% and 18,1%.
Conclusion: Soybean nutrition (Glycine max. L) on hipoestrogen white mouse
(Rattus norvegicus strain wistar) decrease brain necrosis.
Key Words: Soybean, isoflavone, brain necrosis, pyramidal edema and cell
swelling.
10
DAFTAR ISI
JUDUL
i
HALAMAN JUDUL............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................
v
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................
vii
ABSTRAK...........................................................................................................
viii
ABSTRACT.......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... .
x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................
4
1.3.1 Tujuan umum...................................................................................
4
1.3.2 Tujuan khusus..................................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................
4
1.4.1 Manfaat klinis..................................................................................
4
1.4.2 Manfaat akademis............................................................................
4
1.4.3 Manfaat masyarakat.........................................................................
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
6
11
2.1 Tinjauan Anatomi dan Histologi Otak......................................................
6
2.1.1 Anatomi Otak...................................................................................
6
2.1.2 Histologis Otak................................................................................
7
2.1.3 Gambaran Otak yang mengalami Kerusakan..................................
9
2.2 Estrogen...............…………………….……………………...................
2.2.1 Definisi, Biosintesis dan Metabolisme Hormon Estrogen...............
12
12
2.2.2 Efek Fisiologis Hormon Estrogen…….....……............................... 13
2.3 Efek Hormon Estrogen pada Otak........... ………………………..……..
14
2.4 Efek Isoflavon Kedelai pada Otak...........................................................
23
2.5 Menopause pada Wanita.........................................................................
28
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN…….. 31
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian...............................................................
31
3.2 Hipotesis.................................................................................................... 33
BAB 4 METODE PENELITIAN.........................................................................
34
4.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 34
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................
34
4.3 Populasi dan Sampel.................................................................................
34
4.3.1 Populasi...........................................................................................
34
4.3.2 Sampel............................................................................................. 34
4.3.3 Besar Sampel................................................................................... 34
4.3.4 Tehnik pengambilan sampel……………………………………...
35
4.3.5 Karakteristik sampel penelitian....................................................... 36
4.3.6 Variabel penelitian..........................................................................
36
4.3.6.1 Variabel bebas...................................................................... 36
12
4.3.6.2 Variabel tergantung.............................................................
36
4.3.7 Definisi operasional variabel…….................................................
36
4.4 Alat dan Bahan Penelitian......................................................................... 37
4.5 Prosedur Penelitian...................................................................................
39
4.5.1 Tahap Adaptasi...............................................................................
39
4.5.2 Tahap Pembuatan Tikus Hipoestrogen...........................................
40
4.5.3 Tahap Penentuan Dosis Nutrisi Kedelai........................................
41
4.5.4 Tahap Percobaan...........................................................................
42
4.6 Kerangka Operasional..............................................................................
45
4.7 Analisa Data............................................................................................
46
4.8 Jadwal Penelitian......................................................................................
46
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA......................................
47
5.1 Hasil Penelitian..................................................................................... ..
47
5.1.1 Hasil Pengamatan Preparat Histologis Otak Tikus...................... .
48
5.2 Analisis Data ..........................................................................................
50
BAB 6 PEMBAHASAN ....................................................................................
52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................
58
7.1 Kesimpulan ...........................................................................................
58
7.2 Saran .....................................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
59
LAMPIRAN .......................................................................................................
62
13
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Perbedaan Apoptosis dan Nekrosis....................................................
11
2.2 Kandungan Nutrisi Dalam Kedelai ...................................................
23
2.3 Kandungan Isoflavon Dalam Makanan..............................................
26
5.1 Hasil Penghitungan Rerata Prosentase pyramidal edema (PE) dan
Cell swelling (CS) Pada Tikus Putih.................................................. 48
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Struktur Otak ..........................................................................................6
2.2
Korteks Serebri: Irisan Tegak Lurus terhadap Permukaan Korteks. .....8
2.3
Daerah Sentral Korteks Serebri ..............................................................9
2.4
Perbedaan Apoptosis dan Nekrosis Sel ..................................................11
2.5
Rumus Bangun Beberapa Estrogen Pilihan............................................12
2.6
Sintesis di Ovarium, Transport, dan Metabolisme Estrogen ..................13
2.7
Jalur Klasik dari Sinyal Transduksi Estrogen ........................................14
2.8
Struktur dan Produksi Estrogen Endogen dan Struktur Fitoestrogen.....24
5.1
Contoh hasil pengamatan pyramidal edema dan cell swelling pada
otak pada setiap kelompok perlakuan....................................................47
5.2
Prosentase Pyramidal Edema (PE) dan Cell Swelling (CS)..................49
6.1
Jalur yang menyebabkan aksi estrogenik atau anti estrogenik dari
isoflavon........................................................... ....................................53
15
DAFTAR SINGKATAN
AMP
: Adenosin Mono Phospat
CBG
: Corticosteroid Binding Globulin
CL
: Corpus Luteum
CS
: Cell Swelling
DBD
: DNA Binding Domain
DNA
: Deoxiribonucleic Acid
ER
: Estrogen Receptor
ERE
: Estrogen Response Element
ERα
: Estrogen Reseptor α
ERβ
: Estrogen Reseptor β
FSH
: Folicle Stimulating Hormone
GnRH
: Gonadotropin Releasing Hormone
LH
: Luteinizing Hormone
mRNA
: messenger Ribo Nucleic Acid
NADPH
: Nicotinamide Adenin Dinucleatide Phospat
O2
: Oksigen
OVX
: ovariektomi
PCNA
: Proliferating Cell Nuclear Antigen
PMS
: Premestrual syndrom
PE
: Pyramidal Edema
PR
: Progesteron Reseptor
RNA
: Ribo Nucleic Acid
16
SHBG
: Sex Hormone Binding Globulin
SN
: Sel Normal (Sel pyramidal normal)
SSP
: Susunan Saraf Pusat
SSPer
: Susunan Saraf Perifer
TBG
: TATA Binding Globulin
TSH
: Terapi Sulih Hormon
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh gambar hasil pengamatan pyramidal edema dan cell swelling
pada otak pada setiap kelompok perlakuan....................................62
Lampiran 2. Hasil Penghitungan Sel Preparat Otak...................................63
Lampiran 3. Uji Statistik Oneway ANOVA...............................................65
Lampiran 4. Uji Korelasi.............................................................................67
Lampiran 5. Uji Regresi..............................................................................68
Lampiran 6. Foto Hasil Penelitian..............................................................71
Lampiran 7. Surat Keterangan Kelaikan Etik Penelitian...........................73
18
DAFTAR PUSTAKA
Aguiar E, Petri Nahas, Jorge Nahas Neto, 2006, The Effect of Soy Isoflavones in
Postmenopausal
Woman,
viewed:
17
January
2010
(http://www.bentham.org/cdth/samples/cdth1-1/Nahas.pdf)
Baziad Ali, 2003, Menopause dan Andropause, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Cacciatore B, 1998, Randomized comparison of oral and transdermal hormone
replacement on carotid and uterine artery resistance to blood flow, Obstet
Gynecol.;92:563-8.
Dadang Kusmana, R. Lestari, Setiorini, et al, 2007, Efek Estrogenik Ekstrak Etanol
70% Kunyit (Curcuma domestica VAL.) Terhadap Mencit (Mus musculus
L.) Betina yang Diovariektomi, Sarjana Sains Universitas Indonesia,
Jakarta.
David et al, 2001, Ovarian Hormones Modulate endothelin-1 Vascular reactivity
and mRNA expression in DOCA-Salt Hypertensive Rats, Hipertension J
38:692
DeGroot J, 1991, Neuroanatomi Korelatif, EGC, Jakarta.
Dorland, 2000, Kamus Kedokteran, EGC, Jakarta.
Eroschenko V, 2003, Atlas Histologi di Fiore. Jakarta. EGC.
F Russel Westwood, 2008, The Female Rat Reproductive Cycle, viewed: 12
January 2010 ( http://tpx.sagepub.com/content/36/3/375.full.pdf+html )
Fawcett Don W, 2002, Buku Ajar Histologi Edisi 12, EGC, Jakarta.
Gilroy J, 1992, Basic Neurology Second Edition, Singapore, Pergamon Press.
Goleman D, 1995, Emotional intelligence: Why it can matter more than IQ, New
York, Bantam Books.
Goodman Alfred, 2008, Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10 Volume 2, EGC,
Jakarta.
Greene RA, 1999, Measurement of estrogen's effects on the brain using modern
imaging techniques. Menopausal Med.;7(4):9-12.
Greenspan, Francis S, Baxter John D, 2001, Endokrinologi Dasar & Klinik, EGC,
Jakarta.
Gruber CJ, Tschugguel W, Schneeberger JC, 2002, Production and Action of
Estrogen, Mechanisms of Disease, vol 346, viewed: 20 January vol 346,
viewed: 12 January 2010,
(http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra000471 )
Guyton Arthur C, Hall John E, 1997, Fisiologi Kedokteran Edisi 9, EGC, Jakarta.
19
Hidajat A., Ali M, Kumalaningsih S, Priyoutomo E, 2003, Identifikasi dan Isolasi
Isoflavon Non Kedelai Tumbuhan Polong, Simposium Nasional Persatuan
Menopause Indonesia dan Asia Pasifik, Menopause Federation, Jakarta.
Hidayati, 2003, Peran Isoflavon Untuk Kesehatan Reproduksi Wanita, Cermin
Dunia Kedokteran.
J.A. Ford Jr., S.G. Clark, 2006, Estrogenic Effect of Genistein on Ovariectomized
Gilts, Journal of Animal Science, viewed: 13 January 2010
(http://jas.fass.org/cgi/reprint/84/4/834 )
Jacobs DM, 1998, Cognitive function in nondemented older women who took
estrogen after menopause. Neurology;50:368-73.
Japardi, Iskandar, 2002, Neuropatologi infark serebri, diakses 19 agustus 2010,
http://library.usu.ac.id/dowload/fk/bedah-iskandar%20japardi29.pdf
Junqueira Luiz Carlos, Carneiro Jok, 2007, Histologi Dasar Teks & Atlas Edisi 10,
EGC, Jakarta.
Juwono T, 1996, Pemeriksaan Klinik & Neurologi dalam Praktik, Jakarta, EGC.
Kimball JW, 2008, Apoptosis, diakses: 15 Maret 2009 ( http://users.rcn.com)
Katzung Bertram G, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2 Edisi 8, Salemba
Medika, Jakarta.
Lamongga, Fitriani, 2008, Apoptosis, diakses 19 agustus 2010,
http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/2061/1/09EO1457.pdf
Meutia HS, 2005, Perempuan Lansia Sebagai Subyek Pembangunan, Berita
MENGPP 12 (59):19.
McEwen BS, 1999, Clinical Review 108: The Mollecular and Neuroanatomical
Basis for Estrogen Effects in The Central Nervous System, J. Clin,
Endocrinology & Metabolisme, Vol 84, No. 6 : 1790-1797.
McEwen BS, 2001, Genome and Hormones : Gender Differences in Physiology
Inveted Review : Estrogen Effects : Multiple Sites and Molecular
Mechanism, J. Appl Physiol 91 : 2785-2801.
Norwitz Errol, Schorge John, 2006, At a Glance Obstetri dan Ginekologi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Pratiknya Ahmad watik, 2010, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Price, Wilson, 2005, Patofisiologi, EGC, Jakarta.
20
Ridge P, 1993, Cavernous Malformations, General References Awad, IA and
Barrow, DL. eds., IL: AANS, viewed: 18 January 2011
(http://www.angiomaalliance.org/pages.aspx?content=64)
Rohkamm R, 2004, Color Atlas of Neurology, Thieme, Stuttgart.
Santos Elaine Travaglia, 2009, Effect of the soy isoflavon on the uterus and urethra
of ovariectomize rats, Int Urogynecol Journal (2010) 21:111–116.
Schmidt R, 1996, Estrogen replacement therapy in older women: a
neuropsychological and brain MRI study. J Am Geriatr Soc.;44:1307-13.
Sediaoetama Achamad Djaeni, 2000, Ilmu Gizi Jilid I, Dian Rakyat, Jakarta.
Shepherd JE, 2001, Effects of Estrogen on Cognition, Mood, and Degenerative
Brain Diseases, Journal American Pharmacist Association viewed: 12
December 2010 ( http://www.medscape.com/viewarticle/406718_2)
Spalteholz S, 1994, Atlas Anatomi Manusia. Bagian II, Edisi 16, Jakarta, EGC.
Soewondo Pradana, 2006, Menopause Andropause dan Somatopause Perubahan
Hormonal pada Proses Menua, In : Sudoyo Aru W, Setyohadi Bambang,
Alwi Idrus, et al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, hal 19891991.
Stewart WF, 1997, Risk of Alzheimer's disease and duration of NSAID use.
Neurology;48:626-32.
Supranto J, 2007, Teknik Sampling, Rineka Cipta, Jakarta.
Suprihatin, 2008, Optimalisasi Kinerja Reproduksi Tikus Betina Setelah
Pemberian Tepung Kedelai dan Tepung Tempe Pada Usia Prapubertas,
Magister Sain Program Studi Biologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sutrisno Koswara, 2006, Isoflavon, Senyawa Multi-Manfaat dalam Kedelai,
diakses
12
Januari
2010
(http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/ISOFLAVON,%20ZAT%20MU
LTI%20MANFAAT%20%20DALAM%20KEDELAI.pdf)
Tanu I, 2005, Farmakologi dan Terapi, Ed 4, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, 1993, Buku Panduan Teknologi Pangan,
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI, Swiss
Development Cooperation..
Whitten PL, Patisaul HB, 2001, Cross-Species and Interassay Comparisons of
Phytoestrogen Action, Environ Health Perspect.
Wise PM, 2001, Minireview: Neuroprotective Effects of Estrogen-New Insights
into Mechanisms of Action, The Endocrine Society, USA.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan
pembangunan kesehatan di Indonesia. Usia harapan hidup masyarakat Indonesia pada tahun
1980 untuk laki-laki dan perempuan berturut-turut adalah 50,9 dan 54 tahun (Soewondo P,
2006). Menurut United Nation Development Program (UNDP) dalam Human Developmental
Report 2005, pada tahun 2003 usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata adalah 66,8 tahun,
sehingga diperkirakan pada tahun 2010 proporsi penduduk usia lanjut akan mencapai 9,58% atau
sekitar 20 juta jiwa. Keberhasilan tersebut di satu sisi merupakan prestasi yang menggembirakan
namun di sisi lain dapat menimbulkan permasalahan. Usia lanjut dapat menimbulkan masalah
yang perlu diwaspadai seperti adanya berbagai penyakit degeneratif termasuk neurodegeneratif
yang berakibat pada penurunan kualitas hidup (Meutia, 2005).
Peningkatan usia harapan hidup telah menimbulkan masalah kesehatan akibat
menopause, andropause serta somatopause semakin menonjol. Dengan meningkatnya usia
harapan hidup, perempuan akan menjalani sepertiga masa hidupnya dalam keadaan kekurangan
estrogen (menopause) (Soewondo P, 2006). Kekurangan estrogen sering kali menyebabkan
terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh, termasuk kelelahan, sakit
kepala, rasa gugup, depresi, iritabilitas, gelisah, ansietas, dan atrofi endometrium (Norwitz,
2006). Selain itu kekurangan estrogen
dapat pula mengakibatkan
peningkatan resiko
kematian/nekrosis sel neuron otak besar, seperti yang terjadi pada penelitian terhadap tikus
betina tua/pascamenopause yang dilakukan oleh Roof dan Hall pada tahun 2000. Estrogen
terbukti berpengaruh pada otak melalui efek neuroprotektif, sebagaimana hasil penelitian pada
beberapa tahun terakhir. Terapi estrogen disimpulkan dapat mengurangi perluasan cedera otak,
menurunkan mortalitas dan gangguan tingkah laku pada tikus yang diovariektomi dengan
pemberian estrogen dibandingkan dengan yang tidak diberi estrogen. Hal ini terbukti pada tikus
yang diovariektomi dengan pemberian estrogen memiliki volume infark pada korteks serebri
yang lebih kecil daripada yang tidak diberi estrogen (Wise, 2001).
Terdapat beberapa pilihan efektif yang dapat dipertimbangkan untuk meringankan gejala
menopause. Terapi hormonal seringkali merupakan pilihan terapi paling efektif, namun tidak
selalu diperlukan. Pemberian estrogen saja dapat meningkatkan risiko kanker endometrium dua
kali lipat. Peningkatan ini makin bertambah dengan lama pemberian dan tingginya dosis yang
diberikan (Baziad, 2003).
Pentingnya peranan estrogen terhadap sistem saraf, mendorong para peneliti melakukan
berbagai percobaan untuk mencari sumber estrogen dari luar tubuh (estrogen eksogen) sebagai
pengganti estrogen endogen yang relatif aman. Beberapa senyawa yang berasal dari tumbuhtumbuhan diketahui mempunyai sifat estrogenik. Senyawa tersebut adalah flavon, isoflavon dan
derivat koumestan. Isoflavon banyak terdapat pada tanaman kacang-kacangan, terutama kedelai
dan produk olahannya (Tanu 2005). Isoflavon dari tumbuhan mempunyai bentuk fitoestrogen
yang bersifat aktif di dalam tubuh, serupa dengan aktifitas hormon estrogen yang mempunyai
struktur mirip dengan estrogen. Isoflavon dari kedelai mampu berikatan dengan Estrogen
Receptor (ER), tetapi afinitas isoflavon terhadap ER sangat rendah dibandingkan dengan
estrogen endogen, sehingga diperlukan jumlah isoflavon yang besar untuk memperoleh efek
yang memadai seperti estrogen (Hidayati, 2003).
Adanya kandungan isoflavon pada kedelai yang mempunyai sifat estrogenik,
memungkinkan konsumsi bahan makanan tersebut dalam jumlah tertentu dapat meningkatkan
aktifitas estrogenik di dalam tubuh, yang pada akhirnya akan dapat mengoptimalkan kinerja
sistem saraf (neuron). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah pemberian isoflavon
yang terkandung dalam kedelai dapat mempengaruhi neuron otak besar pada tikus putih (Rattus
novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi (hipoestrogen). Ovariektomi dilakukan
dengan harapan agar terjadi kondisi hipoestrogen. Sebagaimana yang telah diketahui, ovarium
merupakan sumber utama estrogen yang bersirkulasi di dalam wanita, sehingga apabila terjadi
pemotongan pada ovarium, maka kadar estrogen akan menurun atau hipoestrogen (Goodman,
2008).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian nutrisi kedelai mempengaruhi nekrosis neuron otak besar pada tikus
putih (Rattus novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi (hipoestrogen)?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai
terhadap nekrosis neuron otak besar tikus putih (Rattus novergicus strain wistar) yang telah
diovariektomi (hipoestrogen)
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah pyramidal edema dan cell swelling pada otak besar tikus putih (Rattus
novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi (hipoestrogen) yang sudah diberi nutrisi
kedelai.
2. Mengetahui dosis nutrisi kedelai yang paling berpengaruh terhadap nekrosis neuron otak
besar pada tikus putih (Rattus novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi
(hipoestrogen).
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Klinisi
Sebagai sumber
informasi tentang isoflavon yang terkandung dalam bubuk
kedelai dan pengaruhnya terhadap penurunan nekrosis neuron otak besar.
1.4.2 Manfaat Akademik
Digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pemberian isoflavon dan kondisi hipoestrogen pada wanita menopause.
1.4.3 Manfaat Masyarakat
Hasil yang diperolah dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang
manfaat kedelai dalam mencegah gejala menopause terutama penyakit degeneratif
pada wanita menopause.
PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L.)
TERHADAP NEKROSIS NEURON OTAK BESAR (SEREBRUM) PADA
TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar)
YANG DIOVARIEKTOMI (Hipoestrogen)
Oleh:
Muhammad Syarif
06020033
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011
1
2
HASIL PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L.)
TERHADAP NEKROSIS NEURON OTAK BESAR (SEREBRUM) PADA
TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar)
YANG DIOVARIEKTOMI (Hipoestrogen)
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
Muhammad Syarif
06020033
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011
3
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian
Untuk Memenuhi Persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Maret 2011
Pembimbing I
dr. Moch. Bahrudin,Sp.S
Pembimbing II
dr. Alfa Sylvestris, Sp.M
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
dr. Irma Suswati,M.Kes
4
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Muhammad Syarif
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 3 Maret 2011
Tim Penguji
dr. Moch. Bahrudin,Sp.S
,Ketua
dr. Alfa Sylvestris, Sp.M
,Anggota
dr. Hawin Nurdiana,M.Kes
,Anggota
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Nekrosis
Neuron Otak Besar (Serebrum) Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus Strain
Wistar) Yang Diovariektomi (Hipoestrogen)”.
Dengan terwujudnya tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku pembantu dekan I.
3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes selaku pembantu dekan II.
4. dr. Thontowi Djauhari, M.Kes selaku pembantu dekan III.
5. dr. Moch. Bahrudin, Sp.S selaku dosen pembimbing I yang telah memberi
bimbingan serta kesabaran serta tak henti-hentinya dalam memberi
dorongan motivasi kepada penulis.
6. dr. Alfa Sylvestris, Sp.M, selaku dosen pembimbing II yang telah memberi
bimbingan yang sangat menyenangkan serta semangat
untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
kepada penulis
6
7. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes yang telah dengan sabar menguji
dan
memberikan saran dan masukan yang sangat berharga demi kesempurnaan
Tugas Akhir ini.
Penulis sadar bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun
guna kesempurnaan dari tugas akhir ini.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,
pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Amin.
Wassalamu’alaikum,Wr. Wb
Malang,Februari2011
Penulis
7
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada penyusunan Karya Tulis Akhir ini, Penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Terimakasih yang tak terhingga kepada Abi dan Ummah, atas semua
pengorbanan,
jerih
payah
dan
motivasinya.
Juga
kepada
Khal,
Khalati,Ammi,Ammah & Kakak2 yang tak bosan memberi arahan.
3. Para dosen pengajar, TU, asisten laboratorium Fakultas Kedokteran UMM
yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan serta segala fasilitas
dan kemudahan dalam penelitian ini.
4. M.Ariesandy dan staff Laboratorium Kimia UMM, serta staf Patologi
Anatomi RSSA & Staf Etik Unibraw, terima kasih banyak atas segala
bantuan, dukungan dan ilmu yang telah diberikan.
5. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah membantu. Jimy, didik,
bayu, dana, agus, iyan, janu, dikman, wasis, ebi, singgih, tomi, surya, yogi,
gede, aan, sastia, sylvia, nurchum, nawang, dewi, fera, indah, dan lainnya
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
6. Pada teman seperjuangan di Asisten Dosen Anatomi, FKI Isma,
COMED(Sepakbola) FK, Kos Oyonid(Syarif B,Dilla,Kadir,Ali,Dola
,Jadid,Yafi,Baskoro,Ryan), Kos Bening, Kontrakan Tidar, Kontr. Mertojoyo
dan semuanya yang belum bisa saya sebut disini.
7.
8
ABSTRAK
Syarif, Muhammad. 2011. Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Nekrosis Neuron Otak Besar Pada Tikus Putih (Rattus
novergicus strain wistar) Yang Diovariektomi (Hipoestrogen). Karya
Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing: (1) Mochamad Bahrudin. (2) Alfa Sylvestris
Latar Belakang: Menopause menyebabkan keadaan hipoestrogen, yang dapat
mengakibatkan peningkatan resiko nekrosis sel neuron otak besar. Pemberian
estrogen saja dapat meningkatkan risiko kanker endometrium dua kali lipat.
Beberapa senyawa yang berasal dari tumbuhan diketahui mempunyai sifat
estrogenik. Senyawa tersebut adalah flavon, isoflavon dan derivat koumestan.
Isoflavon dari kedelai mempunyai bentuk fitoestrogen yang bersifat aktif di dalam
tubuh, serupa dengan aktifitas hormon estrogen yang mempunyai struktur mirip
dengan estrogen.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai
terhadap nekrosis neuron otak besar tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar)
yang telah diovariektomi (hipoestrogen)
Metode Penelitian: “True eksperimental research” dengan rancangan percobaan
“the post test only control group design” pada 25 tikus putih (Rattus norvegicus
strain wistar) yang diovariektomi (hipoestrogen). Ada 5 kelompok yaitu kontrol
dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 0,75g, 1,5g, 3g dan 4,5g.
Hasil Penelitian: Hasil uji oneway ANOVA menunjukan nilai signifikan (p) kurang
dari 0,05 (p < 0,05) yang artinya terdapat pengaruh yang bermakna pada
pemberian nutrisi kedelai terhadap jumlah pyramidal edema dan cell swelling.
Berdasarkan hasil uji regresi pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap
penurunan jumlah pyramidal edema dan cell swelling sebesar 48,8% dan 18,1%.
Kesimpulan: Pemberian nutrisi kedelai (Glycine max. L) pada tikus putih (Rattus
norvegicus strain wistar) yang diovariektomi (hipoestrogen) dapat menurunkan
nekrosis neuron otak besar.
Kata kunci: Kedelai, isoflavon, nekrosis neuron otak, pyramidal edema dan cell
swelling.
9
ABSTRACT
Syarif, Muhammad. 2011. Effect of Soybean Nutrition (Glycine max. L) on Brain
Neuronal Necrosis of Ovariectomized White Mouse (Rattus norvegicus
strain wistar) (Hipoestrogen). Thesis, Medical Faculty, University of
Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Mochamad Bahrudin. (2) Alfa
Sylvestris
Background: Most of menopausal woman got tiredness, headache, irritable,
depression and had increased risk of brain necrosis. Taking only estrogen as a
treatment raising the risk of cancer by twice. Some substance from the plant have
estrogenic effect. That substance was flavone, isoflavone and coumestans derivate.
The isoflavone from the soybean nutrition has a fitoestrogen structure that can be
active in the body and have similar activity with the estrogen.
Objective: To prove that soybean nutrition can influence brain necrosis in white
mouse (Rattus norvegicus strain wistar).
Method: A true experimental research with the post test only control group design.
25 white mouse (Rattus norvegicus strain wistar) which were ovariectomized
(hipoestrogen) were divide into 5 groups: control and 4 treatment group that were
taken soybean nutrition, dose for each group were 0,75 mg, 1,5 g, 3 g, and 4,5 g.
Result: One way ANOVA test result showed the significant value (p) was less than
0,05 (p < 0,05) it means that there was a significant influence of soybean nutrition
on the amount of pyramidal edema and cell swelling. Based on the regression test
results, the effect of soybean nutrition on the decrease pyramidal edema and cell
swelling was 48,8% and 18,1%.
Conclusion: Soybean nutrition (Glycine max. L) on hipoestrogen white mouse
(Rattus norvegicus strain wistar) decrease brain necrosis.
Key Words: Soybean, isoflavone, brain necrosis, pyramidal edema and cell
swelling.
10
DAFTAR ISI
JUDUL
i
HALAMAN JUDUL............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................
v
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................
vii
ABSTRAK...........................................................................................................
viii
ABSTRACT.......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... .
x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................
4
1.3.1 Tujuan umum...................................................................................
4
1.3.2 Tujuan khusus..................................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................
4
1.4.1 Manfaat klinis..................................................................................
4
1.4.2 Manfaat akademis............................................................................
4
1.4.3 Manfaat masyarakat.........................................................................
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
6
11
2.1 Tinjauan Anatomi dan Histologi Otak......................................................
6
2.1.1 Anatomi Otak...................................................................................
6
2.1.2 Histologis Otak................................................................................
7
2.1.3 Gambaran Otak yang mengalami Kerusakan..................................
9
2.2 Estrogen...............…………………….……………………...................
2.2.1 Definisi, Biosintesis dan Metabolisme Hormon Estrogen...............
12
12
2.2.2 Efek Fisiologis Hormon Estrogen…….....……............................... 13
2.3 Efek Hormon Estrogen pada Otak........... ………………………..……..
14
2.4 Efek Isoflavon Kedelai pada Otak...........................................................
23
2.5 Menopause pada Wanita.........................................................................
28
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN…….. 31
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian...............................................................
31
3.2 Hipotesis.................................................................................................... 33
BAB 4 METODE PENELITIAN.........................................................................
34
4.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 34
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................
34
4.3 Populasi dan Sampel.................................................................................
34
4.3.1 Populasi...........................................................................................
34
4.3.2 Sampel............................................................................................. 34
4.3.3 Besar Sampel................................................................................... 34
4.3.4 Tehnik pengambilan sampel……………………………………...
35
4.3.5 Karakteristik sampel penelitian....................................................... 36
4.3.6 Variabel penelitian..........................................................................
36
4.3.6.1 Variabel bebas...................................................................... 36
12
4.3.6.2 Variabel tergantung.............................................................
36
4.3.7 Definisi operasional variabel…….................................................
36
4.4 Alat dan Bahan Penelitian......................................................................... 37
4.5 Prosedur Penelitian...................................................................................
39
4.5.1 Tahap Adaptasi...............................................................................
39
4.5.2 Tahap Pembuatan Tikus Hipoestrogen...........................................
40
4.5.3 Tahap Penentuan Dosis Nutrisi Kedelai........................................
41
4.5.4 Tahap Percobaan...........................................................................
42
4.6 Kerangka Operasional..............................................................................
45
4.7 Analisa Data............................................................................................
46
4.8 Jadwal Penelitian......................................................................................
46
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA......................................
47
5.1 Hasil Penelitian..................................................................................... ..
47
5.1.1 Hasil Pengamatan Preparat Histologis Otak Tikus...................... .
48
5.2 Analisis Data ..........................................................................................
50
BAB 6 PEMBAHASAN ....................................................................................
52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................
58
7.1 Kesimpulan ...........................................................................................
58
7.2 Saran .....................................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
59
LAMPIRAN .......................................................................................................
62
13
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Perbedaan Apoptosis dan Nekrosis....................................................
11
2.2 Kandungan Nutrisi Dalam Kedelai ...................................................
23
2.3 Kandungan Isoflavon Dalam Makanan..............................................
26
5.1 Hasil Penghitungan Rerata Prosentase pyramidal edema (PE) dan
Cell swelling (CS) Pada Tikus Putih.................................................. 48
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Struktur Otak ..........................................................................................6
2.2
Korteks Serebri: Irisan Tegak Lurus terhadap Permukaan Korteks. .....8
2.3
Daerah Sentral Korteks Serebri ..............................................................9
2.4
Perbedaan Apoptosis dan Nekrosis Sel ..................................................11
2.5
Rumus Bangun Beberapa Estrogen Pilihan............................................12
2.6
Sintesis di Ovarium, Transport, dan Metabolisme Estrogen ..................13
2.7
Jalur Klasik dari Sinyal Transduksi Estrogen ........................................14
2.8
Struktur dan Produksi Estrogen Endogen dan Struktur Fitoestrogen.....24
5.1
Contoh hasil pengamatan pyramidal edema dan cell swelling pada
otak pada setiap kelompok perlakuan....................................................47
5.2
Prosentase Pyramidal Edema (PE) dan Cell Swelling (CS)..................49
6.1
Jalur yang menyebabkan aksi estrogenik atau anti estrogenik dari
isoflavon........................................................... ....................................53
15
DAFTAR SINGKATAN
AMP
: Adenosin Mono Phospat
CBG
: Corticosteroid Binding Globulin
CL
: Corpus Luteum
CS
: Cell Swelling
DBD
: DNA Binding Domain
DNA
: Deoxiribonucleic Acid
ER
: Estrogen Receptor
ERE
: Estrogen Response Element
ERα
: Estrogen Reseptor α
ERβ
: Estrogen Reseptor β
FSH
: Folicle Stimulating Hormone
GnRH
: Gonadotropin Releasing Hormone
LH
: Luteinizing Hormone
mRNA
: messenger Ribo Nucleic Acid
NADPH
: Nicotinamide Adenin Dinucleatide Phospat
O2
: Oksigen
OVX
: ovariektomi
PCNA
: Proliferating Cell Nuclear Antigen
PMS
: Premestrual syndrom
PE
: Pyramidal Edema
PR
: Progesteron Reseptor
RNA
: Ribo Nucleic Acid
16
SHBG
: Sex Hormone Binding Globulin
SN
: Sel Normal (Sel pyramidal normal)
SSP
: Susunan Saraf Pusat
SSPer
: Susunan Saraf Perifer
TBG
: TATA Binding Globulin
TSH
: Terapi Sulih Hormon
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh gambar hasil pengamatan pyramidal edema dan cell swelling
pada otak pada setiap kelompok perlakuan....................................62
Lampiran 2. Hasil Penghitungan Sel Preparat Otak...................................63
Lampiran 3. Uji Statistik Oneway ANOVA...............................................65
Lampiran 4. Uji Korelasi.............................................................................67
Lampiran 5. Uji Regresi..............................................................................68
Lampiran 6. Foto Hasil Penelitian..............................................................71
Lampiran 7. Surat Keterangan Kelaikan Etik Penelitian...........................73
18
DAFTAR PUSTAKA
Aguiar E, Petri Nahas, Jorge Nahas Neto, 2006, The Effect of Soy Isoflavones in
Postmenopausal
Woman,
viewed:
17
January
2010
(http://www.bentham.org/cdth/samples/cdth1-1/Nahas.pdf)
Baziad Ali, 2003, Menopause dan Andropause, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Cacciatore B, 1998, Randomized comparison of oral and transdermal hormone
replacement on carotid and uterine artery resistance to blood flow, Obstet
Gynecol.;92:563-8.
Dadang Kusmana, R. Lestari, Setiorini, et al, 2007, Efek Estrogenik Ekstrak Etanol
70% Kunyit (Curcuma domestica VAL.) Terhadap Mencit (Mus musculus
L.) Betina yang Diovariektomi, Sarjana Sains Universitas Indonesia,
Jakarta.
David et al, 2001, Ovarian Hormones Modulate endothelin-1 Vascular reactivity
and mRNA expression in DOCA-Salt Hypertensive Rats, Hipertension J
38:692
DeGroot J, 1991, Neuroanatomi Korelatif, EGC, Jakarta.
Dorland, 2000, Kamus Kedokteran, EGC, Jakarta.
Eroschenko V, 2003, Atlas Histologi di Fiore. Jakarta. EGC.
F Russel Westwood, 2008, The Female Rat Reproductive Cycle, viewed: 12
January 2010 ( http://tpx.sagepub.com/content/36/3/375.full.pdf+html )
Fawcett Don W, 2002, Buku Ajar Histologi Edisi 12, EGC, Jakarta.
Gilroy J, 1992, Basic Neurology Second Edition, Singapore, Pergamon Press.
Goleman D, 1995, Emotional intelligence: Why it can matter more than IQ, New
York, Bantam Books.
Goodman Alfred, 2008, Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10 Volume 2, EGC,
Jakarta.
Greene RA, 1999, Measurement of estrogen's effects on the brain using modern
imaging techniques. Menopausal Med.;7(4):9-12.
Greenspan, Francis S, Baxter John D, 2001, Endokrinologi Dasar & Klinik, EGC,
Jakarta.
Gruber CJ, Tschugguel W, Schneeberger JC, 2002, Production and Action of
Estrogen, Mechanisms of Disease, vol 346, viewed: 20 January vol 346,
viewed: 12 January 2010,
(http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra000471 )
Guyton Arthur C, Hall John E, 1997, Fisiologi Kedokteran Edisi 9, EGC, Jakarta.
19
Hidajat A., Ali M, Kumalaningsih S, Priyoutomo E, 2003, Identifikasi dan Isolasi
Isoflavon Non Kedelai Tumbuhan Polong, Simposium Nasional Persatuan
Menopause Indonesia dan Asia Pasifik, Menopause Federation, Jakarta.
Hidayati, 2003, Peran Isoflavon Untuk Kesehatan Reproduksi Wanita, Cermin
Dunia Kedokteran.
J.A. Ford Jr., S.G. Clark, 2006, Estrogenic Effect of Genistein on Ovariectomized
Gilts, Journal of Animal Science, viewed: 13 January 2010
(http://jas.fass.org/cgi/reprint/84/4/834 )
Jacobs DM, 1998, Cognitive function in nondemented older women who took
estrogen after menopause. Neurology;50:368-73.
Japardi, Iskandar, 2002, Neuropatologi infark serebri, diakses 19 agustus 2010,
http://library.usu.ac.id/dowload/fk/bedah-iskandar%20japardi29.pdf
Junqueira Luiz Carlos, Carneiro Jok, 2007, Histologi Dasar Teks & Atlas Edisi 10,
EGC, Jakarta.
Juwono T, 1996, Pemeriksaan Klinik & Neurologi dalam Praktik, Jakarta, EGC.
Kimball JW, 2008, Apoptosis, diakses: 15 Maret 2009 ( http://users.rcn.com)
Katzung Bertram G, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2 Edisi 8, Salemba
Medika, Jakarta.
Lamongga, Fitriani, 2008, Apoptosis, diakses 19 agustus 2010,
http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/2061/1/09EO1457.pdf
Meutia HS, 2005, Perempuan Lansia Sebagai Subyek Pembangunan, Berita
MENGPP 12 (59):19.
McEwen BS, 1999, Clinical Review 108: The Mollecular and Neuroanatomical
Basis for Estrogen Effects in The Central Nervous System, J. Clin,
Endocrinology & Metabolisme, Vol 84, No. 6 : 1790-1797.
McEwen BS, 2001, Genome and Hormones : Gender Differences in Physiology
Inveted Review : Estrogen Effects : Multiple Sites and Molecular
Mechanism, J. Appl Physiol 91 : 2785-2801.
Norwitz Errol, Schorge John, 2006, At a Glance Obstetri dan Ginekologi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Pratiknya Ahmad watik, 2010, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Price, Wilson, 2005, Patofisiologi, EGC, Jakarta.
20
Ridge P, 1993, Cavernous Malformations, General References Awad, IA and
Barrow, DL. eds., IL: AANS, viewed: 18 January 2011
(http://www.angiomaalliance.org/pages.aspx?content=64)
Rohkamm R, 2004, Color Atlas of Neurology, Thieme, Stuttgart.
Santos Elaine Travaglia, 2009, Effect of the soy isoflavon on the uterus and urethra
of ovariectomize rats, Int Urogynecol Journal (2010) 21:111–116.
Schmidt R, 1996, Estrogen replacement therapy in older women: a
neuropsychological and brain MRI study. J Am Geriatr Soc.;44:1307-13.
Sediaoetama Achamad Djaeni, 2000, Ilmu Gizi Jilid I, Dian Rakyat, Jakarta.
Shepherd JE, 2001, Effects of Estrogen on Cognition, Mood, and Degenerative
Brain Diseases, Journal American Pharmacist Association viewed: 12
December 2010 ( http://www.medscape.com/viewarticle/406718_2)
Spalteholz S, 1994, Atlas Anatomi Manusia. Bagian II, Edisi 16, Jakarta, EGC.
Soewondo Pradana, 2006, Menopause Andropause dan Somatopause Perubahan
Hormonal pada Proses Menua, In : Sudoyo Aru W, Setyohadi Bambang,
Alwi Idrus, et al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, hal 19891991.
Stewart WF, 1997, Risk of Alzheimer's disease and duration of NSAID use.
Neurology;48:626-32.
Supranto J, 2007, Teknik Sampling, Rineka Cipta, Jakarta.
Suprihatin, 2008, Optimalisasi Kinerja Reproduksi Tikus Betina Setelah
Pemberian Tepung Kedelai dan Tepung Tempe Pada Usia Prapubertas,
Magister Sain Program Studi Biologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sutrisno Koswara, 2006, Isoflavon, Senyawa Multi-Manfaat dalam Kedelai,
diakses
12
Januari
2010
(http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/ISOFLAVON,%20ZAT%20MU
LTI%20MANFAAT%20%20DALAM%20KEDELAI.pdf)
Tanu I, 2005, Farmakologi dan Terapi, Ed 4, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, 1993, Buku Panduan Teknologi Pangan,
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI, Swiss
Development Cooperation..
Whitten PL, Patisaul HB, 2001, Cross-Species and Interassay Comparisons of
Phytoestrogen Action, Environ Health Perspect.
Wise PM, 2001, Minireview: Neuroprotective Effects of Estrogen-New Insights
into Mechanisms of Action, The Endocrine Society, USA.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan
pembangunan kesehatan di Indonesia. Usia harapan hidup masyarakat Indonesia pada tahun
1980 untuk laki-laki dan perempuan berturut-turut adalah 50,9 dan 54 tahun (Soewondo P,
2006). Menurut United Nation Development Program (UNDP) dalam Human Developmental
Report 2005, pada tahun 2003 usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata adalah 66,8 tahun,
sehingga diperkirakan pada tahun 2010 proporsi penduduk usia lanjut akan mencapai 9,58% atau
sekitar 20 juta jiwa. Keberhasilan tersebut di satu sisi merupakan prestasi yang menggembirakan
namun di sisi lain dapat menimbulkan permasalahan. Usia lanjut dapat menimbulkan masalah
yang perlu diwaspadai seperti adanya berbagai penyakit degeneratif termasuk neurodegeneratif
yang berakibat pada penurunan kualitas hidup (Meutia, 2005).
Peningkatan usia harapan hidup telah menimbulkan masalah kesehatan akibat
menopause, andropause serta somatopause semakin menonjol. Dengan meningkatnya usia
harapan hidup, perempuan akan menjalani sepertiga masa hidupnya dalam keadaan kekurangan
estrogen (menopause) (Soewondo P, 2006). Kekurangan estrogen sering kali menyebabkan
terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh, termasuk kelelahan, sakit
kepala, rasa gugup, depresi, iritabilitas, gelisah, ansietas, dan atrofi endometrium (Norwitz,
2006). Selain itu kekurangan estrogen
dapat pula mengakibatkan
peningkatan resiko
kematian/nekrosis sel neuron otak besar, seperti yang terjadi pada penelitian terhadap tikus
betina tua/pascamenopause yang dilakukan oleh Roof dan Hall pada tahun 2000. Estrogen
terbukti berpengaruh pada otak melalui efek neuroprotektif, sebagaimana hasil penelitian pada
beberapa tahun terakhir. Terapi estrogen disimpulkan dapat mengurangi perluasan cedera otak,
menurunkan mortalitas dan gangguan tingkah laku pada tikus yang diovariektomi dengan
pemberian estrogen dibandingkan dengan yang tidak diberi estrogen. Hal ini terbukti pada tikus
yang diovariektomi dengan pemberian estrogen memiliki volume infark pada korteks serebri
yang lebih kecil daripada yang tidak diberi estrogen (Wise, 2001).
Terdapat beberapa pilihan efektif yang dapat dipertimbangkan untuk meringankan gejala
menopause. Terapi hormonal seringkali merupakan pilihan terapi paling efektif, namun tidak
selalu diperlukan. Pemberian estrogen saja dapat meningkatkan risiko kanker endometrium dua
kali lipat. Peningkatan ini makin bertambah dengan lama pemberian dan tingginya dosis yang
diberikan (Baziad, 2003).
Pentingnya peranan estrogen terhadap sistem saraf, mendorong para peneliti melakukan
berbagai percobaan untuk mencari sumber estrogen dari luar tubuh (estrogen eksogen) sebagai
pengganti estrogen endogen yang relatif aman. Beberapa senyawa yang berasal dari tumbuhtumbuhan diketahui mempunyai sifat estrogenik. Senyawa tersebut adalah flavon, isoflavon dan
derivat koumestan. Isoflavon banyak terdapat pada tanaman kacang-kacangan, terutama kedelai
dan produk olahannya (Tanu 2005). Isoflavon dari tumbuhan mempunyai bentuk fitoestrogen
yang bersifat aktif di dalam tubuh, serupa dengan aktifitas hormon estrogen yang mempunyai
struktur mirip dengan estrogen. Isoflavon dari kedelai mampu berikatan dengan Estrogen
Receptor (ER), tetapi afinitas isoflavon terhadap ER sangat rendah dibandingkan dengan
estrogen endogen, sehingga diperlukan jumlah isoflavon yang besar untuk memperoleh efek
yang memadai seperti estrogen (Hidayati, 2003).
Adanya kandungan isoflavon pada kedelai yang mempunyai sifat estrogenik,
memungkinkan konsumsi bahan makanan tersebut dalam jumlah tertentu dapat meningkatkan
aktifitas estrogenik di dalam tubuh, yang pada akhirnya akan dapat mengoptimalkan kinerja
sistem saraf (neuron). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah pemberian isoflavon
yang terkandung dalam kedelai dapat mempengaruhi neuron otak besar pada tikus putih (Rattus
novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi (hipoestrogen). Ovariektomi dilakukan
dengan harapan agar terjadi kondisi hipoestrogen. Sebagaimana yang telah diketahui, ovarium
merupakan sumber utama estrogen yang bersirkulasi di dalam wanita, sehingga apabila terjadi
pemotongan pada ovarium, maka kadar estrogen akan menurun atau hipoestrogen (Goodman,
2008).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian nutrisi kedelai mempengaruhi nekrosis neuron otak besar pada tikus
putih (Rattus novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi (hipoestrogen)?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai
terhadap nekrosis neuron otak besar tikus putih (Rattus novergicus strain wistar) yang telah
diovariektomi (hipoestrogen)
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah pyramidal edema dan cell swelling pada otak besar tikus putih (Rattus
novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi (hipoestrogen) yang sudah diberi nutrisi
kedelai.
2. Mengetahui dosis nutrisi kedelai yang paling berpengaruh terhadap nekrosis neuron otak
besar pada tikus putih (Rattus novergicus strain wistar) yang telah diovariektomi
(hipoestrogen).
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Klinisi
Sebagai sumber
informasi tentang isoflavon yang terkandung dalam bubuk
kedelai dan pengaruhnya terhadap penurunan nekrosis neuron otak besar.
1.4.2 Manfaat Akademik
Digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pemberian isoflavon dan kondisi hipoestrogen pada wanita menopause.
1.4.3 Manfaat Masyarakat
Hasil yang diperolah dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang
manfaat kedelai dalam mencegah gejala menopause terutama penyakit degeneratif
pada wanita menopause.