Dedy Kurniadi
7
Bagian II KANDUNGAN ISI BUKU
Bab I Mengapa Pelatihan
A. Perubahan Lingkungan.
Secara historis oraganisasi yang baik adalahorganisasi yang memiliki ukuran besar dengan sistem kerja yang terbirokrasi. Sistem tersebut didedikasikan
pada semua pelaku pekerjaan karyawan dengan fungsi-fungsi yang terdefinisikan secara jelas lewat job description dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan
kapasitas keahlian melalui model spesialisasi kerja. Pengendalian yang ketat merupakan cara lazim untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Situasi saat ini telah berubah. Organisasi yang berukuran besar justrumerupakan organisasi yang lamban berjalan dan lambat dalam mengambil
keputusan. Birokratisasi menjadi semacam momok untuk bertindak cepat dan cekatan sehingga masalah-masalah urgent menjadi lambat dalam pengatasannya.
Semua pihak dalam organisasi harus berani menyeberang menuju pada senua fungsi yang berjalan di organisasi dan melewati batas-batas peran dan spesialisasi.
Pengendalian yang mendewakan status quo bukan lagi merupakan sarana ampuh menghadapi perubahan. Ashkenas, Ulrich, Jick dan Kerr menyatakan bahwa untuk
mencapai keberhasilan terdapat empat faktor yang harus di penuhi yaitu : Kecepatan Speed, Kelenturan Flexibility, Penyatuan Integration, dan
Penemuan Innovation. Pembelajaran bagi komunitas organisasi dikenal dalam satu bentuk yang
disebut sebagai pelatihan training. Dengan demikian dapat diklarifikasikan bahwa perubahan manajemen organisasi dalam segala bentuknya mensyaratkan adanya
berbagai pemenuhan skills, knowledge dan ability melalui proses pembelajaran dalam format pelatihan.
B. Rasionalisasi Pelatihan
Secara pragmatis program pelatihan memiliki dampak positif baik bagi individu maupun organisasi. Smith 1997 menguraikan profil kapabilitas
individualberkaitan dengan skills yang diperoleh dari pelatihan. Seiring dengan
Dedy Kurniadi
8 penguasaan keahlian atau keterampilan yang diterima individu akan meningkat.
Pada akhirnya hasil pelatihan akan membuka peluang bagi pengembangan karier individu dalam organisasi. Dalam konteks seperti ini peningkatan karir atau
promosi ditentukan oleh pemilikan kualifikasi skills. Sementara dalam situasi sulit dimana organisasi cenderung mengurangi jumlah karyawannya, pelatihan memberi
penguatan bagi individu dengan memberi jaminan jobs security berdasarkan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan organisasi.
Smith menembahkan bahwa pelatihan memiliki peran yang sangat penting bagi organisasi dalam memberi kontribusi pada tiga permasalahan utama, yaitu :
1. Training and development has the potential to impove labour productivity. 2. Training and development can improve the quality of that output; a more highly
trained employee is not only more competent at the job but also more awere of the significance of his or her action.
3. Training and development improves the ability the organization to cope with change; the successful implementation of change whether technical in the form
of new technologies or strategis new products, new markets, etc relies on the skills of the organisation‟s member.
Saat kompetisi antar organisasi berlangsung sangat ketat, persoalan produktifitas menjadi salah satu faktor penentu keberlangsungan organisasi
disamping persoalan kualitas dan kemampuan karyawan. Program pelatihan dapat memberi jaminan pencapaian ketiga persoalan tersebut pada peringkat organisasi.
C. Konteks Pelatihan dalam organisasi