14 Tabel 4. Ringkasan ciri-ciri penting bahan pengisi biofilter yang biasa digunakan
Ciri-ciri Kompos Gambut Tanah
Karbon aktif, perlit
dan bahan lembam
lain Bahan
sintetis
densitas populasi
mikroorganisme endogenous
tinggi Sedang- rendah
tinggi Tidak ada
Tidak ada
area permukaan
sedang tinggi Rendah- sedang
tinggi tinggi
permeabilitas udara
sedang tinggi rendah Sedang- tinggi
Sangat tinggi
konsentrasi nutrien
tinggi Sedang-tinggi
tinggi Tidak ada
Tidak ada
Kapasitas penyerapan
polutan
sedang sedang sedang Rendah- tinggi
Tidak ada- tinggi, sangat
tinggi
waktu pemakaian
2-4 tahun 2-4 tahun
30 tahun 5 tahun
15 tahun
biaya rendah rendah Sangat
rendah Sedang-
tinggi Sangat tinggi
pemakaian umum
Mudah, efektifitas
biaya Sedang,
masalah pengendalian
air Mudah,
aktifitas biofilter
rendah Butuh
nutrien, mungkin
mahal Hanya
prototype atau
biotrickling filter
Sumber : Devinny et al. 1999
E. KORAL
Terumbu karang dapat berkembang baik di daerah tropis dan mampu menahan nutrien dalam sistemnya sehingga berfungsi sebagai kolam untuk
menampung segala masukkan dari luar. Tiap nutrien yang dihasilkan dapat digunakan langsung oleh tumbuhan tanpa mengedarkannya terlebih dahulu ke
perairan Nybakken, 1992. Terumbu karang adalah endapan masif yang
15 merupakan hasil akhir dari kombinasi dinamika produksi kalsium karbonat
oleh alga berkapur, organisme-organisme lain penghasil kalsium karbonat dan hewan karang dengan erosi terumbu akibat faktor biologis dan fisik Webber
dan Thurman, 1991. Keberhasilan terbentuknya karang pembentuk terumbu dengan alga mikroskopik uniseluler dinoflagellata Symbiodinium
microadriaticum , yang umum disebut zooxanthellae.
Koral merupakan penyusun utama dari terumbu karang. Koral termasuk anggota filum Cnidaria, klas Anthozoa, dan ordo Madreporaria atau
Scleractinia . Koral memiliki kerangka luar dari kalsium karbonat CaCO
3
. Pada umumnya karang hidup secara koloni. Koloni karang dengan kerangka-
kerangka yang padat dan keras dari CaCO
3
tidak akan rusak oleh gelombang yang kuat. Karang akan mati karena terlalu lama di udara terbuka Nybakken,
1992. Proses kalsifikasi adalah proses mineralisasi karikoblast epidermis.
Bahan utama yang digunakan dalam proses kalsifikasi sebenarnya merupakan hasil sekresi metabolisme. Pembentukkan CaCO
3
tergantung kepada kecepatan pemindahan asam karbonat pada proses kalsifikasi Suharsono,
1984. Menurut pengamatan laboratoris terbentuknya endapan kalsium karbonat adalah sebagai berikut :
Ca
2+
+ 2HCO
3 -
Q CaHCO
3 2
Q CaCO
3
+ H
2
CO
3
CaCO
3
aroganit kristal inilah yang mengendap dan membentuk karang Sya`rani, 1982. Asam karbonat H
2
CO
3
berubah menjadi ion hidrogen H
+
dan karbonat HCO
3 -
yang cenderung berubah menjadi H
2
O dan CO
2
. semua reaksi ini terjadi di dalam tubuh karang, dimana pembentukkan air dan karbondioksida dipercepat oleh adanya enzim
anhydrase Mapstone, 1990. Zooxanthellae memanfaatkan hasil-hasil metabolisme dari terumbu karang yang berupa bahan-bahan organik dan
respirasi CO
2
dari terumbu karang, yang digunakan untuk proses fotosintesa. Di dalam air CHO tidak stabil dalam bentuk 2 HCO
3 -
, yang kemudian mengikat kalsium Ca
2+
dari perairan yang akan membentuk CaHCO
3 2
yang berada dalam keadaan stabil Suharsono, 1984. Apabila proses ini berjalan
cepat, maka keseimbangan akan bergeser ke arah kanan, dan terurai menjadi
16 CaCO
3
+ H
2
CO
3
. Hal ini terjadi setiap hari dan pusat pendepositan CaCO
3
adalah pada siang hari dimana proses asimilasi mencapai level tertinggi Mapstone, 1990.
Hewan karang atau polip memperoleh energi dalam bentuk makanan dan oksigen langsung dari zooxanthellae dimana hal ini sangat membantu
pertumbuhan dari polip karang itu sendiri. Sebaliknya, zooxanthellae yang hidup pada jaringan karang, selain memperoleh tempat berlindung dari
pemangsa, dapat juga memakai karbondioksida yang dihasilkan polip karang dari proses respirasi, nutrien-nutrien PO
4 3-
, NH
3 -
dan produk-produk metabolisme lainnya urea, asam amino yang berasal dari ekskresi karang
untuk proses fotosintesis Burke et al., 2002. Zooxanthellae
adalah algae bersel tunggal dengan ukuran mikroskopis berwarna coklat dan memerlukan cahaya matahari untuk berfotosintesa.
Warna coklat dari algae ini mempengaruhi sebagian besar warna karang, sehingga hampir semua karang berwarna coklat walaupun sebenarnya karang
juga mempunyai pigmen sendiri Suharsono, 1996. Dalam kondisi perairan tertentu zooxanthellae dapat keluar dari karang misalnya sebagai akibat dari
stress lingkungan kecerahan yang kurang atau berlebihan, salinitas rendah, suhu terlalu tinggi atau adanya penyakit yang menimpa karang tersebut dan
menyebabkan karang menjadi putih Veron, 1993.
F. ARANG AKTIF