62 NPHpq = Nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q
NPTt = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1
5. Mengisi konsistensi judgment stakeholder dengan menghitung Consistency Ratio. Nilai konsistensi yang dianggap baik adalah 0,1 Jika tidak konsisten
nilainya 0,1 maka pengambilan data diulangi atau dikoreksi. Consistency Ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah
perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh pakar telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak Marimin, 2004. Nilai Consistency Ratio dihitung
dengan rumus : CR =
Dimana : CI = Indeks konsistensi RI = Indeks Random
CI = p – n n – 1 Dimana : p = rata-rata Consistensy Vector
n = Banyak alternatif Sedangkan RI merupakan nilai random indeks sebagaimana yang
ditetapkan oleh Oarkridge laboratory Marimin 2004 seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai indeks random
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
RI 0,00
0,00 0,58
0,90 1,12
1,24 1,32
1,41 1,45
1,49 1,51
1,48 1,56
Setelah diperoleh alternatif kebijakan sebagai kebijakan prioritas yang perlu diterapkan dalam pengembangan PLTA berbasis sukarela, selanjutnya
disusun skenario kegiatan sebagai program-program yang dapat dilakukan untuk masa yang akan datang. Penyusunan skenario dilakukan dengan menggunakan
metode analisis sistem dinamik.
3.6.6 Analisis Kebijakan
RI CI
63 Kebijakan merupakan perangkat pedoman yang memberikan arah terhadap
pelaksanaan strategi pembangunan dan berfungsi untuk memberikan rumusan mengenai berbagai pilihan tindakan dan prioritas agar dapat mencapai tujuan
pembangun dengan efektif Suharto 2008. Kebijakan dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk: 1 instrumen legal hukum, seperti peraturan perundangan, 2
instrumen ekonomi, seperti kebijakan fiskal, subsidi dan harga, 3 petunjuk, arahan ataupun ketetapan, 4 pernyataan politik, dan 5 kebijakan dapat
dituangkan dalam garis-garis besar arah pembangunan, strategi, maupun program. Keberhasilan kebijakan sangat ditentukan oleh proses pembuatannya dan
implementasinya Djogo et al. 2003. Kebijakan publik adalah apapun yang akan dilakukan atau tidak dilakukan
oleh pemerintah, mengapa pemerintah mengambil tindakan tersebut dan apa akibat dari tindakan tersebut terkait dengan suatu isu atau persoalan publik Dye
1992. Pengertian ini mengandung makna bahwa kebijakan publik dibuat oleh badan pemerintah, baik pusat maupun daerah dan kebijakan publik menyangkut
pilihan. Analisis kebijakan didefinisikan oleh Dunn 2003 sebagai suatu bentuk
analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi yang relevan untuk dapat memberikan landasan bagi para pengambil kebijakan dalam membuat suatu
keputusan yang terkait dengan masalah-masalah publik. Dalam analisis kebijakan, kata analisis digunakan dalam pengertian yang luas, termasuk penggunaan intuisi
dan pengungkapan pendapat serta mencakup tidak hanya pengujian kebijakan dengan memilah-milahkannya ke dalam sejumlah komponen melainkan juga
perancangan dan sintesis alternatif-alternatif baru. Analisis kebijakan juga didefinisikan sebagai aktifitas yang produknya adalah saran yang dapat digunakan
oleh pengambil keputusan untuk pembuatan kebijakan publik Weimer Vining 1989.
Dalam melakukan analisis kebijakan diperlukan identifikasi masalah kebijakan dan kebutuhan masyarakat penerima, mengevaluasi respon pemerintah
terhadap masalah, pengembangan alternatif kebijakan, rekomendasi, implementasi dan evaluasi kebijakan Hogwood Gunn 1984; Soebarsono 2008. Dunn 2003
64 menyebutkan analisis kebijakan dapat dilakukan dengan menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan prospektif, retrospektif dan integratif.
3.6.7 Analisis Sistem Dinamik