BIOFILTER ARANG AKTIF 1. Kinerja Penghilangan Amoniak

38 agar selalu berada dalam rentang 6-8, karena Nitrosomonas sp. dapat tumbuh dengan baik pada rentang pH tersebut. Nilai pH awal lubang 1, lubang 2, lubang 3 berturut-turut adalah 7.91, 7.97, 8.1. Kondisi ini berubah dengan adanya akumulasi inlet dalam bahan. Setelah hari ke-7, pH lubang 1, lubang 2, lubang 3 berturut-turut adalah 8.79, 8.43, 8.36. Kemudian pada hari ke-14, pH turun, berturut-turut 7.75, 7.75, 7.83. Demikian halnya pada hari ke-17, berturut-turut pH biofilter adalah 7.77, 7.04, 7.88. Pada hari ke-21, pH biofilter masih netral. Berturut-turut lubang 1, lubang 2, lubang 3 adalah 7.8, 7.1, 7.86. Penurunan pH ini mengindikasikan tumbuhnya bakteri pengoksidasi amoniak. Amoniak yang bersifat basa akan dioksidasi menjadi nitrit yang bersifat asam. Asam nitrit ini akan dioksidasi menjadi nitrat yang bersifat asam pula. Selain itu karena adanya pengaruh bahan pengisi koral yang mengandung ion Ca 2+ dari bahan pengisi koral. Menurut Spotte et al., 1970 jika kapur CaCO 3 ditambahkan ke dalam air akan terjadi reaksi dengan CO 2 bebas dan membentuk ion bikarbonat CaHCO 3 2 yang merupakan buffer utama serta mampu menetralkan setiap penambahan CO 2 . Bear 1917 menambahkan, adanya sistem buffer yang dapat menjaga terjadinya perubahan pH selama berlangsungnya proses oksidasi limbah organik.

C. BIOFILTER ARANG AKTIF 1. Kinerja Penghilangan Amoniak

Secara umum, kolom arang aktif memiliki efisiensi kurang dari 95 seperti yang di tunjukkan pada Gambar 10a. Konsentrasi inlet awal amoniak yang ditambahkan 0.33 ppm, kolom mempunyai efisiensi 82 . Kemudian konsentrasi dinaikkan sampai 0.24 ppm, efisiensi berangsur naik menjadi 90, namun setelah itu efisiensi berfluktuasi dari 42-86, dengan konsentrasi inlet berkisar antara 0.26 – 0.27 ppm. Nitrat yang terbentuk karena oksidasi amoniak adalah 2111.60 ppm. Nilai ini mengalami kenaikan 39 dari jumlah nitrat sebelumnya, hal ini menunjukkan adanya aktifitas oksidasi terhadap amoniak oleh bakteri Nitrosomonas sp dan bakteri heterotrof. Konsentrasi nitrat yang terbentuk ini berbanding lurus dengan jumlah bakteri yang tumbuh. Pada Gambar 13a memperlihatkan adanya kecenderungan jumlah bakteri Nitrosomonas sp. mengalami kenaikan terutama pada lubang 2. Hal ini dikarenakan pada lubang 2 bakteri cenderung terjerat secara stabil. Adanya proses penambahan air pada tiap tujuh hari sekali, guna mempertahankan kadar air, maka bakteri akan lebih mudah luruh dari bahan pengisi, hal ini terjadi terutama pada lubang 1 dan 3. Demikian halnya pada Gambar 13b memperlihatkan jumlah bakteri heterotrof pun mengalami kenaikan jumlah bakteri dibanding dengan H-0. Pada hari ke-10 sampai hari ke-14, konsentrasi inlet yang diberikan berkisar antara 0.35 – 1.07 ppm, efisiensi kolom berfluktuasi 52-99. Pada masa ini, diketahui jumlah bakteri cenderung naik. Kenaikan ini diikuti pula oleh kenaikan kadar air bahan pengisi. Daya dukung lingkungan semacam ini, membuat efisiensi biofilter cenderung lebih stabil meskipun konsentrasi inlet terus ditambah. Pada hari ke-14, nitrat yang terbentuk mengalami kenaikan, yaitu mencapai 2101.80 ppm. Kenaikan ini setara dengan kesesuaian lingkungan bahan pengisi biofilter. Kemudian mengalami penurunan jumlah nitrat yang terbentuk karena jumlah sel bakteri juga mengalami penurunan. Kecenderungan ini setara dengan penurunan kadar air dan kenaikan pH. Kenaikan pH disebabkan sedikitnya amoniak yang teroksidasi menjadi nitrit yang bersifat asam, sedangkan kadar air berpengaruh bagi terbentuknya biofilm pada bahan pengisi. Konsentrasi inlet yang ditambahkan terus dinaikkan. Pada hari ke-16 sampai 26, efisiensi cenderung stabil pada kisaran 87-100 . Inlet yang ditambahkan berkisar antara 0.69 - 3.12 ppm. Nilai ini dipengaruhi oleh kadar air berkisar antara 20 -30. Nilai ini mempengaruhi jumlah amoniak yang terjerap dalam air dan efektifitas terbentuknya nitrat. 40 0.5 1 1.5 2 2.5 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 p en ye rap an g -N k g ar a n g ke ri n g inlet outlet 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 7 14 17 21 23 26 Hari ke - pH L-1 L-2 L-3 500 1000 1500 2000 2500 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 N itr a t y a n g te rb e n tuk pp m 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 K o n s en tr as i N H 3 p p m 20 40 60 80 100 E fi s ie n s i Inlet Outlet Efisiensi b Gambar 10. Perubahan penyerapan gas NH 3 oleh biofilter dengan bahan pengisi arang aktif diinokulasi dengan Nitrosomonas sp. a konsentrasi inlet-outlet gas, b penyerapan NH 3 , c pembentukkan NO 3 - , d perubahan nilai pH. d c a 41 Selama 28 hari biofilter dioperasikan, konsentrasi inlet yang diberikan antara 0.24 – 3.12 ppm dengan outlet berkisar antara 0.001 – 0.23 ppm. Persen penghilangan amoniak oleh biofilter berkisar antara 42 – 100 . Beban yang ditambahkan antara 0.08 – 2.01 g-Nkg-arang aktifhari kering sehingga biofilter memiliki kapasitas penyerapan 0.41 g-Nkg-arang aktifhari kering seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.

4. Analisa Kinetika Biofilter

Kinetika dilakukan setelah biofilter beroperasi selama 26 hari dengan efisiensi biofilter terakhir 87 . Gambar 12a menunjukkan kinetika dilakukan selama 42 jam, dengan konsentrasi inlet jam pertama adalah 1.63 ppm, efisiensi turun menjadi 86 . Pada jam ke-2, efisiensi naik menjadi 99 dengan inlet sebesar 1.61 ppm. Gambar 11. Kapasitas penyerapan biofilter arang aktif terhadap beban 0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2 beban g-Nkg arang kering pe ny e ra pa n g -N k g a ra n g k e ri ng 42 Gambar 12. Analisa kinetika biofilter dengan bahan pengisi arang aktif dinokulasi dengan Nitrosomonas sp. a perubahan konsentrasi inlet-outlet selama kinetika, b analisis kinetika penghilangan NH 3 . 1 2 3 4 5 6 7 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 Jam ke - K ons e n tr a s i N H 3 ppm 20 40 60 80 100 e fi s ie n s i Inlet Outlet efisiensi y = 354.28x + 2246.2 R 2 = 0.8898 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 5 10 15 20 25 C ln C ln R Efisiensi ini bertahan sampai pada jam ke-15, dengan konsentrasi inlet 5.13 ppm. Pada jam ke-16 sampai jam ke-31, efisiensi bertahan pada 97 dengan konsentrasi inlet antara 4.25 - 5.77 ppm. Kemudian konsentrasi inlet dinaikkan lagi antara 3.80 – 4.15 ppm, dalam hal ini efisiensi turun hingga mencapai 90. Konsentrasi inlet dinaikkan kembali hingga efisiensi menjadi 53. Penurunan efisiensi ini diberikan inlet sebesar 4.66 – 5.60 ppm. Analisa kinetika biofilter arang aktif ditunjukkan Gambar 12b, diketahui biofilter mempunyai nilai penghilangan amoniak maksimum, Vm, b a 43 sebesar 0.0029 g-Nkg bahan kering dan nilai kejenuhan konstan, Ks, adalah 6.34 ppm.

3. Jumlah Sel Bakteri dan Kadar Air

Perubahan kadar air ditunjukkan pada Gambar 13c. Kadar air kolom hari ke-7, berturut-turut lubang 1, lubang 2, lubang 3 adalah 26.08 , 23.23 , 24.93 . Diketahui nilai logaritma jumlah sel Nitrosomonas sp. adalah 5.20 selg-contoh, 8.04 selg-contoh, 5.85 selg-contoh dan bakteri heterotrof 5.40 cfug-contoh, 7 cfug-contoh, 7 cfug-contoh. Kadar air yang mengalami penurunan ini membuat amoniak yang terlarut dalam air pun sedikit, sehingga bakteri tidak dapat secara optimal mengoksidasi amoniak. Hal ini disebabkan biofilm belum terbentuk dengan baik sehingga polutan yang bersifat basa terus menerus teradsorb di dalam biofilm yang kemudian menyebabkan pH cenderung lebih tinggi. Pada hari ke-21, bakteri Nitrosomonas sp. sudah mati pada lubang 1 dan lubang 2, tetapi lubang 3 masih terdapat bakteri dengan nilai logaritma sebesar 1.04 selg-contoh. Hal ini didukung dengan keberadaan kadar air sebesar 28.05 pada lubang 3, sedangkan bakteri heterotrof jumlahnya cenderung menurun yaitu dengan nilai logaritmanya berturut-turut lubang 1, lubang 2, lubang 3 adalah 2.60 cfug-contoh, 2.30 cfug-contoh, 3.30 cfug- contoh. Demikian halnya pada hari ke-24, bakteri yang hidup hanya bakteri heterotrof dengan nilai logaritmanya berturut-turut lubang 1, lubang 2, lubang 3 adalah 2.85 cfug-contoh, 2.95 cfug-contoh, 3.70 cfug-contoh. Perubahan jumlah bakteri ini diperlihatkan pada Gambar 13 a untuk bakteri Nitrosomonas sp. dan Gambar 13 b untuk bakteri heterotrof. 44 20 25 30 35 40 45 7 14 21 26 Hari ke - Kad a r Ai r L-1 L-2 L-3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 14 21 26 N ila i L o g a ri tm a J u m la h S e l N it ro s om on a s L-1 L-2 L-3 1 2 3 4 5 6 7 8 7 14 21 26 N ila i L o g a ri tm a J u m la h S e l H e te ro tr o f L-1 L-2 L-3

4. Pengamatan pH

Nilai pH pada biofilter kolom arang aktif cenderung basa, berturut- turut lubang 1, lubang 2, lubang 3 adalah 7.01, 7.02, 7.81. Nilai yang netral ini dipertahankan dengan pemberian dolomit sebelum biofilter dioperasikan, dengan tujuan agar pH tetap netral dan tidak cepat menjadi basa. Setelah tujuh hari biofilter beroperasi nilai pH cenderung menjadi basa, hal ini menunjukkan bahan pengisi arang aktif sangat sensitif terhadap penyerapan Gambar 13. Perubahan jumlah sel bakteri pengoksidasi NH 3 selama pengoperasian biofilter arang aktif. a grafik untuk pertumbuhan Nitrosomonas sp., b grafik untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, c kadar air, L-1 : lubang 1, L-2 : lubang 2, L-3 : lubang 3. b c a 45 NH 3 . Menurut Allport 1982, arang aktif mempunyai sifat penyerapan yang selektif, lebih menyukai bahan-bahan non polar daripada bahan polar. Dibanding dengan bahan-bahan adsorben komersial lainnya, arang aktif memiliki aktivitas dengan spektrum penyerapan yang luas, stabilitas fisik dan kimia yang sangat baik dan mudah dibuat dari bahan-bahan yang banyak tersedia seperti bahan-bahan buangan. Nilai pH tersebut berturut- turut lubang 1, lubang 2, lubang 3 adalah 9.4, 9.52, 9.6. Perubahan nilai pH ini diperlihatkan Gambar 10d. Pada hari ke-14, nilai pH mengalami kenaikan kemudian cenderung stabil dengan nilai tersebut pada hari ke 21 dan 26. Pada hari ke-26, pH mencapai 9 pada lubang 1, 9.10 pada lubang 2, 9.26 pada lubang 3. Nilai ini merupakan rentang Nitrosomonas sp. tidak dapat mengoksidasi amoniak. Menurut Wheaton et al., 1994 derajat keasaman pH berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba nitrifikasi dan menghambat kecepatan atau laja degradasi senyawa amonium dalam proses nitrifikasi. Mikroba nitrifikasi menjadi non aktif pada kondisi pH 6 dan pH 10. Nilai optimum bagi pertumbuhan mikroba nitrifikasi adalah 6 – 9. Boyd, 1995 menambahkan proses nitrifikasi paling cepat terjadi pada pH 7 – 8.

D. BIOFILTER TANAH 1. Kinerja Penghilangan Amoniak