Biokonsentrasi Faktor Akumulasi logam berat dan pengaruhnya terhadap morfologi jaringan lunak karang di Perairan Tanjung Jumlah, Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur

5. Persentase Penutupan Karang

Perhitungan persentase penutupan karang hidup yang diproyeksikan ke dasar perairan pada suatu area ditentukan sebagai berikut : penutupan = A x 100 B dimana : penutupan = Persentase penutupan karang hidup A = Panjang total kategori substrat dasar cm B = Panjang transek garis cm

6. Indeks Mortalitas Karang IMK

Nilai indeks mortalitas karang ditentukan dari persentase penutupan karang mati dan patahan karang dibagi dengan persentase karang hidup. M i = A A + B dimana : M i = Indeks kematian A = Persentase karang mati dan patahan karang B = Persentase karang hidup HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perairan Fisik Pola Pasang Surut dan Arus Pola pasang surut pasut yang terjadi di wilayah perairan Tanjung Jumlai adalah tipe campuran yang condong ke harian ganda semi diurnal, artinya dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, dengan salah satu puncak pasang atau puncak surut lebih tinggi dari yang lain. Tinggi muka air antara pasang dan surut pada siklus harian berkisar antara 1 – 2,5 m Gambar 9. Pola pasut di perairan Tanjung Jumlai merupakan bagian dari pola pasut di perairan Selat Makassar yang merupakan lanjutan dari proses rambatan pasut dari Samudera Pasifik. Menurut Pariwono 1987, hal ini dimungkinkan karena perairan Indonesia sebelah Utara terbuka dan berhubungan langsung dengan Samudera Pasifik sedangkan posisi Kepulauan Sumatera – Jawa – Nusa Tenggara menghalangi hubungan secara langsung antara perairan Indonesia dengan Samudera Hindia. Karena itu hampir sepanjang tahun arus pasut di perairan Indonesia mengalir ke arah Selatan. Keadaan ini sesuai dengan proses rambatan pasut dari arah Utara atau Timur perairan Indonesia, yaitu dari Samudera Pasifik. Arus yang terukur adalah kecepatan arus sesaat pada saat air laut surut yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2007, 15 April 2007 dan 17 Juni 2007. Kecepatan arus yang terukur memiliki kisaran rerata sebesar 10,48 – 16,15 cmdetik. Kecepatan arus maksimum terdapat di Stasiun 2 dengan nilai rerata sebesar 16,15 cmdetik, sedangkan kecepatan arus terendah terdapat di Stasiun 3 dengan nilai rerata sebesar 10,48 cmdetik. Kecepatan arus yang terukur selain dipengaruhi oleh pasang-surut air laut, juga dipengaruhi oleh kedalaman dan topografi dasar perairan. Pola arah arus sesaat selama penelitian umumnya mengarah ke selatan seperti disajikan pada Gambar 10.