Objek Penelitian Visi TinjauanAtas Penyusunan Dan Pelaksanaan Realisasi APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Pada Bagian Akuntansi Dan PelaporanPemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

36 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian adalah suatu informasi akuntansi, dan yang akan diteliti oleh penulis mengenai penyusunan dan pelaksanaan realisasi anggaran pada Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Menurut Husein Umar 2005:303 mengemukakan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut: “Objek penelitian adalah menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian.juga dimana dan kapan penelitian yang dilakukan, bias juga ditambahkan dengan hal- hal lain jika dianggap perlu”. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan objek yang akan diteliti oleh peneliti yang akan dijadikan sebagai informasi. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah penyusunan dan pelaksanaan realisasi APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau tata cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencari data, baik berupa data primer ataupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan dianalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga mendapat kebenaran data-data yang akan diperoleh. Menurut Sugiono 2005:1 pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah disini berarti kegiatan kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diikuti oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara- cara yang digunakan. Sedangkan sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif. Menurut Moh Nazir 2003:54 pengertian metode deskriftif adalah sebagai berikut: “Metode Deskriftif adalah suatu metode dalam meneliti status manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Lebih lanjut dikemukakan bahwa metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, yang pada akhirnya metode digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penyusunan dan pelaksanaan realisasi anggaran pendapatan belanja daerah pada Instansi pemerintah provinsi Jawa Barat.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Jonathan Sarwono 2006:79 pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut: “Desain Penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah berlansungnya proses penelitian secara besar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian merupakan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik, karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beriku: 1. Adanya fenomena dalam suatu penelitian, yaitu fenomena yang terjadi pada Instansi pemerintah provinsi jawa barat. 2. Menetapkan judul yang diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti dan yang menjadi masalah dalam penelitian. Dimana judul penelitian ini adalah tinjauan penyusunan dan pelaksanaan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. 3. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan, dan identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Alasan terjadinya keterlambatan dalam penyusunan anggaran yang terjadi pada instansi Pemerintah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. b. Laporan pertanggungjawaban yang dilaporkan mengalami pengunduran waktu pada instansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. 4. Melihat, mengumpulkan dan menganalisis data-data mengenai prosedur penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD pada Instansi Daerah Provinsi Jawa Barat. 5. Melakukan pembahasan terhadap masalah yang melalui data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan. 6. Melaporkan hasil dari penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interprestasi data dan mengajukan beberapa saran untuk dimasa yang akan datang.

3.2.2 Operasionalisasi variabel

Variabel penelitian pada dasarnya suatu yang berbentuk apa saja, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel juga merupakan atribut dari bidang keilmuan tertentu. Menurut Jonatha Sarwono 2006:28, menyatakan bahwa: “ operasionalisasi variabel adalah yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel- variabel”. Berdasarkan penegrtian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas independent variabel. Pengertian variabel independent variabel bebas menurut Jonathan Sarwono dan Tutty Martadiredja 2008:107 , bahwa: Variabel dari penelitian ini adalah penyusunan dan pelaksanaan anggran pendapatan belanja daerah APBD dimana indikatornya adalah mekanisme penyusunan dan pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut: “variabel bebas adalah variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi”. Operasionalisasi variabel penelitian ini, penulis menggunakan variabel dengan judul yaitu Tinjauan Atas Penyusunan dan Pelaksanaan Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Dimana indicator dari penyusunan dan pelaksanaan APBD adalah sebagai berikut: 1. Penetapan APBD 2. Penyerahan Rancangan DPA-SKPD 3. Pengesahan Rancangan DPA-SKPD Pengumpulan informasi mengenai variabel ini diperoleh berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan yanf pada akhirnya diukur berdasarakan skala rasio. Menurut Jonathan Sarwono 2006:63 mengenai skala pengukuran rasio adalah sebagai berikut: “skala pengumpulan rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 nol empiris absolute”. Table 3.1 Operasional Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Definisi anggaran Menurut

M. Munandar

2006:01 suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang Mekasnisme prosedur penyusuna anggaran: 1. Penetapan APBD 2. Penyerahan rancangan DPA-SKPD 3. Pengesahan rancangan DPA-SKPD. Permendagri No. 13 Tahun 2006 Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Studi lapangan field research Yaitu penulis melakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke objek yang dituju yaitu Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Adapun cara yang penulis lakukan dalam penelitian lapangan ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara interview Yaitu dalam mengumpulkan data-data dengan cara wawancarai atau mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan lansung yaitu bagian keuangan APBD dengan masalah yang penulis teliti dan mulai dipelajari dan disimpulkan. b. Pengamatan Observasi Penulis mengadakan pengamatan lansung pada Instansi pemerintah Provinsi jawa barat pada bagian Akuntansi dan pelaporan dengan maksud untuk mengetahui dengan jelas kegiatan yang dilakukan pada Instansi tersebut. c. Dokumentasi documentation Yaitu mengumpulkan bahan tertulis berupa data-data yang diperoleh dari Instansi pmerintah Provinsi jawa barat adalah penyusunan dan pelaksanaan realisasi anggaran. 2. Studi Pustaka Library Research Yaitu pengumpualan data-data dari literatur, dari sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah, membaca dan mempelajari buku- buku untuk memperoleh data-data yang berkaitan, buku yang dijadikan sumber adalah Akuntansi Sektor Publik.

3.2.3 Metode Analisis

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, diinterprestasikan untuk menyederhanakan data penelitian yang sangat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Untuk mencapai suatu kesimpulan atas data yang berhasil dikumpulkan dan dianalisis, maka proses yang akan dilakukan adalah menyusun kriteria yang didasarkan pada data yang dikumpulkan baik hasil pnelitian kepustakaan maupun dari gambaran umum yang dijadikan objek penelitian. Setelah data yang diperlukan terkumpul dan dirasakan cukup untuk menyusun laporan ini, maka penulis melakukan proses pengolahan data secara manual, meliputi: 1. Melakukan tinjauan terhadap prosedur penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah APBD pada Instansi pemerintah provinsi jawa barat. 2. Melakukan tinjauan terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah APBD pada Instansi pemerintah provinsi jawa barat. 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Sekretariat Daerah provinsi jawa barat merupakan koordinator pengelolaan keuangan daerah dan mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam pelaksanaan tugas pemerintah.

4.1.1 Gambaran Umun Perusahaan

Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah, yang pembentukannya berdasarkan Undang-ndang Nomor 22 tahun 1999 pasal 68 ayat 1 dan peraturan pemerintah nomor 84 tahun 2000 pasal 1 ayat 2 yang kemudian dibentuk berdasarkan peraturan daerah nomor 13 tahun 2000 tentang sekertariat daerah. Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 6 ayat 1 Sekretariat daerah merupakan koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 huruf a berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah. Tugas pokok sekretariat daerah yaitu membantu Gubernur dalam pelaksanaan tugas pemerintah, organisasi dan tata laksana serta memberi pelayanan administratif kepada seluruh perangkat pemerintah. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya tersebut, Sekretariat Daerah juga berfungsi sebagai : 1. Pengkoordinasi perumusan kebijakan pemerintah daerah 2. Penyelenggaraan Administrasi pemerintah dan pelaksanaan pelayanan admnistrasi kepada seluruh perangkat pemerintah daerah. 3. Pengendalian sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintah daerah. 4. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dengan tugas dan fungsinya. Biro Keuangan merupakan salah satu unsur dari organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang bertugas mengelola seluruh keuangan organisasi tersebut. Sejak tahun 1950 segala urusan keuangan daerah dipegang oleh Biro Keuangan yang berkantor di Jl. Gereja No. 5 Bandung. Pada tahun 1967, Biro Keuangan dipindahkan ke Gedung Kerta Mukti di Jl. Braga No. 137 Bandung, Dengan tugas dan fungsi yang sama. Kemudian pada tahun 1968, Biro Keuangan diganti menjadi administrator Bidang keuangan yang disesuaikan dengan struktur organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai assist. III . dengan diterbitkannya peraturan daerah Tk I Jawa Barat No. 1 Tahun 1993 tentang susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tk 1 Jawa Barat dan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang baru penggunaan Biro Keuangan ini digunakan sampai sekarang dengan tugas dan fungsi yang sama. Biro Keuangan mempunyai tugas pokok dalam mengkoordinasikan pengelolaan keuangan daerah yang meliputi keseluruhan kegiatan dalam rangka proses pelaksanaan administrasi APBD, yang terdiri dari : a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Penatausahaan d. Pertanggungjawaban Selain itu, Biro Keuangan memiliki fungsi dalam mengelola keuangan daerah sebagai berikut: 1. Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan APBD, meliputi kegiatan penatausahaan sampai dengan pengendalian Administrasi pengelolaan Keuangan Daerah. 2. Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka laporan pertanggungjawaban Gubernur dan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan di Bidang Keuangan Daerah. 3. Melaksanakan pengendalianpengawasan preventif pelaksanaan APBD. 4. Menyelenggarakan pembinaan kepada aparat pengelolaan keuangan daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan keuangan secara khusus. Sebagai salah satu organisasi pemerintahan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memiliki Visi dan Misi dalam menjalankan tugas dan fungsi untuk melayani masyarakat khususnya warga di daerah Provinsi Jawa Barat.

a. Visi

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Jawa Barat serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat adalah “Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”. Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Provinsi Jawa Barat dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup nasional, regional, maupun global. Penjabaran makna dari Visi Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut : - Mandiri adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government, energi, infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air. - Dinamis adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman serta berkontribusi dalam proses pembangunan. - Sejahtera adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan. Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi Provinsi Jawa Barat, yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang ingin dicapai.

b. Misi