Tanaman Tebu Drainase Pada Budidaya Tanaman Tebu

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Tebu

Tanaman tebu saccharum officinarum L. merupakan salah satu tanaman penghasil gula. Tebu termasuk kelas Monokotiledon, ordo Glumaceae, famili Gramineae, kelompok Andropogoneaae, genus Saccharum Sudiatso, 1982. Tanaman tebu mempunyai kepekaan terhadap kekurangan atau kelebihan air selama periode tertentu. Carter 1975 dalam Koto 1984, menyatakan bahwa terdapat hubungan linier yang positif antara tinggi muka air tanah selama periode pertumbuhan dan periode pemasakan terhadap produksi tebu. Semakin dalam tinggi muka air tanah selama periode tertentu, maka hasil tebu yang akan dipanen semakin besar. Kedalaman muka air tanah sedalam 120 cm dari permukaan tanah merupakan keadaan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman tebu pada jenis tanah liat berlempung Carter, 1975 dalam Koto, 1984. Barnes dalam Sudiatso 1982 menyatakan bahwa iklim berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tebu, rendemen dan gula. Tanaman tebu tumbuh baik di daerah beriklim panas di tropika dan subtropika di sekitar khatulistiwa sampai garis isotherem 20 o C 39 o LU - 35 o LS. Muller dalam Sudiatso 1982, menyatakan bahwa data rata curah hujan tahunan yang baik bagi pertumbuhan tebu antara 1800- 2500 mm.

B. Drainase Pada Budidaya Tanaman Tebu

Drainase adalah penguranganpembuangan volume air pada lahan pertanian yang tidak diperlukan lagi oleh tanaman dengan maksud untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Drainase dapat dilakukan dengan dua cara yaitu drainase permukaan dan drainase bawah permukaan. Drainase permukaan surface drainage mengalirkan kelebihan air yang tergenang di atas permukaan tanah. Beberapa jenis bentuk saluran drainase yang umum yaitu bentuk trapozoidal, segi empat, segitiga dan parabola Gambar 4. Gambar 4. Penampang saluran drainase Oktoyournal, 1988. Drainase penting pada budidaya tanaman tebu. Tebu membutuhkan air yang sesuai selama pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan tanaman tebu memiliki akar yang sangat peka terhadap gangguan air, baik kelebihan atau kekurangan air Nahdodin, 1993. Selama masa pertumbuhan, tanaman tebu membutuhkan banyak air. Sedangkan menjelang tebu siap untuk dipanen, dikehendaki keadaan kering tidak ada hujan. Drainase tanah yang tidak baik akan mengakibatkan berlimpahnya kation tereduksi dan gas metan. Gas metan ini merupakan racun bagi tanaman tebu Notojoewono, 1970. Kekurangan air selama masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tebu memiliki ukuran yang kecil dan kerdil. Kelebihan air karena hujan akan mengakibatkan kadar gula dalam batang menurun sehingga rendemen tebu akan berkurang. Pertumbuhan tebu pada daerah tanah yang terendam air akan menyebabkan tanaman tebu mati karena sifat akar tanaman tebu yang mudah busuk Wardojo, 1996. Masalah drainase biasanya tidak ditemukan di daerah yang bertanah poros dan mempunyai muka air tanah dalam  1m. Masalah drainase timbul terutama di daerah tanah berat, muka air tanah yang dangkal dan daerah yang datar. Pembuatan saluran drainase dimulai dari pembuatan got keliling berukuran 60 – 90 cm dengan kedalaman 100 – 120 cm. Kemudian got mujur yang berukuran 60 – 80 cm dengan kedalaman 50 –75 cm. Jarak antar got mujur ini 50 – 125 m. Tegak lurus dengan got mujur dibuat got malang dengan ukuran 40 – 50 cm dengan kedalaman 30 – 40 cm. Jarak antar got malang ini adalah 10 m Wardojo,1996. Sistem Reynoso merupakan salah satu cara drainase. Menurut Nahdodin 1993, prinsip dari sistem Reynoso ini adalah membuat jaringan drainase dan irigasi pada petak blok-kebun-adfeling. Penggunaan alat-alat mekanis tidak optimal pada sistem ini. Penggunaan alat-alat mekanis lebih baik pada sistem alur. Alur berfungsi membuang kelebihan air. Kelebihan air ini disalurkan pada got malang dan got mujur. Perbedaan sistem alur dengan sistem Reynoso yaitu pada sistem alur, ukuran dan tata letak dapat diatur dan disesuaikan dengan pemakaian alat-alat mekanis maupun tanaman.

C. Ditcher