Pengujian Limbah Kulit Kopi Terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang
TPF ugml x 45 TPF ugBK g =
BK x 5 BK = berat kering 1 g tanah lembab
5 = berat tanah yang digunakan g 45 = volume larutan yang ditambahkan ke dalam contoh tanah ml
Analisis Silikat Kasar
Analisis silikat kasar sesuai dengan metoda yang dikembangkan Association Official Agriculture Chemists 2000. Abu dalam pinggan platina bekas penetapan
kadar abu dibasahi dengan air bebas ion panas. Ditambahkan 3 ml HCl pekat dan diuapkan sampai kering di atas penangas air. Pengerjaan ini diulangi dua kali lagi.
Kemudian ditambahkan 1 ml HC pekat dan 20 ml air bebas ion panas. Dipanaskan di atas penangas air selama 5 menit. Selanjutnya disaring dengan kertas saring dan
dibilas empat kali dengan air bebas ion panas. Kertas saring yang berisi endapan silikat dipindahkan ke dalam cawan kuarsa yang telah dipijarkan dan diketahui
bobotnya. Dipijarkan dalam tanur mula-mula pada suhu 300
o
C selama setengah jam dan dilanjutkan hingga 600
o
C selama tiga jam hingga tinggal endapan putih SiO
2
. Lakukan pendinginan selama 45 menit dalam eksikator dan timbang. Kandungan silikat kasar dihitung dengan menggunakan rumus:
Kadar SiO
2
= bobot SiO
2
bobot contoh asal x 100 x fk Keterangan :
100 = faktor konversi ke
fk = faktor koreksi kadar air = 100100
– kadar air
Analisis Populasi Mikroba
Analisis populasi mikroba dilakukan sebelum tanam dan sesudah perlakuan. Setiap sampel tanah diambil sebanyak 10 g, kemudian ditambahkan dengan
larutan NaCl 8,5 gram1 liter sebanyak 90 ml dimasukkan dalam erlemenyer, Suspensi tanah dihomogenkan dengan shaker 150 rpm selama 30 menit.
Pengenceran dilakukan hingga 10
-6
. Pada pengenceran 10
-4
, suspensi diambil 0,1 ml dengan pipet mikrometer, disebar pada media PDA dengan 3 ulangan dan
diinkubasi pada suhu ruang selama 5-7 hari. Pengenceran 10
-6
diambil sebanyak 0,1 ml, ditumbuhkan pada media NA dengan tiga ulangan dan diinkubasi pada
suhu ruang selama 5-7 hari. Pengamatan koloni berupa jumlah dan keanekaragaman populasi mikroba. Isolasi dilakukan secara aseptik di laminar air
flow. Populasi koloni bakteri ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :
Populasi mikroba cfu = Koloni mikroba satu jenis yg tumbuh
Tingkat pengenceran x volume yg disebarkan Analisis Jaringan Tanaman NPK dan Tanah
Analisis contoh tanah dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat kimia tanah, aktivitas kitinase tanah, dehidrogenase tanah dan populasi miroba tanah
setelah dilakukan perlakuan. Pengukuran kimia tanah antara lain: C-organik dengan metode Walkley and Black; N-total dengan metode Kjeldahl; P dan K
potensial dengan HCl 25; nilai tukar kation dan KTK dengan metode NH
4
- Acetat 1 N, pH 7.
Analisis jaringan tanaman dilakukan untuk dapat melihat seberapa jauh kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan mempergunakannya serta
kemampuan mencegah invasi patogen lebih lanjut dalam jaringan tanaman. Analisis jaringan tanaman sesuai dengan metoda Sudjadi et al 1971. Timbang
2.000 g contoh daun tanaman ukuran 2 mm, dimasukkan ke dalam botol kocok dan ditambahkan 10 ml HCl 25 lalu kocok dengan mesin kocok selama 5 jam.
Masukkan ke dalam tabung reaksi, dibiarkan semalam atau disentrifuse. Pipet 0,5 ml ekstrak jernih contoh ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 9,5 ml air bebas ion
pengenceran 20 x dan dikocok. Pipet 2 ml ekstrak contoh encer dan deret standar masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 10 ml larutan pereaksi pewarna P dan dikocok. Dibiarkan selama 30 menit, lalu ukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
889 nm. Untuk kalium, ekstrak contoh encer dan deret standar K diukur langsung dengan alat SSA secara Emisi. Kandungan analisis jaringan diukur dengan
menggunakan rumus: Kadar P potensial mg P
2
O
5
100 g
-1
= ppm kurva x ml ekstrak1.000 ml x 100 g g contoh
-1
x fp x 142190 x fk = ppm kurva x 101.000 x 1002 x 20 x 142190 x fk
= ppm kurva x 10 x 142190 x fk Kadar K potensial mg K
2
O 100 g
-1
= ppm kurva x 10 x 9478 x fk Keterangan:
ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret
standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko. fk
= faktor koreksi kadar air = 100100 – kadar air
fp = faktor pengenceran 20
142190 = faktor konversi bentuk PO
4
menjadi P
2
O
5
9478 = faktor konversi bentuk K menjadi K
2
O
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dan pengendalian hama. Penyiraman
dilakukan setiap
hari selama
berlangsungnya penelitian.
Pengendalian hama dilakukan secara mekanis. Pengendalian mekanis tergantung dengan jenis hama yang menyerang. Hama kumbang dikendalikan dengan cara
menggelar kain putih didekat pangkal batang kemudian menggoyang- goyangkan tanaman lada, sehingga kumbang berjatuhan Sartono dan Andoko
2005.
Denah Penelitian
Gambar 4.2 Tata letak penelitian pengaruh kompos dan limbah kulit kopi pada tanah terinfestasi.
Analisis Kemungkinan Ada Keterkaitan antara Kimia dan Fisik Tanah dengan Keparahan Penyakit
Analiasis yang dilakukan untuk melihat kemungkinan ada peran antara kimia dan fisik tanah terhadap keparahan penyakit menggunakan analisis
komponen utama AKU. Hasil analisis lengkap dari 4 lokasi kebun lada yang sudah diperoleh digunakan untuk menghitung hubungannya dengan data
keparahan penyakit di lokasi yang sama. Analisis multivariat ini menggunakan program SAS 9.1 for windows Aguilera dan Campbell 1997.
Hasil dan Pembahasan Pengujian Pengaruh Kulit Kopi terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang
pada Lahan yang Sudah Terinfestasi
Limbah kulit kopi yang diolah menjadi kompos ataupun dijadikan ekstrak cair ternyata dapat digunakan sebagai pengendali penyakit busuk pangkal batang.
Melihat dari perkembangan penyakit akibat perlakuan pemberian limbah kopi dalam bentuk ekstrak mampu menekan keparahan penyakit di bawah 20
Gambar 4.3. Hal ini tentu suatu hal yang menjanjikan untuk bisa mengembangkan pemakaian limbah kopi sebagai suatu cara menekan serangan
P. capsici.